Anda di halaman 1dari 10

HARI INSPIRASI

SEBAGAI UPAYA
PEMBENTUKAN
KARAKTER DAN CITA-
CITA SISWA SD N
AWUAWU

Abstrak

Cita-cita dimaksudkan untuk membangun mental, niat, dan arah atau


tujuan anak. Anak terutama anak yag masih duduk di bangku sekolah dasar akan
sangat kagum dan mengidolakan sosok yang menjadi cita-citanya kelak. Anak
akan menyenangi dan meniru sosok yang ia cita-citakan, anak juga akan berupaya
sekuat tenaga menjadi seperti sosok tersebut. Misalnya seorang anak bercita-cita
menjadi polisi maka ia akan berdandan dan bermain-main layaknya seorang
polisi, anak juga akan sangat bahagia ketika melihat polisi. Masa-masa ini yang
kita coba manfaatkan untuk memperkuat mental, karakter serta potensi yang
dimiliki anak SD untuk mampu meraih cita-citanya. Seperti yang kita ketahui
bersama bahwa perkembangan teknologi yang semakin pesat turut membawa
pengaruh bagi karater dan mental anak-anak. Tayangan televisi yang dipenuhi
dengan senitron mampu menghadirkan sosok idola baru bagi anak-anak. Hal
tersebut tentunya sangat disayangkan mengingat sosok yang diidolakan adalah
sosok yang fiktif. Melalui Hari Inspirasi kita menghadirkan sosok professional
dalam bidangnya (camat, polisi, tentara, dokter dll) untuk hadir di SD N Awuawu
dan mengajarkan tentang profesinya dan memberikan nasehat tentang sikap-sikap
baik yang harus dimilki anak-anak. Kegiatan ini diharapkan akan mampu
membangun karakter dan mental yang baik di kalangan siswa SD N Awuawu

Kata kunci : karakter, cita-cita, siswa

Pengertian Karakter dan Bentuk-Bentuk Karakteristik Siswa


Sekolah Dasar

Karakter menurut Poerwadarminta adalah watak, tabiat, atau sifat-sifat kejiwaan.


Sedangkan menurut IR Pedjawijadna mengemukakan karakter adalah seluruh aku
yang ternyata dalam tindakannya (insani). Dengan pengertian tersebut dapat
disimpulkan bahwa karakter adalah watak, tabiat, atau sikap-sikap yang nyata
yang tampak dalam setiap tindakan siswa setiap saat. Oleh karena itu karena
watak adalah satu kesatuan dari diri siswa yang tercermin dalam tindakan atau
tingkah laku, maka watak dari setiap siswa akan berbeda satu dengan lainnya.
Watak yang berbeda antara seorang siswa dengan siswa lainnya inilah yang
kemudian disebut dengan
karakteristik.

Berikut adalah
karakteristik siswa
sekolah dasar :

1. Senang bermain
Dunia anak
adalah dunia bermain,
oleh karena itu anak-
anak di tingkat sekolah
dasar sangat senang bermain. Mereka kan senang bermain-main terlebih
ketika ada banyak teman. Anak tidak akan begitu peduli dimana ia sedang
berada. Anak akan senantiasa mengekspresikan apa yang mereka fikirkan
dan melakukan apa yang nereka inginkan.

2. Senang bergerak
Orang dewasa dapat duduk berjam-jam, lain halnya dengan anak-
anak. Anak-anak betah duduk berdiam paling lama hanya 30 menit.
Selebihnya anak akan senantiasa bergerak mengekpresikan diri mereka.

3. Senang bekerja
dalam kelompok
Dari pergaulannya
dengan teman-temannya
anak belajar aspek-aspek
yang penting dalam proses
sosialisasi seperti belajar
memenuhi aturan-aturan
saat bermain bersama dengan teman-
temannya, belajar setia kawan, belajar
tidak bergantung pada diterimanya
dilingkungan, belajar menerima
tanggung jawab, belajar bersaing
dengan orang lain, serta perilaku-
perilaku lainnya.

4. Senang merasakan atau melakukan/memperagakan sesuatu secara


langsung Anak pendidikan dasar memasuki tahap operasional konkret. Dari apa
yang dipelajari di sekolah, ia belajar menghubungkan konsep-konsep baru dengan
konsep lama. Berdasarkan pengalamn ini siswa membentuk konsep-konsep
tentang pengetahuan matematis termasuk juga konsep moral. Bagi anak
pendidikan dasar penjelasan guru akan lebih dipahami jika anak melaksanakan
sendiri.

Dari beberapa karakteristik tersebut maka anak akan selalu berinteraksi


dengan teman dan lingkungan sekitarnya. Dari pergaulannya dengan teman-
temannya anak belajar aspek-aspek yang penting dalam proses sosialisasi seperti
belajar memenuhi aturan-aturan saat bermain bersama dengan teman-temannya,
belajar setia kawan, belajar tidak bergantung pada diterimanya dilingkungan,
belajar menerima tanggung
jawab, belajar bersaing dengan
orang lain, serta perilaku-
perilaku yang ia lihat dari
teman-temannya baik itu baik
ataupun buruk. Keadaan
demikian terjadi karena pada
usia sekolah dasar anak berada daam fase mencari jati diri sehingga akan sangat
mudah terpengaruh oleh lingkungan. Ditinjau dari teori perkembangan kognitif,
anak pendidikan dasar memasuki tahap operasional konkret. Dari apa yang
dipelajari di sekolah, ia belajar menghubungkan konsep-konsep baru dengan
konsep lama. Berdasarkan pengalamn ini siswa membentuk konsep-konsep
tentang pengetahuan matematis termasuk juga konsep moral. Karena itu anak
pada usia pendidikan dasar akan lebih mudah mengerti dan mengingat sesuatu
yang berangkat dari contoh atau tauladan yang diberikan oleh orang dewasa.

Cita-Cita Menjadi Hal yang Sangat Penting Dimiliki Oleh Anak

Cita –cita adalah suatu


impian dan harapan seseorang
akan masa depannya, bagi
sebagian orang cita-cita itu
adalah tujuan hidup dan bagi
sebagian yang lain cita-cita
hanyalah mimpi belaka. Bagi
orang yang menganggapnya sebagai tujuan hidupnya maka cita-cita adalah sebuah
impian yang dapat membakar semangat untuk terus melangkah untuk terus
melangkah maju dengan langkah yang jelas dan mantap dalam kehidupan ini
sehingga dia menjadi sebuah akselerator pengembangan diri namun bagi yang
menganggap cita-cita sebagai mimpi maka ia adalah sebuah impian belaka tanpa
api yang dapat membakar motivasi untuk melangkah maju.

Manusia tanpa cita-cita ibarat air yang mengalir dari pegunungan menuju
dataran rendah, mengikuti kemana saja air sungai membawanya. Manusia tanpa
cita-cita bagaikan seseorang yang sedang tersesat yang berjalan tanpa tujuan yang
jelasshingga ia bahkan dapat lebih jauh tersesat lagi. Ya, cita-cita adalah sebuah
rancangan bangunan kehidupan seseorang, bangunan yang tersusun dari batu bata
keterampilan, semen ilmu dan pasir potensi diri.

Bagaimanakah jadinya jika kita memilki beribu-ribu batu bata, berpuluh-


puluh karung semen dan berkubik-kubik pasir serta bahan-bahan bangunan yang
lain untuk membuat rumah namun kita tidak mempunyai rancangan maupun
bayangan seperti apakah bentuk rumah itu nanti. Alhasil mungkin kita akan
mendapatkan rumah dengan bentuk
yang aneh, gampang rubuh, atau
bahkan kita tidak akan pernah bisa
membuat sebuah rumah pun.

Fenomena seseorang tanpa


cita-cita bisa dengan mudah kita
temui, cobalah tanya kepada
beberapa orang siswa SMU yang baru lulus, akan melanjutkan studi dimana atau
apa yang akan mereka lakukan setelah mereka lulus. Mungkin sebagian dari
mereka akan menjawab tidak tau, menjawab dengan rasa ragu, atau mereka
menjawab bahwa mereka akan memilih suatu jurusan favorit di PTN tertentu.
Apakah jurusan favorit tersebut mereka pilih karena memang mereka tau potensi
mereka, tahu seperti apa gambaran umum perkuliahan di jurusan tersebut dan
peluang-peluang yang dapat mereka raih kedepannya karena berkuliah dijurusan
tersebut, sekedar ikut-ikutan teman, gengsi belaka, trend, karena mengikuti
anjuran orang tua, atau bahkan asal pilih? Yang terjadi selanjutnya adalah di saat
perkuliahan sedang berlangsung, beberapa dari mereka ada yang merasa bahwa
jurusan yang dipilihnya tidak sesuai dengan apa yang dia bayangkan atau tidak
sesuai dengan kemampuan. Boleh jadi setelah itu ia akan mengikuti ujian masuk
lagi di tahun depan, atau malas-malasan belajar dengan indeks prestasi kumulatif
ala kadarnya. Sungguh suatu pemborosan terhadap waktu, biaya, dan tenaga.

Dibalik kata cita-cita


tersirat makna dan tujuan yang
sangat berharga. Yaitu maksud
untuk membangun mental, niat,
dan arah/tujuan sang anak.
Dengan adanya cita-cita yang
kuat maka mental untuk melawan
segala hambatan akan terasah, misalnya melawan rasa malas, dan godaan
bermain. Cita-cita menjadi sebuah tujuan anak yang harus diakejar, seiring dengan
adanya cita-cita yang kuat tersebut anak akan berusaha meningkatkan kemampuan
dan kapasitasnya untuk dapat meraih cita-citanya. Kita tidak bisa memungkiri
bahwa kini anak-anak cenderung mempunyai karakter dan sikap yang kurang
baik, hal tersebut tercermin dari gaya bicara, pemilihan kata yang digunakan
ketika berbincang denga n orang lain, cara bersikap terhadap orang lain, bahkan
cara mereka bersikap terhadap
orang tua dan keluarganya anak-
anak cenderung meniru idola yang
mereka lihat di TV, sosok yang
sempurna dan dikagumi oleh
bnayak orang yang diperankan
oleh artis di salah satu sinetron
yang ditayangkan di stasiun TV.
Karena rasa kagum yang begitu berlebihan, timbullah keyakinan pada diri anak
bahwa mereka akan menjadi sosok yang hebat ketika mereka bisa berpenampilan
dan bersikap layaknya idola meraka. Ketika anak-anak ditanya terkait cita-cita
maka mereka akan menjawab bahwa ketika besar nanti mereka ingin menjadi
seperti sosok yang mereka lihat setiap hari di sinetron. Guna mewujudkan mimpi
itu maka anak-anak akan menjiplak apa yang ada pada sosk idola mereka untuk
diterapkan pada dirinya. Gaya berpakaian, gaya bicara, pemilihan kata yang
digunakan, cara berinteraksi dengan orang lain, hingga barang-barang yang
diguakan akan ditiru sama persis. Ketika anak-anak sudah berada dalam fase yang
demikian, bisa dibayangkan apa yang terjadi pada negara ini dimasa yang akan
datang apabila generasi penerusnya tidak memiliki karakter dan jati diri yang
kuat. Kenyataan-kenyataan ini yang membuat kami merasa sangat prihatin dan
menjadi dasar atas penyelanggaraan “hari Inspirasi”.
Apa Itu Hari Inspirasi ?

Hari inspirasi adalah satu hari dimana kami akan mendatangkan para
profesional untuk mengajar di sekolah tentang profesinya. Para profesional ini
akan menjelaskan profesi mereka kapada anak-anak dan memotivasi anak-anak
untuk memilki akhlak serta karakter yang baik bila ingin menjadi seperti mereka.
Para profesinal ini berasal dari berbagai profesi diantarnya adalah dokter, polisi,
TNI, pemadam kebaran dan berbagai profesi lainnnya. Professional ini nantinya
akan disebut dengan inspirator.

Dengan diadakannya hari inspirasi ini diharapkan dapat menguarai


problematika yang ada pada diri anak-anak terutama terkait karakter.melalui
kegiatan ini diharapkan akan timbul motivasi yang kuat pada diri anak untuk
menjadi sosok professional yang nyata. Tentu saja didiringi dengan perubahan
sikap menjadi lebih baik. karena untuk menjadi sosok professional yang hebat
dibutuhkan sikap dan karakter yang baik.

Berikut adalah sistematika pembahasan yang harus disampaikan oleh


inspirator, yaitu :

- Pengenalan Profesi
- Urgensi profesi.
- Sikap dasar yang harus dimiliki
siswa.
- Motivasi

Tujuan yang diharapkan dari materi adalah :

1. Memotivasi anak agar memilki cita-cita yang tinggi (lebih baik dari orang
tua).
2. Memfasilitasi anak untuk dapat mengembangkan bakat dan ketertarikannya
pada profesi tertentu.
3. Memperkenalkan sejak dini profesi yang ada di dunia ini yang mampu
membawa anak pada kesuksesan.
4. Memperbaiki karakter, mental dan sikap anak agar menjadi lebih baik.
5. Memberikan kesempatan kepada para professional untuk bisa berbagi
pengalaman dan pengetahuan terkait profesinya.

Petunjuk pelaksanaan dan alokasi waktu yang harus diikuti oleh inspiratory,
adalah :

1. Inspirator datang sebelum pukul 07.00 WIB.


2. Mengikuti upacara bendera.
3. Setiap inspirator masuk dalam 3
kelas berbeda.
4. Waktu untuk setiap kelas 30
menit.
5. Mengikuti upacara penutupan

Pelaksanaan Hari Inspirasi


Hari inspirasi dilaksanakan pada tanggal 6 Februari 2017 yang kala itu
bertepatan dengan hari senin. Hari
inspirasi diadakan di Sekolah Dasar
Negeri Awuawu, Desa Awuawu,
Kecamatan Ngombol. Hari inspirasi
dihadiri oleh 9 inspirator yang terdiri
dari camat Ngombol, 2 anggota
Kepolisian Ngombol, 2 anggota
koramil Ngambol, dokter, wartawan, dosen dan penulis. Rangkaian acara hari
inspirasi dimulai dengan pelaksanaan upacara bendera, pada kesempatan ini
wakapolsek Ngombol berkenan menjadi pembina upacara. Banyak nasehat
maupun motivasi yang disampaikan oleh wakapolsek kepada pada siswa SD N
Awuawu. Semua siswa mendengarkan dengan antusias dan penuh kegembiraan
karena ini adalah kali pertama mereka upacara bersama dengan polisi. Petugas
upacara juga mendapat pujian dari pembina upacara.

Setelah upacara selesai, inspiratory briefing terlebih dahulu dengan


panitia. Panitia mempersiapkan line operator(LO) guna memandu para inspiratory
mengikuti jadwal mengajar mereka.
Setiap inspiratory mendapatkan
kesempatan untuk mengajar di 3 kelas
yang berbeda. Siswa begitu antusias
ketika mendapatkan pelajaran dari para
inspirator terutama ketika kelas mereka
dimasuki oleh polisi dan tentara lengkap dengan pakaian dinas mereka. Anak-
anak menjawab dengan lantang ketika ditanya apa cita-cita mereka. Kondisi ini
membuat relawan semakin bersemangat dalam mengajar dan menginspirasi anak-
anak. Pengalamn ini juga merupakan kali pertama bagi para inspirator. Para
inspirator belum pernah mengajar, terlebih mengajar siswa sekolah dasar.
Keadaan demikian tidak menjadi penghalang bagi para inspirator, justru
sebaliknya inspirator begitu semangat dan senang berinteraksi langsung dengan
siswa sekolah dasar.

Penutupan Hari Inspirasi

Rangkaian Hari Inspirasi dilaksanakan hingga


pukul 11.00 WIB. Ditutup dengan penulisan
cita-cita para siswa di media yang telah
panitia sediakan. Cita-cita yang ditulis akan
ditempel di rumah cita-cita yang telah
dipersiapkan oleh panitia. Dengan ditempelnya cita-cita anak-anak diharapkan
cita-cita tersebut akan terpatri di hati anak-anak. Setiap saat ketika berada di
sekolah anak akan melihat cita-cita mereka maka anak akan senantiasa
meningkatkan kemampuan dan kapasitas diri agar bisa meraih apa yang dicita-
citakan. Diharapkan anak-anak akan menghindari sikap dan sifat buruk yang dapat
menghambat upaya dalam meraih cita-cita.

Dampak Positif Bagi SD N Awuawu

Dengan diadakannya hari inspirasi di SD N Awuawu maka diharapkan ada


perubahan karakter, sikap dan mental siswa SD N Awuawu menjadi lebih baik,
siswa yang dulunya malas-malasan dalam belajar menjadi semangat, pola
perilaku dan gaya berbicara juga
menjadi lebih terjaga. Kegemaran
atas tontonan sinetron dan
bermain game akan berkurang dan
diharapkan menghilang. Dengan
memiliki cita-cita yang jelas
diharapkan siswa akan lebih
terarah dalam belajar, siswa akan senantiasa giat belajar dan berusaha
meningkatkan pengetahuan dan kapasitas diri agar mampu meraih cita-cita kelak.
Melalui cita-cita yang jelas kedepan diharapkan masa depan anak-anak menjadi
lebih cerah, kehidupan mereka di masa depan diharapkan juga lebih bagus dari
orang tua mereka yang notabene hanya bekerja sebagai petani.

Anda mungkin juga menyukai