Anda di halaman 1dari 5

Studi Lingkungan Pengendapan Formasi Tapak Bagian

Bawah di Daerah Petahunan dan Sekitarnya,


Kab. Banyumas, Jawa Tengah

M Hakim Al Amin
03071381520037

Program Studi Teknik Geologi


Fakultas Teknik
Universitas Sriwijaya
2018
Lingkungan Pengendapan

Menurut Rigby dan Hamblin (1972), Lingkungan Pengendapan adalah


suatu tempat dimana terjadinya akumulasi material sedimen, yang
mempunyai kondisi fisis, kimia, dan biologis yang mencirikan keadaan yang
khas dari tempat pengendapan tersebut. Penelitian-penelitian terdahulu
mengenai Formasi Tapak bagian bawah menunjukkan interpretasi berupa
lingkungan pengendapan pada zona tidal atau pasang surut, namun melihat
kenampakan fisik di lapangan pada lokasi pengamatan, tidak muncul
karakteristik endapan yang mencirikan lingkungan tersebut. Oleh karena itu,
penelitian ini dilakukan untuk mengetahui variasi lingkungan pengendapan
yang dapat muncul dari batuan - batuan penyusun Formasi Tapak bagian
bawah.
Metode Penelitian
PRA-LAPANGAN LAPANGAN PASCA-LAPANGAN

Analisis penampang dan


Kajian Pustaka Pengumpulan Data
profil stratigrafi

Pembuatan Peta Pengukuran Penampang


Analisis Litofasis
Pendahuluan dan Profil Stratigrafi

Survei Lapangan Analisis Mekanisme


-Litologi Sedimentasi
- Struktur Sedimen
Pemetaan Geologi - Tekstur Batuan Analisis Umur Relatif dan
- Ketebalan Lapisan Sub-Lingkungan
-Percontoan Paleontologi Pengendapan
Penentuan Lokasi - Percontoan Petrografi
Pengukuran Profil Korelasi Litostratigrafi
Stratigrafi dan Biostratigrafi

LINGKUNGAN
PENGENDAPAN
Analisis Data
• Untuk menganalisis lingkungan pengendapan,
diperlukan pengukuran penampang stratigrafi dan
profil stratigrafi terukur di beberapa tempat yang
berbeda. Secara detail diperlukan identifikasi sifat
fisik batuan berupa perubahan litologi, struktur
sedimen, tekstur batuan, ketebalan lapisan. Data-
data ini kemudian diolah dan diinterpretasikan
untuk dikelompokkan menjadi satuan litostratigrafi.
Karakterisitik litostratigrafi ini akan diidentifikasi
untuk mengetahui mekanisme sedimentasi yang
berlangsung.
• Kemudian dilakukan analisis paleontologi
untuk mendapatkan umur relatif batuan, beserta
analisis petrografi untuk mengidentifikasi kesamaan
komposisi mineralnya. Dari data litostratigrafi dan
paleontologi ini kemudian dilakukan korelasi secara
3D menggunakan metode modern analouge berupa
Vience Diagram. Dari diagram ini, akan dilakukan
korelasi secara Ltitostratigrafi dan Biostratigrafi.
Kedua korelasi ini akan menghasilkan interpretasi
terhadap sub-lingkungan pengendapan dan Gambar 1. Contoh korelasi stratigrafi
lingkungan pengendapan Formasi Tapak dari suatu (Ward, et.all. 1995)
daerah tersebut.
Daftar Pustaka
• Ma’aruf S.G., Novian M.I. 2015. Mekanisme dan Dinamika Sedimentasi
Formasi Tapak Bagian Bawah di Daerah Kalisalak, Kecamatan Margasari,
Kabupaten Tegal, Provinsi Jawa Tengah. Proceeding Seminar Kebumian ke-
8 Teknik Geologi UGM.

• Putra,R.T. 2010. Geologi dan Studi Sedimentasi Formasi Tapak Bagian Atas
Daerah Rajawanda dan Sekitarnya, Kab. Purbalingga, Jawa Tengah. Skripsi
Teknik Geologi Institut Teknologi Bandung. Non-publikasi.

• Ward W, Keller G, Stinnesbeck W, Adatte T (1995) Yucatan subsurface


revisited: implications and constraints for the Chicxulub meteor impact.
Geology 23:873–876.

Anda mungkin juga menyukai