Anda di halaman 1dari 6

Apendicitis Acute

Portofolio Medik
Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan
Program Internship Dokter Indonesia

Disusun oleh

dr. Mohammad Jathy Oktariansyah

Pembimbing

dr Saiful Burhan Sp. B.,FinaCS

PROGRAM DOKTER INTERNSHIP KEMENKES

RS BEN MARI MALANG

KABUPATEN MALANG JAWA TIMUR

2019
Nama peserta : dr. Mohammad Jathy Oktariansyah
Nama wahana: RS Ben Mari Malang
Topik: Apendicitis Acute
Tanggal (kasus): 11 Januari 2019
Nama Pasien: Tn. W No. RM: 056926
Tanggal presentasi: Nama pendamping: 1. dr. Nyimas Izzati Auliyah
Tempat presentasi: RS Ben Mari Malang
Obyektif presentasi:
□ Keilmuan □ Keterampilan □ Penyegaran □ Tinjauan pustaka
□ Diagnostik □ Manajemen □ Masalah □ Istimewa
□ Neonatus □ Bayi □ Anak □ Remaja □ Dewasa □ Lansia □ Bumil
□ Deskripsi: Tn. W pendidikan terskhir SD
□ Tujuan: mampu mengetahui dan mendiagnosis dini Apendicitis Acute
Bahan bahasan: □ Tinjauan pustaka □ Riset □ Kasus □ Audit
Cara membahas: □ Diskusi □ Presentasi □ Email □ Pos
dan diskusi
Data pasien: Nama: W Usia: 59 th Nomor RM: 056926
Nama klinik: RS Ben Mari Telp: Terdaftar sejak:
Malang
Data utama untuk bahan diskusi:
1. Diagnosis/ gambaran klinis:
Keluhan Utama : Kejang
Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang ke UGD RS Ben Mari rujukan dari Puskesmas dengan keluhan nyeri
perut kanan bawah sejak 1 hari ini, demam 2 hari terus menerus, mual (+), muntah (+)
6x berisi makanan, nafsu makan menurun, batuk(-), pilek (-), BAB (+) dbn, BAK (-)
dbn,

2. Riwayat pengobatan: -
3. Riwayat kesehatan/ penyakit:
Sakit seperti ini sebelumnya (-), HT (-), DM(-)
4. Riwayat keluarga:
Tidak ada anggota keluarga yang memiliki keluhan serupa seperti pasien

5. Lain-lain:
Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : tampak kesakitan
GCS : 456
Kesadaran : Compos Mentis
Vital sign : Tekanan Darah : 140/70 mmHg
Nadi : 70x/ mnt
Suhu : 37 C
RR : 20 x/menit
Kepala/ leher :
Inspeksi: anemia (-), ikterus (-), sianosis (-), dyspsneu (-), mata cowong (–), napas
cuping hidung (-)
Palpasi: JVP meningkat -, pembesaran KGB -, deviasi trakea -, alopesia –
Auskultasi: bruit arteri temporalis -
Thorak :
Paru :
Inspeksi: Pergerakan dinding dada simetris, retraksi -,
Palpasi: Pergerakan dinding dada simetris, krepitasi -, stem fremitus +
Perkusi: Sonor/sonor
Auskultasi : Suara nafas vesikuler/vesikuler, Rh -/-, Wh -/-
Jantung :
Inspeksi: ictus cordis (-)
Palpasi : ictus cordis tidak kuat angkat, thrill/fremissment (-)
Perkusi: Normal
Auskultasi : S1S2 Tunggal, Murmur -, gallop –
Abdomen:
Inspeksi: flat
Palpasi : nyerti tekan (+) , hepar dan lien tak teraba
Perkusi : timpani, shifting dullness (-)
Auskultasi : BU + N.
Extermitas:
Hangat, kering, merah, edema -,
Pemeriksaan Khusus :
Rovsing Sign : +
Psoas Sign : +
McBurney : +

Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan Darah Lengkap

 Leukosit : 14.400
 Hemoglobin : 13,4
 Trombosit : 208.000
 Hematokrit : 38
 BT : 3 menit
 CT : 9 menit 30 detik
 GDA : 145

Diagnosis
o Apendicitis acute
Terapi Pre OP
 Infus NS 20tpm
 Inj Ranitidin 50mg
 Inj Ondansentron 4mg
 Konsultasi dengan dokter Spesialis Bedah Umum diberikan jawaban Pro OP
apendictomy, puasa 10 jam, Inj Ceftriaxone 1gr

Hasil pembelajaran:
Pembahasan :

Pada laporan kasus ini seorang pasien anak usia 59 tahun datang ke UGD dengan
keluhan nyeri perut kanan bawah sejak 1 hari ini dengan diikuti demam selama 2 hari, mual
dan muntah , nafsu makan menurun, sering susah BAB beberapa hari terakhir, . Pada
pemeriksaan fisik lain ditemukan Rovsing sign +, psoas sign +, Mcburney +. Sebelumnya
pasien sudah di cek darah lengkap di Puskesmas dengan hasil peningkatan kadar leukosit
dalam darah /leukositosis.

Diagnosis apendicitis akut dibuat berdasarkan Alvarado skore yang terbagi beberapa
penilaian meliputi adanya migrasi nyeri = 1, anoreksia = 1, mual muntah = 1, nyeri perut
kanan bawah = 2, nyeri tekan lepas = 1, demam = 1, leukositosis = 2 dan gambaran shift to the
left pada pemeriksaan laboratorium = 1. Tanda-tanda tersebut digolongkan kedalam penilaian
yang dimana 0-4 : kemungkinan Appendicitis kecil, 5-6 : bukan diagnosis Appendicitis, 7-8 :
kemungkinan besar Appendicitis, 9-10 : hampir pasti menderita Appendicitis.
Pada pasien didapatkan anoreksia, mual muntah, nyeri perut kanan bawah, nyeri tekan
lepas, demam, leukositosis dengan jumlah Alvarado score 8 yang artinya kemungkinan besar
pasien menderita apendicitis acute.
Pada pasien ini ditemukan gejala nyeri perut kanan bawah, Apendisitis biasanya
disebabkan oleh penyumbatan lumen apendiks oleh hyperplasia folikel limfoid, fekalit, benda
asing, striktur karena fibrosis akibat peradangan sebelumnya, atau neoplasma.
Obstruksi tersebut menyebabkan mucus yang diproduksi mukosa mengalami
bendungan. Makin lama mucus tersebut makin banyak, namun elastisitas dinding apendiks
mempunyai keterbatasan sehingga menyebabkan peningkatan tekanan intralumen. Tekanan
yang meningkat tersebut akan menghambat aliran limfe yang mengakibatkan edema,
diapedesis bakteri, dan ulserasi mukosa. Pada saat inilah terjadi apendisitis akut fokal yang
ditandai oleh nyeri epigastrium.
Bila sekresi mucus terus berlanjut, tekanan akan terus meningkat. Hal tersebut
akan menyebabkan obstruksi vena, edema bertambah, dan bakteri akan menembus dinding.
Peradangan yang timbul meluas dan mengenai peritoneum setempat sehingga menimbulkan
nyeri di daerah kanan bawah. Keadaan ini disebut sebagai apendisitis supuratif akut.

Jumlah leukosit diatas 10.000 ditemukan pada lebih dari 90% appendicitis akuta. Jumlah
leukosit pada penderita appendicitis berkisar antara 12.000-18.000/mm. Peningkatan
persentase jumlah neutrofil (shift to the left) dengan jumlah normal leukosit menunjang
diagnosis klinis appendicitis. Jumlah leukosit yang normal jarang ditemukan pada pasien
dengan appendicitis. Pada pasien didapatkan hasil laboratorium leukosit 14.400.

Setelah konsultasi dengan spesialis bedah diberikan antibiotik Ceftriaxone 1g IV untuk


antibiotik profilaksis sebelum dilakukan tindakan operasi sesuai dengan buku karya De Jong
Antibiotik profilaksis harus diberikan sebelum operasi dimulai. Biasanya digunakan antibiotik
seperti Ceftriaxone, Cefotaxime, Clindamycin, atau Cefepime dan Metronidazole. Kombinasi
ini dipilih karena frekuensi bakteri yang terlibat, termasuk Escherichia coli, Pseudomonas
aeruginosa, Enterococcus, Streptococcus viridans, Klebsiella, dan Bacteroides., selain itu
pasien dipuasakan selama minimal 10 jam untuk mengosongkan GIT.

Pustaka :

De Jong, W., Sjamsuhidajat, R.,(editor). 2004. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi Revisi. EGC:
Jakarta.
Mansjoer, Arif, dkk (editor). 2000. Kapita Selekta Kedokteran. EGC: Jakarta.
Price, Sylvia Anderson. 2005. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-proses Penyakit Jilid II.
EGC : Jakarta.
Sabiston, Devid C. 1994. Buku Ajar Bedah. EGC:Jakarta.
She Warts, Seymour I. 2000. Intisari Prinsip-prinsip Ilmu Bedah. EGC: Jakarta.
Brunicardi, F.C., Anderson, D.K., Billiar, T.R., Dum, D.L., Hunter, J.G., Mathews, J.B.,
Podlock, R.E., 2010. The Appendix dalam Schwartz's Principles of Surgery9th Ed.
USA:The McGraw Hill Companies. p: 2043-74.
Grace, P.A., Borley, N.R. Apendisitis Akut dalam At A Glance. Jakarta: Erlangga; 2006.
p:106.
Saputra, L. 2002. Mulut dan Gastrointestinal dalam Intisari Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta:
Binarupa Aksara. h:380.
Kumar, V., Cotran, R.S., Robbins, A.L., 2007. Rongga Perut dan Saluran Gastrointestinal
dalam Buku Ajar Patologi Ed.7. Jakarta: EGC. h:660-61.
Tjandra, J.J., 2006. The Appendix and Meckel’s Diverticulum dalam Textbook of Surgery 3rd
Ed. UK: Blackwell Publishing Ltd. p:179.
Morris, J.A., Sawyer. J.L. 1995.Abdomen Akuta dalam Buku Ajar Bedah (Sabiston’s Essential
Surgery). Jakarta:EGC. h:497.

Pembimbing Pendamping

dr Saiful Burhan Sp. B.,FinaCS dr. Nyimas Izzati Auliyah

Anda mungkin juga menyukai