Anda di halaman 1dari 3

PENATALAKSANAAN TERTUSUK JARUM

ATAU BENDA TAJAM

No. Dokumen No. Revisi: Halaman


......./423.600.03/SPO.PPI
/2017
00 1/3

Ditetapkan oleh
Direktur RSUD dr. R. Soedarsono
Tanggal Terbit:
STANDART 26 Januari 2015
PROSEDUR
OPERASIONAL

Penatalaksanaan tertusuk jarum dan benda tajam adalah


salah satu upaya pencegahan dan pengendalian infeksi
terhadap petuas yang tertusuk benda yang memiliki sudut
PENGERTIAN
tajam atau runcing yang menusuk, memotong, melukai kulit
seperti jarum suntik, jarum jahit bedah, pisau, skapel, gunting,
atau benang kawat.

Melindungi petugas kesehatan, mahasiswa, petugas


TUJUAN kebersihan, dan pengunjung dari perlukaan dan tertular
penyakit seperti hepatitis B, hepatitis C, dan HIV.

Berdasarkan SK Direktur No.


188/42/SK.DIR/423.600.03/2017 Tentang SK Pemberlakuan
KEBIJAKAN
Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi RSUD dr. R.
Soedarsono Pasuruan.

1. Pertolongan pertama
a. Jangan panik
b. Segera cuci bagian yang terpapar dengan sabun
antiseptik dan air mengalir.
2. Penanganan lanjutan:
a. Beri alkohol 70% atau povidone iodine (bethadine)
pada daerah yang terpajan.
b. Selanjutnya laporkan ke kepala ruang untuk dilanjutkan
PROSEDUR
ke Tim PPIRS
3. Laporan dan pendokumentasian :
a. Laporan meliputi : hari, tanggal, jam, dimana,
bagaimana kejadian, bagian mana yang terkena,
penyebab, jenis sumber (darah, urine, feses) dan jumlah
sumber yang mencemari.
b. Tentukan status pasien sebagai sumber jarum dan
benda tajam (pasien dengan riwayat sakit apa)
PENATALAKSANAAN TERTUSUK JARUM
ATAU BENDA TAJAM

No. Dokumen No. Revisi Halaman


......./423.600.03/SPO.PPI/2 00 2/3
017

c. Tentukan status petugas yang terpapar: apakah


menderita hepatitis B, apakah pernah mendapatkan
imunisasi hepatitis B, apakah sedang hamil/ menyusui.
d. Jika tidak diketahui sumber paparannya. Petugas yang
terpapar di periksa status HIV. HBV,HCV.
e. Bila status pasien bebas HIV, HBV, HCV dan bukan
dalam masa inkubasi tidak perlu tindakan khusus untuk
petugas, tetapi bila diragukan dapat dilakukan
konseling.
f. Pemberian profilaksis pasca Pajanan :
1) Pasca pajanan HIV :
 Apabila status pasien HIV harus diberikan Prolaksis
pasca pajanan berupa obat ARV 4 jam setelah
paparan, maksimal 48-76 jam diberikan selama 28
hari.
 Tes HIV diulang setelah 6 minggu, 3 bulan, dan 6
bulan
2) Pasca pajanan Hepatitis B
a) Bila pernah vaksinasi periksa anti HBs
PROSEDUR  Anti HBs (+) , titer ≤10, lakukan Booster
 Anti HBs (+), titer ≥10, lakukan observasi
b) Jika belum pernah vaksinasi maka :
 Segera vaksinasi sesuai standar
 Jika HbsAg (+), rujuk ke gastrohepatologi
Penyakit Dalam untuk penanganan lebih lanjut.
3) Evaluasi pencemaran berdasarkan mode, rute, beratnya
yang terpapar :
a. Cairan resiko tinggi yang perlu diwaspadai dan
dapat menimbulkan pencemaran adalah darah,
cairan sperma, sekret vagina, cairan cerebro
spinal.
b. Cairan tubuh yang tidak meninbulkan
pencemaran: urine, sputum non purulen, ingus,
air mata, keringat, feses.
c. Evaluasi yang terpapar pasien terinfeksi
hepatitis B dan HIV, yang perlu di follow up,
dengan indikasi

PENATALAKSANAAN TERTUSUK JARUM


ATAU BENDA TAJAM

No. Dokumen No. Revisi Halaman


......./423.600.03/SPO.PPI/ 00 3/3
2017

- Tertusuk jarum
- Terpapar cairan tubuh pada mukosa
- Terpapar pada kulit yang tidak utuh/ bekas
luka
PROSEDUR
- Terpapar serangga yang bekas menggigit
pasien dengan kasus HIV, hepatitis B
4. Laporan kejadian di lakukan oleh unit kerja tempat
terjadinya kecelakaan kepada K3RS dan Komite PPIRS

- Rawat inap
- Rawat jalan
- IGD
- OK/VK
UNIT TERKAIT
- Farmasi
- Laboratorium
- Gizi
- Petugas kebersihan

Anda mungkin juga menyukai