SPONDILOLITHESIS
Oleh :
2019
i
LEMBAR PENGESAHAN
Nama :
Hasan Adi Sang Ara R 12106175
Shinta Dwi Hayu N 30101307079
Judul : Spondilolithesis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL......................................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN...........................................................................................ii
2.3 Epidemiologi...................................................................................................3
2.5 Diagnosis.........................................................................................................5
iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
berjalan, atau berlari, dan berkurang bila beristirahat. Biasanya otot biceps femur,
vertebra. Kelainan ini mngkin tidak bergejala sehingga perlu pemeriksaan klinis
yang ringan biasanya dapat dilatusi dengan pemakaian alat penguat lumbosacral
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kata spondylolisthesis berasal dari bahasa Yunani yang terdiri atas kata
spondylo yang berarti “tulang belakang (vertebra)”, dan listhesis yang berarti
3.2 Epidemiologi
umum populasi pastinya akan mengalami penuaan. Paling sering melibatkan level
L4-L5. Sampai 5,8% pria dan 9,1% wanita memiliki listhesis tipe ini
(kecil bagian belakang dan bagian belakang panggul) yang kecil, sendi facet tidak
patah tulang atau cedera pada salah satu tulang-tulang belakang dari kegiatan
olahraga terkait seperti angkat berat, berlari, berenang, atau sepak bola yang
2
3
Guidelines, 2009).
1. Displatik.
- Sendi facet memungkinkan pergeseran kedepan.
- Lengkungan neural biasanya masih utuh.
2. Isthmic.
- Lesi terletak pada bagian isthmus atau pars interartikularis
- Terdapat 3 subtipe: fraktur stress, pemanjangan dari pars, dan fraktur
pars akut.
3. Degeratif.
Spondilolisthesis bisa disebabkan oleh penuaan, umum, dan
yang menyebar ke bagian lain dari tubuh dan menyebabkan tumor) atau
penyakit Paget tulang (dinamai Sir James Paget, seorang ahli bedah
menyebar ke bagian lain dari tubuh), tumor sel raksasa, dan metastasis
tumor.
klinis dapat berupa nyeri punggung bawah ringan yang sesekali dirasakan
pada panggul dan paha posterior, terutama saat beraktivitas. Gejala jarang
tingkat selip dan melibatkan motorik, sensorik, dan perubahan refleks yang
sesuai untuk pelampiasan akar saraf (biasanya S1) ( Syaarin, Syaiful, 2010).
kelemahan pada kaki karena kompresi saraf. Kompresi parah dari saraf
5
kemih.
3. Keketatan dari paha belakang dan penurunan jangkauan gerak dari
punggung bawah.
dari gejala-gejala tersebut. Pergeseran yang paling umum adalah di L4-5 dan
recessus lateral dari facet dan ligamen hipertrofi dan/ atau disk herniasi. Akar
pembesaran foramen tersebut. Hal ini mengurangi tekanan pada akar saraf
2009).
3.5 Diagnosis
belakang. X-ray lateral akan menunjukkan kelainan apabila terdapat vertebra yang
tempatnya
disebabkan stenosis atau penyempitan ruang tempat lewatnya saraf pada tungkai.
kelainan. Pemeriksaan ini juga berperan dalam menentuskan terapi pilihan untuk
a. X-ray
Pemeriksaan awal untuk spondilolistesis yaitu foto AP, lateral,
dan spot view radiograffi dari lumbal dan lumbosacral junction. Foto
spondilolistesis.
b. SPECT
SPECT dapat membantu dalam pengobatan. Jika SPECT positif
lebih serius.
d. Magnetic resonance imaging (MRI)
MRI dapat memperlihatkan adanya edema pada lesi yang akut.
3.7 Penatalaksanaan
3.7.1 Nonoperatif
9
non operative diindikasikan untuk semua pasien tanpa defisit neurologis atau
defisit neurologis yang stabil. Hal ini dapat merupakan pengurangan berat badan,
stretching exercise, pemakaian brace, pemakain obat anti inflamasi. Hal terpenting
2008).
3.7.2 Operatif
yang gagal dengan non operative manajemen diindikasikan untuk operasi. Bila
radiologis tidak stabil atau terjadi progresivitas slip dengan serial x-ray disarankan
untuk operasi stabilisasi. Jika progresivitas slip menjadi lebih 50% atau jika slip
50% pada waktu diagnosis, ini indikasi untuk fusi. Pada high grade
tanpa fusi adalah logis pada pasien dengan simptom oleh karena neural kompresi.
Bila manajemen operative dilakukan pada dewasa muda maka fusi harus
dilakukan karena akan terjadi peningkatan slip yang bermakna bila dilakukan
operasi tanpa fusi. Jadi indikasi fusi antara lain: usia muda, progresivitas slip lebih
besar 25%, pekerja yang sangat aktif, pergeseran 3mm pada fleksi/ekstensi lateral
x-ray. Fusi tidak dilakukan bila multi level disease, motivasi rendah, aktivitas
rendah, osteoporosis, habitual tobacco abuse. Pada habitual tobacco abuse angka
union) rate 40% pada perokok dan 8% pada tidak perokok. Fusi insitu dapat
1. anterior approach
3.8 Komplikasi
penarikan (traction) pada saraf spinal, bisa menyebabkan komplikasi. Pada pasien
infeksi dan perdarahan dari prosedur pembedahan (1%-5%). Pada pasien yang
perokok, kemungkinan untuk terjadinya kegagalan pada saat melakukan fusi ialah
(>50%). Pasien yang berusia lebih muda memiliki resiko yang lebih tinggi untuk
serial dengan posisi lateral harus dilakukan setiap 6 bulan untuk mengetahui
3.9 Prognosis
pergeseran vertebra yang progresif terjadi pada 30% pasien. Bila pergeseran
vertebra semakin progresif, foramen neural akan semakin dekat dan menyebabkan
11
penekanan pada saraf (nerve compression) atau sciatica hal ini akan
LAPORAN KASUS
Identitas Penderita
Nama : Ny. T
Usia : 62 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Kebonharjo Rt 05 Rw 06, Tanjung Mas, Semarang
Utara
Agama : Islam
No.Rekam Medis : 01263020
Kelas : Rawat Jalan
Tgl. Pemeriksaan : 24/01/2019 11:52:47
Tgl. Hasil : 24/01/2019 12:45:14
Status Care : JKN PBI
Anamnesis (Alloanamnesis)
Poli Penyakit Dalam RSISA dengan keluhan nyeri punggung bawah. Hal ini
dialami pasien sejak 6 bulan yang lalu, nyeri menjalar (-). Nyeri terutama
sebelumnya (-). Riwayat trauma (-), riwayat batuk lama (-), batuk darah dan
keringat malam (-). Keluhan dirasakan terus menerus dan tidak ada faktor
lainnya.
Riwayat DM :-
Riwayat Hipertensi :-
Riwayat Maag :-
Riwaya Alergi obat :-
12
13
Riwayat CHF :-
Riwayat Stroke :-
Riwayat Trauma :-
Riwayat imobilitas yang lama : -
Riwayat tindakan bedah :-
Keluhan Serupa :-
Riwayat DM :-
Riwayat Hipertensi :-
Riwaya Alergi obat :-
Riwayat CHF :-
Riwayat Stroke :-
Pemeriksaan Fisik
Satuts Gizi
BB : 60 kg
TB : 165 cm
14
serumen (-/-)
Hidung :Deformitas (-), deviasi septum (-) secret (-), napas cuping hidung
(-)
Mulut : Simetris, stomatitis angularis (-), bibir kering (-), bibir sianosis
(-),
Tenggorokan : faring hiperemis (+) tonsil T1/T1
Leher
Trakea berada di tengah dan tidak deviasi, tidak terdapat pembesaran kelenjar
Cor
Inspeksi
Ictus cordis tidak tampak
Palpasi
Ictus cordis kuat angkat (+) teraba di ICS V 2 cm lateral linea mid
clavicula sinistra, melebar, pulsus epigastrium (+), pulsus parasternal
(+), sternal lift (+)
Perkusi
Batas atas jantung : ICS II linea sternalis sinistra
Pinggang jantung : ICS III linea parasternalis sinistra
Kanan jantung : ICS V linea parasternalis dextra
Kiri jantung : ICS V Ilinea midclavicularis sinistra
Auskultasi
katup aorta : SD I-II murni, suara tambahan (-)
katup trikuspidal : SD I-II murni,suara tambahan (-)
katup pulmonal : SD I-II murni, suara tambahan (-)
katup mitral : SD I-II murni, suara tambahan (-)
bising :-
BJ I-II irreguler
Gallop S3 -
Kesan Kardiomegali
Abdomen
Pemeriksaan Hasil
16
Ekstremitas
meriksaan Penunjang
17
Kesan
proses degeneratif.
- Spondilosis lumbalis
Diagnosis
PEMBAHASAN
gambaran
Struktur tulang parotik.
Tampak Corpus L4 lebih ke anterior dari L5, pergeseran <25%.
Tampak corpus L4 dan L5 lebih pipih dengan sklerotik endplate.
Tampak penyempitan discus dan foramen intervertebralis L4-5 dan
19
BAB V
KESIMPULAN
20
DAFTAR PUSTAKA
Media Aesculapius.
Eastman W.G, et.all. 2013. Radiologi Klinis. Jakarta: EGC. 143.
Medical Disability Guidelines, 2009. Spondylolisthesis.
Nicrovic, Peter. A. 2009. Back pain in children and adolescents: Overview
& Wilkins
Serena S. Hu, dkk. 2008. Spondylolisthesis andSpondylolisis, The Journal
21