Anda di halaman 1dari 9

PAPER

SKIZOFRENIA LAINNYA

Sebagai tugas mengikuti Kepaniteraan Klinik Senior (KKS) Psikiatri


Di Rumah Sakit Haji Medan
Sumatera Utara

Disusun Oleh :
Nabella Reza
71170891190

Pembimbing :
dr. Mustafa M. Amin. M.ked K.J, MSC, Sp. KJ(K)

KEPANITERAAN KLINIK SENIOR SMF DEPARTEMEN PSIKIATRI


RUMAH SAKIT UMUM HAJI MEDAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
2018
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT, atas berkah rahmat dan
karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas makalah dengan judul
“Skizofrenia Lainnya”. Penyusunan makalah ini dimaksudkan sebagai tugas
mengikuti Kepaniteraan Klinik Senior (KKS) SMF Ilmu Paru.

Atas telah diselesaikannya paper ini, penulis mengucapkan terima kasih


kepada:

1. dr. Mustafa M. Amin. M.ked K.J, MSC, Sp. KJ(K) yang dengan sabar

telah membimbing dan memberikan pengarahan dalam penyusunan makalah

ini hingga selesai.

2. Orangtua dan teman-teman sejawat yang telah memberi penjelasan, saran,

dan semangat.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu

saran dan kritik membangun sangat diharapkan demi perbaikan makalah ini.

Semoga makalah ini dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan dan

wawasan bagi para pembaca.

Medan, 2018

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman

Kata Pengantar ................................................................................................ i


Daftar Isi ............................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................ 1
1.2 Tujuan..................................................................................... 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Skizofrenia .............................................................................. 3
2.2 Skizofrenia Lainnya ................................................................ 8

BAB III KESIMPULAN


Kesimpulan.................................................................................... 24

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam sejarah perkembangan skizofrenia sebagai
gangguan klinis, banyak tokoh psikiatri dan neurologi yang
berperan. Mula-mula Emil Kreaplin (18-1926) menyebutkan
gangguan dengan istilah dementia prekok yaitu suatu istilah
yang menekankan proses kognitif yang berbeda dan onset pada
masa awal. Istilah skizofrenia itu sendiri diperkenalkan oleh
Eugen Bleuler (1857-1939), untuk menggambarkan
munculnya perpecahan antara pikiran, emmosi dan perilaku
pada pasien yang mengalami gangguan ini. Bleuler
mengindentifikasi symptom dasar dari skizofrenia yang
dikenal dengan 4A antara lain : Asosiasi, Afek, Autisme dan
Ambivalensi. Skizofrenia merupakan gangguan psikotik yang
paling sering, hampir 1% penduduk dunia menderita psikotik
selama hidup mereka di Amerika. Skizofrenia lebih sering
terjadi pada Negara industri terdapat lebih banyak populasi
urban dan pada kelompok sosial ekonomi rendah.
Walaupun insidennya hanya 1 per 1000 orang di
Amerika Serikat, skizofrenia seringkali ditemukan di gawat
darurat karena beratnya gejala, ketidakmampuan untuk
merawat diri, hilangnya tilikan dan pemburukan sosial yang
bertahap. Kedatangan diruang gawat darurat atau tempat
praktek disebabkan oleh halusinasi yamg menimbulkan
ketegangan yang mungkin dapat mengancam jiwa baik dirinya
maupun orang lain, perilaku kacau, inkoherensi, agitasi dan
penelantaran
1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui tentang Skizofrenia.
2. Untuk mengetahui tentang Skizofrenia Lainnya.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Skizofrenia
Skizofrenia berasal dari bahasa Yunani, “schizein”yang berarti
“terpisah”atau “pecah”, dan “phren” yang artinya “jiwa”. Pada
skizofrenia terjadi pecahnya atau ketidakserasian antara afeksi, kognitif
dan perilaku. Secara umum, simptom skizofrenia dapat dibagi menjadi
tiga golongan: yaitu simptom positif, simptom negative, dan gangguan
dalam hubungan interpersonal. Skizofrenia merupakan suatu deskripsi
dengan variasi penyebab (banyak belum diketahui) dan perjalanan
penyakit (tak selalu bersifat kronis atau “deteriorating”) yang luas, serta
sejumlah akibat yang tergantung pada perimbangan pengaruh genetik,
fisik, dan sosial budaya. Pada umumnya ditandai oleh penyimpangan
yang fundamental dan karakteristik dari pikiran dan persepsi , serta oleh
afek yang tidak wajar (inappropriate) atau tumpul (blunted). Kesadaran
yang jernih (clear consciousness) dan kemampuan intelektual biasanya
tetap terpelihara, walaupun kemunduran kognitif tertentu dapat
berkembang kemudian.
skizofrenia dibagi lagi dalam 9 tipe atau kelompok yang
mempunyai spesifikasi masing-masing, yang kriterianya di dominasi
dengan hal-hal sebagai berikut :
1. Skizofrenia Paranoid
2. Skizofrenia Hebeferik
3. Skizofrenia Katatonik
4. Skizofrenia tak terinci (Undifferentiated
5. Depresi Pasca-Skizofrenia
6. Skizofrenia Residual
7. Skizofrenia Simpleks
8. Skizofrenia lainnya
9. Skizofrenia YTT

2.2 Skizofrenia Lainya

Terdapat penggolongan skizofrenia lainnya (yang tidak berdasarkan


DSM IV TR), antara lain :

1. Bouffe Delirante (acute delusional psychosis)


Konsep diagnosis skizofrenia dengan gejala akut yang kurang
dari 3 bulan,kriteria diagnosisnya sama dengan DSM-IV-TR. 40%
dari pasien yangdidiagnosa dengan bouffe delirante akan
progresif dan akhirnyadiklasifikasikan sebagai pasien skizofren•

2. Oneiroid
Pasien dengan keadaan terperangkap dalam dunia mimpi,
biasanya mengalamidisorientasi waktu dan tempat.Istilah oneiroid
digunakan pada pasien yangterperangkap dalam pengalaman
halusinasinya dan mengesampingkanketerlibatan dunia nyata

3. Skizofrenia laten.

Konsep skizofrenia laten dikembangkan selama suatu waktu saat


terdapat konseptualisasi diagnostic skizofrenia yang luas. Sekarang,
pasien harus sangat sakit mental untuk mendapatkan diagnosis
skizofrenia; tetapi pada konseptualisasi diagnostik skizofrenia yang
luas, pasien yang sekarang ini tidak terlihat sakit berat dapat
mendapatkan diagnosis skizofrenia. Sebagai contohnya, skizofrenia
laten sering merupakan diagnosis yang digunakan gangguan
kepribadian schizoid dan skizotipal. Pasien tersebut mungkin kadang-
kadang menunjukkan perilaku aneh atau gangguan pikiran tetapi tidak
terus menerus memanifestasikan gejala psikotik. Sindroma ini juga
dinamakan skizofrenia ambang (borderline schizophrenia) di masa
lalu.
4. Parafrenia.
Istilah ini seringkali digunakan sebagai sinonim untuk
“skizofrenia paranoid”. Dalam pemakaian lain istilah digunakan untuk
perjalanan penyakit yang memburuk secara progresif atau adanya
system waham yang tersusun baik. Arti ganda dari istilah ini
menyebabkannya tidak sangat berguna dalam mengkomunikasikan
informasi.

5. Pseudoneurotik.
Kadang-kadang, pasien yang awalnya menunjukkan gejala
tertentu seperti kecemasan, fobia, obsesi, dan kompulsi selanjutnya
menunjukkan gejala gangguan pikiran dan psikosis. Pasien tersebut
ditandai oleh gejala panansietas, panfobia, panambivalensi dan
kadang-kadang seksualitas yang kacau. Tidak seperti pasien yang
menderita gangguan kecemasan, mereka mengalami kecemasan yang
mengalir bebas (free-floating) dan yang sering sulit menghilang.
Didalam penjelasan klinis pasien, mereka jarang menjadi psikotik
secara jelas dan parah.

6. Skizofrenia Tipe I.
Skizofrenia dengan sebagian besar simptom yang muncul adalah
simptom positif yaitu asosiasi longgar, halusinasi, perilaku aneh, dan
bertambah banyaknya pembicaraan. Disertai dengan struktur otak
yang normal pada CT dan respon yang relatif baik terhadap
pengobatan.

7. Skizofrenia tipe II.


Skizofrenia dengan sebagian besar simptom yang muncul
adalah simptom negative yaitu pendataran atau penumpulan afek,
kemiskinan pembicaraan atau isi pembicaraan, penghambatan
(blocking), dandanan yang buruk, tidak adanya motivasi,
anhedonia, penarikan sosial, defek kognitif, dan defisit perhatian.
Disertai dengan kelainan otak struktural pada pemeriksaan CT
dan respon buruk terhadap pengobatan.
8. Early onset schizophrenia
Skizofrenia yang gejalanya muncul pada usia anak-anak.
Perlu dibedakan dengan retardasi mental dan autism

9. Late onset schizophrenia


Skizofrenia yang terjadi pada usia lanjut (>45 tahun). Lebih
sering terjadi padawanita dan pasien-pasien dengan gejala
paranoid.

Anda mungkin juga menyukai