PENDAHULUAN
Mata adalah salah satu indera yang paling penting bagi manusia.
penglihatan yang minimal mungkin tidak disadari oleh siswa tersebut karena
dirinya belum maksimal. Para guru juga kadang tidak memahami kondisi
semakin parah; dan b) prestasi belajar siswa akan manurun (EM. Sutrisna,
dkk, 2007). Kecendrungan bekerja didalam ruangan akan memicu kerja mata
komputer, bermain play station, juga menyaksikan acara televisi. Dalam hal
1
seseorang mengalami penurunan ketajaman penglihatan. Apabila seseorang
berada di tempat yang sangat terang untuk waktu yang lama, maka banyak
sekali fotokimiawi yang terdapat didalam sel batang dan sel kerucut diubah
menjadi retinal dan opsin. Selanjutnya sebagian besar retinal dalam sel
selain berdampak positif bagi manusia, dapat pula berdampak negatif pada
pemakainya. Salah satu hal yang paling mudah diamati adalah dampak
komputer bagi kesehatan individu pemakainya. Hal itu salah satunya karena
Repetitive Stress/Strain Injury (RSI), kelelahan mata dan sakit kepala, sakit
punggung dan leher. Kelelahan mata dan sakit kepala merupakan keluhan
Vyndrome (CVS) juga telah dikenal sebagai dampak negatif dari pemakaian
2
komputer. CVS sendiri merupakan kelelahan mata yang dapat
dan berbagai masalah lainnya (Dahlan, 2006). Saat ini computer banyak
digunakan sebagai alat bantu dalam sektor pendidikan. Dalam masa pakai
yang lama, radiasi yang ditimbulkan oleh layar monitor komputer dapat
Mataram”
Negeri 3 Mataram?
3
Mengetahui hubungan pemakaian komputer dengan gangguan
Mataram.
3 Mataram.
penelitian.
4
pemakai komputer dapat mengantisipasi terjadinya gangguan mata
tajam penglihatan.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 ANATOMI
dilindungi oleh tulang orbit yang disusun oleh berbagai tulang seperti
yang terdiri dari alis mata, kelopak mata, bulu mata, konjungtiva, aparatus
6
Apparatus lakrimal terdiri dari kelenjar lakrimal yang terletak di sudut
parasimpatis dari nervus fasialis. Kelenjar ini menghasilkan air mata yang
keluar dari kelenjar air mata melalui berbagai duktus nasolakrimalis dan
(Seeley, 2006).
Air mata tidak hanya dapat melubrikasi mata melainkan juga mampu
medial mata di kanalikuli lakrimalis. Dari bagian tersebut, air mata akan
7
Gambar 2.1 Struktur Aksesori Mata
(Saladin, 2006)
bola mata. Otot-otot tersebut yaitu superior rectus muscle, inferior rectus
8
Gambar 2.2. Otot-otot Ekstrinsik Bola Mata
(Saladin, 2006)
lapisan utama, yaitu outer fibrous layer, middle vascular layer dan inner
layer. Outer fibrous layer (tunika fibrosa) dibagi menjadi dua bagian yakni
sklera dan kornea. Sclera (bagian putih dari mata) menutupi sebagian
besar permukaan mata dan terdiri dari jaringan ikat kolagen padat yang
9
Middle vascular layer (tunica vasculosa) disebut juga uvea. Lapisan
ini terdiri dari tiga bagian yaitu khoroid, badan ciliar, dan iris. Khoroid
merupakan lapisan yang sangat kaya akan pembuluh darah dan sangat
muskular disekitar lensa dan berfungsi menyokong iris dan lensa serta
lubang yang dibentuk oleh iris ini disebut sebagai pupil. Iris memiliki dua
menahan cahaya yang tidak teratur mencapai retina dan anterior border
inilah yang memberi warna gelap pada mata seseorang seperti hitam dan
coklat. Konsentrasi melanin yang rendah memberi warna biru, hijau, atau
abu-abu. Inner layer (tunica interna) terdiri dari retina dan nervus optikus
10
Gambar 2.3. Anatomi Bola Mata
(Khurana, 2007)
Komponen optik dari mata adalah elemen transparan dari mata yang
aqueous humor, lensa, dan badan vitreus. Aqueous humor merupakan cairan
serosa yang disekresi oleh badan ciliar ke posterior chamber, sebuah ruang
antara iris dan lensa. Cairan ini mengalir melalui pupil menuju anterior
chamber yaitu ruang antara kornea dan iris. Dari area ini, cairan yang
11
disekresikan akan direabsorbsi kembali oleh pembuluh darah yang disebut
ketebalan 3,6 mm dengan diameter 9,0 mm. badan vitreus (vitreous humor)
lensa. Sebuah kanal (hyaloids canal) yang berada disepanjang jeli ini
merupakan sisa dari arteri hialoid yang ada semasa embrio (Saladin, 2006).
Komponen neural dari mata adalah retina dan nervus optikus. Retina
merupakan suatu membran yang tipis dan transparan dan tefiksasi pada optic
disc dan ora serrata. Optic disc adalah lokasi dimana nervus optikus
tepi anterior dari retina. Retina tertahan ke bagian belakang dari bola mata
oleh tekanan yang diberikan oleh badan vitreus. Pada bagian posterior dari
titik tengah lensa, pada aksis visual mata, terdapat sekelompok sel yang
disebut makula lutea dengan diameter kira-kira 3 mm. Pada bagian tengah
dari makula lutea terdapat satu celah kecil yang disebut fovea centralis, yang
12
makula lutea terdapat optic disc. Serabut saraf dari seluruh bagian mata
akan berkumpul pada titik ini dan keluar dari bola mata membentuk nervus
optikus. Bagian optic disc dari mata tidak mengandung sel-sel reseptor
sehingga dikenal juga sebagai titik buta (blind spot) pada lapangan pandang
oleh lensa kaca pada secarikkertas, susunan lensa mata juga dapat
namun demikian persepsi otak terhadap enda tetap dalam keadaan tegak,
tidak terbalik seperti bayangan yang terjadi di retina, karena otak sudah
dilatih untuk menangkap bayangan yang terbalik itu sebagai kkeadaan yang
13
dalam sel batang dan kerucut menjadi berkurang karena diubah
sel batang dan kerucut akan diubah menjadi vitamin A. oleh karena
untuk waktu yang lama, maka retinal dan opsin yang ada dalam sel
14
b. Adaptasi sel sarafyang melibatkan sel saraf yang bekerja pada
dialami dalam jangka waktu yang cukup lama, maka salah satu
15
optic, missal keadaan mekanisme pembentukan bayangan di mata atau factor
penerangan, terangnya ransang dan latar belakang, serta lama waktu ransang
dengan jelas huruf optotip, untuk persamaan visus dapat di tulis sebagai
berikut :
Visus : d/D
Keterangan :
beberapa factor seperti penerangan umum, kontras berbagai uji warna, warna
(Ilyas, 1997).
16
Metode klinis untuk menyatakan besarnya tajam penglihatan
menggunakan kartu uji visus Snellen. Biasanya uji yang dipakai untuk
memeriksa mata diletakkan 20 kaki jauhnya dari orang yang diuji, dan bila
dapat melihat huruf-huruf yang seharusnya mampu dilihat pada jarak 200
kaki, maka dikatakan penglihatan orang tersebut sebesar 20/200, dengan kata
antara kedua jarak, yang juga merupakan rasio tajam penglihatan seseorang
1. Genetik
bertambah samasa remaja dan tidak berkurang seiring usia. Hal ini
orang tua yang memiliki sumbu bola mata panjang, kemungkinan besar
akan melahirkan anak-anak yang memiliki sumbu bola mata yang lebih
17
panjang pula dari anak-anak pada umumnya. Bayangan dari benda yang
terletak jauh akan berfokus di depan retina karena sumbu bola mata lebih
panjang. Untuk setiap mili meter tambahan panjang sumbu, mata lebih
2. Pengalaman visual
bayangan tidak jatuh pada retina, misalnya kebiasaan melihat benda pada
menyesuaikan diri untuk tetap dapat malihat secara focus. Namun, bila
hal ini dilakukan secara berulang dan terus-menerus tubuh sendiri akan
pertumbuhan struktur bola mata. Feknya dinding bila mata anak menjadi
lebih lemah dan akhirnya mudah memanjang. Bila ini terjadi anak akan
3. Etnik
18
Pemeriksaan tajam penglihatan merupakan pemeriksaan fungsi mata.
huruf berbagai ukuran pada jarak baku untuk kartu. Hasilnya dinyatakan
keadaan ini mata dapat melihat huruf pada jarak 20 kaki yang seharusnya
Mata lelah atau pegal adalah gangguan yang dialami mata karena
dekatdalam jangka waktu lama. Otot mata sendiri terdiri dari tiga sel-sel
otot eksternal yang mengatur gerakan bola mata, otot ciliaryang berfungsi
memfokuskan lensa mata dan otot iris yang mengatur sinar yang masuk
akan bias mebuat mata mengalami gangguan ini. Gejala mataakan terasa
19
pegal biasanya muncul setelah beberapa jam kerja. Pada saat oto mata
menjadi letih, mataakan menjadi tidak nyaman atau sakit. Ini akan dapat
kemampuan untuk focus. Melihat suatu objek pada jarak yang sama terus-
pada orang yang berkerja pada jarak yang sangat dekat dengan monitor
computer. Beberapa factor penyebab lain yang bias menyebabkan hal ini
masalah alergi atau mata kering dan ketidak seimbangan susunan otot
mata yang mengakibatkan mata harus bekerja lebih keras untuk dapat
Association gejala yang ditimbulkan oleh CVS terbagi atas ocular dan
yang melibatkan ocular adalah Asthenopia (Mata lelah), Dry Eye (Mata
kering), iritasi mata (Mata merah dan rasa terbakar), penglihatan buram.
Sedangkan gejala non-okuler berupa sakit kepala, nyeri otot leher dan
punggung.
20
Pathogenesis terjadinya CVS belum sepenuhn ya di ketahui tetapi
sering mengeluhkan gejala mata kering (dry eye), mata seperti berpasir
dan mata terasa berat setalah berkerja beberapa waktu didepan computer.
Pada CVS, mata kering adalah penyebab utama kelelahan pada mata.
okuler, produksi air mata yang menurun, penyakit sistemik atau local
waktu yang lama. Huruf pada layar computer sangat berbeda dengan teks
membentuk huruf dan angka, telah dibuktikan bahwa mata lebih sulit
focus pada tulisan ini sehingga mata akan terus berakomodasi secara
21
perubahan pada akomodasai dan vergen dilaporkan terjadi setelah bekerja
di depan komputerdan bersifat reversible pada akhir hari kerja atau hari
Pengguna computer yang melihat tulisan tidak jelas pada monitor akan
memicu pergerakan kepala, leher, dan bahu kedepan. Posisi seperti ini
Tabel 2.1.
============================================
============================================
22
5/12 20/50 0.4
============================================
(Ilyas, 2009)
dengan nilai ketajaman penglihatan jarak jauh maupun dekat, kita dapat
Tabel 2.2.
23
20/200 80 9
20/300 85 10
20/400 90 12
(Riordan-Eva, 2007)
Table 2.3
Tabel 2.4
24
0,33 6/18 20/60
0,285 6/21 20/70
Penglihatan Kurang Sedang
0,25 6/60 20/200 60%
,02 6/30 20/300 50%
6/120 20/400 10%
Penglihatan Kurang Berat
0,1 6/60 20/200 60%
0,066 6/90 20/300 50%
0,05 6/120 20/125 40%
Penglihatan Kurang Nyata
0,025 6/240 20/800 5%
Hampir Buta
Buta Total
Alat-alat yang
memancarkan
Factor-faktor yg mempengaruhi radiasi
tajam penglihatan : elektromagnetik :
1. Okuler 1. Waktu
Gangguan Tajam Penglihatan 2. Non okuler 2. Perilaku
3. Dampak
aberkom
puter
25
Keterangan :
Abcde : diteliti
: hubungan
26
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
antara efek (dapat berupa penyakit atau kondisi kesehatan) tertentu dengan factor
kelompok dengan penyakit atau efek tertentu (kasus) dan kelompok tanpa efek
(kontrol); kemudian secara retrospektif diteliti factor resiko yang mungkin dapat
tidak.(Satroasmoro, 1995).
27
c. Variabel pengganggu : genetik, usia, pengalaman visual, cedera atau
28
3.1.2 Gangguan Tajam Penglihatan
Visus yang diambil dan diolah dalam analisis data adalah visus yang
terbaik dari kedua mata dengan koreksi yang terbaik. Hasil uji visus
3.4.1 Populasi
3.4.2 Sampel
(Nursalam, 2003).
kriteria inklusi dan eksklusi, dimana kriteria tersebut menentukan dapat dan
29
tidaknya sampel tersebut digunakan. Berdasarkan jumlah populasi tersebut
(Notoatmodjo, 2005) :
Keterangan :
n = jumlah sampel
N= Jumlah populasi
𝑁
n=
1 + 𝑁 (𝑑)²
80
n=
1 + 80 (0,1)²
80
n=
0,81
n = 98,76 = 98 orang
30
control,maka besar sampel kasus adalah 49 orang dan 49 orang untuk
(Notoatmodjo,2010).
1. Kriteria Inklusi
2. Kriteria Eksklusi
31
d. Siswa dengan waktu pemakain komputer dengan kategori rendah,
yaitu ≤ 56%
penelitian ini akan dibagikan kuesioner oleh peneliti dan responden diminta
responden. Kuesioner ini terdiri dari 4 bagian yaitu karateristik responden, waktu
Skala data yang digunakan pada kuesioner ini adalah skala data ordinal.
Skala angketnya menggunakan skala likert yaitu tersedia lima jawaban yang
harus dipilih oleh responden. Kelima jawaban tersebut adalah tidak pernah,
32
computer bergerak dari 1 sampai 5. Skor 5 deberikan kepada pertanyaan “selalu”,
ktegori didapatkan dari penghitungan total jumlah skor saat pentabulasian data
jawaban responden pada kuesioner. Total Jumlah skor dari hasil tabulasi data
1. Waktu Berkomputer :
2. Perilaku Berkomputer :
a. Baik : 76-100%
b. Cukup : 56-75%
c. Kurang : <56%
3. Dampak Berkomputer :
33
c. Dampak rendah : <56%
Hasil uji visus snellen akan dimasukkan dalam kategori menurut (Sidharta 2003):
1 Normal 1 6/6-6/7,5
Populasi
sampel
34
Sampel kasus Sampel kontrol
sebagai berikut:
a. Editing
dan kelengkapan isian kuesioner, dalam penelitian ini semua data telah
35
Pemberian kode berupa angka untuk mempermudah
mengklasifikasi data.
c. Tabulasi
windows.
d. Processing
e. Cleaning
kembali data yang sudah diproses apakah ada kesalahan atau tidak,
Setelah data tidak ada kesalahan lagi maka diteruskan pada proses
a. Analisa univariat
36
Analisa ini digunakan untuk mendeskripsikan karakteristik
distribusi frekuensi.
b. Analisa bivariat
(Hastono, 2001)
37
Untuk menjaga kerahasiaan responden dalam penelitian maka peneliti
nomor kode pada masing-masing lembar yang hanya diketahui oleh peneliti.
c. Considentiality (kerahasiaan)
38
39