Anda di halaman 1dari 10

PENERAPAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN

KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR


KOGNITIF SISWA PADA MATERI SISTEM DAN FUNGSI JARINGAN
PADA TUMBUHAN KELAS XI IPA 1 DAN 3 MADRASAH ALIYAH
ANNUR BULULAWANG

SKRIPSI

OLEH

MOHAMMAD SUKARNO PUTRA

NIM 170341615063

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

SEPTEMBER 2018
A. LATAR BELAKANG Commented [P1]: Belum ada judul bab
Belum ada hasil data penelitian orang lain terdahulu tentang PBL
Belum disertai data pendukung
Pembelajaran merupakan proses berinteraksi antara guru dan Belum ada penyebabnya

siswa, yang bertujuan agar siswa mendapatkan pengalaman dari kegiatan


belajar tersebut. Guru mempunyai peran penting dalam proses belajar dan
mengajar untuk memandu siswa untuk lebih memahami materi pelajaran.
Guru juga sebagai pemegang kunci utama dalam menentukan proses
keberhasilan dari siswa.

Guru hendaknya menciptakan kegiatan belajar dan mengajar yang


efektif dan efisien dengan memanfaatkan berbagai media, teknologi, dan
berbagai sumber ilmu mulai berbagai buku dan sumber referensi yang lain. Commented [P2]: Paragraf terlalu pendek

Problem based learning (PBL) adalah model pembelajaran yang


berpusat kepada siswa dimana siswa dituntut memahami subjek pelajaran
melalui pengalaman memecahkan masalah yang diberikan guru.(Fisher.
2011) Proses PBL tidak terfokus kepada pemecahan masalah dengan
solusi yang ditentukan, akan tetapi lebih ke pengembangan keterampilan
dalam memecahkan masalah. PBL dapat meningkatkan penilaian kritis,
pengambilan refereni dan literatur, serta mendorong pembelajaran yang
sedang berlangsung dalam tim.(Duch, et al., 2001) Menurut Jolly & Jacob
(2012), problem based learning merupakan suatu model yang menekankan
pada peningkatan dan perbaikan cara belajar siswa untuk menguatkan
konsep dalam keadaan nyata, mengembangkan keterampilan berpikir
kritis, membuat kesimpulan, meningkatkan keaktifan siswa dan
meningkatkan interaksi sosial.

Keterampilan berpikir kritis adalah keterampilan dalam


memecahkan masalah, pembuatan keputusan, menganalisis asumsi-asumsi
dan penemuan keilmuan yang dapat meningkatkan pemahaman. Menurut
definisi yang dikemukakan oleh Kompf & Bond (2001), berpikir kritis
melibatkan pemecahan masalah, pengambilan keputusan, metakognitif ,
pemikiran rasional, penalaran, pengetahuan, dan kecerdasan. Peningkatan
niali-nilai tersebut penting untuk siswa agar dapat menerima pembelajaran
dengan baik.
Sistem dan fungsi jaringan pada tumbuhan merupakan suatu materi
yang cukup rumit dan memerlukan banyak pemahaman untuk
mempelajarinya, sehingga dengan menggunakan cara konvensional
sebagai guru yang menjadi sumber ilmu dan acuan akan sulit untuk
dipahami oleh siswa. Olehnya itu, model pembelajaran PBL merupakan
salah satu solusi yang paling baik untuk meningkatkan kemampuan
berpikir kritis dan pemecahan masalah, dan hal ini bisa berdampak
terhadap hasil belajar kognitif siswa..

B. RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
Bagaimanapenerapan problem based learning dapat meningkatkan berpikir Commented [P3]: Penulisan salah

kritis daan hasil siswa terhadap materi Sistem dan fungsi Jaringan pada
Tumbuhan di kelas XI IPA 1 Madrasah Aliyah Annur Bululawang?
Secara lebih rinci rumusan masalah penelitian ini dijabarkan
sebagai berikut.
1. Bagaimanakah penerapan strategi pembelajaran dengan metode
Problem Based Learning dapat meningkatkan keterampilan berpikir
kritis dan hasil belajar siswa pada materi Sistem dan fungsi Jaringan
pada TumbuhanMadrasah Aliyah Annur?
2. Bagaimana penerapan Problem Based Learning dapat meningkatkan
kemampuan berpikir kritis siswa tentang penyusun jaringan
tumbuhan?

C. TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakaan, maka


tujuan dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui penerapan strategi pembelajaran dengan metode Commented [P4]: Untuk meningkatkan

Problem Based Learning dapat meningkatkan keterampilan berpikir


kritis dan hasil belajar siswa pada materi Sistem dan fungsi Jaringan
pada Tumbuhan Madrasah Aliyah Annur
2. Untuk mengetahui penerapan Problem Based Learning dapat Commented [P5]: Untuk meningkatkan

meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa tentang penyusun


jaringan tumbuhan

D. MANFAAT PENELITIAN

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk semua pihak,
antara lain: Commented [P6]: Paragraf awal kalimat menjorok kedalam

1. Bagi Siswa
a. Siswa dapat memahami materi tentang sistem dan jaringan tumbuhan
secara keseluruhan dengan melalui model problem based learning.
b. Dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa dalam
memecahkan masalah yang akan dihadapi kedepan.Bagi Guru
2. Bagi Guru
a. Dapat menginspirasi para guru khususnya guru biologi untuk lebih
meningkatkan kualitas pembelajaran biologi.
b. Guru dapat senantiasa menciptakan suasana belajar yang aktif, kreatif,
dan menyenangkan dalam pembelajaran.
c. Dapat dijadikan referensi bagi para guru yang menghadapi masalah
proses pembelajaran kelas
3. Bagi sekolah
a. Dapat dijadikan model pembelajaran di sekolah.
b. Dapat meningkatkan mutu pembelajaran dan pendidikan sekolah.

E. HIPOTESIS TINDAKAN
Hipotesis penelitian ini adalah Penerapan Problem Based Learning
dapat Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Hasil Belajar Siswa
Kelas XI IPA 1 Madrasah Aliyah Annur Bululawang pada Materi Struktur
dan Fungsi Jaringan pada Tumbuhan. Commented [P7]: Tidak setiap Awal kata tidak menggunakan
huruf besar. Pada awal kalimat saja.
Serapan istilah asing dibuat miring hurufnya

F. DEFINISI OPERASIONAL
Problem based learning merupakan salah satu model pembelajaran Commented [P8]: Penulisan salah. Setiap huruf awal kata pada
istilah asing dibuat kapital
yang berpusat kepada siswa dimana siswa dituntut memahami subjek
pelajaran melalui pengalaman memecahkan masalah yang diberikan guru
melalui penguatan konsep dalam keadaan nyata, pengembangan keterampilan
berpikir kritis, membuat kesimpulan, peningkatan keaktifan siswa dan
peningkatan interaksi sosial.
Materi sistem dan fungsi jaringan tumbuhan merupakan materi yang
meliputi letak jaringan, fungsi jaringan, dan sel-sel penyusun jaringan
tersebut. Materi ini cukup rumit dan memerlukan banyak pemahaman untuk
mempelajarinya, sehingga dengan menggunakan cara konvensional akan sulit
untuk dipahami oleh siswa. Oleh karena itu, sebagai pengajar atau guru harus
memiliki keterampilan mengajar dan terampil dengan startegi pembelajaran.
Keterampilan berpikir kritis dalam penelitian ini adalah bagaimana
keterampilan siswa dalam menemukan konsep masalah dan terampil dalam
memecahkan masalah tersebut melalui rasionalitas dan penalaran pada materi
sistem dan fungsi jaringan dalam tumbuhan.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Penelitian ini tergolong penelitian tindakan kelas dengan dua siklus. Pada
masing-masing siklus terdiri atas tahap-tahap planning, implementing,
observating, dan reflection. Pendekatan yang digunakkan adalah dengan
pendekatan kuantitatif dan kualitatif.

B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian tindakan kelas merupakan siswa Madrasah Aliyah
Annur Bululawang, yaitu kelas XI-IPA 1 dan XI-IPA 2 dengan total siswa
keseluruhan 50 siswa, terdiri atas 21 siswa dan 29 siswi.

C. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan mula tanggal 22 Agustus 2018 sampai dengan
16 Januari 2018 meliputi planning ,implementating, observation, reflecting,
reporting.
Tabel 3.1 Jadwal kegiatan penelitian

NO. KEGIATAN WAKTU

1. PLANNING I Oktober 2017

2. IMPLEMENTING I Oktober 2017

3. OBSERVING I November 2017

4. REFLECTING I November 2017

5. PLANNING II Januari 2018

6. IMPLEMENTING II Januari 2018

7. OBSERVING II Februari 2018

8. REFLECTING II Februari 2018


9. REPORTING Februari 2018

D. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian tindakan kelas ini secara rinci dijabarkan pada tabel
3.2
Tabel 3.2 . Hubungan Variabel, Indikator, dan Instrumen

No Variabel Indikator Instrument


1 Problem Based 1. Melakukan orientasi 1. Lembar observasi
Learning pengenalan tentang oleh guru
permasalahan pada Siswa.
2. Lembar observasi
2. Mengkoordinir siswa untuk oleh siswa
melakukan kajian dan
3. Powerpoint
meneliti.
pendahuluan atau
3. Membimbing penyelidikan pengenalan
siswa secara mandiri atau permasalahan
berkelompok. berkaitan dengan
Sel dan Jaringan
4. Mengembangkan dan
Tumbuhan.
menyajikan hasil
penyelidikan. 4. Video penunjang
Powerpoint.
5. Menganalisis dan
mengevaluasi proses
pemecahan masalah.
2 Kemampuan Berpikir 1. Lembar observasi
Kritis berpikir kritis untuk
1. Mengidentifikasi unsur-unsur
guru.
dalam kasus beralasan, terutama
alasan-alasan dan kesimpulan-
kesimpulan.
2. Mengidentifikasi dan
mengevaluasi asumsi-asumsi.
3. Memperjelas dan
menginterpretasikan pernyataan-
pernyataan dan ide-ide.
4. Mengadili penerimaan,
terutama kredibilitas, dan klaim-
klaim.
5. Mengevaluasi argumen-
argumen yang beragam jenisnya.
6. Menganalisis, mengevaluasi,
dan menghasilkan
penjelasanpenjelasan.
7. Menganalisis, mengevaluasi,
dan membuat keputusan-
keputusan.
8. Menyimpulkan.
9. Menghasilkan argumen-
argumen.

3 Hasil Belajar 1. Kognitif 1. Tes hasil belajar


kognitif
2. Lembar penilaian
keaktifan diskusi
3. Pretes
4. Postest
E. Prosedur Penelitian
1. Planning:
a. Menyusun RPP siklus 1 dan RPP siklus 2
b. Menyusun instrumen
c. Menyiapkan media
d. Menyiapkan LKS
e. Menyiapkan sumber belajar
2. Implementing
Implementing merupakan penerapan dari planning
3. Observing
Pada saat implementing dilakukan observing menggunakan instrumen
yang telah disiapkan.
4. Reflecting
Reflecting merupakan tahap analisis data yang telah diperoleh pada
saat observing guna mengetahui apakah penelitian telah berhasil atau
belum.
Indikator keberhasilan penelitian digunakan pedoman sebagai
berikut.
1. Hasil Belajar Kognitif
Indikator keberhasilan tindakan ditinjau dari dua aspek yakni observasi
dan tes kognitif. Untuk mengetahui hasil belajar kognitif melalui
observasi, harus dilakukan observasi terhadap peserta didik, dalam
melakukan observasi terhadap perilaku yang ditunjukkan oleh peserta
didik, dapat menggunakan lembar observasi untuk tujuan belajar
maupun sebagai evaluasi. Untuk mengetahui hasil belajar kognitif
melaluihasil tes yang ditunjukkan jika rata-rata siswa ≥7,5 dengan
ketuntasan klasikal 75%.
2. Keterampilan Berpikir Kritis
Format dari tes yang dipergunakan untuk mengukur keterampilan
berpikir kritis siswa dapat menggunkan tes open ended. Tes open
ended terdiri atas tes pilihan ganda dengan penjelasan tertulis, tes
essay berpikir kritis, dan tes unjuk kerja (performance assesment).
5. Reporting
Merupakan tahap pelaporan hasil dari penelitian.

Anda mungkin juga menyukai