Anda di halaman 1dari 18

KATA PENGANTAR

kami ucapkan puja dan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang mana
dengan rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan penulisan makalah dengan judul
“ KISTA OVARIUM” Makalah ini di susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan
Maternitas. Kami mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing Keperawatan
Maternitas dan kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini,
walaupun kami sadar bahwa makalah ini mungkin jauh dari sempurna.
Unuk itu maka kami mengharapkan kritik dan saran sebagai tambahan pengetahuan
bagi Kami di dalam penyusunan makalah-makalah yang selanjutnya.
Harapan Kami, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua, Amien…

Banjarmasin, 10 Maret 2017

Penyusun
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kista ovarium merupakan salah satu bentuk penyakit repoduksi yang banyak
menyerang wanita.Kista atau tumor merupakan bentuk gangguan yang bisa dikatakan
adanya pertumbuhan sel-sel otot polos pada ovarium yang jinak.Walaupun demikian
tidak menutup kemungkinan untuk menjadi tumor ganas atau kanker. Perjalanan
penyakit ini sering disebut sillent killer atau secara diam diam menyebabkan banyak
wanita yang tidak menyadari bahwa dirinya sudah terserang kista ovarium dan hanya
mengetahui pada saat kista sudah dapat teraba dari luar atau membesar.
Kista ovarium adalah benjolan yang membesar, seperti balon yang berisi
cairan yang tumbuh di indung telur. Kista tersebut disebut juga kista fungsional
karena terbentuk selama siklus menstruasi normal atau setelah telur dilepaskan
sewaktu ovulasi. Kista ovarium yang bersifat ganas disebut juga kanker ovarium.
Kanker ovarium merupakan pembunuh yang diam-diam, karena memang seringkali
pasien tidak merasakan apa-apa, kalapun terjadi keluhan biasanya sudah lanjut
(Benson dkk, 2008).
The American Cancer Society memperkirakan bahwa pada tahun 2014, sekitar
21.980 kasus baru kanker ovarium akan didiagnosis dan 14.270 wanita akan
meninggal karena kanker ovarium di Amerika Serikat. Angka kejadian kista ovarium
tertinggi ditemukan pada negara maju, dengan rata-rata 10 per 100.000, kecuali di
Jepang (6,5 per 100.000). Insiden di Amerika Selatan (7,7 per 100.000) relatif tinggi
bila dibandingkan dengan angka kejadian di Asia dan Afrika (WHO, 2010).
Manifestasi klinis yang terjadi dapat berupa ketidaknyamanan pada abdomen,
sulit buang air kecil, nyeri panggul, dan nyeri saat senggama serta gangguan
menstruasi. Adanya gangguan menstruasi ini menyebabkan masyarakat berpendapat
bahwa wanita yang mengalami kista ovarium akan mengalami kemandulan
(infertilitas). Hal ini dapat menimbulkan kecemasan pada pasiennya.
Penatalaksanaan medis yang dapat dilakukan pada pasien dengan kista
ovarium adalah dengan pemberian obat hormonal dan pembedahan. Pada pasien
paska pembedahan kista ovarium akan mengalami masalah yang berhubungan dengan
nyeri, resiko infeksi, kurang perawatan diri serta sebagai masalah yang mengganggu
kebutuhan dasar lainnya. Peran perawat diperlukan untuk mengatasi masalah –
masalah, antara lain dengan mengajarkan teknik manajemen nyeri dengan
memberikan kompres hangat dan mengajarkan teknik relaksasi yaitu latihan tarik
nafas dalam untuk membantu mengurangi rasa nyeri, membantu perawatan luka post
operasi dengan teknik aseptik untuk menghindari terjadinya infeksi, membantu
memenuhi kebutuhan personal hygiene untuk memberikan rasa nyaman dan
mempertahankan kebersihan tubuh. Tindakan keperawatan yang dilakukan tersebut
ialah untuk mencegah terjadinya komplikasi sehingga asuhan keperawatan pada
Pasien post operasi kista ovarium dapat dilakukan secara optimal.

B. Rumusan Masalah
C. Tujuan

2.1 Apa yang dimaksud kista ovarium?


2.2 Apa yang menyebabkan kista ovarium?
2.3 Tanda dan gejalanya?
2.4 jenis – jenis kista?
2.5 Bagaimana cara Pengobatannya?

1.3Tujuan
1 Untuk mengetahui apa yang dimaksud kista ovarium?
2 untuk mengetahuiapa yang menyebabkan kista ovarium?
3 untuk mengetahui apagejalanya?
4 untuk mengetahui jenis – jenis kista?
5 Bagaimana cara pengobatannya?
BAB 11

LAPORAN PENDAHULUAN KISTA OVARIUM/ KISTOMA OVARII

Browse » Home » Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan Lengkap » LAPORAN


PENDAHULUAN KISTA OVARIUM/ KISTOMA OVARII

KISTA OVARIUM/ KISTOMA OVARII

A. DEFINISI
§ Kista adalah kantong berisi cairan, kista seperti balon berisi air, dapat tumbuh di mana saja
dan jenisnya bermacam-macam (Jacoeb, 2007).
§ Kista adalah suatu bentukan yang kurang lebih bulat dengan dinding tipis, berisi cairan atau
bahan setengah cair (Soemadi, 2006).
§ Kista ovarium merupakan suatu pengumpulan cairan yang terjadi pada indung
telur atau ovarium. Cairan yang terkumpul ini dibungkus oleh semacam selaput
yang terbentuk dari lapisan terluar dari ovarium ( Agusfarly, 2008).
§ Kista ovarium adalah pertumbuhan sel yang berlebihan/abnormal pada ovarium yang
membentuk seperti kantong. Kista ovarium secara fungsional adalah kista yang dapat
bertahan dari pengaruh hormonal dengan siklus mentsruasi. (Lowdermilk, dkk. 2005)

B. JENIS - JENIS KISTA OVARIUM


Menurut etiologi, kista ovarium dibagi menjadi 2, yaitu :

1. Kista non neoplasma. Disebabkan karena ketidak seimbangan hormon esterogen dan
progresterone diantaranya adalah :
§ Kista non fungsional. Kista serosa inklusi, berasal dari permukaan epitelium yang berkurang di
dalam korteks.
§ Kista fungsional
o Kista folikel, disebabkan karena folikel yang matang menjadi ruptur atau folikel yang tidak
matang direabsorbsi cairan folikuler di antara siklus menstruasi. Banyak terjadi pada wanita
yang menarche kurang dari 12 tahun.
o Kista korpus luteum, terjadi karena bertambahnya sekresi progesterone setelah ovulasi.
o Kista tuba lutein, disebabkan karena meningkatnya kadar HCG terdapat pada mola
hidatidosa.
o Kista stein laventhal, disebabkan karena peningkatan kadar LH yang menyebabkan
hiperstimuli ovarium.

2. Kista neoplasma
§ Kistoma ovarii simpleks adalah suatu jenis kista deroma serosum yang kehilangan epitel
kelenjarnya karena tekanan cairan dalam kista.
§ Kistodenoma ovarii musinoum. Asal kista ini belum pasti, mungkin berasal dari suatu teratoma
yang pertumbuhanya I elemen mengalahkan elemen yang lain
§ Kistadenoma ovarii serosum. Berasal dari epitel permukaan ovarium (Germinal ovarium)
§ Kista Endrometreid. Belum diketahui penyebab dan tidak ada hubungannya dengan
endometroid
§ Kista dermoid. Tumor berasal dari sel telur melalui proses patogenesis

C. ETIOLOGI
Kista ovarium terbentuk oleh bermacam sebab. Penyebab inilah yang
nantinya akan menentukan tipe dari kista. Diantara beberapa tipe kista ovarium,tipe folikuler
merupakan tipe kista yang paling banyak ditemukan. Kista jenis ini terbentuk oleh karena
pertumbuhan folikel ovarium yang tidak terkontrol. Folikel adalah suatu rongga cairan yang
normal terdapat dalam ovarium. Padakeadaan normal, folikel yang berisi sel telur ini
akan terbuka saat siklus menstruasiuntuk melepaskan sel telur. Namun pada beberapa kasus,
folikel ini tidak terbuka sehingga menimbulkan bendungan carian yang nantinya akan menjadi
kista.Cairan yang mengisi kista sebagian besar berupa darah yang keluar akibatdari perlukaan
yang terjadi pada pembuluh darah kecil ovarium. Pada beberapa kasus, kista dapat pula diisi
oleh jaringan abnormal tubuh seperti rambut dan gigi.Kista jenis ini disebut dengan Kista Dermoid.

D. PATHWAY DAN PATOFISIOLOGI


Setiap hari, ovarium normal akan membentuk beberapa kista kecil yang disebut
Folikel de Graff. Pada pertengahan siklus, folikel dominan dengan diameter lebih dari 2.8 cm
akan melepaskan oosit mature. Folikel yang rupture akan menjadi korpus luteum, yang pada
saat matang memiliki struktur 1,5 – 2 cm dengan kista ditengah-tengah. Bila tidak terjadi
fertilisasi pada oosit, korpus luteum akan mengalami fibrosis dan pengerutan secara
progresif. Namun bila terjadi fertilisasi, korpus luteum mula-mula akan membesar kemudian
secara gradual akan mengecil selama kehamilan.
Kista ovari yang berasal dari proses ovulasi normal disebut kista fungsional dan
selalu jinak. Kista dapat berupa folikular dan luteal yang kadang-kadang disebut kista theca-
lutein. Kista tersebut dapat distimulasi oleh gonadotropin, termasuk FSH dan HCG. Kista
fungsional multiple dapat terbentuk karena stimulasi gonadotropin atau sensitivitas terhadap
gonadotropin yang berlebih. Pada neoplasia tropoblastik gestasional (hydatidiform mole dan
choriocarcinoma) dan kadang-kadang pada kehamilan multiple dengan diabetes, HCg
menyebabkan kondisi yang disebut hiperreaktif lutein. Pasien dalam terapi infertilitas,
induksi ovulasi dengan menggunakan gonadotropin (FSH dan LH) atau terkadang
clomiphene citrate, dapat menyebabkan sindrom hiperstimulasi ovari, terutama bila disertai
dengan pemberian HCG.
Kista neoplasia dapat tumbuh dari proliferasi sel yang berlebih dan tidak terkontrol
dalam ovarium serta dapat bersifat ganas atau jinak. Neoplasia yang ganas dapat berasal dari
semua jenis sel dan jaringan ovarium. Sejauh ini, keganasan paling sering berasal dari epitel
permukaan (mesotelium) dan sebagian besar lesi kistik parsial. Jenis kista jinak yang serupa
dengan keganasan ini adalah kistadenoma serosa dan mucinous. Tumor ovari ganas yang lain
dapat terdiri dari area kistik, termasuk jenis ini adalah tumor sel granulosa dari sex cord sel
dan germ cel tumor dari germ sel primordial. Teratoma berasal dari tumor germ sel yang
berisi elemen dari 3 lapisan germinal embrional; ektodermal, endodermal, dan mesodermal.
Endometrioma adalah kista berisi darah dari endometrium ektopik. Pada sindroma ovari
pilokistik, ovarium biasanya terdiri folikel-folikel dengan multipel kistik berdiameter 2-5
mm, seperti terlihat dalam sonogram. Kista-kista itu sendiri bukan menjadi problem utama
dan diskusi tentang penyakit tersebut diluar cakupan artikel ini.
Pathway
E. TANDA DAN GEJALA
Sebagian besar kista ovarium tidak menimbulkan gejala, atau hanya sedikit nyeri
yang tidak berbahaya. Tetapi adapula kista yang berkembang menjadi besar dan
menimpulkan nyeri yang tajam. Pemastian penyakit tidak bisa dilihat dari gejala-gejala saja
karena mungkin gejalanya mirip dengan keadaan lain seperti endometriosis, radang panggul,
kehamilan ektopik (di luar rahim) atau kanker ovarium.
Meski demikian, penting untuk memperhatikan setiap gejala atau perubahan ditubuh
Anda untuk mengetahui gejala mana yang serius. Gejala-gejala berikut mungkin muncul bila
anda mempunyai kista ovarium :

1. Perut terasa penuh, berat, kembung


2. Tekanan pada dubur dan kandung kemih (sulit buang air kecil)
3. Haid tidak teratur
4. Nyeri panggul yang menetap atau kambuhan yang dapat menyebar ke punggung
bawah dan paha.
5. Nyeri sanggama
6. Mual, ingin muntah, atau pengerasan payudara mirip seperti pada saat hamil.

Gejala-gejala berikut memberikan petunjuk diperlukan penanganan kesehatan segera:

1. Nyeri perut yang tajam dan tiba-tiba


2. Nyeri bersamaan dengan demam
3. Rasa ingin muntah

Kista Ovarium
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemastian diagnosis untuk kista ovarium dapat dilakukan dengan pemeriksaan:
1. Ultrasonografi (USG)
Tindakan ini tidak menyakitkan, alat peraba (transducer) digunakan untuk mengirim dan
menerima gelombang suara frekuensi tinggi (ultrasound) yang menembus bagian panggul,
dan menampilkan gambaran rahim dan ovarium di layar monitor. Gambaran ini dapat dicetak
dan dianalisis oleh dokter untuk memastikan keberadaan kista, membantu mengenali
lokasinya dan menentukan apakah isi kista cairan atau padat. Kista berisi cairan cenderung
lebih jinak, kista berisi material padat memerlukan pemeriksaan lebih lanjut.
2. Laparoskopi
Dengan laparoskopi (alat teropong ringan dan tipis dimasukkan melalui pembedahan kecil di
bawah pusar) dokter dapat melihat ovarium, menghisap cairan dari kista atau mengambil
bahan percontoh untuk biopsi.
3. Hitung darah lengkap
Penurunan Hb dapat menunjukkan anemia kronis.

G. PENATALAKSANAAN MEDIS
Pengobatan kiste ovarii yang besar biasanya adalah pengangkatan melalui tindakan
bedah. Jika ukuran lebar kiste kurang dari 5 cm dan tampak terisi oleh cairan atau fisiologis
pada pasien muda yang sehat, kontrasepsi oral dapat digunakan untuk menekan aktivitas
ovarium dan menghilangkan kiste.
Perawatan paska operatif setelah pembedahan serupa dengan perawatan
pembedahan abdomen. Penurukan tekanan intraabdomen yang diakibatkan oleh
pengangkatan kiste yang besar biasanya mengarah pada distensi abdomen yang berat,
komplikasi ini dapat dicegah dengan pemakaian gurita abdomen yang ketat.

H. PROSES PENYEMBUHAN LUKA


Tanpa memandang bentuk, proses penyembuhan luka adalah sama dengan yang
lainnya. Perbedaan terjadi menurut waktu pada tiap-tiap fase penyembuhan dan waktu
granulasi jaringan.
Fase-fase penyembuhan luka antara lain :
1. Fase I
Pada fase ini Leukosit mencerna bakteri dan jaringan rusak terbentuk fibrin yang menumpuk
mengisi luka dari benang fibrin. Lapisan dari sel epitel bermigrasi lewat luka dan membantu
menutupi luka, kekuatan luka rendah tapi luka dijahit akan menahan jahitan dengan baik.
2. Fase II
Berlangsung 3 sampai 14 hari setelah bedah, leukosit mulai menghilang dan ceruk mulai
kolagen serabut protein putih semua lapisan sel epitel bergenerasi dalam satu minggu,
jaringan ikat kemerahan karena banyak pembuluh darah. Tumpukan kolagen akan menunjang
luka dengan baik dalam 6-7 hari, jadi jahitan diangkat pada fase ini, tergantung pada tempat
dan liasanya bedah.
3. Fase III
Kolagen terus bertumpuk, hal ini menekan pembuluh darah baru dan arus darah menurun.
Luka sekarang terlihat seperti berwarna merah jambu yang luas, terjadi pada minggu ke dua
hingga enam post operasi, pasien harus menjaga agar tak menggunakan otot yang terkena.
4. Fase IV
Berlangsung beberapa bulan setelah pembedahan, pasien akan mengeluh, gatal disekitar luka,
walau kolagen terus menimbun, pada waktu ini menciut dan menjadi tegang. Bila luka dekat
persendian akan terjadi kontraktur karena penciutan luka dan akan terjadi ceruk yang berlapis
putih.

I. KOMPLIKASI
Beberapa ahli mencurigai kista ovarium bertanggung jawab atas terjadinya kanker
ovarium pada wanita diatas 40 tahun. Mekanisme terjadinya kanker masih belum jelas namun
dianjurkan pada wanita yang berusia diatas 40 tahun untuk melakukan skrining atau deteksi
dini terhadap kemungkinan terjadinya kanker ovarium.
Faktor resiko lain yang dicurigai adalah penggunaan kontrasepsi oral terutama yang
berfungsi menekan terjadinya ovulasi. Maka dari itu bila seorang wanita usia subur
menggunakan metode konstrasepsi ini dan kemudian mengalami keluhan pada siklus
menstruasi, lebih baik segera melakukan pemeriksaan lengkap atas kemungkinan terjadinya
kanker ovarium.

J. PENGAKAJIAN KEPERAWATAN
1. Identitas klien
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, agama dan alamat, serta data
penanggung jawab
2. Keluhan klien saat masuk rumah sakit
Biasanya klien merasa nyeri pada daerah perut dan terasa ada massa di daerah abdomen,
menstruasi yang tidak berhenti-henti.
3. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat kesehatan sekarang
Keluhan yang dirasakan klien adalah nyeri pada daerah abdomen bawah, ada pembengkakan
pada daerah perut, menstruasi yang tidak berhenti, rasa mual dan muntah.
b. Riwayat kesehatan dahulu
Sebelumnya tidak ada keluhan.
c. Riwayat kesehatan keluarga
Kista ovarium bukan penyakit menular/keturunan.
d. Riwayat perkawinan
Kawin/tidak kawin ini tidak memberi pengaruh terhadap timbulnya kista ovarium.
4. Riwayat kehamilan dan persalinan
Dengan kehamilan dan persalinan/tidak, hal ini tidak mempengaruhi untuk tumbuh/tidaknya
suatu kista ovarium.
5. Riwayat menstruasi
Klien dengan kista ovarium kadang-kadang terjadi digumenorhea dan bahkan sampai
amenorhea.
6. Pemeriksaan Fisik
Dilakukan mulai dari kepala sampai ekstremitas bawah secara sistematis.
a. Kepala
1) Hygiene rambut
2) Keadaan rambut
b. Mata
1) Sklera : ikterik/tidak
2) Konjungtiva : anemis/tidak
3) Mata : simetris/tidak
c. Leher
1) pembengkakan kelenjer tyroid
2) Tekanan vena jugolaris.
d. Dada
Pernapasan
1) Jenis pernapasan
2) Bunyi napas
3) Penarikan sela iga
e. Abdomen
1) Nyeri tekan pada abdomen.
2) Teraba massa pada abdomen.
f. Ekstremitas
1) Nyeri panggul saat beraktivitas.
2) Tidak ada kelemahan.
g. Eliminasi, urinasi
1) Adanya konstipasi
2) Susah BAK
7. Data Sosial Ekonomi
Kista ovarium dapat terjadi pada semua golongan masyarakat dan berbagai tingkat umur,
baik sebelum masa pubertas maupun sebelum menopause.
8. Data Spritual
Klien menjalankan kegiatan keagamaannya sesuai dengan kepercayaannya.
9. Data Psikologis
Ovarium merupakan bagian dari organ reproduksi wanita, dimana ovarium sebagai penghasil
ovum, mengingat fungsi dari ovarium tersebut sementara pada klien dengan kista ovarium
yang ovariumnya diangkat maka hal ini akan mempengaruhi mental klien yang ingin
hamil/punya keturunan.
10. Pola kebiasaan Sehari-hari
Biasanya klien dengan kista ovarium mengalami gangguan dalam aktivitas, dan tidur karena
merasa nyeri
11. Pemeriksaan Penunjang
Data laboratorium
a. Pemeriksaan Hb
b. Ultrasonografi
Untuk mengetahui letak batas kista.

K. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Preoperasi
a. Nyeri kronis b/d ageninjuri biologi
b. Cemas b/d diagnosis dan rencana pembedahan
c. PK perdarahan
2. Post operasi
a. Nyeri akut b/d agen injuri fisik
b. Resiko infeksi b/d tindakan invasif dan pembedahan
c. Deficit perawatan diri b.d imobilitas (nyeri paska pembedahan)

L. RENCANA KEPERAWATAN
Pre Operasi

RENCANA KEPERAWATAN
DIANGOSA
NO KEPERAWATAN DAN TUJUAN (NOC) INTERVENSI (NIC)
KOLABORASI
1. Nyeri akut b.d agen injuri Setelah dilakukan asuhan keperawatan Pain Management
biologi selama 3x24 jam diharapkan nyeri pasien
§ Lakukan pengkajian nyeri
berkurang
karakteristik, durasi, frekue
NOC :
§ Observasi reaksi nonverbal d
v Pain Level,
§ Gunakan teknik komun
v Pain control,
pengalaman nyeri pasien
v Comfort level
§ Kaji kultur yang mempengar
Kriteria Hasil :
§ Evaluasi pengalaman nyeri m
v Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab
§ Evaluasi bersama pasien
nyeri, mampu menggunakan tehnik
ketidakefektifan kontrol nye
nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri,
§ Bantu pasien dan keluar
mencari bantuan)
dukungan
v Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan
§ Kontrol lingkungan yang d
menggunakan manajemen nyeri
ruangan, pencahayaan dan k
v Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas,
§ Kurangi faktor presipitasi ny
frekuensi dan tanda nyeri)
§ Pilih dan lakukan penangana
v Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri
berkurang dan inter personal)
v Tanda vital dalam rentang normal § Kaji tipe dan sumber nyeri un
§ Ajarkan tentang teknik non f
§ Berikan analgetik untuk men
§ Evaluasi keefektifan kontrol
§ Tingkatkan istirahat
§ Kolaborasikan dengan dokte
tidak berhasil
2. Kecemasan bd diagnosis Setelah dilakukan asuhan keperawatan NIC :
dan pembedahan selama 3x 24 jam diharapakan cemasi Anxiety Reduction (penur
terkontrol · Gunakan pendekatan yan
NOC : · Nyatakan dengan jelas ha
v Anxiety control · Jelaskan semua prosed
v Coping prosedur
Kriteria Hasil : · Temani pasien untuk m
v Klien mampu mengidentifikasi dan takut
mengungkapkan gejala cemas · Berikan informasi fa
v Mengidentifikasi, mengungkapkan dan prognosis
menunjukkan tehnik untuk mengontol
· Dorong keluarga untuk m
cemas · Lakukan back / neck rub
v Vital sign dalam batas normal · Dengarkan dengan penuh
v Postur tubuh, ekspresi wajah, bahasa tubuh
· Identifikasi tingkat kecem
dan tingkat aktivitas menunjukkan
· Bantu pasien mengenal s
berkurangnya kecemasan · Dorong pasien untuk
persepsi
· Instruksikan pasien meng
· Barikan obat untuk meng
3. PK: Perdarahan Setelah dilakukan asuhan keperawatan
· Monitor tanda-tanda perd
selama 3x24 jam diharapakan pasien
· Awasi petheciae, ekimos
menunjukkan perdarahan dapat
· Monitor vital sign
diminimalkan · Catat perubahan mental
· Hindari aspirin
· Awasi HB dan factor pem
· Berikan vitamin tambaha

Post Operasi

RENCANA KEPERAWATAN
DIANGOSA
NO KEPERAWATAN DAN TUJUAN (NOC) INTERVENSI (NIC)
KOLABORASI
1. Nyeri akut b.d agen injuri Setelah dilakukan asuhan keperawatan Pain Management
fisik selama 3x24 jam diharapkan nyeri pasien
§ Lakukan pengkajian nyeri
berkurang
karakteristik, durasi, frekue
NOC :
§ Observasi reaksi nonverbal d
v Pain Level,
§ Gunakan teknik komun
v Pain control,
pengalaman nyeri pasien
v Comfort level
§ Kaji kultur yang mempengar
Kriteria Hasil :
§ Evaluasi pengalaman nyeri m
v Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab
§ Evaluasi bersama pasien
nyeri, mampu menggunakan tehnik
ketidakefektifan kontrol nye
nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri,
§ Bantu pasien dan keluar
mencari bantuan)
dukungan
v Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan
§ Kontrol lingkungan yang d
menggunakan manajemen nyeri
ruangan, pencahayaan dan k
v Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas,
§ Kurangi faktor presipitasi ny
frekuensi dan tanda nyeri)
§ Pilih dan lakukan penangana
v Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri
dan inter personal)
berkurang
§ Kaji tipe dan sumber nyeri un
v Tanda vital dalam rentang normal
§ Ajarkan tentang teknik non f
§ Berikan analgetik untuk men
§ Evaluasi keefektifan kontrol
§ Tingkatkan istirahat
§ Kolaborasikan dengan dokte
tidak berhasil

2. Resiko infeksi b.d Setelah dilakukan asuhan keperawatan Infection Control (Kontro
penurunan pertahanan selama 3x 24 jam diharapakan infeksi
· Bersihkan lingkungan se
primer terkontrol · Pertahankan teknik isola
NOC : · Batasi pengunjung bila p
v Immune Status · Instruksikan pada pen
v Knowledge : Infection control berkunjung dan setelah berk
v Risk control · Gunakan sabun antimikr
Kriteria Hasil : · Cuci tangan setiap sebelu
v Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi · Gunakan baju, sarung tan
v Mendeskripsikan proses penularan
· Pertahankan lingkungan
penyakit, factor yang mempengaruhi
· Ganti letak IV perifer
penularan serta penatalaksanaannya, dengan petunjuk umum
v Menunjukkan kemampuan untuk mencegah
· Gunakan kateter intermi
timbulnya infeksi kencing
v Jumlah leukosit dalam batas normal · Tingktkan intake nutrisi
v Menunjukkan perilaku hidup sehat · Berikan terapi antibiotik

Infection Protection (prot


· Monitor tanda dan gejala
· Monitor hitung granulosi
· Monitor kerentanan terha
· Batasi pengunjung
· Saring pengunjung terha
· Partahankan teknik aspes
· Pertahankan teknik isola
· Berikan perawatan kuliat
· Inspeksi kulit dan me
panas, drainase
· Ispeksi kondisi luka / ins
· Dorong masukkan nutris
· Dorong masukan cairan
· Dorong istirahat
· Instruksikan pasien untuk
· Ajarkan pasien dan kelua
· Ajarkan cara menghinda
· Laporkan kecurigaan inf
· Laporkan kultur positif
3. Deficit personal hyegene Setelah dilakukan asuhan keperawatan Personal hyegene manage
b.d imobilitas (nyeri selama 3x24 jam diharapakan pasien
· Kaji keterbatasan pasien
pembedahan) menunjukkan kebersihan diri · Berikan kenyamanan pa
NOC : pasien (oral,tubuh,genital)
v Kowlwdge : disease process · Ajarkan kepada pasien p
v Kowledge : health Behavior · Ajarkan kepada keluar
Kriteria Hasil : pasien
v Pasien bebas dari bau
v Pasien tampak menunjukkan kebersihan
v Pasien nyaman

DAFTAR PUSTAKA

A.Price, Sylvia. 2006. Patofisiologi, kosep klinis proses-proses penyakit. Jakarta : EGC.

Lowdermil, Perta. 2005. Maternity Women’s Health Care. Seventh edit.

Mansjoer, Arief dkk. (2001). Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapus.

Manuaba. (2008). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana. Jakarta:EGC.

Mc Closky & Bulechek. (2000). Nursing Intervention Classification (NIC). United States of
America:Mosby.

Meidian, JM. 2000. Nursing Outcomes Classification (NOC). United States of America:Mosby.

William Helm, C. Ovarian Cysts. 2005. American College of Obstetricians and Gynecologists ( cited
2005 September 16 ). Available at http://emedicine.com
Winknjosastro, Hanifa. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.

Anda mungkin juga menyukai