PERCOBAAN II
OLEH :
LABORATORIUM KIMIA
KENDARI
2018
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
menahun yang belum menemui titik ujung. Terdapat banyak teknik yang dicanangkan
oleh pemerintah bahkan di dunia untuk menjawab permasahan sampah yaitu teknik
seluruh dunia. Dampak negatif dari sistem pengurugan adalah timbulnya limbah
organik akibat dari proses dekomposisi materi sampah dan air eksternal yang masuk
ke dalam timbunan sampah. Limbah organik mengandung bahan organik baik yang
Pengolah limbah organik yang banyak digunakan di Indonesia hingga saat ini
adalah kontak stabilisasi, yang dipilih berdasarkan kesederhanaan serta iklim tropis
yang cukup panas. Salah satu kekurangan dari pengolahan biologi yaitu
membutuhkan lahan yang luas. Lebih lanjut, karakter limbah organik akan berubah
merupakan limbah yang sulit untuk secara langsung diolah secara biologi.
Meningkatnya nilai C-Organik air limbah berbanding lurus dengan COD limbah
tersebut. Berdasarkan uraian diatas maka perlu adanya penentuan nilai C-Organik
B. Rumusan Masalah
cara menentukan nilai C-Organik dalam sampel air limbah menggunakan metode
spektrofotometri UV-Vis?
C. Tujuan
cara menentukan nilai C-Organik dalam sampel air limbah menggunakan metode
spektrofotometri UV-Vis.
D. Manfaat
cara menentukan nilai C-Organik dalam sampel air limbah menggunakan metode
spektrofotometri UV-Vis.
II. TINJAUAN PUSTAKA
ini diperparah dengan diterapkannya sistem pengurugan open dumping yang dapat
Hampir semua kegiatan yang dilakukan manusia tidak lepas dari peran
penting air, dimulai dari kegiatan bersih- bersih seperti mandi, mencuci,
kesemuanya itu tidak pernah lepas dari akan pentingnya air. Air diperlukan untuk
melarutkan berbagai jenis zat yang diperlukan tubuh. Salah satu penyebaran air
umumnya bersifat racun (toksik) yang berbahaya bagi organisme. Polutan yang sering
ditemukan seperti seng (Zn), timbal (Pb), cadmium (Cd), dan terutama terdapat di
besi (Fe). Besi (Fe) secara alami elemen yang melimpah di alam, Fe bersifat resisten
korosif, padat dan memiliki titik lebur yang rendah. Apabila terakumulasi di dalam
tubuh Fe dapat menyebabkan beberapa gangguan kesehatan (Nurhaini dan Arief.,
2016).
mengangkut zat-zat makanan dalam tubuh, mengatur keseimbangan suhu tubuh, dan
menjaga tubuh dari kekeringan. Air yang ada di bumi mengandung berbagai bahan
baik yang terlarut maupun yang tersuspensi, termasuk juga mikroba, sehingga
Secara umum, spektroskopi atom terdiri dari serapan atom, emisi dan
fluoresensi. Pada dasarnya, setiap atom tersusun atas nukleus dibatasi oleh elektron.
orbital yang paling stabil dari sebuah atom dikenal sebagai groundstate. Ketika energi
diterapkan ke atom, kuantitas yang dikenal energi dengan panjang gelombang yang
diberikan akan diserap dan elektron terluar kemudian dipromosikan menjadi kurang
konfigurasi stabil yang dikenal sebagai "keadaan tereksitasi". Karena keadaan ini
tidak stabil, atom akan secara spontan kembali ke "keadaan dasar", melepaskan
analisis berbagai senyawa dalam larutan sederhana serta campuran yang kompleks.
eksitasi molekul dari tingkat energi dasar ketingkat energi yang paling tinggi.
Pengabsorbsian sinar ultra violet atau sinar tampak oleh suatu molekul umumnya
dikolerasikan dengan jenis ikatan yang ada didalam molekul (Altunay, 2018).
III. METODOLOGI PRAKTIKUM
Kimia Organik, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Halu
Oleo, Kendari.
1. Alat
reaksi, rak tabung, labu ukur 100 mL, 50 mL dan 25 mL, pipet tetes dan seperangkat
alat UV-Vis.
2. Bahan
sampel air limbah menggunakan metode spektrofotometri UV-Vis adalah sampel air
limbah, larutan glukosa 4000 ppm, ammonium dikroma ((NH4)2Cr2O7), asam klorida
A. Pembahasan
Kandungan bahan organik tanah dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain
iklim, tipe penggunaan lahan, relief, landform, aktivitas manusia. C/N adalah salah
satu parameter yang dapat digunakan untuk mencirikan kualitas bahan organik.
Hampir semua makhluk hidup yang ditemui bergantung pada bahan organik untuk
energi dan makanannya. Bahan organik adalah bahan yang terkandung dalam tanah
berasal dari sisa tumbuhan, hewan, dan manusia baik yang telah mengalami
air limbah. Sampel yang digunakan berasal dari air limbah hasil buangan produksi
rumah makan dan juga air limbah yang berada di daerah penjualan ikan. Hal pertama
yang dilakukan yaitu pembuatan larutan standar. Larutan standar merupakan larutan
yang memiliki sedikit kandungan analit dan memiliki perlakuan sama dengan analit
serta memiliki konsentrasi yang telah diketahui. Larutan standar yang digunakan
yaitu glukosa dengan konsentrasi 4000 ppm. Glukosa 4000 ppm lalu diencerkan
ditambahkan ammonium dikromat sebagai zat pengoksidasi dan asam klorida pekat
kinerja ammonium dikromat melaksanakan fungsinya sebagai suatu oksidator. Hal ini
ditandai dengan adanya perubahan warna yang terjadi setelah penambahan yakni dari
bening (sebelum penambahan) menjadi merah tua (setelah penambahan). Dari hasil
merupakan larutan yang diperoleh dari hasil penyulingan atau proses demineralisasi
yang diasamkan atau air bebas mineral yang perlakuannya sama dengan contoh uji.
Pengukuran larutan standar dan larutan blanko yang dilakukan, dihasilkan nilai
absorban dari setiap larutan glukosa (100 ppm, 150 ppm, 500 ppm, 1000 ppm, dan
0,920Abs. Hasil ini mengindikasikan bahwa absorban yang terbaca pada detektor
berbanding lurus dengan konsentrasi setiap larutan kerja dan pengukuran yang
struktur dari sampel air limbah. Sampel air limbah yang telah ditambahkan kalium
yangterkonjugasi dan dapat menunjukkan pita serapan kuat padadaerah UV-Vis. Uji
secara kuantitatif untuk menentukan nilai C-Organik yang terdapat dalam sampel air
Lambert-Beer.
Hasil analisa atau pengukuran nilai C-Organik dari kedua sampel diperoleh
absorban dari masing-masing sampel yaitu sampel A 0,920 Abs. Sehingga dibuatlah
hasil pengamatan yang diperoleh dapat dilihat pada gambar semakin tinggi
konsentrasi maka semakin tinggi nilai absorbans yang diperoleh, pada percobaan ini
No. 907/MENKES/SK/VII/2002 batas ambang suatu air limbah yaitu 100 ppm.
Sedangkan data diperoleh nilai absorbansi untuk sampel air limbah rumah tangga
yaitu sebesar 1.111 ppm. Berdasarkan Permen Lingkungan Hidup (LH) No. 68 Tahun
2016 tentang baku mutu limbah domestik dapat disimpulkan bahwa sampel air
limbah rumah tanggasudah berada pada diatas ambang batas dan dapat dikategorikan
tercemar.
V. PENUTUP
A. Kesimpulan
spektrofotometer UV-Vis dapat disimpulkan bahwa air limbah organic yang berasal
dari limbah rumah tangga sudah pada skala tercemar yang berada pada konsentrasi
yang melebihi ambang batas. Sampel air limbah rumah tangga 1,111 ppm sedangkan
yang ditetapkan oleh Permen Lingkungan Hidup No. 68 Tahun 2016 yaitu sebesar
100 ppm.
B. Saran
Musiam, S., Siti, D dan Aditya, M.P.P, 2015, Analisis Kuantitatif Kesadahan Total
Air Minum Isi Ulang yang dijual di Wilayah Kayu Tangi Kota
Banjarmasin, Jurnal Ilmiah Manuntung, 1(2).
Nurhaini, R danArief, A, 2016, Analisa Logam Besi (Fe) di Sungai Pasar Daerah
Belangwetan Klaten dengan Metode Spektrofotometri Serapan Atom,
Jurnal Ilmiah Manuntung,2(1).
Lampiran 2. Prosedur Kerja
Glukosa
100 ppm 150 ppm 500 ppm 1000 ppm 1250 ppm
2,5 mL Akuades
- dimasukkan ke dalam tabung reaksi
- ditambahkan 1,5 mL (NH3)4Cr2O7 1 N
dan 3,5 mL HCl pekat
- di ukur serapan warnanya
menggunakan spektrofotometer UV-
Vis dengan panjang gelombang 500
nm
C. Analisis Sampel Larutan Blangko
Hasil Pengamatan
Lampiran 3. Hasil Pengamatan
a. Larutan standar
3. Diukur adsorbannya :
- Larutan glukosa 1250
0,920
ppm
ppm
0,785
- Larutan glukosa 500 ppm
0,649
- Larutan glukosa 150 ppm
+ dikocok
spektrofotometer UV-Vis
tabung reaksi
2. Ditambahkan ((NH3)4Cr2O7) Berwarna orange
(HCl) + dikocok
spektrofotometer UV-Vis
0.6
0.4 Series1
0.2 Linear (Series1)
0
0 500 1000 1500
Konsentrasi (ppm)
3. Analisis data
Diketahui: y = 0,920
a = 0,0003
b = 0,5866
Ditanyakan: x ....?
Penyelesaian:
y = ax +b
y = 0,0003x + 0,5866
0,0003x = 0,3334
x = 0,3334/ 0,0003
x = 1.111 ppm