Anda di halaman 1dari 7

Komplikasi

1. Perforasi
Dalam melakukan dilatasi dan kerokan harus diingat bahwa selalu
ada kemungkinan terjadinya perforasi dinding uterus yang dapat menjurus
ke rongga peritoneum, ke rongga peritoneum, ke ligatum latum, atau ke
kandung kencing. Oleh sebab itu letak uterus harus ditetapkan terlebih
dahulu dengan seksama pada awal tindakan, dan pada dilatasi serviks
jangan digunakan tekanan yang berlebihan. Pada kerokan kuret
dimasukkan dengan hati-hati, akan tetapi penarikan kuret keluar dapat
dilakukan dengan tekanan yang lebih besar. Bahaya perforasi adalah
perdarahan dan peritonitis. Apabila terjadi perforasi atau diduga terjadi
peristiwa itu, penderita harus diawasi dengan seksama dengan mengamati
keadaan umum nadi, tekanan darah, kenaikan suhu, turunya hemoglobin
dan keadaan perut bawah. Jika keadaan meragukan atau ada tanda-tanda
bahaya, sebaiknya dilakukan laparotomi percobaan dengan segera.

2. Luka pada serviks uteri


Apabila jaringan serviks keras dan dilatasi dipaksaan maka dapat
timbul robekan pada serviks dan perlu dijahit. Apabila terjadi luka pada
ostium uteri internum, maka akibat yang segera timbul adalah perdarahan
yang memerlukan pemasangan tampon pada serviks dan vagina. Akibat
jangka panjang ialah kemungkinan timnulnya incompetent cervik.

3. Perlekatan dalam kavum uteri


Melakukan kerokan secara sempurna memerlukan pengalaman.
Sisa-sisa hasil konsepsi harus dikeluarkan, tetapi jaringan sampai terkerok,
karena hal itu dapat menyebabkan terjadinya perlekatan dinding kavum
uteri do beberapa tempat. Sebaiknya kerokan dihentikan pada suatu tempat
apabila tempat tersebut dirasakan bahwa jaringan tidak begitu lembut lagi.
4. Perdarahan
Kerokan pada kehamilan agak tua atau pada molahidatidosa ada
bahaya perdarahan. Oleh sebab itu, jika perlu hendaknya diselenggarakan
transfusi darah dan sesudah kerokan selesai dimasukkan tampon kassa
kedalam uterus dan vagina (Prawirohardjo, 2007).

Pemeriksaan sebelum curretage


a) USG (ultrasonografi)
b) Mengukur tensi dan Hb darah
c) Memeriksa sistim pernafasan
d) Mengatasi perdarahan
e) Memastikan pasien dalam kondisi sehat dan fit

Askep kuretase
Laporan Kasus di Kamar Operasi (OK) Rumah Sakit Islam Jakarta
pada Klien Ny.E (29 tahun) dengan Kuretase
Oleh :
Rahayuning Tyas saputri (2009720038)

Tanggal Pengkajian : 09 Desember 2013


Tanggal Operasi : 09 Desember 2013
Tempat Praktek : Ruangan OK RS Islam Jakarta Pondok Kopi
Jenis Tindakan : Kuretase
Diagnosa Masuk : G1P0H± 9 minggu, dengan Abortus Incomplete

alasan Masuk :
Pasien masuk RS tanggal 08 Desember 2013, Pasien mengeluh keluar darah dari
jalan lahir mrongkol-mrongkol dengan jumlah sedikit. Perut dirasakan
tidak terlalu nyeri. Test kehamilan (+), mulas (+) Pasien lalu memeriksakan
diri ke RSIJPK kemudian langsung dibawa ke Annisa 1 pasien di USG 
dinyatakan incomplete aborsion. Pasien kemudian menginap untuk rencana
dilatasi dan kuretase. BAB dan BAK tidak ada kelainan

Riwayat haid : menarche 14 tahun, siklus haid 28 hari. HPHT 1-10-2013


Riwayat nikah : 1x selama 3 tahun
Riwayat Obsetri : G1P0 H ± 9 minggu
Riwayat KB : (-)
Riwayat operasi : (-)
Riwayat Penyakit Dahulu : asma (-), hipertensi (-), DM (-), penyakit jantung (-)
Pemeriksaan Fisik
KU : baik, composmentis
TV : TD : 100/70 RR : 20x
N : 88x t : 36,8 ‘C
Mata : conj.palp anemis -/-
Thorax : cor / pulmo dbn
Abdomen : datar, super
Ekstremitas : edem -/-

Status Ginekologis
Fluxus (+)
Fluor (-)
Vulva/urethra/vagina : t.a.k
Portio : sebesar jempol kaki, licin,
OUE : tertutup
Cut : sebesar telur bebek
AP/CD : t.a.k

Pemeriksaan penunjang
USG :
 Tampak TU terisi cukup
 Tampak uterus ukuran 5,70 x 6,44 x 60, kontur reguler dan textur
homogen dengan 1 janin intrauterine
 Tidak tampak massa hipo/hiperekoik pada adnexa
 Tidak tampak cairan bebas intraabdomen
1. Pre operatif
Pada pukul 08.00 WIB Ny.E dibawa dari ruang Annisa 1 dengan
menggunakan brankar,
Identitas sebagai berikut :
Nama : Ny. E
Umur : 29 tahun
Alamat : Jl. Swakarsa V no.50c, 13/003 , Duren Sawit – Pondok Kelapa
Tanggal masuk RS : 09 Desember 2013
a) Pemeriksaan Fisik ( Fokus )
Inspeksi :
Pasien tampak lemas,mulas dan meringis kesakitan
b) Status psikologis
Pasien tampak cemas dan mulutnya komat kamit melafalkan do’a.
Pasien mengatakan sediki takut untuk operasi karena sebelumnya
belum pernah menjalani operasi.

c) Persiapan operasi
Diagnosa : Abortus Incomplete
Inform consent : Telah diisi oleh Suami pasien (Tn. B)
d) Persiapan klien
 Mencukur area genitalia
 Pengukuran TTV :
TD : 100/70 mmHg
S : 36,6 C
N : 88x/menit
RR : 20 x/menit
 Baringkan klien posisi supine
 Mengganti baju klien dengan baju OK
 Klien tidak memakai gigi palsu
 Pasang infus dengan cairan asering
 Klien dibawa keruang tindakan dengan menggunakan
brankart
2. Intra operatif care (Pukul 09.05)
a) Pindahkan pasien dari brankart ke meja operasi
b) Atur posisi pasien dengan posisi lithotomic
c) Pasang O2
d) 4 liter dan alat pengukuran saturasi O2

Proses anastesi : (Dokter Anastesi)


a. Pasien tidur terlentang di meja ginekologi dalam TIVA

Proses pembedahan : (Dokter Spesialis kandungan )


a. Kosongkan kandung kemih
b. Pasien tidur telentang dengan posisi litotomi dan pasien dalam keadaan
narkose umum
c. Dilakukan tindakan aseptik dan antiseptik pada daerah vulva, vagina dan
sekitarnya
d. Pasang sims bawah lalu sims atas, tampak portio, jepit portio dengan
tenakulum, sims .atas dilepas dan sims bawah dipegang oleh asisten.
e. Lakukan sondase uterus dengan alat sonde panjang kavum uteri 10 cm,
dengan arah anteflexi.
f. Keluarkan jaringan dengan sendok kuret paling besar yang mungkin
masuk lubang portio.
g. Lakukan kuret secara tajam dan sistematis, mulai dari jam 12 searah jarum
jam, dariangka genap lalu ganjil,
h. Keluar jaringan sebanyak ± 30 g, darah ± 50 cc
i. Setelah kesan : bersih (tampak gelembung-gelembung dan suara
kerokan), kuret selesai dilakukan
j. Tenakulum dilepas, spekulum bawah dilepas.
k. Dilakukan kembali tindakan aseptik dan antiseptik pada vagina pasien
l. Observasi keadaan umum dan tanda tanda vital : TD, nadi dan frekuensi
nafas
m. Tempatkan jaringan dalam tempat tertutup berisi formalin 35 %.
n. Operasi selesai, atur posisi pasien dengan posisi supine, lepaskan seluruh
alat yang terpasang pada pasien, pindahkan pasien ke blankart.
o. Antarkan pasien ke ruangan recovery room.

2. Post operatif care


Klien dipindahkan ke RR pukul 09.00 WIB dengan kesadaran CM
 Pemasangan manset dan saturasi O2 yang tersambung dengan alat
monitor
 Pemasangan warm blankets
 Hasil pengukuran : tingkat kesadaran komposmentis TD: 100/60
mmhg, N : 62 x/mnt
 Aldrete :
- Aktivitas : sanggup menggerakkan 4 anggota gerakdengan
instruksi (2)
- Respirasi : sanggup bernafas dalam / batuk (2)
- Sirkulasi : TD +/- 20 mmhg pra anastesi (2)
- Kesadaran : bisa dibangunkan/panggil (1)
- Warna kulit : merah (2)

Total : 9

Diagnosa keperawatan
1. Devisit Volume Cairan berhubungan dengan perdarahan
2. Gangguan Aktivitas berhubungan dengan kelemahan, penurunan sirkulasi
3. Gangguan rasa nyaman: Nyeri berhubungan dengan kerusakan jaringan
intrauteri
Resiko tinggi Infeksi berhubungan dengan perdarahan, kondisi vulva lembab
5. Cemas berhubungan dengan kurang pengetahuan

Kontraindikasi kuretase
1. Dinding poket fibrotic
2. Poket yang dalam (infraboni)
3. Keterlibatan percabangan akar
4. Paerah sulit dijangkau/ aksesibilitas kurang memadai

Anda mungkin juga menyukai