1. Perforasi
Dalam melakukan dilatasi dan kerokan harus diingat bahwa selalu
ada kemungkinan terjadinya perforasi dinding uterus yang dapat menjurus
ke rongga peritoneum, ke rongga peritoneum, ke ligatum latum, atau ke
kandung kencing. Oleh sebab itu letak uterus harus ditetapkan terlebih
dahulu dengan seksama pada awal tindakan, dan pada dilatasi serviks
jangan digunakan tekanan yang berlebihan. Pada kerokan kuret
dimasukkan dengan hati-hati, akan tetapi penarikan kuret keluar dapat
dilakukan dengan tekanan yang lebih besar. Bahaya perforasi adalah
perdarahan dan peritonitis. Apabila terjadi perforasi atau diduga terjadi
peristiwa itu, penderita harus diawasi dengan seksama dengan mengamati
keadaan umum nadi, tekanan darah, kenaikan suhu, turunya hemoglobin
dan keadaan perut bawah. Jika keadaan meragukan atau ada tanda-tanda
bahaya, sebaiknya dilakukan laparotomi percobaan dengan segera.
Askep kuretase
Laporan Kasus di Kamar Operasi (OK) Rumah Sakit Islam Jakarta
pada Klien Ny.E (29 tahun) dengan Kuretase
Oleh :
Rahayuning Tyas saputri (2009720038)
alasan Masuk :
Pasien masuk RS tanggal 08 Desember 2013, Pasien mengeluh keluar darah dari
jalan lahir mrongkol-mrongkol dengan jumlah sedikit. Perut dirasakan
tidak terlalu nyeri. Test kehamilan (+), mulas (+) Pasien lalu memeriksakan
diri ke RSIJPK kemudian langsung dibawa ke Annisa 1 pasien di USG
dinyatakan incomplete aborsion. Pasien kemudian menginap untuk rencana
dilatasi dan kuretase. BAB dan BAK tidak ada kelainan
Status Ginekologis
Fluxus (+)
Fluor (-)
Vulva/urethra/vagina : t.a.k
Portio : sebesar jempol kaki, licin,
OUE : tertutup
Cut : sebesar telur bebek
AP/CD : t.a.k
Pemeriksaan penunjang
USG :
Tampak TU terisi cukup
Tampak uterus ukuran 5,70 x 6,44 x 60, kontur reguler dan textur
homogen dengan 1 janin intrauterine
Tidak tampak massa hipo/hiperekoik pada adnexa
Tidak tampak cairan bebas intraabdomen
1. Pre operatif
Pada pukul 08.00 WIB Ny.E dibawa dari ruang Annisa 1 dengan
menggunakan brankar,
Identitas sebagai berikut :
Nama : Ny. E
Umur : 29 tahun
Alamat : Jl. Swakarsa V no.50c, 13/003 , Duren Sawit – Pondok Kelapa
Tanggal masuk RS : 09 Desember 2013
a) Pemeriksaan Fisik ( Fokus )
Inspeksi :
Pasien tampak lemas,mulas dan meringis kesakitan
b) Status psikologis
Pasien tampak cemas dan mulutnya komat kamit melafalkan do’a.
Pasien mengatakan sediki takut untuk operasi karena sebelumnya
belum pernah menjalani operasi.
c) Persiapan operasi
Diagnosa : Abortus Incomplete
Inform consent : Telah diisi oleh Suami pasien (Tn. B)
d) Persiapan klien
Mencukur area genitalia
Pengukuran TTV :
TD : 100/70 mmHg
S : 36,6 C
N : 88x/menit
RR : 20 x/menit
Baringkan klien posisi supine
Mengganti baju klien dengan baju OK
Klien tidak memakai gigi palsu
Pasang infus dengan cairan asering
Klien dibawa keruang tindakan dengan menggunakan
brankart
2. Intra operatif care (Pukul 09.05)
a) Pindahkan pasien dari brankart ke meja operasi
b) Atur posisi pasien dengan posisi lithotomic
c) Pasang O2
d) 4 liter dan alat pengukuran saturasi O2
Total : 9
Diagnosa keperawatan
1. Devisit Volume Cairan berhubungan dengan perdarahan
2. Gangguan Aktivitas berhubungan dengan kelemahan, penurunan sirkulasi
3. Gangguan rasa nyaman: Nyeri berhubungan dengan kerusakan jaringan
intrauteri
Resiko tinggi Infeksi berhubungan dengan perdarahan, kondisi vulva lembab
5. Cemas berhubungan dengan kurang pengetahuan
Kontraindikasi kuretase
1. Dinding poket fibrotic
2. Poket yang dalam (infraboni)
3. Keterlibatan percabangan akar
4. Paerah sulit dijangkau/ aksesibilitas kurang memadai