PENDAHULUAN
2.1 Mastitis
2.1.1 Pengertian Mastitis
Mastitis merupakan suatu proses peradangan pada satu atau lebih
segmen payudara yang mungkin disertai infeksi atau tanpa infeksi. Dalam
proses ini dikenal pula istilah stasis ASI, mastitis tanpa infeksi, dan
mastitis terinfeksi. Apabila ASI menetap di bagian tertentu payudara,
karena saluran tersumbat atau karena payudara bengkak, maka ini disebut
stasis ASI. Bila ASI tidak juga dikeluarkan, akan terjadi peradangan
jaringan payudara yang disebut mastitis tanpa infeksi, dan bila telah
terinfeksi bakteri disebut mastitis terinfeksi (IDAI, 2013).
2.1.2 Etiologi
Infeksi payudara biasanya disebabkan oleh bakteri yang banyak
ditemukan pada kulit yang normal yaitu Staphylococcus aureus. Bakteri
ini seringkali berasal dari mulut bayi yang masuk ke dalam saluran air
susu melalui sobekan atau retakan di kulit pada putting susu.Mastitis
biasanya terjadi pada wanita yang menyusui dan paling sering terjadi
dalam waktu 1-3 bulan setelah melahirkan. Sekitar 1-3 % wanita menyusui
mengalami mastitis pada beberapa minggu pertama setelah melahirkan.
Soetjiningsih (1997) dalam Mardiani., D (2018) menyebutkan
bahwa peradangan pada payudara (Mastitis) disebabkan oleh hal-hal
sebagai berikut:
2.1.10 Prognosis
Prognosis baik setelah dilakukan tindakan keperawatan dengan segera dan
keadaan akan menjadi fatal bila tidak segera diberikan atau dilakukan
tindakan yang adekuat
2.2 Nyeri pada Ibu Menyusui
2.2.1 Pengertian
Menyusui merupakan suatu proses alami, tetapi juga merupakan
suatu keterampilan yang perlu dipelajari ibu dan bayi, serta perlu waktu
dan kesabaran. Pada minggu pertama banyak ibu mengalami nyeri atau
ketidaknyamanan saat awal menyusui. Nyeri terjadi 15-20 detik pertama
saat bayi menarik puting ibu masuk ke dalam mulut bayi. Biasanya ringan
dan membaik dengan cepat. Nyeri pada puting atau payudara disebabkan
karena banyak hal tetapi penyebab tersering adalah karena posisi dan
pelekatan bayi pada payudara yang kurang tepat. Posisi dan pelekatan ini
merupakan hal yang mendasar dalam menentukan keberhasilan menyusui
selanjutnya. Tidak sedikit ibu memutuskan menghentikan menyusui
karena rasa nyeri atau tidak nyaman tersebut (IDAI, 2017). Masalah
menyusui yang sering terjadi diantaranya: bengkak payudara, kelainan
puting susu, puting nyeri dan lecet, puting datar atau terbenam, saluran
susu tersumbat, mastitis, dan abses pada payudara. Nyeri pada payudara
menyebabkan terjadinya bendungan asi (Nurul,2015).
2.2.2 Penyebab Nyeri Menyusui
Nyeri payudara tanpa luka biasanya sembuh dalam 10 hari setelah
lahir setelah ibu dan bayi belajar posisi dan pelekatan yang tepat dan juga
dilakukan perawatan payudara yang tepat.. Penyebab dari nyeri puting atau
payudara menurut IDAI (2017), antara lain:
a. Infeksi pada payudara seperti infeksi karena jamur ditandai dengan
puting berwarna merah, nyeri, gatal, terasa panas, nyeri dirasakan
selama atau setelah menyusui. Mulut bayi terdapat bercak putih.
Infeksi bakteri pada puting atau payudara: mastitis, abses
b. Masalah pada bayi: Mekanisme menghisap abnormal, Ankiloglosia
(tongue tie)
c. Sumbatan pada saluran laktiferus
d. Trauma pada puting/payudara karena penggunaan pompa payudara
e. Dermatosis pada payudara : kelainan pada kulit payudara atau pada
puting karena iritan kulit dan biasanya ada faktor alergi (atopi)
2.3 Kompres Daun Kubis
2.3.1 Pengertian
Kubis mempunyai nama ilmiah Brassica Oleracea var Capitata dengan
nama daerah kol, kobis, kobis telur, kobis krop. Kubis yaitu jenis sayuran
yang banyak dikonsumsi dengan berbagai olahan yang mempunyai banyak
kandungan penting yang dibutuhkan oleh tubuh. Bagian yang digunakan
adalah daun (Halifah,2011).
2.3.2 Manfaat Daun Kubis
a. Kandungan zat aktifnya, sulforafan dan histidine dapat menghambat
pertumbuhan tumor, mencegah kanker kolon dan rektun, detoksikasi
senyawa kimia berbahaya, seperti kobalt, nikel dan tembaga yang
berlebihan di dalam tubuh, serta meningkatkan daya tahan tubuh untuk
melawan kanker.
b. Kandungan asam amino dalam sulfurnya juga berkhasiat menurunkan
kadar kolesterol yang tinggi, penenang saraf dan membangkitkan
semangat.
c. Kandungan senyawa sianohidroksibutena (CHB), sulforafan dan iberin
yang merangsang pembentukan glutation, suatu enzim yang bekerja
dengan cara menguraikan dan membuang zat-zat beracun yang beredar
di dalam tubuh.
d. Untuk pemakaian luar, daun kubis dapat digunakan untuk mengompres
bagian tubuh yang memar, membengkak atau nyeri sendi
e. Kubis baik untuk kesehatan tulang karena kubis mengandung beberapa
mineral penting bagi tubuh seperti magnesium, kalsium, dan potasium
yang sangat baik untuk kesehatan tulang sehingga tulang sehat dan
terhindar dari berbagai penyakit seperti osteoporosis (Sartika, 2017)
2.3.3 Kandungan Daun Kubis
Daun kubis segar mengandung air, protein, lemak, karbohidrat, serat,
kalsium, fosfor, besi, natrium, kalium, vitamin A, C, E, tiamin, riblovavin,
nicotinamide, kalsium dan beta karoten. Selain itu, juga mengandung
senyawa sianohidroksibutena (CHB), sulforafan dan iberin yang
merangsang pembentukan glutation, suatu enzim yang bekerja dengan cara
menguraikan dan membuang zat-zat beracun yang beredar di dalam tubuh.
Tingginya kandungan vitamin C dalam kubis dapat mencegah timbulnya
skorbut (scury). Adanya zat anthocyanin menyebabkan warna kubis dapat
berubah menjadi merah. Kandungan zat aktifnya, sulforafan dan histidine
dapat menghambat pertumbuhan tumor, mencegah kanker kolon dan
rektun, detoksikasi senyawa kimia berbahaya, seperti kobalt, nikel dan
tembaga yang berlebihan di dalam tubuh, serta meningkatkan daya tahan
tubuh untuk melawan kanker. Kandungan asam amino dalam sulfurnya
juga berkhasiat menurunkan kadar kolesterol yang tinggi, penenang saraf
dan membangkitkan semangat. Daun kubis dingin mengandung bahan
obat yang dapat mengurangi pembengkakan payudara. Biasanya kompres
daun kubis menunjukkan khasiatnya dalam waktu yang cukup cepat yaitu
dalam beberapa jam. Untuk pemakaian luar, daun kubis dapat digunakan
untuk mengompres bagian tubuh yang memar, membengkak atau nyeri.
Kubis dapat digunakan untuk terapi pembengkakan (Halifah,2011).
2.4 Hubungan Kompres Daun Kubis Dingin dengan Penurunan Nyeri pada
Ibu dengan Mastitis
Daun kubis mengandung enzim sinigrin dan rapine yang telah terbukti
menjadi sumber anti-oksidan yang baik bagi tubuh. Selain itu, senyawa
belerang yang terdapat pada daun kubis juga berfungsi sebagai
desinfektan,anti-bakteri, dan anti-inflamasi yang kemudian mempengaruhi
skala nyeri dan juga pembengkakan pada payudara ibu menyusui. Penelitian
oleh Wong,et al (2017) melakukan perbandingan penggunaan kompres daun
kubis dengan dengan gel dingin untuk mengurangi nyeri pada ibu menyusui.
Hasil yang didapatkan yaitu penggunaan kompres daun kubis efektif dalam
menurunkan nyeri. Efek dari kompres kubis dingin ini juga tidak hanya pada
saat dilakukan intervensi tetapi juga setelah pasca intervensi.
BAB III
KERANGKA KONSEP
3.1 Kerangka Konsep
Penyangga
Mastitis Nyeri
Puting lecet
Penyangga payudara terlalu ketat
Ibu memiliki diet jelek, kurang istirahat dan anemia
Penanganan Non - Farmakologi
Adanya
Dilatasi
kandungan
suhu yangsulfur
membantu
pada daun
pelebaran
kubis saluran
yang akan
ASImemvasolidasi
yang tersumbatcairan yang terbendung pada payu
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1 Desain Penelitian
Penelitian ini akan menggunakan jenis penelitian komparatif. Penelitian
komparatif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui dan atau
menguji perbedaan dan dilakukan untuk membandingkan suatu variabel
(objek penelitian), antara subjek yang berbeda atau waktu yang berbeda dan
menemukan hubungan sebab-akibatnya. (Sugiyono, 2017). Rancangan
penelitian ini adalah quasi - eksperimental menggunakan control group
dengan pre – post test design. Dalam desain penelitian ini, sampel pada
penelitian diobservasi tingkat intensitas nyeri selama kejadian mastitis
berlangsung, kemudian setelah diberi perlakuan sampel tersebut diobservasi
kembali. Kelompok sample akan diwawancara dan diobservasi terkait
intensitas nyeri yang dialami. Responden pada kelompok adalah ibu menyusui
yang mengalami keluhan mastitis. Metode dalam penelitian ini yaitu metode
kuantitatif karena data yang ditampilkan dalam hasil penelitian adalah berupa
angka-angka serta analisis dengan menggunakan statistik.
4.2 Kerangka Kerja
Populasi
Ibu menyusui yang mengalami mastitis
Sampling
Non – probability sampling dengan teknik purposive sampling
Sample
Jumlah 30 orang; 15 kelompok kontrol dan 15 kelompok intervensi
Pre-test Pre-test
Kelompok kontrol Kelompok perlakuan
(Sebelum dilakukan perlakuan) (Sebelum dilakukan perlakuan)
Perlakuan : Pemberian terapi standar Perlakuan : Pemberian terapi kompres kubis dingin
Analisa Data
Uji statistik untuk melihat perbedaan metode pendekatan terapi standar dengan terapi
kompres kubis dingin berdasarkan Hasil Pre-test dan Post-test