Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkembangan teknologi dan industri telah banyak membawa perubahan
pada perilaku dan gaya hidup masyarakat, serta situasi lingkungan misalnya
perubahan pola konsumsi makanan, berkurangnya aktivitas fisik atau kurang
olahraga, kebiasaan merokok dan meningkatnya polusi lingkungan, tanpa
disadari perubahan tersebut memberi pengaruh terhadap terjadinya transisi
epidemiologi dengan semakin meningkatnya kasus-kasus penyakit tidak
menular seperti: diabetes melitus, hipertensi, stroke, dan penyakit jantung.
(Nurhayati, 2009).
Penyakit jantung merupakan penyakit tidak menular yang menempati
urutan teratas sebagai penyebab utama kematian di dunia. Tercatat dari
56.400.000 kematian di dunia 26.5 % nya di sebabkan oleh penyakit jantung.
Sedangkan pada tahun 2016 sebanyak 17,5 juta jiwa (31%) dari 58 juta angka
kematian di dunia disebabkan oleh penyakit jantung (WHO,2016)
Salah satu gangguan fungsi kardiovaskuler disebabkan oleh gagal jantung
atau sering disebut Congestive Heart Failure. Congestive heart failure adalah
ketidakmampuan jantung untuk memompa darah ke seluruh tubuh. Kumpulan
gejala klinis akibat kelainan struktural atau fungsional jantung tersebut
menyebabkan gangguan pengisian ventrikel dan ejeksi darah ke seluruh tubuh.
Angka kejadian CHF terus mengalami peningkatan, baik di negara maju
maupun negara berkembang. Menurut American Heart Association tahun 2012
dilaporkan bahwa ada sekitar 5,3 juta penduduk Amerika Serikat yang
menderita gagal jantung. Sementara itu di Indonesia menurut data Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia (2014), prevalensi penyakit CHF di Indonesia
tahun 2013 sebesar 0,13% atau diperkirakan sekitar 229.696 orang.
Menurut hasil riskesdas tahun 2013, prevalensi penyakit CHF di Bengkulu
pada tahun 2013 menunjukkan persentase menurut diagnosis dokter ataupun
tenaga kesehatan 0,10% atau diperkirakan sekitar 2372 orang, dan menurut

1
2

tanda dan gejala di provinsi Bengkulu menunjukkan 0,1% atau sekitar 1249
(Kemenkes RI, 2016).
Peningkatan insiden CHF disebabkan oleh peningkatan insiden obesitas,
hipertensi, diabetes mellitus, dan penyakit vascular lainnya, yang mana hal ini
didukung oleh pola makan, kebiasaan merokok, gaya hidup tidak sehat bahkan
tingkat ekonomi dan pendidikan yang masih rendah. Ada banyak factor resiko
yang bisa menyebabkan seseorang terkena CHF diantaranya jika otot jantung
robek, memiliki riwayat Diabetes, mengalami gangguan tidur, dan terkena
infeksi virus teretentu yang menyebabkan kerusakan otot jantung yang bisa
memicu CHF ( Kementrian Kesahatan Republik Indonesia, 2014).
Keluhan yang sering di rasakan pada penderita CHF yaitu berupa sesak
nafas, batuk, mudah lelah saat beraktifitas ringan, kerap terbangun pada malam
hari karena sesakdan kadang diseratai bengkak pada pergelangan kaki.
Seseorang juga bisa kehilangan nafsu makan, mual, tapi berat badan naik
karena penumpukan cairandan organ dalam tubuh mengalami pembesaran.
Ketika jantung kiri gagal, aliran darah ke paru berhenti, ini bisa menyebabkan
kelelahan dan sesak nafas. Sementara jika gagal jantung kanan, darah berhenti
ke jaringan akibatnya hati mengalami pembesaran dan pasien akan mengalami
sakit perut. (Kasron, 2012).
Peran perawat dalam penanganan pasien CHF meliputi peran promotif,
preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Dalam upaya promotif perawat berperan
dengan memberikan pendidikan kesehatan meliputi pengertian, penyebab,
tanda dan gejala dari penyakit sehingga dapat mencegah bertambahnya jumlah
penderita. Dalam upaya preventif, perawat memberi pendidikan kesehatan
mengenai cara-cara pencegahan agar klien tidak terkena penyakit dengan
membiasakan pola hidup sehat (Wijayaningsih, 2013).
Peran perawat dalam upaya kuratif yaitu memberikan asuhan keperawatan
sesuai masalah dan respon klien terhadap penyakit yang diderita, karena
pemberian obat saja tanpa melakukan asuhan keperawatan yang utuh akan sulit
bagi pasien untuk sembuh secara optimal. Sedangkan peran perawat dalam
upaya rehabilitative yaitu memberikan pendidikan kesehatan meliputi pola diit,
3

konseling mengenai obat, kepada klien yang sudah terkena penyakit agar tidak
terjadi komplikasi yang tidak diinginkan (Wijayaningsih, 2013). Oleh karena
itu Pemberian asuhan keperawatan yang efektif dan menyeluruh dapat
meningkatkan harapan hidup dan memberikan dukungan kepada pasien dan
keluarga agar mereka dapat beradaptasi dan meningkatkan harga dirinya serta
mampu meringankan beban material dan psikis yang dirasakan oleh pasien dan
keluarga ( Nursalam, 2008)
Berdasarkan hasil studi pendahuluan jumlah penderita CHF di RSUD M.
Yunus Bengkulu pada tahun 2015 sebanyak 535 orang, dengan kasus 28 orang
meninggal dunia, pada tahun 2016 angka penderita menurun menjadi 370
orang yang meninggal sebanyak 12 orang. Sedangkan pada tahun 2017 angka
penderita CHF kembali meningkat yaitu sebanyak 456 orang, yang meninggal
19 orang (Medikal Record RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu, 2018).
Secara khusus di ruang rawat inap ICCU diperoleh data bahwa bahwa
tahun 2015 penderita CHF 118 orang dan 17 orang meninggal dunia. Pada
tahun 2016 jumlah penderita CHF sebanyak 123 orang dan meninggal 19
orang, Sedangkan pada tahun 2017 sebanyak 205 pasien yang dirawat adalah
penderita CHF yang meninggal 17 orang. Sedangkan dari Januari 2018 sampai
September 2018 penderita CHF yang dirawat sebanyak 116 orang. (RSUD
Dr.M.Yunus Bengkulu 2018).
Penatalaksanaan pasien CHF yang dirawat di ruang ICCU RSUD Dr. M
Yunus Bengkulu sudah dilakukan tindakan farmakologi dan non farmakologi,
tindakan tersebut misalnya kolaborasi pemberian obat jantung, diuretik,
motivasi pembatasan natrium, monitor tanda tanda vital, monitor balance
cairan. Penatalaksanaan tersebut sepenuhnya belum dilakukan secara maksimal
sesuai dengan yang diharapkan. idealnya perawat mengukur TTV setiap 15
menit, monitor bunyi jantung adanya S3 dan S4 setiap 4 jam. Peran perawat
sebagai educator belum dilakukan sehingga pasien tidak mengetahui gejala
kekambuhan dan kepatuhan akan diit yang diberikan.
Berdasarkan data dan fenomena diatas maka dibutuhkan pemahaman
tentang konsep dasar penyakit dan proses keperawatan Agar penerapan Asuhan
4

Keperawatan pada pasien dapat dilakukan secara Maksimal. Oleh karena itu
penulis tertarik mengangkat studi kasus yang berjudul “ Asuhan Keperawatan
Pada Pasien Dengan Congestive Heart Failure (CHF) Di Ruang ICCU RSUD
Dr. M. Yunus Bengkulu ”

B. Batasan Masalah
Ruang lingkup penulisan ini terbatas pada pemberian asuhan keperawatan
pada pasien dengan CHF di Ruang ICCU RSUD Dr. M. Yunus Kota Bengkulu
meliputi tahap pengkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi, dan evaluasi
serta dokumentasi keperawatan.

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mendeskripsikan Penerapan proses asuhan keperawatan pada pasien
dengan CHF di ICCU RSUD Dr. M. Yunus Kota Bengkulu.
2. Tujuan Khusus
a. Mendeskripsikan hasil pengkajian secara tepat pada pasien dengan CHF
di ICCU RSUD Dr. M. Yunus Kota Bengkulu.
b. Mendeskripsikan diagnosa keperawatan pada pasien dengan CHF di
ICCU RSUD Dr. M. Yunus Kota Bengkulu.
c. Mendeskripsikan perencanaan keperawatan pada pasien dengan CHF di
ICCU RSUD Dr. M. Yunus Kota Bengkulu.
d. Mendeskripsikan implementasi keperawatan pada pasien dengan CHF
di ICCU RSUD Dr. M. Yunus Kota Bengkulu.
e. Mendeskripsikan evaluasi keperawatan pada pasien dengan CHF di
ICCU RSUD Dr. M. Yunus Kota Bengkulu.
f. Mendeskripsikan dokumentasi keperawatan pada pasien dengan CHF di
ICCU RSUD Dr. M. Yunus Kota Bengkulu.
5

D. Manfaat Penulisan
1. Bagi Mahasiswa
Mahasiswa mampu menerapkan konsep pembelajaran teoritis ke ranah
aplikatif dalam proses pemberian asuhan keperawatan pada pasien dengan
CHF.
2. Bagi Keluarga
Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan keluarga dalam merawat
anggota keluarga dengan CHF.
3. Bagi Pelayanan Kesehatan/Rumah Sakit
Dapat memberikan informasi tentang penerapan asuhan keperawatan
pada pasien dengan CHFdan sebagai bahan masukan dan evaluasi yang
diperlukan dalam pelaksanaan praktek pelayanan keperawatan khususnya
pada pasien dengan CHF.
4. Bagi Akademik
Laporan studi kasus ini memberikan sumbangan kepada mahasiswa
keperawatan sebagai referensi untuk menambah wawasan dan bahan
masukan dalam kegiatan belajar mengajar yang berkaitan dengan asuhan
keperawatan pada pasien dengan CHF.

Anda mungkin juga menyukai