Anda di halaman 1dari 16

TUGAS – 1

K3 Listrik dan Penanggulan Kebakaran

Disusun Oleh :

No Nama NRP

1 Iswindarty Luciana 0517140095

2 Putri Rana Dewanti 0517140103

D4 LINTAS JENJANG

KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA

2017/2018
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
Kata Pengantar................................................................................................................................ 1
Daftar Isi............................................................................................................................................ 4
Bab I Pendahuluan......................................................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang Masalah...................................................................................................................... 5
1.2 Ruang Lingkup........................................................................................................................................ 6
1.3 Maksud dan Tujuan…….…..…………………………………………………………………………………5

1.3.1 Maksud…………..…….…………….………………………………………………………………………5

1.3.2 Tujuan..…………..…….…………….………………………………………………………………………5

1.4 Dasar Hukum………..…….…………………………………………………………….………………………5

1.4.1 K3 Listrik………..…….……………………………………………………………………………………5

1.4.2 Penanggulangan Kebakaran..………………………………………………………………………5

Bab II Hasil Pengamatan.............................................................................................................. 4


2.1 Profil Perusahaan................................................................................................................................. 5
2.2 Kondisi Area Kerja................................................................................................................................ 5
2.3 Temuan dan Fakta…………………………………………………………………………………………......5

2.3.1 Observasi Apar……………………………………………………………………………………………5

2.3.2 Observasi Hydrant………………………………………………………………………………………5

2.3.3 Observasi Sprinkler.……………………………………………………………………………………5

2.3.4 Observasi Smoke Detector..…………………………………………………………………………5

2.3.5 Observasi Jalur Evakuasi dan Tangga Darurat………………………………………………5

2.3.6 Observasi Instalasi Listrik……………………………………………………………………………5

Bab III Analisis................................................................................................................................. 4


3.1 Penanggulangan Kebakaran............................................................................................................. 5
3.2 Instalasi Listrik...................................................................................................................................... 5
Bab IV Analisis................................................................................................................................. 4
4.1 Kesimpulan............................................................................................................................................. 5
4.2 Saran.......................................................................................................................................................... 5
Bab V Penutup................................................................................................................................. 4
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Negara Indonesia merupakan negara berkembang, hal ini ditunjukan dengan
banyaknya pembangunan yang sedang dilakukan di Indonesia. Dewasa ini kita
melihat bahwa pertumbuhan industri, perkantoran, teknologi dan perdagangan di
Indonesia semakin meningkat. Salah satu tolak ukur peningkatannya adalah
perekonomian Indonesia yang saat ini semakin meningkat. Peningkatan
perekonomian di Indonesia tidak lepas dari keterlibatan tenaga kerja. Namun
dalam pelaksanaannya seringkali terjadi kecelakaan yang menimpa tenaga kerja.
Hal ini tidak lepas dari buruknya penerapan Keselamatan dan Kesehatan
Kerja(K3). Kondisi keselamatan dan kesehatan kerja (K3) perusahaan di Indonesia
secara umum diperkirakan termasuk rendah. Pada tahun 2009 Indonesia
menempati posisi yang buruk jauh di bawah Singapura, Malaysia, Filipina dan
Thailand. Kondisi tersebut mencerminkan kesiapan daya saing perusahaan
Indonesia di dunia internasional masih sangat rendah. Indonesia akan sulit
menghadapi pasar global karena mengalami ketidakefisienan pemanfaatan tenaga
kerja (produktivitas kerja yang rendah). Padahal kemajuan perusahaan sangat
ditentukan peranan mutu tenaga kerjanya. Karena itu disamping perhatian
perusahaan, pemerintah juga perlu memfasilitasi dengan peraturan atau aturan
perlindungan Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Nuansanya harus bersifat
manusiawi atau bermartabat. Keselamatan kerja telah menjadi perhatian di
kalangan pemerintah dan bisnis sejak lama. Faktor keselamatan kerja menjadi
penting karena sangat terkait dengan kinerja karyawan dan pada gilirannya pada
kinerja perusahaan. Semakin tersedianya fasilitas keselamatan kerja semakin
sedikit kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja.
Di era globalisasi dan pasar bebas WTO dan GATT yang akan berlaku tahun 2020
mendatang, kesehatan dan keselamatan kerja merupakan salah satu prasyarat
yang ditetapkan dalam hubungan ekonomi perdagangan barang dan jasa antar
negara yang harus dipenuhi oleh seluruh negara anggota, termasuk bangsa
Indonesia. Untuk mengantisipasi hal tersebut serta mewujudkan perlindungan
masyarakat pekerja Indonesia; telah ditetapkan Visi Indonesia Sehat 2010 yaitu
gambaran masyarakat Indonesia di masa depan, yang penduduknya hidup dalam
lingkungan dan perilaku sehat, memperoleh pelayanan kesehatan yang bermutu
secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah salah satu bentuk
upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran
lingkungan, sehingga dapat mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan kerja dan
penyakit akibat kerja yang pada akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan
produktivitas kerja. Kecelakaan kerja tidak saja menimbulkan korban jiwa maupun
kerugian materi bagi pekerja dan pengusaha, tetapi juga dapat mengganggu proses
produksi secara menyeluruh, merusak lingkungan yang pada akhirnya akan
berdampak pada masyarakat luas. Jenis kecelakaan kerja sendiri banyak sekali,
antara lain kecelakaan kerja industri, kecelakaan kerja listrik, kecelakaan kerja
lingkungan hidup dan sebagainya. Untuk mengantisipasi kecelakaan kerja tersebut
kita harus menerapkan K3 yang terkait dengan kecelakaan tersebut. Salah satunya
adalah K3 listrik untuk menghindari kecelakaan kerja listrik.

1.2 Ruang Lingkup


Dalam makalah ini penulis akan membahasan kesehatan keselamatan kerja
listrik dan penanggulanngannya, yang meliputi pengertian alat penanggulangan
kebakaran karena K3 listrik, dan kesesuaian dilapangan dengan peraturan
perundangan yang berlaku.

1.3 Maksud dan Tujuan


1.3.1 Maksud
Maksud penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pertama K3 listrik
dan mempelajari kesesuaian antara teori penaggulangan kebakaran akibat K3
listrik dan yang ada dilapangan.

1.3.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui jenis jenis penanggulangan kebakaran sesuai dengan
peraturan yang berlaku.
2. Untuk mengetahui penerapan penanggulangan kebakaran yang ada di
Onshore receiving Facilities PT. P
3. Untuk melatih insting identifikasi penanggulangan kebakaran.

1.4 Dasar Hukum


1.4.1 K3 Listrik
Menurut Mangkunegara (2002) Keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu
pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik
jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja pada khususnya, dan manusia pada
umumnya, hasil karya dan budaya untuk menuju masyarakat adil dan makmur.
Menurut Suma’mur (2001), keselamatan kerja merupakan rangkaian usaha untuk
menciptakan suasana kerja yang aman dan tentram bagi para karyawan yang
bekerja di perusahaan yang bersangkutan. Menurut Simanjuntak (1994),
Keselamatan kerja adalah kondisi keselamatan yang bebas dari resiko kecelakaan
dan kerusakan dimana kita bekerja yang mencakup tentang kondisi bangunan,
kondisi mesin, peralatan keselamatan, dan kondisi pekerja . Mathis dan Jackson
(2002), menyatakan bahwa Keselamatan adalah merujuk pada perlindungan
terhadap kesejahteraan fisik seseorang terhadap cedera yang terkait dengan
pekerjaan. Kesehatan adalah merujuk pada kondisi umum fisik, mental dan
stabilitas emosi secara umum. Menurut Ridley, John (1983) yang dikutip oleh Boby
Shiantosia (2000), mengartikan Kesehatan dan Keselamatan Kerja adalah suatu
kondisi dalam pekerjaan yang sehat dan aman baik itu bagi pekerjaannya,
perusahaan maupun bagi masyarakat dan lingkungan sekitar pabrik atau tempat
kerja tersebut. Jackson (1999, p. 222), menjelaskan bahwa Kesehatan dan
Keselamatan Kerja menunjukkan kepada kondisi-kondisi fisiologis-fisikal dan
psikologis tenaga kerja yang diakibatkan oleh lingkungan kerja yang disediakan
oleh perusahaan. Rangkaian usaha untuk menciptakan suasana kerja yang aman
dan tentram terhadap listrik adalah dengan beberapa hal, yaitu :
1. Standarisasi Instalasi listrik
Dengan standarisasi maka mencapai keseragaman antara lain mengenai Ukuran ,
bentuk dan mutu barang. Cara menggambar dan cara kerja Dengan makin rumitnya
konstruksi dan makin meningkatnya jumlah dan jenis barang yang dihasilkan,
standarisasi menjadi suatu keharusan. Standarisasi juga mengurangi pekerjaan tangan
maupun pekerjaan otak. Dengan tercapainya standarisasi, mesin-mesin dn alat-alat
dapat dipergunakan secara lebih baik dan lebih efisien, sehingga dapat menurunkan
harga pokok dan meningkatkan mutu. Standarisasi membatasi jumlah jenis bahan dan
barang, sehingga mengurangi kemungkinan terjadinya kesalahan.
2. Gambar Instalasi Listrik
Meliputi, rencana penempatan semua peralatan listrik yang akan dipasang dan
sarana peralatan, misalnya titik lampu, sakelar, kontak-kontak, perlengkapan hubung
bagi. Keselamatan dan Kesehatan Kerja Listrik Rencana penyambungan peralatan
listrik dengan alat pelayanannya misalnya antara lampu dengan sakelarnya, motor
dan pengasutnya dan sebagainya. Hubungan antara peralatan listrik dan sarana
pelayanannya dengan perlengkapan hubung bagi yang bersangkutan.Data teknis
penting dari setiap peralatan listrik yang akan dipasang
3. Gambar instalasi garis tunggal
Meliputi, diagram perlengkapan hubung bagi dengan keterangan
mengenai ukuran/daya nominal setiap komponen. Keterangan mengenai
beban yang terpasang dan pembaginya. Ukuran dan jenis hantaran yang akan
digunakan. Dan sistem pentanahannya.
Selain pada tahap instalasi harus sesuai dengan hal hal diatas, pemeriksaan dan
pengujian dibutuhkan untuk perawatan berkala. Pemeriksaan dan pengujian instalasi
listrik meliputi :
1. Tanda-tanda.
2. Peralatan listrik yang dipasang.
3. Cara pemasangannya.
4. Polaritasnya.
5. Pentanahannya.
6. Tahanan isolasi.
7. Continuenitas rangkaian.

1.4.2 Penanggulangan Kebakaran


Adapun beberapa langkah-langkah penanggulangan kebakaran, sebagai berikut:
A. Tindakan pencegahan / preventif
Segala upaya yang dilakukan agar kebakaran tidak terjadi kebakaran:
1. Memberikan penyuluhan, pendidikan dan pelatihan
2. Menempatkan barang-barang yang mudah terbakar di tempat yang aman dan
jauh dari api
3. Tidak merokok dan melakukan pekerjaan panas di tempat barang-barang
yang mudah terbakar
4. Tidak membuat sambungan listrik sembarangan
5. Tidak memasang steker listrik bertumpuk-tumpuk
6. Memasang tanda-tanda peringatan pada tempat yang mempunyai resiko
bahaya kebakaran tinggi
7. Menyediakan apar ditempat yang strategi
8. Matikan aliran listrik bila tidak digunakan
9. Buang puntung rokok di asbak dan matikan apinya

10. Bila akan menutup tempat kerja, periksa dahulu hal-hal yang dapat
menyebabkan kebakaran

B. Tindakan pemadaman / represif


tindakan yang dilakukan untuk memadamkan kebakaran sebagai upaya
memperkecil kerugian yang ditimbulkan dan mencegah agar kebakaran tidak
meluas. Teknik dan taktik penanggulangan kebakaran, yaitu:
1. Teknik penanggulangan kebakaran
Kemampuan maksimal dalam menggunakan peralatan yang tersedia guna
memadamkan kebakaran
2. Taktik penanggulangan kebakaran
Kemampuan maksimal tentang cara-cara yang digunakan dalam rangka
pemadaman kebakaran
C. Sistem pemadaman
System pemadaman terbagi menjadi tiga bagian, yaitu:
1. Sistem isolasi
Cara pemadaman dengan tidak member oksigen pada benda yang terbakar,
seperti menutup dengan karung basah dan menimbun dengan tanah, pasir,
atau lumpur.
2. Sistem pendinginan
Cara pemadaman dengan menurunkan suhu pada benda yang terbakar
seperti menyiram dengan air dan menimbun dengan daun atau batang pohon
yang mengandung air.
3. Sistem urai
Cara pemadaman dengan membagi-bagi benda yang terbakar menjadi bagian
kecil sehingga api mudah dikendalikan bila system isolasi dan pendinginan
tidak dapat dilakukan.
BAB II HASIL PENGAMATAN
2.1 Profil Perusahaan
Nama Perusahaan : Onshore receiving Facilities PT. P
Tempat : Gedung control
Alamat : Kawasan Industri Maspion V, Jl Sigma 201-2013, Manyar Gresik
Waktu : Rabu, 30 January 2019
Pukul : 12.00 – 15.00 WIB
Objek Observasi : Pengamatan norma K3 listrik dan penanggulangan kebakaran
2.2 Kondisi Area Kerja
2.3 Temuan dan Fakta
2.3.1 Observasi Apar
Tabel 2.1 Temuan dan Fakta Pengecekan APAR

Pengecekan Tanggal
No. No. APAR Type Lokasi Ket.
Terakhir Kadaluarsa
1. Dry Ruang Control Sudah

Chemical Utama sesuai

2. Dry Pantry Sudah

Chemical sesuai

3. Dry Ruang Kantor Sudah

Chemical sesuai

4. CO Ruang Panel Sudah

Listrik sesuai

5. CO Ruang Sudah

Telekomunikasi sesuai

2.3.2 Observasi Hydrant


Tabel 2.2 Temuan dan Fakta Pengecekan Hydrant
Pengecekan
No. No. Hydrant Lokasi Keterangan
Terakhir
1.

2.

3.

2.3.3 Observasi Sprinkler


Tabel 2.3 Temuan dan Fakta Pengecekan Sprinkler
No. Lokasi Temuan
1. Lantai 1 Tidak ada sprinkler di area lorong

2. Lantai 2 Tidak terdapat sprinkler pada area selasar

Dst.

2.3.4 Observasi Smoke Detector


Tabel 2.4 Temuan dan Fakta Pengecekan Smoke Detector
No. Lokasi Temuan
Pada dapur terdapat heat detector, namun tidak
1. Lantai 1
terdapat pelindung

2. Lantai 2 Smoke detector sudah terpasang

Dst.

2.3.5 Observasi Jalur Evakuasi dan Tangga Darurat


Tabel 2.5 Temuan dan Fakta Pengecekan Instalasi Listrik

NO PERATURAN PERUNDANGAN TEMUAN


1 PUIL 2000 Masih ditemukan instalasi

listrik yang tidak tertata


2.3.11 Pencegahan pengaruh timbal-balik
dengan rapi dibagian
2.3.11.1
control room dan juga
Instalasi listrik harus ditata sehingga tidak akan dibeberapa area dalam

terjadi saling mempengaruhi yang merugikan antara gedung rektorat

instalasi listrik dan bukan instalasi listrik dalam

bangunan.

2 PUIL 2000  Perlengkapan listrik

belum ditata dengan rapi,


2.5.3 Pemasangan dan penempatan
namun sudah ada
perlengkapan listrik
beberapa yang
2.5.3.3
memenuhi persyaratan

Perlengkapan listrik harus dipasang dengan rapi untuk penataan kabel,

dan dengan cara yang baik dan tepat. sehingga kabel tidak

tertata rapi dan


2.5.3.4
membahayakan area
Perlengkapan listrik harus dipasang kokoh pada
kerja.
 Ada beberapa armatur
tempatnya sehingga letaknya tidak berubah oleh
lampu yang tidak disertai
gangguan mekanis.
dengan pelindung, ada
2.5.3.5
juga splitter yang terbuka

Semua peranti listrik yang dihubungkan pada tanpa pelindung dan

instalasi harus dipasang dan ditempatkan secara hanya diletakan pada

aman dan, jika perlu, dilindungi agar tidak lantai.


 Ada instalasi listrik yang
menimbulkan bahaya.
sudah dipasang dan

diletakan secara aman,

namun ada beberapa

instalasi yang masih


terbuka dan ditempatkan

secara tidak aman.


Dst. 

2.3.6 Observasi Instalasi Listrik


BAB III ANALISIS

3.1 Penanggulangan Kebakaran

Tabel 3.1 Analisa Pengamatan Norma K3 Listrik dan Penanggulangan Kebakaran

Analisa Potensi
No. Lokasi Temuan Saran Peraturan Perundang
Bahaya
Penanggulangan Kebakaran
1. Lantai 2 APAR yang Dry powder Dilakukan Lampiran Instruksi

sudah yang terdapat pengecekan Menteri Tenaga Kerja

kadaluwarsa pada APAR rutin setiap No.:INS.11/M/

menggumpal 3 bulan BW/1997

dan tidak bisa sekali


Petunjuk IV.
digunakan saat
Pemeriksaan dan
kondisi darurat
Pengujian (6)

3.2 Instalasi Listrik

Tabel 3.2 Analisa Pengamatan Instalasi Listrik

Instalasi Listrik
1  Masih Listrik yang Kabel PUIL 2000
ditemukan tidak tertata dikelompokan
2.3.11 Pencegahan
instalasi listrik rapi dapat dengan kabel
pengaruh timbal-balik
yang tidak menimbulkan tie, kemudian
tertata dengan bahaya dimasukan 2.3.11.1
rapi dibagian korsleting, kedalam
Instalasi listrik harus
control room bahaya pipa/cable
ditata sehingga tidak akan
dan juga tersandung, management
terjadi saling
dibeberapa area bahaya yang
mempengaruhi yang
dalam gedung tersengat arus memudahkan
merugikan antara instalasi
rektorat listrik apabila untuk
listrik dan bukan instalasi
ada kabel yang meringkas
listrik dalam bangunan.
terkelupas kabel dan
melindungi
kabel dari
kerusakan.
BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
4.2.1 Penanggulangan Kebakaran
4.2.2 Instalasi Listrik
DAFTAR PUSTAKA

https://pemadamapi.biz/index.php/en/jenis-tips/tips-apar/item/15-langkah-langkah-
penanggulangan-pemadaman-api-kebakaran

peraturan menteri pekerjaan umum No: 29/PRT/M/2006 tentang Pedoman


Persyaratan Teknik Bangungn Gedung

Makalah K3 Listrik

Anda mungkin juga menyukai