Anda di halaman 1dari 43

*Prolog

-Lula Nessa Hartono-

Tak pernah ku merasakan apa itu jatuh cinta. Jatuh cinta itu hanya membuang-buang

waktu dan tidak penting. Namun, hadirmu membuat segalanya berharga dan penting.

-Jovan Neumann-

Aku yang memegang kendali adas hidupku dan hidup orang-orang yang bersekolah di

tempatku. Namun, hanya satu yang tak bisa aku kendalikan, yaitu hatimu. Aku selalu

mengingikan takdir memihakku.

-Carisa Fagela-

Bahagia dan senang itu saat melihatmu selalu bersamaku bagaimanapun alasannya. Aku

tak peduli itu cinta atau obsesi yang ku tahu kau adalah milikku.

-Andre de Graff-

Sunyi hatimu selalu ku rasakan namun ku tak pernah bisa menghilangkan kesunyian

dalam hatimu. Aku yang tak bisa jadi yang terbaik untukmu, akan berusaha bahagiakanmu meski

tak pernah kau mengerti. Apakan takdir akan memihak padaku ?.

-Aldo Adelson-

Kecewa dan senang itu sangat berbeda tapi karenamu hatiku buta, tak bisa membedakan

kecewa, senang, sedih, ataupun bahagia. Hanya melihat senyummu hati ku akan selalu

memanggil namamu.
LULA GADIS CANTIK

Suatu hari, sekolah swasta SMA Harapan Bangsa yang terkenal dengan sekolahnya anak

para konglomerat. Hampir semua anak yang sekolah di sekolah ini, adalah anak orang kaya, anak

artis, anak pejabat, dan lainnya. Di sekolah inipun terdapat seorang anak gadis yang sangat

cantik dengan berbagai bakat yang dimilikinya. Gadis itu banyak di kagumi laki-laki hanya saja

sifat jutek, tomboy, juga dinginnya banyak membuat laki-laki patah hati.

“La, papah mau bicara”, Ucap ayah gadis yang bernama Lula itu.

“Iya pah, ada apa ?”,Tanya Lula menghampiri ayahnya yang sedang membaca koran.

“Pak Robert menolak kerja sama dengan perusahaan periklanan kita, maka papah

memintamu mencari tahu agar pak Robert mau bekerja sama dengan perusahaan kita. Papah

dengar anak pak Robert bersekolah di tempat mu juga, hanya dia menyembunyikan identitasnya

sebagai anak Robert”, Jelas ayahnya yang masih saja fokus pada koran hariannya.

“Apa anak pak Robert sekolah di Harapan Bangsa bersamaku pah ?”,Tanya Lula berfikir

“Iya, papah gak banyak tahu. Papah hanya tahu dia bersekolah di tempatmu namanya

Aldo”,Ucap ayah Lula

“Iya pah. Akan ku cari tahu”, Ucap Lula sembari meninggalkan ayahnya dan pergi

menuju kamarnya

*POV

Namaku Lula Nessa Hartono seorang gadis tomboy berumur 15 tahun yang bersekolah di

sekolah anak-anak konglomerat berkumpul. Di usiaku yang belum genap 18 tahun sudah terlibat
dalam perusahaan ayahku. Di sekolah, ku menyembunyikan identitasku sebagai keturunan

Hartono. Ayahku memiliki perusahaan di berbagai bidang seperti periklanan, property dan

mobil. Di usiaku saat ini tak ada waktu untuk merasakan rasanya seorang gadis yang mengalami

jatuh cinta atau sekedar bersenang-senang.

“Lula, lo mau ke perpustakaan lagi”, Tanya Suciana Gaulle teman Lula, dia cantik

tingginya kira-kira 7 cm dibawah Lula, rambutnya lurus berkilau, dan termasuk blasteran

Prancis. Ayahnya asli dari Prancis dan Ibunya dari Indonesia.

“Iya lo mau ikut”, Ucap Lula dingin

“Ah, kenapa harus Perpus sih. Lo gak bosen ?”, Ucap Suciana yang bawel. Meski bawel

Suciana adalah teman Lula satu-satunya. Lula tak memiliki teman karena dia hanya mengaku

anak seorang karyawan biasa, hingga tak banyak yang ingin berteman dengannya.

“Engga, terus lo mau ikut gue ke Perpus atau engga nih ?”, Tanya Lula yang bangkit dari

tempat duduknya

“Kita ke kantin aja yuk, gue laper nih. Lo juga belum pernah kekantin kan ?”, Bujuk

Suciana

“Emm, ya udah deh”, Ucap Lula malas

“Yeeaa”, Ucap Suciana sembari menarik Lula menuju kantin.

***

“Eh lo liat ada cewek cantik tuh Van”, Ucap Laki-laki yang bernama Julian, dia termasuk

populer di sekolahnya karena dia bersahabat dengan laki-laki populer juga di sekolahnya yaitu
Jovan Neumann, Julian Hernandez, Juan paddock, Geri Wibowo, dan Reno Prawiro. Mereka

adalah anak konglomerat, yang dipimpin oleh Jovan anak pemilik sekolah ini. Dia paling populer

di sekolah karena ketampanan dan kekuasaan yang dimiliki ayahnya.

“Mana ?”, Ucap Jovan memeriksa sekelilingnya

“Itu di depan lo”, Ucap Geri yang menunjuk ke Lula dan Suciana yang duduk tepat

didepan Jovan dan kawan-kawan.

“Eh, siapa dia ?”, Tanya Jovan

“Dia anak kelas X meski bukan anak orang kaya, dia itu termasuk terkenal karena

kecerdasan dan kecantikannya yang membuat dia terkenal di kelas X”, Jelas Juan

“Ya, dia memang cantik”, Ucap Jovan sembari tersenyum menatap Lula

“Tapi dia itu galak, dingin, jutek Van. Belum ada tuh yang dapet predikat sebagai

pacarnya”,Jelas Reno

“Oh ya, jadi dia itu belum punya pacar”, Ucap Jovan sembari tersenyum menyeringai.

***

“La, lo harus seneng soalnya kak Jovan liatin lo terus tuh”, Ucap Suciana berbisik

“Emm siapa Jovan ?”, Ucap Lula tak perduli dan terus makan

“Dia itu cowok yang paling populer tau, itu tuh mejanya di belakang kita”, Ucap Suciana

“Oh ya”, Ucap Lula sembari menengok ke belakang dan mendapati Jovan sedang

melambaikan tangannya ke arah Lula.


“Tuh kan, dia tertarik sama lo”, Bisik Suciana

“Mereka itu siapa ?”, Ucap Lula dingin

“Ya ampun, lo kok responnya biasa aja. Gak ada seneng-senengnya”,Ucap Suciana

sedikit kesal

“Emm”, Ucap lula mengangkat kedua bahunya menandakan dia tak perduli dan sibuk

pada makannya

“Oke gue jelasin, pemimpin kelompok itu Jovan yang tadi melambai ke arah lo dan yang

lainnya Julian, Geri, Reno dan Juan ganteng”, Ucap Suciana senang

“Eh emang namanya Juan ganteng ya ?”, Tanya Lula yang membuat Suciana kesal

“Bukan bego. Tapi dia itu Cogan (Cowok ganteng) gue. Ganteng kan ?”, Bisik Suciana

pada Lula

“Terus yang sendirian di pojok itu siapa ?”, Tanya Lula sembari menunjuk kearah laki-

laki berkacamata.

“ Ya ampun, lo malah nanyain dia. Dia itu gak penting, anak cupu”, Ucap Suciana malas

“Gue kan cuman nanya, Ci”, Ucap Lula dingin

“Dia itu anak cupu. Namanya Aldo anak kelas X juga”, Ucap Sucian membuat Lula

terkejut mendengar bahwa namanya adalah Aldo.

“Kenapa lo ?”, Tanya Suciana bingung


“Hallo, gue boleh duduk disini ?”, Ucap Jovan tanpa menunggu jawaban Lula dia sudah

duduk disamping Lula. Jovan yang menghampiri Lula diikuti teman-temannya hingga membuat

meja Lula dan Suciana penuh.

“Gue ke kelas ya, Ci”, Ucap Lula sembari bangkit dari tempat duduknya dan tak lama

Jovan menarik lengan Lula.

“Tunggu, tapi kita kan belum kenalan”,Ucap Jovan yang di balas Lula dengan tatapan

sinisnya

“Gue gak ada waktu buat main-main sama lo”, Balas Lula sembari menghentakan lengan

Jovan dan menatapnya sinis

“Ayo, Ci”,Lanjut Lula yang kemudian pergi

“Gue bilang juga apa”,Bisik Reno

***

CHAPTER 2

MENGENAL ALDO

Saat Lula akan menuju ke perpustakaan, dia melihat segerombolan anak laki-laki yang

sedang membully seseorang.

“Hey, lo anak cupu. Anak siapa lo. Ayah lo pasti nyesel buat lo. Hahaha”,Ucap seorang

anak laki-laki yang sok berkuasa di sekolah itu karena ayahnya pemilik sekolah ini.
“Emm maafin saya. Apa yang kalian mau ?”,Ucap anak laki-laki dengan kacamata di

wajahnya sembari ketakutan yang bernama Aldo. Anak gadis yang bernama Lula itupun tak

sengaja mendengar percakapan tersebut hingga membuatnya geram.

“Hey, lo jangan mentang-mentang anak orang kaya jadi bisa nyiksa orang seenaknya

ya”,Ucap Lula yang keluar dari persembunyiannya.

“Hey, hey, hey nona cantik ngapain disini”,Ucap Jovan. Dia anak pemilik sekolah

Harapan bangsa yang juga menjadi idola sekaligus di takuti di sekolah itu. Dia emang tampan,

alis yang tebal, suara yang berat juga seksi, kumis tipisnya serta tubuhnya yang atletis

membuatnya jadi idola.

“Lepasin dia”,Ucap Lula sembari menangkis tangan Jovan yang akan memegang pipinya

“Hey, itu bukan urusan lo sayang”,Ucap jovan tertawa sembari menggoda Lula

Lula tanpa memperdulikan Jovan kemudian menarik tangan Aldo dan membawanya

pergi. Sedangkan Jovan dan teman-temannya hanya tertawa.

“Jagain dek Aldo ya cantik haha”,Teriak Jovan sembari tertawa.

***

“Ma.. makasih”, Ucap Aldo

“Emm, lain kali lo lawan orang yang gitu jangan takut”,Ucap Lula kesal

“Emm, maaf udah ngerepotin”,Ucap Aldo merasa bersalah

“Oh iya, gue baru liat lo deh, lo murid baru ?”,Tanya Lula yang sedang mencari tahu
“Bukan, aku bukan murid baru cuman aku jarang keluar aja. Namaku Aldo”,Ucap Aldo

“Oh oke, gue ke kelas ya. Sampai ketemu lagi”,Ucap Lula ramah

“Emm tunggu, kita bisa berteman ?”,Ucap Aldo ragu.

“Tentu, dengan senang hati”,Ucap Lula dengan senyum indahnya membuat Aldo tersipu

malu.

*POV

-Aldo-

Kamu malaikat yang diutus tuhan untuk menolongku, Lula. Mungkin hanya aku yang

mengingat saat kau membelaku waktu MOS, dan hari ini juga. Sekali lagi, terima kasih.

***

“Lula, apa kau tak ingin makan dan hanya diam di kamarmu saja. Ayo keluar dan makan

bersama”,Teriak ibuku dari meja makan sangat keras sampai terdengar ke kamarku.

“Iya, mah”,Ucapku sembari berlari menuju meja makan

“Apa mamah harus terus berteriak untuk menyuruhmu makan”,Ucap ibuku kesal

“Ayo lah makan saja. Papah kan butuh ketenangan, oh iya La kamu udah ketemu sama

anak pak Robert itu ?”,Ucap ayahku sembari memakan makan malamnya

“Iya pah, udah. Namanya Aldo, dia sepertinya tidak mirip dengan pak Robert pah, juga

dia tak mengaku anak pak Robert”,Ucapku sembari makan dengan lahap.
“Iya, sudah papah duga pasti sulit dicari. Oh iya papah ada tugas lain untuk kamu

kerjakan. Papah akan kirimkan berkas perusahaan properti untuk kamu urus”,Ucap ayah Lula

dingin

“Apa setiap makan malam kita akan bicarakan pekerjaan. Pah, Lula kan Cewe biarkan

dia hidup layaknya anak seumurannya bukan dikasih pekerjaan yang memberatkannya”,Ucap

Ibu Lula kesal

“Sudahlah mah, aku gak apa-apa. Lagi pula hanya bermain main itu hanya menghabiskan

waktu saja”, Ucap Lula dingin

“Sudahlah, jangan khawatirkan anakmu. Papah hanya ingin anak papah mandiri, dapat

bertanggung jawab juga bisa melakukan segala hal”, Ucap ayah dingin

“Aku sudah selesai makan. Ayah segeralah kirimkan berkasnya ke Emailku, aku akan ke

kamarku”, Ucap Lula dingin kemudian pergi menuju kamarnya membuat ibunya khawatir pada

anak gadisnya yang selalu di perlakukan seperti anak laki-laki.

Dulu Lula sangat bahagia dan ceria hingga saat ayah lula mengalami kebangkrutan, ayah

Lula selalu memaksa Lula untuk terlibat dalam pekerjaannya dan menganggapnya anak laki-laki.

Lula mulai terbiasa mengerjakan pekerjaannya yang selalu menyibukkan hari-harinya.

***

“Lula ??!!”, Teriak Suciana dari kejauhan dan menghampiri Lula

“Kita nonton anak basket main yuk, ayolah”, Ajak Suciana yang memaksa sembari

menarik-narik Lula
“Emm kenapa sih lo selalu ajak gue”, Ucap Lula malas

“Ih liat tuh, Cogan gue ganteng banget ya”, Ucap Suciana yang tak memperdulikan Lula

dan terus memperhatikan Juan yang sedang bermain basket

“Lo suka nonton basket ?”, Tanya Aldo yang tiba-tiba muncul dari belakang

mengagetkan Lula

“Eh lo, do. Gue cuman nemenin Suciana kesini. Oh iya pulang sekolah ada acara gak”,

Tanya Lula ramah

“Ih apaan sih lo gaul sama anak Cupu”, Ucap Suciana sinis membuat Aldo malu

“Ikut campur aja lo. Perhatiin aja tuh Cogan lo”, Ucap Lula kesal

“Sebaiknya aku gak disini”, Ucap Aldo yang akan segera pergi namun Lula menarik

lengan Aldo

“Lo belum jawab pertanyaan gue. Kalau ada waktu, pulang sekolah anter gue ke toko

buku jam 14.00. gue tunggu di gerbang. Oke”, Ucap Lula ramah dan dibalas dengan anggukan

Aldo

“Lo mau maunya deketin anak cupu”, Ucap Suciana sinis

“Dia itu gak cupu udah deh lo berhenti buat nyebutin dia cupu. Dia itu temen gue”, Ucap

Lula dingin

“Ah terserah lo deh. Gue gak pernah ngerti sama apa yang lo pikirin”, Ucap Suciana

“Ya udah deh, sekarang kita ke kelas yuk gue males”, Ucap Lula
“Tunggu, kalian mau kemana ?”, tanya Jovan mencegah Lula dan Suciana pergi

“Mau kekelas”, Balas Lula singkat

“Lo pergi kekelas bakal sia-sia kalau gak dapetin salah satu dari kita”, Goda Reno

sembari tertawa

“Lalu ?”, Ucap Lula

“Kenapa jutek banget sih cantik ?”, Ucap Jovan menggoda Lula hingga Lula menendang

kaki Jovan dan membuatnya kesakitan

“Kurang ajar lo”, Ucap Jovan sembari meringin kesakitan

***

CHAPTER 3

Sepulang sekolah Lula dan Aldo pergi ketoko buku, bercanda, makan siang bersama, dan

jalan-jalan. Sedikit demi sedikit Lula memahami kekurangan dari perusahaan Robert dan segera

memikirkan langkah awal serta memikirkan untuk proyek ayahnya di perusahaan properti.

“Kenapa bisa ngeluarin biaya sebesar ini ya”, Pikir Lula yang sedang memeriksa berkas

proyeksi perusahaan properti.

“Gue harus cari tau, kenapa bisa harganya tinggi juga ada masalah apa disana”, Ucap

Lula tak henti-hentinya memeriksa berkas-berkas

“Lula cepat makan. Nanti kamu sakit”, Teriak Ibu Lula

“Iya mah”, Balas Lula sembari menuju meja makan.


Saat makan malan ayah Lula hanya menanyakan pekerjaan dan tidak pernah menanyakan

kabar Lula di sekolah. Terkadang Lula menginginkan kehangatan di rumahnya tapi itu hanya

harapan hati kecil Lula.

“La, gimana proyeknya ?”, Tanya ayah Lula dingin

“Aku tak mengerti ada banyak lahan yang diberikan harga tinggi hingga menghabiskan

uang yang banyak pah. Jadi Lula akan cari tau apa yang terjadi”, Jelas Lula dingin

“Emm Periksalah”, Ucap ayahnya yang sibuk makan

“Bagaimana pak Robert ?”, Tanya ayah Lula

“Oh.. kelemahan pak Robert adalah keluarganya. Keluarganya yang berantakan membuat

anaknya selalu menyendiri dan murung hingga membuat Pak Robert khawatir. Lula akan ajukan

proposal yang dapat menyentuh hatinya supaya kita dapat bekerja sama dengan pak Robert”,

Jelas Lula

“Ya, papah percayakan urusan itu padamu”, Ucap Ayah Lula yang kemudian pergi

menuju ruang kerjanya.

***

“Hey, Aldo”, Ucap Lula ramah

“Hey”, Balas Aldo sembari menunduk

“Lo kenapa ?”, Tanya Lula sembari menghampiri Aldo


“Eh.. emm engga. Cuman lo gak malu jalan sama gue ?”, Ucap Aldo yang masih

menunduk

“Kenapa harus perduliin orang lain sih. Yo kita ke kelas”, Ucap Lula menarik lengan

Aldo tanpa memperdulikan apapun

“Eh tunggu”,Ucap Aldo yang Lula abaikan.

“Gue udah sampe nih, bye”, Ucap Lula ramah

“Hey, lo ngapain berangkat bareng dia ?”, Tanya Suciana sembari melihat kepergian

Aldo

“Engga, gue gak berangkat bareng. Gue cuman ketemu dia di depan gerbang”, Ucap Lula

menuju lokernya untuk mengambil buku-bukunya.

“Oh iya La, tau gak gue lagi deket sama Cogan gue. Ah seneng deh”, Ucap Suciana

kegirangan namun Lula hanya diam di depan lokernya membuat Suciana bingung dan

menghampirinya.

“Ih apaan nih. Bangke tikus ??!!”, Ucap Suciana sembari menutup hidungnya membuat

kelas riuh dan mulai menggunjingkan Lula

“Sial. Ini pasti kerjaan anak basket itu”, Ucap Lula kesal dengan segera menghampiri

Jovan Dkk sembari membawa bangke tikus tersebut yang diikuti Suciana

“Ini kerjaan lo kan”, Ucap Lula dengan menyimpan bangke tikus di atas meja Jovan

membuat Jovan terkejut


“Apa buktinya ?”, Ucap Jovan sembari tersenyum sinis membuat seisi kelas XI

memperhatikan Lula dan Suci

“Jangan pernah ganggu gue lagi, ngerti”, Ucap Lula sembari menunjuk-nunjuk kearah

Jovan

“Lo mau apa kalau gue gak mau”, Ucap Jovan dengan senyum sinisnya

“Gue acak-acak sekolah milik lo ini”, Ucap Lula sembari menendang meja Jovan dan

pergi bersama Suciana

“Lo apain dia bro, ngeri banget marahnya”,Bisik Geri

“Lo jailin dia van”, Ucap Juan yang baru saja datang dan menerka keadaan yang telah

terjadi. Jovan hanya tersenyum sinis.

***

“Lo marah serem juga ya”,Bisik Suciana yang merasa sedikit ketakutan melihat mata

Lula yang tajam.

“Lupain aja deh. Tadi lo ngomong apa gue gak denger”, Ucap Lula yang mulai

mengontrol sikapnya

“yang mana ?”, tanya Suciana sembari mengingat ngingat

“Tentang jatuh cinta Ci. Emang kalau orang lagi jatuh cinta itu seperti apa ?”, Tanya Lula

“Ah iya, gue jadi lupa. Ya gitu deh, rasanya sangat berbunga-bunga dan bahagia.

Dipikiran lo cuman ada wajah dia”, Ucap Suciana kegirangan


“Emm gitu ya. Berarti gue juga sama dong. Gue sering ngerasain itu waktu deket sama…

Aldo”, Ucap Lula sembari tertawa

“Apa ??!!”, Teriak Suciana yang syok mendengar perkataan Lula hingga menjadi pusat

perhatian.

“Berisik lo, gue kan cuman bercanda bego”, Ucap Lula sembari menarik lengan Suciana

untuk duduk kembali lalu menjitaknya

“Ah sialan lo, gue kaget tau”, Ucap Suciana lega

“Eh istirahat ke kantin yuk”, Ajak Suciana memelas

“Pasti aja lo kalau minta sesuatu ke gue, masang tampang kaya pengemis gitu”, Ucap

Lula sembari mendorong wajah Suciana yang mendekat

“Enak aja tampang gue kaya pengemis”, Ketus Suciana

“Iya..iya gue anter”, Ucap Lula membuat Suciana tersenyum kembali

“Tapi jangan Ribut sama Jovan Dkk ya ?”, Ucap Suciana berbisik

“Apa ??!! lo mau makan sama mereka ? gue gak ikut deh”, Ucap Lula kesal

“Yah lo kok gitu, demi sahabat lo please”, Ucap Suciana memelas

“Ah lo apaan sih ??!!”, Ucap Lula kesal

“Please, La”, Ucap Suciana sembari memohon-mohon

“Gue gak janji”, Ucap Lula dingin


“Ah gak asik tau gak sih, au ah”, Ucap lula kesal sembari meninggalkan meja Lula

namun Lula menarik lengan Suciana

“Iya gue janji, nona bawel”,Ucap Lula membuat Suciana senang dan memeluk Lula.

***

CHAPTER 4

Saat Lula dan Suciana sampai di kantin, mereka di sambut dengan tepuk tangan yang

begitu keras membuat mereka bingung. Tak lama, Jovan menghampiri Lula.

“Heyy, nona pemberani ini datang. Jadi, beri dia jalan”, Ucap Jovan mengejek Lula

“Berisik lo, tutup mulut lo. Bau tau gak”, Ucap Lula dingin yang kemudian duduk di

tempat duduk yang kosong bersama Suciana dan memesan makanan favoritenya. Namun, di sisi

lain Jovan kesal karena omongannya kemudian duduk disamping Lula sembari menatap sinis

Lula.

“Udah deh, Van. Lo kan udah janji ke gue gak bakal buat keributan”, Ucap Juan yang

kemudian duduk disamping Suciana

“Cewe ini yang terlalu jelek, buat gue kesel terus”,Ucap Jovan kesal namun Lula tak

perdulikan.

“Hey, Ci”,Sambut Juan

“Hey juga kak”, Ucap Suciana malu-malu

“Hey, La”,Ucap Juan pada Lula


“Hey”, Balas Lula ramah

“Eh lo kok ramah ke dia tapi gak pernah baik ke gue. Sikap lo ke gue mirip penjaga pintu

neraka aja tau gak”, Ucap Jovan Kesal

“Iya, emang lo nerakanya”, Ucap Lula kesal

“Hey Udah deh gue butuh ketenangan nih”, Ucap Juan. Kemudian Lula menyantap

makanannya tanpa perdulikan tingkah laku Jovan yang mengesalkan tak lama Jovan

memperhantikan Lula makan dengan tenang.

“Iler lo tuh elap”, Ucap Lula yang masih makan dengan tenang dan tak melirik kearah

Jovan sedangkan Jovan segera memeriksa wajahnya takut apa yang dikatakan Lula benar

membuat teman-teman Jovan termasuk Suciana tertawa

“Sialan ??!!”, Ucap Jovan kesal

“Ci, kita pulang”, Ucap Lula yang mengagetkan jovan, Suciana, Juan dan seisi kantin

karena gebrakan mejanya yang begitu keras dengan tiba-tiba.

“Tunggu, Ci. Kak aku balik ya”, Ucap Suciana yang kemudian mengejar Lula yang sudah

meninggalkan Kantin

***

“Eh lo kok ganggu aja, gue kan masih asik ngobrol tau”, Protes Suciana kesal

“gue cuman mau nolongin lo”, Ucap Lula dingin

“Nolongin gue kaya gimana ?”, Tanya Suciana berpikir


“Lo gak liat cewek-cewek di kantin tadi liatin kita udah kaya macan mau nerkam

mangsa”, Ucap Lula membuat Suciana ketakutan

“Eh tungguin gue”, Ucap Suciana Sembari mengejar Lula

“Pulang, gue bareng lo ya La”, Ucap Suciana Ketakutan membuat Lula tertawa

“Kenapa ? lo ketakutan”, Ucap Lula sembari tertawa

“emm”,Balas Suciana mengangguk

“Gue sekarang mau ke ruang guru dulu, lo mau ikut ?”, Ucap Lula

“Ikut”, Balas Suci sembari menggandeng Lula

Setelah sampai ruang guru, Suciana menunggu Lula di depan ruang guru. Sedangkan

Lula sedang meminta izin untuk absen beberapa hari dengan alasan pernikahan omnya walaupun

sebenarnya bukan itu alasan Lula absen. Dia absen karena akan pergi ke perusahaan properti

ayahnya.

Sepulang sekolah saat Lula pergi ke toilet dan Suciana menunggu Lula di Kelas. Datang

beberapa kakak kelas yang akan melabrak Suciana dan Lula, Suciana memilik Firasat buruk

hingga dengan sigap Suciana memberi pesan pada Juan “Kelas”.

“Oh..Ini yang namanya Suci ?”, Ucap seseorang kakak kelas bernama Wina dan dua

temannya Runi dan Vina

“I..I..Iya. ada apa kak ?”, Tanya Suciana ketakutan


“Jangan so kecantikan lo sama geng Jovan deh”, Ucap Wina sembari mencengkram

wajah Suciana

“Ma..ma..maafin saya kak”, Ucap Suciana ketakutan

“Maaf ??!! maaf aja gak cukup. Dasar cewe gatel, kita harus apain dia gengs ?”, Ucap

Wina kepada kedua temannya sembari tertawa jahat

“Kita seneng-seneng”, Ucap Runi sembari membawa gunting sedangkan Vina memegang

lengannya Suciana sembari tertawa

“ Hahaha Juan pasti bakal suka model baru rambut lo, yaitu gundul Hahaha”, Ucap Wina

membuat Suciana Teriak, meronta-ronta dan menangis.

Setelah Lula dari toilet, di perjalanan menuju kelas Lula mendengar suara Suciana. Lula

dengan segera menuju kelas dan mendobrak pintu membuat ketiga cewe itu terkejut

“Ah kirain siapa. Ternyata target kita juga”,Ucap Wina sembari tertawa

“Lo mau ngapain temen gue”, Ucap Lula kesal saat melihat Suciana menangis ketakutan

“Berisikk Lo”, Ucap Vina yang akan menampar Lula namun Lula tangkis.

Tanpa menunggu lama lagi Lula menghajar ketiga gadis itu dengan jurus karatenya tanpa

ampun membuat ketiga gadis tersebut ketakutan dan meringis kesakitan.

“Denger ya, kalau ada apa-apa sama temen gue kalian yang pertama bakal gue

cari”,Ancam Lula sembari menujuk-nunjuk wajah Wina. Tak lama Jovan Dkk datang dan

terkejut melihat ketiga gadis kelas XII itu bonyok sembari menunduk dan menangis sedangkan
di sisilain ada Suciana yang keadaannya berantakan sembari menangis. Lula kemudian

menghampiri Suciana tanpa memperdulikan Jovan Dkk.

“A..A..Ada apa ini ?”, Ucap Jovan terkejut dan di balas dengan tatapan Sinis Lula

“Pergi lo semua ??!! nAwas ya lo kalau ada apa-apa sama Suciana gue bakal cari lo”,

Ucap Juan kesal

“Ci, lo gak apa-apa ?”, Tanya Juan Khawatir

“Gak apa-apa. Tadi gue lagi nunggu lo ke toilet sambil dengerin musik gak lama kakak

kelas tadi datang terus ngancem gue La. Gue takut, untung Lo dateng”,Ucap Suciana terisak-isak

semabri memeluk Lula

“Gue juga baru tau lo bisa beladiri la”, Ucap Suciana membuat Jovan Dkk mengerti

permasalahannya.

“Ya udah, sekarang lo pulang di anter Juan. Gimana ?”, Tanya Lula

“Iya, gimana ? gue siap nganter lo Ci”, Ucap Juan yang di bales dengan anggukan.

Kemudian Lula mengantar Suciana menuju motor Juan.

“Nah, lo pulang sama gue”,Ucap Jovan sembari memainkan alisnya

“Gue pulang sendiri. Gue gak butuh bantuan siapapun”, Ucap Lula sinis menunjukan

mata tajamnya membuat Jovan bergidik ngeri.

***
CHAPTER 5

Setelah mengantar Suciana pulang, Juan pergi menuju rumah Jovan, tempat mereka

berkumpul.

“Hey, Juan sang pahlawan datang”, ucap Reno menggoda Juan sembari bermain billiard

bersama Geri dan Julian. Sementara Jovan hanya memain-mainkan bola basket di tempat

duduknya sembari melamun

“Kenapa dia ?”, tanya Juan pada teman-temannya menanyakan keadaan Jovan yang tidak

pernah dilihatnya yaitu melamun

“Biasa dia lagi jatuh cinte haha”,ucap Geri menggoda Jovan membuat teman-temannya

tertawa

“ Apa yang kalian tertawakan ??!!”, ucap Jovan kesal

“Lo tumben ngelamun kaya gini”, ucap Juan

“Eh.. ituu..emm.. bukan. Ah tau deh. Eh Juan ada yang mau gue omongin. Ayo”, ajak

Jovan menuju ke kamarnya sedangkan teman-temannya hanya tertawa melihat tingkat Jovan

yang gelagapan.

“Ada apa ?”, tanya Juan sembari merebahkan tubuhnya di kasur Jovan

“Lo tadi nganter suci ? ngobrolin apa aja”, tanya Jovan yang duduk di kursi kamarnya

“Lo suka suciana ?”, ucap juan bangkit dari tidurnya

“Oh.. bukan Suciana issh lo apaan sih”, ucap Jovan kesal


“Oh Lula”, ucap Juan yang kembali rebahan

“Oh namanya Lula ya”, ucap Jovan sembari tersenyum

“Ah lo suka sama dia ya ? jujur”, tanya Juan menggoda Jovan

“Eh bukan gitu. Masa iya, gue suka sama cewe jelek kaya dia”, sanggah Jovan

“Oh iya ? dia itu cantik loh, manis walaupun agak galak mirip macan betina mau nerkam

hahaha”, goda Juan

“apa ??!! lo suka sama dia”,ucap Jovan kesal

“Hey hey lo cemburu. Tenang gue sukanya sama Suciana. Gue gak suka cewe galak kaya

dia”,Ucap Juan membuat Jovan lega

“Ah haha bagus deh. Lo liat gak waktu dia makan di kantin dia keliatan cantik ya, terus

waktu dia hajar wanita wanita itu buat gue terkagum kagum”, ucap Jovan semangat

“Bingo, benerkan lo suka sama dia ?”, Ucap Juan sembari tertawa

“Emm bukan gitu… gue cuman kagum aja sama dia”, ucap Jovan sembari tersenyum

“Tapi dia itu hebat juga, gaya berkelahinya lebih hebat dibanding kita-kita. Dia cocok

jadi pemimpin”, Goda Juan sembari tertawa

“Apa ??!! lo mau gantiin kedudukan gue sama dia. Lo temen apaan”, ucap Jovan kesal

“Eh ngomong-ngomong lo bener bener suka sama Suciana ?”,Tanya Jovan

“Entah lah yang pasti kalau gue deket sama Suciana, lo juga bisa deket sama si Lula kan

?”, Ucap Juan membuat Jovan tersenyum


“Ah bener juga. Ternyata lo pinter juga”, Ucap Jovan yang tak henti-hentinya tersenyum

senang

“Oh iya, apa yang lo tau tentang dia ?”, tanya Jovan

“Siapa ? Lula ?”,Tanya Juan kembali dan di balas dengan anggukan Jovan

“Tak banyak, namanya Lula. Sucipun gak tau dia dari keluarga mana, ayahnya siapa dan

ibunya siapa. Dia juga bukan dari keluarga kaya jadi dia cuman punya beberapa teman saja.

Banyak laki-laki yang di tolaknya, tapi ada satu cowo yang lagi deket sama dia. Dia sering main

sama lula sekarang sekarang ini dan lo tau siapa cowok itu. Dia itu Aldo si cupu yang kita pernah

bully”, jelas Juan

“Si Cupu ??!! “,Ucap Jovan kesal

“Ah lo cemburu ya ?”, Tanya Juan sembari tertawa

“Ah.. emm.. bukan gitu. Oh iya gimana dengan sekolah pelita harapan, apa mereka masih

menantang kita ?”,Ucap Jovan mengalihkan pembicaraan

“Haha ah iya mereka masih menantang. Bahkan dia menantang kita tarung sore ini di

kawasan elit Flower Garden”, ucap Juan menjelaskan

“Kurang ngajar, dia sudah menantang kita ??!!”, ucap Jovan kesal dan di balas dengan

anggukan Juan

***

Disisi lain Lula sedang membeli makanan ringan untuk menemaninya saat mengurus

berkas-berkas yang membosankan sembari menelpon Suciana untuk menanyakan keadaannya


Lula :”Ci, lo gak apa-apa kan ?”,

Suciana :”Gue gak apa-apa, tadi udah dianter juan sampai ke rumah”,

Lula :”Ibu lo tau kejadian tadi ?”

Suciana :”Engga, gue gak mau buat ibu gue khawatir dan ribut di sekolah”

Lula :”Terus, gue kan gak bakal masuk sekolah besok. Lo gimana ?”

Suciana :”Gue nunggu lo masuk sekolah aja hehe”

Lula :“-_- emm lo Ci, kan ada Juan”

Suciana : “Tapi dia gak jamin gue gak apa-apa kan. Dia kan kakak kelas bukan teman

sekelas gue”

BbUuuKk…..

Suciana : “Eh suara apa tuh La, kaya ada yang berantem ?”

Lula : “Gue gak tau, gue periksa dulu ya”

Suciana : “Eh hati-hati La”

Tak lama, lula mematikan telpon Suciana dan mencari sumber suara pertengkaran

tersebut. Dia melihat di dekat rumah kosong tak jauh dari rumahnya itu ada pertengkaran dan

yang membuat lula terkejut adalah Jovan Dkk adalah salah satu dari mereka. Dan ada seorang

laki-laki yang menusuk Jovan dari belakang sebelum dia melarikan diri hingga membuat lula

panik sedangkan teman-teman Jovan tak berdaya. Kemudian lula menghampiri pertengkaran

tersebut dan menghajar orang yang memukuli Jovan Dkk dan menolong Jovan, dia merobek
bajunya sendiri hingga bagian perutnya dan kain sobekannya di gunakan Lula untuk

menghambar pendarahan

Lula berlari menuju mini market untuk membeli obat-obatan dan segera mengobati

Jovan. Jovan saat itu keadaannya paling parah karena luka tusuknya dan tak sadarkan diri.

Hingga lula menyuruh Teman-teman Jovan membawa jovan menuju rumah sakit.

“Mah, lula akan pulang terlambat. Ada sesuatu hal yang harus diurus”,Ucap Lula saat

menelpon ibunya

“Tapi ada apa la ?”, Tanya ibu Lula panik

“Gak ada apa-apa mah percaya deh”, Ucap Lula yang kemudian memutuskan sambungan

telponnya

“Itu, ibu lo ?”, Tanya Juan setelah diobati

“Emm”, Balas Lula mengangguk

“Lo gak masuk ?”, Tanya juan sembari mengajak lula masuk ke ruang rwat Jovan

“Maaf gue gak bisa nolong lo, van”, Ucap Juan pada Jovan yang tak berdaya

“Lo gak kasih tau bokap gue kan ?”, Ucap Jovan Khawatir

“Tenang, oh iya gue mau ngasih tau yang nolong lo waktu itu dia”, Ucap Juan sembari

menujuk ke arah lula yang sedang duduk dekat jendela membuat jovan terkejut

“Elo ??!!”, Ucap jovan terkejut

“Hai”, Ucap Lula sedikit ramah


“Juan, dia kan udah sadar. Gue pulang ya”, Ucap Lula bangkit dari tempat duduknya

“Eh tunggu”, Ucap Jovan membuat Lula berhenti

“Thanks”,Ucap Jovan membuat Lula berbalik dan menghampiri jovan

“Oke, cepat sembuh ya lo”, Ucap Lula dengan senyum lembutnya membuat wajah jovan

memerah

“Hahaha wajah lo tuh kontrol”, Ucap Juan menjitak jovan hingga kesal

***

Saat sabtu, sebelum lula berangkat menuju perusahaan properti cabang ayahnya Lula

mengajak Aldo menonton bioskop, makan, dan lain- lain yang membuat hubungan Lula dan

Aldo semakin dekat

19.20

Lula : “Do, gue besok mau ke nikahan om gue dan gak bakal masuk sekolah. Jaga diri baik-

baik ya kalau ada yang jahatin lo, lo lawan oke.

Aldo : “Berapa hari La?”

Lula : “Sekitar seminggu”.

Aldo : “Nikahan kok bisa lama gitu. Apa lo ikut bulan madunya ya ? :D”,

Lula : “Ya enggalah, enak aja lo. Emang gue apaan ??!!”

Aldo : “Abis lama banget”


Lula : “Ya sekalian main aja”

Aldo : “Ah licik, liburan gak ajak-ajak :D”

Lulapun tersenyum namun tak membalas pesan Aldo dan segera bersiap-siap

“Pah Lula berangkat”, Ucap Lula pamit

“Ya hati-hati”, Ucap Ayah Lula sembari menemaninya hingga depan pintu

***

Tiga hari kemudian jovan selalu mencari keberadaan Lula dan Suciana

“Juan, lo tau lula kemana ?”, Bisik Jovan

“Lo kok nanya Lula ke gue, gue kan bukan ibunya”,Ucap Juan dengan suara yang

sengaja di besarkan hingga terdengar teman-temannya

“Hey..Hey ternyata lo bener bener jatuh cinta haha”, Goda Reno membuat teman-

temannya tertawa dan jovan menatap kesal pada Juan

“Siapa yang sedang jatuh cinta ?”, Ucap seorang gadis yang tiba-tiba muncul diantara

Jovan Dkk. Dia gadis yang akan di jodohkan dengan jovan atas keinginan ayah jovan untuk

mengembangkan perusahaannya.

“Carisa ??!!”, Ucap Jovan terkejut

“Iya. Jovan sayang siapa yang sedang jatuh cinta ?”, Tanya Carisa membuat teman-teman

jovan tertawa melihat tingkah jovan saat memberi isyarat untuk menutup mulut namu mereka

sengaja menunjuk kearah jovan


“Ehh.. engga.. bukan. Mereka itu cuman bercanda. Kamu ngapain ke sini ?”,Tanya jovan

gelagapan membuat teman-temannya tertawa

“Ayo jawa jovan. Kamu lagi jatuh cinta sama siapa ?”, Tanya caris ketus

“Sama siapa lagi kalo bukan lo. Carisa fagela”, Ucap Reno sembari tertawa puas dan

diikuti teman-teman jovan hingga membuat jovan kesal

“Sialan lo ??!!”, Umpat Jovan

“Ah tidak, bu–”, Ucap jovan yang terputus oleh carisa “Ouuhh Aku juga jatuh cinta sama

kamu sayang. Aku kesini biar bisa deket terus sama kamu jadi aku pindah ke sekolah ini”, Ucap

Carisa sembari memeluk jovan

“Hahaha van permaisuri lo udah dateng jadi lo jadi lo jangan nackal lagi ya”, Ucap Reno

menggoda Jovan membuat teman-temannya tertawa.

“Bajing lo ??!!”, Ucap jovan sembari menendang kaki reno hingga meringis kesakitan

“Lo ikut gue”, Ucap Jovan sembari menari carisa pergi

“Kenapa jovan sayang ?”, Tanya carisa manja

“Kenapa harus pindah kesini”, Ucap jovan kesal

“Disuruh ayahmu”, Ucap carisa manja

“Sial??!!”, Ucap jovan kesal

“Kenapa jovan sayang, kamu gak seneng yan aku pindah ke sekolah ini”, Ucap carisa

manja
*POV

Sampai kapan ayah mengaggap aku ini barang. Ayah selalu berusaha menjodohkanku

kepada anak seorang pengusaha untuk mengembangkan bisnis ayah tanpa perdulikan perasaan

aku.

***

Di tempat berkumpulnya Jovan Dkk, jovan segera menghampiri juan yang baru saja dateng.

“Lo abis dari suciana ?”, Tanya Jovan

“Lula lo gak ada di rumah suciana. Dia pergi keprnikahan omnya. Seminggu lagi lo bisa

liat dia lagi kok tapi hati-hati dengan carisa ya. Lula emang bisa bela diri, serem tapi Carisa lebih

licik dan lebih serem haha demi dapetin lo dia bisa ngelakuin apa aja”, Ucap Juan sembari

menepuk nepuk pundak Jovan

“Ah sial ??!!”, Umpat Jovan

“Tapi tenang sob, kan ada kita-kita yang bisa bantu lo buat ketemu Lula tanpa gangguan

Carisa”, Ucap Geri sembari memainkan alisnya

“Bener tenang aja. Percaya deh sam kita”, Ucap Reno membuat senyum jovan

berkembang

“Tinggal lo pikirin cara Lula bisa suka sama lo”, Ucap Julian dan di balas dengan

anggukan jovan.

***
Disisi lain lula Serius dengan pekerjaannya. Ternyata memang ada salah seorang

karyawan yang melakukan korupsi dan pemalsuan data harga. Karyawan tersebut adalah orang

kepercayaan ayahnya sendiri yaitu pak Eko.

Pak eko menyadari bahwa kelakuannya akan terungkap hingga dia berencana membunuh

Lula tapi Lula tak kalah pintar dia meminta orang suruhannya untuk selalu menjaganya karena

Lula telah menemukan bukti penggelapan uang yang di lakukan pak Eko.

Hingga saat Lula di Culik, Orang suruhannya menolong Lula dan terjadi perkelahian.

Lulapun ikut berkelahi dengan pri-pria tersebut. Tak lama, polisi datang karena sebelum orang

suruhan lula menolong lula mereka menelpon polisi terlebih dahulu.

Namun sebelum orang suruhan pak eko tak sadarkan diri dia menikam Lula hingga Lula

di larikan ke Rumah sakit membuat ayah ibu lula khawatir.

“Sudah mamah bilang, dia itu masih kecil pah belum pantas mendapatkan pekerjaan itu

pah”, Ucap ibu Lula sembari memukul mukul ayah lula dan menagis

\ “Maafkan papah mah, papah gak tau jika ini aka terjadi sama anak papah”, Ucap Ayah

lula menyesal

“Ibu bapak tak usah khawatir, anak ibu dan bapak sangat kuat jadi dia masih bisa

bertahan di kondisinya saat ini. Dan sekarang keadaannya sudah mulai membaik, kalian bisa

menjenguk anak ibu dan bapak”, Ucap Dokter membuat Ibu dan Ayah Lula merasa lega.

“La, maafin ayah ya. Ayah gak mau kehilangan anak Ayah”, Ucap Ayah Lula menyesal

***
“Juan, lobilang seminggu tapi ini udah seminggu si Lula gak ada-ada tuh”, Ucap Jovan

sembari mencari sosok Lula di kantin

“Eh emang gue belum ngasih tau lo ya. Lula waktu liburan di tempat omnya itu dia di

rampok orang dan di tikam dari belakang”, Ucap Juan membuat Jovan terkejut dan khawatir

“Apa ??!! Lo tau dari siapa ?”, Ucap Jovan khawatir

“Gue nguping waktu si Cupu bicara dengan Lula di telpon”, Ucap Juan santai

“Apa ??!! Lula nelpon si Cupu itu”, Ucap Jovan kesal sembari mengepalkan tangan dan

bangkit dari duduknya

“Eh lo mau kemana ?”, Tanya Juan menarik lengan Jovan

“Samperin si Cupu dan buat perhitungan sama dia”, Ucap Jovan Kesal

“Eh emang lo siapa si Lula. Lo bego ya, gue udah nanyain si cupu itu keadaan si Lula

tapi dia bilang dia belum tau keadaan Lula dan akan menengoknya pulang sekolah. Lula tak

ingin ada yang tau dia ditikam termasuk Suciana jadi kalau lo ngapa-ngapain si Cupu sebelum

dia nengok si Lula lo gak akan tau keadaan dia”, Ucap Juan

“Ah brengsek kenapa harus si Cupu sih ?”, Ucap Jovan Kesal

“Jangan-jangan si Cupu sama si Lula pacaran”, Tebak Reno yang membuat Jovan kesal.

“Hey, lo kok jadi manas-manasin dia sih. Ya gak mungkin lah Si lula sama si cupu”,

Ucap Juan
“Iya mana mungkin Si Lula pacaran sama makhluk kaya gitu”, Ucap julian sembari

menginjak kaki Reno agar berhati-hati dalam bicara

“Iya yang ada nanti malah jadi film beauty and the beast”, Ucap Geri membuat teman-

temannya tertawa dan membuat jovan lebih tenang

***

“La gi..gimana kabar lo ?”, Tanya aldo khawatir

“Gue gak apa-apa, do. Jangan kasih tau siapa-siapa ya gue di Rumah sakit”, Ucap Lula

“Tapi la waktu lo nelpon gue, ada yang dnger pembicaraan kita. Jadi di..dia tau. Maafin

gue la”, Ucap Aldo menyesal

“Siapa yang dengar ? terus lo kasih tau kalau gue di Rumah Sakit ini ?”, Ucap Lula panik

“Ju..Juan La. Tapi dia gak tau lo di rumah sakit mana ini”, Ucap Aldo

“Oh untung deh kalau gitu”, Ucap Lula merasa lega

“Oh iya, gue tadi catetin pelajaran buat lo. Lo kapan belajar bareng gue lagi ?”, Ucap

Aldo yang duduk di kasur Lula

“Tunggu gue sembuh dulu ya do”, Ucap Lula lemas

“Oh iya kemana orang tua lo ?”, Tanya Aldo mencari kedua orang tua Lula

“Kerja”, Ucap Lula lesu

“Emm… Lo lagi sakit tapi orang tua lo kerja. Mana bisa gitu La”, Ucap Aldo khawatir

melihat Lula sedih


“Emm”, Balas Lula mengengguk

“Ya udah jangan di pikirin. Setelah sembuh kita ke mall yuk. Kita main”, Ucap Aldo

sembari memegangi lengan Lula dan tersenyum ramah

“Di pikir pikir lo manis juga ya”, Ucap Lula membuat Aldo malu, wajahnya memerah

seperti kepiting rebus

“Kenapa sama wajah lo ?”, Ucap lula sembari tertawa

“Emm.. anu..Emm itu.. ah tau deh. Gara-gara lo nih gue jadi linglung”, Balas Aldo malu-

malu

“Eh iya, lo pasti bosen di sini jadi gue bawain komik genre komedi sama cemilan nih”,

Ucap Aldo tersenyum

“Oh iya”, Ucap Lula senang

“Emm… tapi kalau ada suster kesini umpetin ya soalnya di rumah sakit ini gak terima

barang selundupan”, Bisik Aldo membuat Lula tertawa lepas seolah tak memiliki masalah dan

tak merasa kesepian lagi

“Gue seneng lo yang sekarang. Sering sering ketawa lepas kaya gini, biarkan semua

masalah lo pergi La”, Ucap Aldo membuat hati Lula merasa hangat

*POV

-Lula-
Orang gak pernah tau seberapa tulus lo. Orang hanya melihat tampang lo yang cupu

tanpa tau sebaik apa lo. Lo orang yang baik do, lo tulus dan penuh kasih sayang. Tapi kenapa

gue nyaman sama lo do, gue gak boleh gini. Lo cuman tugas yang di kasih ayah untuk gue

selesain, gue gak boleh suka sama lo.

Sedangkan ibu lula yang mengintip di depan pintu ruang rawat Lula sangat senang

melihat Lula bisa tertawa lepas tanpa beban seperti itu.

***

Beberapa hari setelah itu, Lula sudah mulai pulih dan masuk sekolah.

“Hey eh itu emm itu .. keadaan lo gimana sekarang ? gue denger lo di tikam ya ?”, Tanya

Jovan yang khawatir namun menahan gensinya

“Baik”, Balas Lula singkat

“La in—”,Ucap Aldo yang terputus karena terkejut melihat Jovan ada di hadapan Lula

“Eh lo do, masuk”, Ucap Lula ramah

“Ini pesenan lo”, Ucap Aldo ragu sembari memberikan es crean pesenanya.

“Lo ngapain disini ??!!”, Ucap Jovan kesal

“Itu emm..”, Ucap Aldo yang diputus oleh Lula “Buat nemenin gue”, Ucap Lula dingin

sembari makan es cream

“Kalau gitu gue ke kelas ya La”, Ucap Aldo pamit yang di balas dengan senyuman oleh

Lula
*POV

-Jovan Neumann-

La, apa yang kurang dari gue kenapa aldo yang lo pilih. Gue pingin lo selalu di samping

gue begitupun gue yang selalu di samping lo setiap saat. Apa yang harus gue lakuin buat dapetin

lo ?

***

“Hey, ada hubungan apa lo sama Lula ?”, Ucap Jovan semabri menarik kerah Aldo

“Eng..engga ada kak”, Ucap Aldo ketakutan

“Jangan bohong lo. Bangsat lo gak tau malu –” Ucap Jovan. Saat akan memukul aldo,

tiba-tiba Lula datang dan mencegah Jovan namun tanpa sengaja Jovan menyikut perut Lula tepat

di luka tusuknya hingga lula harus di bawa ke rumah sakit.

Aldo dan Jovan Dkk menunggu kabar dari dokter dengan penuh ke khawatiran. Namun,

saat lula sadar Jovan pergi tanpa mengeluarkan sepatah kata apapun. Dan teman-teman Jovan

bersama Aldo menjenguk dan melihat keadaan Lula.

“Do ??!!”, Panggil Lula lemas

“Ya La, gue di sini”, Ucap Aldo sembari memegangi tangan Lula membuat teman-teman

Jovan terkejut serta bingung atas hubungan mereka.

“Do… Mi—”, Ucap Lula lemas dengan segera Aldo mengambil segelas air untuk Lula

“Gue harus cepet pulih do”, Ucap Lula lemas


“Iya, tapi lo harus istirahat sekarang, ayah lo gak akan nyuruh lo kerja dalam keadaan lo

kaya gini”, Ucap Aldo lembut dan penuh pengertian

“Gue harus kerja do”, Ucap Lula sembari menahan air mata namun Aldo menggenggam

lengan Lula agar Lula tak mengangis.

“Emm itu.. gue mau ngomong sama Lula. Tapi sebelum itu silahkan kalian melihat

kondisi Lula terlebih dahulu”, Ucap Aldo canggung membuat Lula sadar bahwa ada orang lain di

ruangannya.

“Ah.. Itu.. Emm iya, gimana keadaan lo ? Apa Suciana harus gue kasih tau ?”, Tanya

Juan Canggung

“Baik, tenang aja. Kalau masalah Suciana jangan kasih tau dia dulu yang ada malah

rame. Gue butuh ketenangan”, Balas Lula ramah dengan wajahnya yang pucat

“Oh.. Emm.. Itu.. Jovan. Dia ngerasa bersalah. Dia ngerasa lo masuk rumah sakit gara

gara dia. Lo bisa ngomong ke dia ?”, Tanya Juan sedangkan teman lainnya masih bingung dan

menerka-nerka Hubungan Aldo sam Lula juga dengan Ayah Lula dan pekerjaan.

“Oh ini bukan salah dia. Nanti setelah gue pulih gue bisa bicarain sama dia”, Ucap Lula

ramah

“Kalau gitu, kita mau balik dulu ya. Lo cepet sembuh ya”, Ucap Juan memegangi lengan

Lula dan di balas dengan senyum ramahnya. Juan dan teman-temannya meninggalkan Lula dan

aldo bicara di ruang tersebut.

Aldo hanya mengetahui Lula bekerja dan terlibat dalam perusahaan ayahnya. Namun,

Aldo tak tahu perusahaan apa dan ayahnya siapa karena Lula tak ingin menyebutkannya.
Semakin lama hubungan Lula dan Aldo semakin dekat. Lula percaya dan merasa nyaman saat

dengan Aldo. Dan setiap kali Lula memiliki maslah Aldo selalu membuatnya tertawa tanpa

beban.

“Do, gue harus pulih”, Ucap Lula

“Ia makanya lo sekarang istirahat dan jangan pikirin apapun”, Ucap Aldo sembari

tersenyum lembut

***

“Van, lo kemana aja, kok tiba-tiba ngilang gitu ?”, Ucap Reno

“Van, lo gak liat adegan Aldo Lula sih, kalau – Aww, sakit”, Ucap Geri yang akan

membicarakan Lula kemudian diinjak kakinya oleh Julian

“Adegan apa ??!!”, Ucap Jovan kalut

“Lo kenapa Van ? bukannya lo khawatir sama Lula kok lo malah balik gitu aja”, Ucap

Juan yang menyadari perbedaan sikap Jovan.

“Gue malu buat liat Lula, gara-gara gue Lula jadi luka lagi”, Ucap Jovan lesu

“Ah, Lula baik-baik aja kok”, Ucap Julian menenangkan Jovan

“Oh iya, adegan apa yang tadi mau lo omongin ger ?”, Tanya Jovan

Kemudian Juan menceritakan mengenai kedekatan Aldo dan Lula, juga soal

pekerjaan yang di bicarakan mereka.

“Apa yang mereka maksud ya ??!!”, Ucap Jovan bingung


“Gue harus cari tahu”, Lanjut Jovan

***

Setelah beberapa hari Lula di rawat keadaannya semakin pulih dan dapat masuk sekolah

kembali, Lula berangkat sekolah bersama Aldo. Hubungan mereka semaki dekat membuat Jovan

sangat cemburu. Sering Jovan melihat Aldo berada di Rumah Sakit, menjenguknya, belajar

bareng, bercerita, dan membuat Lula tertawa lepas. Hanya saja Jovan tak bisa bertemu dengan

Lula karena perasaan bersalahnya.

“Lula ??!!”, Teriak Suciana sembari memeluk Lula.

“Hey, gue masih sakit”, Ucap Lula dingin

“Eh, iya maafin gue”, Ucap Suciana senang

“La, istirahat kita ke kantin yuk”, Ajak Suciana

“Hey gue lagi sakit, gak bisa jajan sembarangan”, Ucap Lula

“Ya temenin gue aja”, Bujuk Suciana

“Gue kesepian ni, masa dikantin juga bakal kesepian”, Lanjut Suciana

“Ya terserah lo deh”, Ucap Lula malas

“yee”, Ucap Suciana senang dan menuju tempat duduknya.

Tet…tet…tet

“Istirahat Lula ??!!”, Ucap Suciana senang dan menarik Lula pergi ke kantin
“Hey.. gak usah tarik tarik, gue gak bakal kabur”, Ucap Lula

“Iya maafin, gue terlalu senang”, Ucap Suciana senang

Saat dikantin Lula melihat Jovan membuat Jovan terkejut melihat Lula dan pergi

meninggalkan teman-temannya entah kemana seolah menghindar dari Lula.

“Dia kenapa ?”, Ucap Lula bingung

“Dia merasa bersalah, lo ngomong deh sama dia. Gue gak tega dia murung kaya gitu.

Gue juga denger itu dari Juan sih”, Ucap Suciana tersenyum

“Oke, kalau gitu lo makan sama Juan ya gue mau ngomong sama dia dulu”, Ucap Lula

sembari meninggalkan Suciana

“Ci, mau kemana Lula ?”, Tanya Juan menghampiri Suciana

“Nyamperin Jovan”, Balas Suciana sembari tersenyum bahagia

***

“Lo kenapa ?”, Tanya Lula memecahkan lamunan Jovan yang sedang berada di taman

sekolah.

“Ah engga, oh iya gue minta maaf gara-gara gue—”, Ucap Jovan menyesal namun

terpotong oleh Lula “Bukan salah lo, tapi salah perampok yang nikam gue. Tapi gue bisa

ngerasain saat lo di tikam pasti rasanya sama kaya gini cuman lo sok kuat aja”, Ucap Lula ramah

“Heh gue bukan so kuat tapi emang kuat”, Ucap Jovan sembari tertawa

“PD banget lo”, Ucap Lula tersenyum kecil


“Sayang, kamu selingkuh ya ??!!”, Ucap Carisa kesal

“Gue balik ya, gue udah maafin lo kok. Oh iya, selamat mendapat masalah baru ya”,

Ucap Lula tertawa semabri menujuk ke arah Carisa membuat Jovan tersenyum senang.

“Sayang ih, kamu kok gak dengerin aku”, Ucap Carisa kesel

“Siapa tadi ??!!”, Lanjut casandra posesif

“Bawel banget sih. Carisa dia itu cuman temen gue, dan lo bukan siapa-siap gue jadi stop

ikut campur hidup gue lagi”, Ucap Joval kesal dan pergi meninggalkan Carisa

“Sayang kamu kok gitu sih”, Teriak Carisa yang ditinggalkan Jovan

***

“Hey la, lo udah ngomong sama Jovan ?”, Tanya Juan sembari memakan makan siangnya

di kantin

“Emm”, Ucap Lula mengangguk

“Terus kemana si Jovan sekarang ?”, Tanya Suciana

“Lagi ngurus pacarnya”, Ucap Lula santai

“Pacar ?”, Ucap Juan, Julian, Geri, dan Reno secara berbarengan

“Emm”, Ucap Lula sembari mengangkat kedua bahunya

“Ah…Carisa ??!!”, Ucap Juan menebak

“Mungkin”, Ucap Lula sembari meminum pesanannya


“Carisa ??!!”, Ucap Geri terkejut

“Kenapa ?”, Tanya Suciana bingung

“Dia itu berbahaya, karena kekuasaan dan kekayaannya dia bisa ngelakuin apapun.

Walaupun itu teman Jovan atau Pacar Jovan dia pasti jatuhin orang itu dengan cara apapun licik

kan”, Ucap Reno antusias dalam ceritanya

“Emang ayahnya siapa ?”, Tanya Suciana penasaran

“Ricard Fagela dia dari keluarga Fagela yaitu Carisa Fagela”, Jelas Geri

“Siapa yang sedang kalian bicarakan ?”, Ucap Carisa dengan angkuh sembari tersenyum

sinis. Dia seorang wanita yang cantik, kakinya yang jenjang, rambutnya bergelombang, bibirnya

kecil, hidungnya kecil, dan lancip, matanya berwarna biru cerah, dia memiliki keturunan Turki.

Ayahnya termasuk orang terkaya di negeri ini. Namun jika dalam deretan orang terkaya di negeri

ini, ayah carisa masih kalah jauh dari ayah Lula, ayah Aldo, dan Ayah Andre. Andre memiliki

keturunan belanda, memiliki sikap yang tidak jauh beda dengan Lula yang ambisius , dan pekerja

keras.

“Ah tidak”, Ucap Geri melembut

“Dia itu siapa ?”, Ucap carisa angkuh sembari menunjuk Lula

“Dia itu temen pacar gue”, Ucap Juan santai

“Hah ??!!”, Teman-teman Jovan, Lula, dan Suci terkejut mendengar penataran Juan.

“Oh ya, kamu punya pacar, Juan ??”, Ucap Carisa senang
“Ada apa ini ?”, Tanya Jovan bingung

“Ah.. sayang. Liat Juan udah punya pacar yang”, Ucap Carisa menghampiri Jovan dan

menariknya bergabung.

“Pa…pacar ??”, Ucap Jovan bingung

“Ia… dia ini pacar Juan”, Ucap carisa menunjuk Suci membuat Jovan terkejut dan

menatap juan. Tak lama Jovan mengerti rencana Juan untuk menjauhkan Lula dan Suciana dalam

bahaya karena jika ada seorang wanita dekat dengan Jovan Carisa akan membuat celaka.

“Emmm jam istirahat habis, Ci kita balik”, Ucap Lula dingin

“Ah kita juga mesti kekelas teman-teman”, Ucap Geri sembari memberi isyarat kepada

teman-temannya

“Ih kenapa kekelasnya sekarang ?. aku kan baru aja dateng kenapa kalian pada bubar”,

Ucap Carisa kesal

“Sudah lah kita kan harus belajar”, Ucap Jovan dingin

Anda mungkin juga menyukai