Anda di halaman 1dari 5

Suatu hari di sebuah desa kecil terdapat keluarga miskin yang terdiri dari ayah, ibu dan kedua

anaknya

Ayah yang bernama : Pak Ragi

Ibu yang bernama : Mak Ipah

Abang yang bernama : Dul

Adik yang bernama : Midah

Ketika itu, si adik Midah yang sedang merintih kesakitan pada bagian perut dan terus
mengalami BAB yang sudah lebih dari 10 kali dan terus menerus keluar masuk kamar kecil,
terbaring di kamar. Sebenarnya Midah ingin sekali mengmbil air minum di dapur, tetapi oleh
karena sakit perut yang dialaminya, Midah pun hanya bisa merintih.

Midah : Aduh... aduh... ( merintih kesakitan )

Dul : Kamu kenapa? ( sambil melihat kearah Midah )

Midah : Sakit bang...

Dul : Sakit sedikit saja dibesar-besarkan, manja kamu...

Midah : Tolong ambilkan air minum bang, Midah haus...

Dul : Lagi sibuk, ambil sendiri...

Midah : ( hanya bisa menahan sakit perut dan haus yang dirasanya )

Si abang yang tidak peduli dengan adiknya pergi meninggalkan rumah. Midah berlari menuju
dapur dan masuk ke toilet (dengan muka pucat). Sudah lama Midah di dalam, tapi tiadk keluar-
keluar.

Mak yang sedang mencuci piring khawatir dan segera memanggil Midah.

Mak : Midah... lama sekali kamu didalam!

Midah : Sakit Mak, mulas...

Mak : Cepat, gantian mak lagi...

Midah keluar dengan wajah yang pucat, ia merasa pusing dan Midah pun pingsan. Mak yang
sedang mencuci piring langsung melepaskan piring yang sedang dicuci.
Mak : Midah.. Midah... Midah... bangun Nak, kenapa kamu?

Dul... dul... pak.. pakkk.. bapak...

Ya Allah nak kenapa sampai begini?

Bapak : Ya bu, sebentar ( bergegas keluar kamar )

Bapak baru selesai sholat bu...ada apa?

( belum sempat ibu menjelaskan, Pak Ragi langsung kaget )

Astaghfirullah hal’adzim... Midah anakku

( Bapak langsung mengangkat Midah ke kamar )

Mak : Pak, Mak khawatir dengan keadaan Midah. Belum sampai 1 hari ini Midah sudah
bolak balik kamar kecil lebih dari 100x, Mak takut kenapa-kenapa...

Bapak : Iya Mak, Bapak juga khawatir ( sambil memegang kepala Midah )

Mak : Iya-iya, ayo kita bawa Pak...

( Midah pun dibawa ke RS SEHAT ABADI ).. ( tiba di RS SEHAT ABADI)...

Bapak : Sus, tolong anak saya sus...

Suster : Iya pak, ( suster membawa Midah ke IGD )

Maaf bapak tunggu di luar ya..

( sambil menunggu, bapak dan mak berbicara tentang biaya untuk pembayaran RS.
Tiba-tiba dul datang setelah mengetahui adiknya masuk RS ).

Dul : Midah kenapa pak? Ada-ada saja anak itu.

Mak : Huust, jangan begitu, itu adikmu dul.

Dul : Adik apa seperti itu, menyusahkan keluarga.

Bapak : Dul... Midah itu adik kandung kamu, seharusnya kamu meberi perhatian bukan
malah memojokan dia..

( dul marah-marah dan langsung meninggalkan kedua orang tuanya)

(ibu menangis)

Mak : Pak, bagaiman cara kita membayar biaya pengobatan Midah Pak? Dapat dari mana
kita uang Pak?

( Mak sambil menangis )


Bapak : Mak, kita akan berusaha untuk mendapatkan uang untuk Midah, kalau perlu kita
jual rumah kita itu untuk membayar biaya RS.

Mak : Terus kita tinggal dimana Pak? Hanya rumah itu satu-satunya harta kita

(Bapak hanya terdiam )

(Suster keluar dan membawa Midah pindah ke R. DALAM. Bapak dan Ibu pun langsung
mendampingi Midah yang tidak sadarkan diri. Sesampainya di R. DALAM Suster memanggil
keluarga Midah untuk menjelaskan penyakit dan biaya administrasi Midah)...

Suster : Permisi Bapak, Ibu keluarga Midah?

Bapak dan Ibu : Iya Sus, ada apa?

Suster : Bapak dan Ibu diminta Dr. Rio ke ruang perawat untuk membicarakan penyakit
dan biaya administrasinya

Bapak dan Ibu : Baik Sus, terima kasih!

Suster : Sama-sama Pak, Bu....

(Bapak dan Ibu Ragi pergi ke ruang perawat )

Bapak : Permisi...

Suster : Silahkan masuk..

Dr. Rio : Bapak dan Ibu orang tua Midah? Begini pak, setelah diperiksa, anak Bapak dan Ibu
mengalami diare dan dehidrasi atau kekurangan cairan didalam tubuh, jadi anak
Bapak dan Ibu harus tinggal dirumah sakit dulu dalam beberapa hari untuk
memulihkan kesehattannya.

Bapak : Kira-kira biayanya berapa ya dok?

Dr. Rio : Kalau masalah biaya, Bapak dan Ibu bisa konfismasi kebagian administrasi dan yang
penting sekarang kita pulihkan dulu keadaan anak Bapak dan Ibu.

Bapak : Baik dok.

( Dr. Rio memanggil suster )

Dr. Rio : Suster, tolong berikan obat ini ke pasien midan, injeksi via infus ya Sus...

Suster : Baik dok

( suster langsung keruangan midah )


Suster : Selamat siang...

Keluarga : Siang sus..

( suster menjelaskan tindakan yang akan dilakukan pada keluarrga pasien )

Suster : Saya Suster Ami, dan saya akan melakukan tindakan menyuntikan obat melalui
infus supaya adek cepat sembuh. (sambil menyuntikkan obat )

Sudah selesai, sore nanti saya akan kesini lagi utnuk memberikan obat lagi, saya
permisi dulu ya. Permisi, selamat siang!

Keluarga : Siang sus, terimakasih!

Suster : Sama-sama

( dilakukanlah penyuntikan kedua, ada hal yang aneh)

Suster : Selamat malam, saya Suster Ami, sesuai dengan janji tadi saya akan memberikan
obat pada adek, biar adek cepat sembuh. ( sambil menyuntikan obat ke infus )

Saya sudah selesai. Kalau ada apa-apa Bapak dan Ibu bisa panggil saya, baik saya
permisi dulu. Selamat malam!

Keluarga : Selamat malam!

( setelah penyuntikan, Suster Ami keluar dan 15 menit kemudian Midah mengalami kejang, Bapak
dan Ibu Ragi panik )

Bapak : ( memanggil perawat )

(Dr. Rio dan suster datang )

Bapat : Dok, bagaimana ini? Kenapa bisa begini?

Dr. Rio : Iya sebentar ya pak, saya periksa dulu ( memeriksa obat apa yang diberikan Suster
Ami )

Obat apa yang Suster berikan ke pasien Midah?

Suster : Saya berikan obat yang sesuai dengan resep Dokter

(Dr. Rio memeriksa kembali obat yang di berikan, setelah diperiksa ternyata obat tersebut salah,
keluarga Pak Ragi tidak terima dengan kejadian ini, dan menuntut suster ami serta RS SEHAT ABADI
yang dianggap keluarga Pak Ragi sudah melakukan mal praktek )

Mak : Saya tidak terima dengan kejadian ini... saya akan menuntut RS ini, ini masalah
nyawa...
Dr. Rio : Maaf bu, kami tidak bermaksud untuk melakukan mal praktek atau semacamnya,
tapi ini memang kesalahan saya dan suster saya.

Mak : Saya tidak terima, saya akan bawa masalah ini ke pengadilan.

Suster : Maaf bu, mungkin masalah ini tidak perlu dibawa ke pengadilan, kami akan
bertanggung jawab dengan semua kejadian ini, kami pun sudah memberikan
obat yang sesuai dan penetral atas kejang-kejang tadi.

Dr. Rio : Benar bu, masalah ini bisa diselesaikan secara kekekuargaan..

( tiba-tiba Dul datang ke RS, setelah mendengan kejadian tersebut, hatinya pun mulai tersentuh
yang semula membenci adiknya, kini dia menjadi perhatian dan sayang )

Dul : Kenaa bisa begini bu...? Midah maafkan abang...

Bapak dan Ibu : ( menjelaskan semua kejadian yang sudah terjadi pada Dul )

( setelah bebincang-bincang, keluarga Pak Ragi setuju tidak membawa masalah ini kepengadilan
dan memilih cara kekeluargaan. Setelah diberi pengobatan dengan obat-obatan yang sesuai midah
bisa sembuh dan keluarganya pun tedak perlu membayar biaya pengobatan dan RS).

Anda mungkin juga menyukai