KL5101
Dosen:
Oleh:
(25517301)
𝜙(𝑥, 𝑧, 𝑡) = 𝜙(𝑥, 𝑧, 𝑡 + 𝑇)
Syarat gerak periodik Bentuk kompleks fungsi Gelombang air berulang
BC1
dalam waktu sinusoidal: setiap interval waktu 𝑇
𝜏(𝑡) = (cos 𝜔𝑡 + 𝑖 sin 𝜔𝑡)
Dimana:
𝜙 = Kecepatan potensial
𝑥 = Jarak dalam sumbu x (𝑚)
𝑧 = Elevasi dalam sumbu z (𝑚)
𝑡 = Waktu (𝑠)
𝑇 = Periode gelombang (𝑠)
𝜏(𝑡) = Fungsi waktu dalam bentuk sinusoidal
ℎ = Kedalaman perairan (𝑚)
𝜂 = Elevasi muka air (𝑚)
𝑔 = Percepatan gravitasi = 9.81 𝑚/𝑠 2
𝐶(𝑡) = Cepat rambat gelombang (𝑚/𝑠)
1.2 Penyelesaian BVP Teori Gelombang Linear
Solusi yang dicari adalah dalam bentuk 𝜙(𝑥, 𝑧, 𝑡) yang didapatkan menggunakan persamaan
pengatur dan kondisi batas yang telah dirangkum pada Tabel 1. Diperlukan sejumlah kondisi
batas karena ada konstanta integrasi yang muncul dari integrasi persamaan diferensial orde 2.
Langkah-langkah penyelesaian BVP akan dijelaskan selanjutnya.
(i) Memilih bentuk solusi matematika
Dipilih solusi 𝜙(𝑥, 𝑧, 𝑡) dalam wujud matematika sebagai berikut.
𝜙(𝑥, 𝑧, 𝑡) = 𝑋(𝑥). 𝑍(𝑧). 𝜏(𝑡) (1)
Solusi di atas mencakup tiga variabel bebas, yakni dua variabel ruang 𝑥, 𝑧 dan satu vatiabel
waktu 𝑡.
(ii) Memilih fungsi waktu dalam bentuk sinusoidal
Fungsi waktu dalam bentuk sinusoidal dapat dilihat pada Persamaan 2.
𝜙(𝑥, 𝑧, 𝑡) = 2𝑐2 𝑐3 𝑒 𝑘ℎ cosh 𝑘(ℎ + 𝑧) 𝑒 +𝑖(𝑘𝑥−𝜔𝑡) + 2𝑐2 𝑐4 𝑒 𝑘ℎ cosh 𝑘(ℎ + 𝑧) 𝑒 −𝑖(𝑘𝑥−𝜔𝑡) (13)
Wujud ini memiliki dua suku. Suku pertama mengandung 𝑒 +𝑖(𝑘𝑥−𝜔𝑡) , sedangkan suku
kedua mengandung 𝑒 −𝑖(𝑘𝑥−𝜔𝑡) . Untuk persamaan diferensial, setiap suku solusi cukup
untuk menjadi solusi.
Pada kasus ini, yang diambil hanya yang mengandung 𝑒 +𝑖(𝑘𝑥−𝜔𝑡) karena persamaan
sinusoidal ini memberikan gerak rambat gelombang ke arah sumbu x positif, seperti yang
telihat pada sketsa definisi (Gambar 1). Solusi yang dipilih:
−𝑖𝐷𝜔 𝐶(𝑡)
𝜂= cosh 𝑘ℎ 𝑒 +𝑖(𝑘𝑥−𝜔𝑡) + di 𝑧 = 0
𝑔 𝑔
−𝑖𝐷𝜔 𝐶(𝑡)
𝜂= cosh 𝑘ℎ [cos(𝑘𝑥 − 𝜔𝑡) + 𝑖 sin(𝑘𝑥 − 𝜔𝑡)] + (17)
𝑔 𝑔
Pada Persamaan 17, karena 𝜂 riil secara fisik, maka ruas kanan SBD juga harus riil. Ada
dua suku di ruas kanan, tetapi belum diketahui suku mana yang riil. Komponen belum
diketahui sehingga dapat berbentuk komplek. Pada kasus ini dipilih kembali 𝜂 yang
berwujud fungsi cosinus.
−𝑖𝐷𝜔 𝐶(𝑡)
𝜂= cosh 𝑘ℎ cos(𝑘𝑥 − 𝜔𝑡) +
𝑔 𝑔
−𝑖𝐷𝜔 𝐶(𝑡)
Notasi cosh 𝑘ℎ merupakan amplitudo 𝑎 dari fungsi cosinus. Kemudian dapat
𝑔 𝑔
dieliminasi dengan memilih posisi setimbang dimana rerata 𝜂 = 0 pada MAT. Diperoleh:
𝜼 = 𝒂 𝐜𝐨𝐬(𝒌𝒙 − 𝝎𝒕) (18)
−𝑖𝐷𝜔
𝑎= cosh 𝑘ℎ (19)
𝑔
−𝑔𝑎 1
𝐷= (20)
𝑖𝜔 cosh 𝑘ℎ
Di sini, syarat batas ruang (BC2) digunakan untuk mendapatkan persamaan bilangan
gelombang.
𝜂(𝑥, 𝑡) = 𝜂(𝑥 + 𝐿, 𝑡)
𝑎 cos(𝑘𝑥 − 𝜔𝑡) = 𝑎 cos(𝑘[𝑥 + 𝐿] − 𝜔𝑡)
cos(𝑘𝑥 − 𝜔𝑡) = cos 𝑘𝐿 cos(𝑘𝑥 − 𝜔𝑡) − sin 𝑘𝐿 sin(𝑘𝑥 − 𝜔𝑡)
Hubungan tersebut benar jika:
cos 𝑘𝐿 = 1
sin 𝑘𝐿 = 0
Berarti:
𝑘𝐿 = 2𝜋
2𝜋
𝑘=
𝐿
(vii) Menyusun kembali 𝝓(𝒙, 𝒛, 𝒕)
Substitusi Persamaan 20 ke Persamaan 14.
−𝑔𝑎 1
𝜙(𝑥, 𝑧, 𝑡) = cosh 𝑘(ℎ + 𝑧) 𝑒 +𝑖(𝑘𝑥−𝜔𝑡)
𝑖𝜔 cosh 𝑘ℎ
−𝑖𝑔𝑎 1
𝜙(𝑥, 𝑧, 𝑡) = cosh 𝑘(ℎ + 𝑧) [cos(𝑘𝑥 − 𝜔𝑡) + 𝑖 sin(𝑘𝑥 − 𝜔𝑡)]
𝜔 cosh 𝑘ℎ
Bentuk ini masih kompleks. Ketika sampai di akhir, hanya bagian riil saja yang digunakan
sebagai solusi. Bagian riil tersebut dapat dilihat pada Persamaan 21.
Persamaan ini menjadi bentuk akhir dari penurunan Teori Gelombang Linear.
(viii) Penurunan syarat batas kinematik di permukaan bebas (BC4)
Masih terdapat syarat batas yang belum digunakan, yakni syarat batas kinematik di
permukaan bebas (BC4).
𝜕𝜙 𝜕𝜂
=− di 𝑧 = 0
𝜕𝑧 𝜕𝑡
Dengan mensubstitusikan 𝜙 dan 𝜂 saat 𝑧 = 0,
−𝑔𝑘𝑎 sinh 𝑘(ℎ + 𝑧)
| cos 𝑘𝑥 sin 𝜔𝑡 = −𝑎𝜔 cos 𝑘𝑥 sin 𝜔𝑡
𝜔 cosh 𝑘ℎ 𝑧=0
−𝑔𝑘𝑎
tanh 𝑘ℎ cos 𝑘𝑥 sin 𝜔𝑡 = −𝑎𝜔 cos 𝑘𝑥 sin 𝜔𝑡
𝜔
𝝎𝟐 = 𝒈𝒌 𝐭𝐚𝐧𝐡 𝒌𝒉 (22)
∆𝑥 ∆𝑥
𝜌 (𝑥 − , 𝑦, 𝑧) 𝑢 (𝑥 − , 𝑦, 𝑧) ∆𝑦∆𝑧 (23)
2 2
Dimana notasi yang berada dalam kurung menunjukkan lokasi koordinat.
Laju aliran massa ini dapat diasumsikan sama dengan titik tengah kubus dengan Tailor Series
(mengingat kubus berbentuk kecil). Selanjutnya persamaan dapat ditulis:
𝜕(𝜌𝑢)
∆𝑥 ∆𝑥 ∆𝑥
𝜌 (𝑥 − , 𝑦, 𝑧) 𝑢 (𝑥 − , 𝑦, 𝑧) ∆𝑦∆𝑧 = [𝜌(𝑥, 𝑦, 𝑧)𝑢(𝑥, 𝑦, 𝑧) − 𝜕𝑥 + ⋯ ] ∆𝑦∆𝑧 (24)
2 2 2
Untuk selanjutnya, koordinat dari 𝜌 dan 𝑢 pada titik tengah kubus tidak akan dituliskan. Laju aliran
∆𝑥
massa di sisi 𝑥 di seberangnya yaitu sisi BDHF, pada 𝑥 + , bisa juga dituliskan dalam bentuk
2
Taylor Series:
𝜕(𝜌𝑢) ∆𝑥
[𝜌𝑢 + + ⋯ ] ∆𝑥∆𝑧 (25)
𝜕𝑥 2
Dengan mengeluarkan laju aliran massa yang keluar dari laju aliran massa masuk, net flux massa
yang masuk ke kubus pada arah 𝑥 bisa didapat:
𝜕(𝜌𝑢)
− ∆𝑥∆𝑦∆𝑧 + 𝑂(∆𝑥)4 (26)
𝜕𝑥
Dimana 𝑂(∆𝑥)4 menunjukkan order yang lebih tinggi dari (∆𝑥)3 dan dinyatakan sebagai “order dari
𝑂(∆𝑥)4 ". Istilah ini adalah hasil dari orde tinggi yang diabaikan dalam Taylor Series dan secara
implisit mengasumsikan bahwa ∆𝑥, ∆𝑦, dan ∆𝑧 mempunyai besaran orde yang sama. Jika ini
diterapkan juga untuk arah 𝑦 dan 𝑧, maka dapat didapatkan bentuk yang sama seperti arah 𝑥.
Sehingga jumlah laju massa yang terdapat di dalam ruang tinjau dari semua 6 sisi kubus adalah:
Dengan kedua ruas dibagi dengan ∆𝑥∆𝑦∆𝑧 dan menganggap penambahan waktu dan ukuran
volume mendekati 0 maka didapat persamaan sebagai berikut:
𝜕𝜌 𝜕𝜌𝑢 𝜕𝜌𝑣 𝜕𝜌𝑤
+ + + =0 (30)
𝜕𝑡 𝜕𝑥 𝜕𝑦 𝜕𝑧
Dengan dijabarkan kembali persamaan di atas menghasilkan bentuk lain dari persamaan
kontinuitas:
1 𝜕𝜌 𝜕𝜌 𝜕𝜌 𝜕𝜌 𝜕𝑢 𝜕𝑣 𝜕𝑤
( +𝑢 +𝑣 +𝑤 )+ + + =0 (31)
𝜌 𝜕𝑡 𝜕𝑥 𝜕𝑦 𝜕𝑧 𝜕𝑥 𝜕𝑦 𝜕𝑧
Menurut pengertian turunan total dalam kalkulus, fungsi yang berada dalam tanda kurung bisa
𝐷𝜌 𝑑𝜌
dilihat sebagai turunan total dari 𝜌(𝑥, 𝑦, 𝑧, 𝑡) dengan turunan terhadap waktu atau ,
𝐷𝑡 𝑑𝑡
𝑑𝑥 𝑑𝑦 𝑑𝑧
menghasilkan 𝑢 = ,𝑣= , dan 𝑤 = . Fungsi di dalam kurung bisa dituliskan kembali menjadi
𝑑𝑡 𝑑𝑡 𝑑𝑡
1 𝑑𝜌
( ) ( ) dan dapat dituliskan dalam bentuk bulk modulus (𝐸) dari sebuah cairan, yaitu:
𝜌 𝑑𝑡
𝑑𝑝
𝐸≡𝜌 (32)
𝑑𝜌
Dimana 𝑑𝑝 adalah penambahan dalam tekanan yang menyebabkan kompresi pada fluida, maka:
1 𝜕𝜌 1 𝑑𝑝
= (33)
𝜌 𝜕𝑡 𝐸 𝑑𝜌
Untuk air, bulk modulus 𝐸 = 2.07 × 109 𝑁𝑚−2 merupakan bilangan yang sangat besar. Sehingga
bisa diasumsikan bahwa fluida adalah incompressible, sehingga didapat hasil:
𝝏𝒖 𝝏𝒗 𝝏𝒘
+ + =𝟎 (34)
𝝏𝒙 𝝏𝒚 𝝏𝒛
Selanjutnya disederhanakan menjadi:
𝜕 ∂∅ 𝜕 ∂∅ 𝜕 ∂∅
( )+ ( )+ ( )=0
𝜕𝑥 ∂x 𝜕𝑦 ∂y 𝜕𝑧 ∂z
∂2 ∅ ∂2 ∅ ∂2 ∅
+ + =0
∂𝑥 2 ∂𝑦 2 ∂𝑧 2
∇2 ∅ = 0 (35)
∑ 𝐹𝑥 = 𝑚𝑎𝑥 (36)
Dari Gambar 3, gaya permukaan didapatkan dari enam bidang permukaan melalui deret Taylor.
𝜕𝜎𝑥𝑥 ∆𝑥 𝜕𝜎𝑥𝑥 ∆𝑥 𝜕𝜏𝑦𝑥 ∆𝑦 𝜕𝜏𝑦𝑥 ∆𝑦
(𝜎𝑥𝑥 + ) ∆𝑦 ∆𝑧 − (𝜎𝑥𝑥 − ) ∆𝑦 ∆𝑧 + (𝜏𝑦𝑥 + ) ∆𝑥 ∆𝑧 − (𝜏𝑦𝑥 − ) ∆𝑥 ∆𝑧
𝜕𝑥 2 𝜕𝑥 2 𝜕𝑦 2 𝜕𝑦 2
𝜕𝜏𝑧𝑥 ∆𝑧 𝜕𝜏𝑧𝑥 ∆𝑧 𝐷𝑢
+ (𝜏𝑧𝑥 + ) ∆𝑥 ∆𝑦 − (𝜏𝑧𝑥 − ) ∆𝑥 ∆𝑦 + 𝜌 ∆𝑥 ∆𝑦 ∆𝑧 𝑋 = 𝜌 ∆𝑥 ∆𝑦 ∆𝑧
𝜕𝑧 2 𝜕𝑧 2 𝐷𝑡
Huruf X melambangkan gaya non-kontak (body force) pada arah x. Dengan menyatukan
persamaan dan dibagi dengan volume kubus didapatkan:
𝐷𝑢 𝜕𝜎𝑥𝑥 𝜕𝜏𝑦𝑥 𝜕𝜏𝑧𝑥
𝜌 = + + + 𝜌𝑋
𝐷𝑡 𝜕𝑥 𝜕𝑦 𝜕𝑧
Atau
𝐷𝑢 1 𝜕𝑝 1 𝜕𝜎𝑥𝑥 𝜕𝜏𝑦𝑥 𝜕𝜏𝑧𝑥
=− + ( + + )+𝑋
𝐷𝑡 𝜌 𝜕𝑥 𝜌 𝜕𝑥 𝜕𝑦 𝜕𝑧
Dengan pengembangan yang sama, didapatkan persamaan gerak untuk arah y dan z:
𝐷𝑣 1 𝜕𝑝 1 𝜕𝜏𝑥𝑦 𝜕𝜏𝑦𝑦 𝜕𝜏𝑧𝑦
=− + ( + + )+𝑌
𝐷𝑡 𝜌 𝜕𝑦 𝜌 𝜕𝑥 𝜕𝑦 𝜕𝑧