1
(ii) Pada
proses
pengembangan
kurikulum
dirasakan
adanya
distorsi
antara
program
diklat
yang
telah
disusun
pada
tahun
sebelumnya
dianggap
tertinggal
pada
saat
program
diklat
dilaksanakan.
Hal
ini
dapat
terjadi
karena
perkembangan
yang
cepat
dan
dinamis
terkait
perubahan-‐perubahan
:
peraturan
perundang-‐undangan;
kebijakan
terkait;
perkembangan
ekonomi
global;
data
dan
informasi
mutakhir,
metode,
tools
analysis
dan
implementasi.
(iii) Pada
saat
penyelenggaraan
diklat
(delivery),
pada
tahap
ini
kualitas
dan
kompetensi
Tim
Pengajar
Diklat
yang
bisa
terdiri
dari
Widyaiswara
(WI)
Kemenkeu,
Pejabat
Struktural
Kemenkeu,
Dosen
Perguruan
Tinggi,
Konsultan
atau
Pakar
di
bidang
Terkait
Diklat.
Walaupun
sudah
dilakukan
koordinasi
antara
Penyelenggara
dan
Tim
Pengajar
Diklat
sering
terjadi
masih
adanya
ketidaksesuaian
materi
diklat
dengan
materi
yang
disampaikan
Pengajar
Diklat.
Mulai
tahun
1981
(KMK
97/
1981)
Pusdiklat
KU
bertugas
menyelenggarakan
Diklat
baik
hard
skill
dan
sebagian
soft
skill
pegawai-‐pegawai
bagi
6
(enam)
Unit
Eselon
I
Kemenkeu
yaitu
Sekretariat
Jenderal
(Sekjen),
Inspektorat
Jenderal
(Itjen),
Bapepam-‐
LK,
Direktorat
Jenderal
Pengelolaan
Utang
(DJPU),
Badan
Kebijakan
Fiskal
(BKF)
dan
Badan
Pendidikan
Pelatihan
Keuangan
(BPPK).
Sejak
2
Januari
2013
karena
Bapepam
-‐
LK
menjadi
Otoritas
Jasa
Keuangan
(OJK)
maka
Pusdiklat
KU
menyelenggarakan
kebutuhan
diklat
untuk
5
(lima)
Unit
Eselon
I
Kemenkeu
akan
tetapi
dalam
pelaksanaan
diklat
6
(enam)
Unit
Eselon
I
lainnya
juga
mengirim
peserta
untuk
mengikuti
diklat
Pusdiklat
KU.
Hal
ini
dikarenakan
selain
menyelenggarakan
Diklat
Teknis
Umum
(DTU)
untuk
seluruh
Unit
Eselon
I
seperti
terkait
bidang
ilmu
(rumpun
diklat)
Sosial
Politik,
Hukum,
Ekonomi
Makro,
Metode
Penelitian,
SIM
–
IT,
Bahasa
Inggris
dan
bidang-‐bidang
ilmu
lainnya
yang
berkembang
pesat
dan
dibutuhkan
oleh
semua
Unit
Eselon
I
Kemenkeu.
Karena
luasnya
lingkup
diklat
yang
harus
diselenggarakan
oleh
Pusdiklat
KU
dengan
total
SDM
80
orang
pegawai
(per
Desember
2014)
dimana
sudah
termasuk
9
Widya
Iswara
dan
2
Pranata
Komputer,
tentunya
akan
menghadapi
banyak
permasalahan
dalam
penyelenggarakan
diklat
yang
sesuai
dengan
needs
Unit
Eselon
I
Kemenkeu
yang
memiliki
Tugas
dan
Fungsi
(Tusi)
berbeda
satu
sama
lainnya.
B.
Lingkup
Bahasan
Lokus
penelitian
ini
adalah
Unit
Eselon
II
Pusdiklat
KU,
sementara
lingkup
bahasan
terkait
dengan
evaluasi
pasca
diklat
(epasdik)
Pusdiklat
KU
untuk
memenuhi
kebutuhan
diklat
Kementerian
Keuangan
pada
umumnya
dan
khususnya
pada
lima
(5)
unit
eselon
I
yang
merupakan
pengguna
utama
(main
user)
program
diklat
dari
Pusdiklat
KU
(Sekjen,
Itjen,
DJPU,
BKF,
dan
BPPK)
dan
6
unit
Eselon
1
lainnya
di
lingkungan
Kemenkeu.
Karena
epasdik
merupakan
produk
unggulan
dan
strategis
Pusdiklat
KU
maka
analisis
penelitian
ini
adalah
wilayah
kerja
Pusdiklat
KU
dan
IKU
epasdik
di
Eselon
II.
Waktu
pengamatan
adalah
pengembangan
epasdik
pada
tahun
2014
dengan
referensi
tahun
2011,
2012
dan
2013.
2
C.
Tujuan
Penelitian
Tujuan
penelitian
adalah
untuk
melakukan
analisis
SWOT
bagi
pengembangan
EPASDIK
PUSDIKLAT
KU
dalam
Rangka
Kebutuhan
Diklat
Kemenkeu
D.
Metode
Pengumpulan
Data
dan
Analisis
Dalam
penelitian
ini
menggunakan
metode
pengumpulan
datadan
metode
analisis
sebagaimana
uraian
berikut
ini.
Metode
Pengumpulan
Data
(Data
Collect
Method)
Melakukan
pengumpulan
data
dengan
menggunakan
metode
sebagai
berikut:
(i) Studi
Lapangan
(Field
Research),
yang
ditujukan
untuk
memperoleh
data
primer,
yang
didasarkan
pada
pengalaman
penulis
dalam
pelaksanaan
tugas
di
wilayah
kerja
lokus.
(ii) Studi
Kepustakaan
(Library
Research),
yang
ditujukan
untuk
memperoleh
data
sekunder
yang
berasal
dari
literatur-‐literatur
yang
ada,
seperti
textbook,
laporan/dokumen,
informasi
dan
data
dari
internet,
UU
dan
peraturan
per-‐UU
yang
relevan
lainnya.
Metode
Analisis
(Analysis
Method)
Untuk
menguraikan
masalah
yang
dihadapi
hingga
menetapkan
alternatif
pemecahan
masalah
yang
tepat
menggunakan
Metode
Analisis
Internal
dan
Eksternal
(Strenght
–
Weakness
–
Opportunity
–
Threats
(SWOT))
yang
mempertimbangkan
faktor
Internal
dan
Eksternal
dalam
optimalisasi
epasdik
Kemenkeu
di
Pusdiklat
KU.
Dengan
metode
SWOT,
analisis
dilakukan
dengan
tahapan
sebagai
berikut:
(i) Identifikasi
faktor
internal
dan
eksternal;
(ii) Pembandingan
urgensi
faktor-‐faktor
internal
dan
eksternal;
(iii) Evaluasi
kemampuan
dan
kapasitas
faktor-‐faktor;
(iv) Penentuan
faktor
kunci
keberhasilan;
(v) Penyusunan
strategi;
dan
(vi) Mengkaji
kesulitan
yang
akan
muncul
atas
strategi
yang
ditetapkan
serta
cara
mengatasinya
E.
Deskripsi
Organisasi
Pusdiklat
KU
Berdasarkan
Peraturan
Menteri
Keuangan
Nomor
:
66/PMK.01/2009
tanggal
1
April
2009
Tentang
Organisasi
dan
Tata
Kerja
BPPK
maka
Pusdiklat
KU
adalah
Unit
Eselon
II
BPPK
yang
berada
dibawah
dan
bertanggung
jawab
langsung
kepada
Kepala
BPPK.
Sesuai
dengan
Peraturan
tersebut,
Pusdiklat
KU
mempunyai
tugas
melaksanakan
penyelenggaraan
pendidikan,
pelatihan,
dan
penataran
keuangan
negara
berdasarkan
undang-‐undang
dan
peraturan
perundang-‐undangan
yang
berlaku.
Penyelenggaraan
Pendidikan
dan
Pelatihan
serta
Penataran
tersebut
adalah
dalam
rangka
meningkatkan
3
SDM
pada
umumnya
dan
pegawai
Kemenkeu
dalam
lingkup
wilayah
kerja
Pusdiklat
KU
pada
khususnya.
1.
Visi
dan
Misi
Organisasi
Visi
Pusdiklat
KU
adalah
“Menjadi
Lembaga
Pendidikan
dan
Pelatihan
di
Bidang
Keuangan
Umum
yang
Terdepan
dalam
Menghasilkan
Sumber
Daya
Manusia
yang
Amanah,
Profesional
dan
Berintegritas
Tinggi.
Adapun
Misi
sebagai
penjabaran
Visi
Pusdiklat
KU
adalah
:
1.
Melaksanakan
pengembangan
sumber
daya
manusia
(SDM)
pengelola
keuangan
dan
kekayaan
negara
di
bidang
keuangan
umum
melalui
pendidikan
dan
pelatihan.
2.
Menyelenggarakan
pendidikan
dan
pelatihan
di
bidang
keuangan
umum
dengan
tata
kelola
yang
baik.
3.
Meningkatkan
kegiatan
penelitian
di
bidang
pengembangan
SDM
serta
Selanjutnya
untuk
menyelenggarakan
tugas
tersebut
di
atas,
Pusdiklat
KU
mempunyai
Tugas
dan
Fungsi
(Tusi)
:
Pusdiklat
KU
mempunyai
tugas
membina
diklat
keuangan
negara
di
bidang
lain
selain
anggaran,
perpajakan,
kepabeanan
dan
cukai,
kebendaharaan
umum,
kekayaan
negara
dan
perimbangan
keuangan
berdasarkan
kebijakan
teknis
yang
ditetapkan
Kepala
BPPK.
2.
Struktur
Organisasi
Agar
dapat
menjalankan
tugas
serta
melaksanakan
fungsi
yang
telah
ditetapkan,
Pusdiklat
KU
mempunyai
struktur
organisasi
sebagai
berikut:
1. Kepala
Pusat
Pendidikan
dan
Pelatihan
Keuangan
Umum
(Ka.
Kapusdiklat
KU)
2. Kepala
Bagian
Tata
Usaha
(Ka.
Bag.
TU)
3. Kepala
Bidang
Perencanaan
dan
Pengembangan
(Ka.
Bid.
Renbang)
4. Kepala
Bidang
Penyelenggaraan
(Ka.
Bid.
Penyelenggaraan)
5. Kepala
Bidang
Evaluasi
dan
Pelaporan
Kinerja
(Ka.
Bid.
Evalapkin)
6. Kelompok
Jabatan
Fungsional/Widyaiswara
F.
Dasar
Teori
Analisis
SWOT
Dengan
mengunakan
Identifikasi
dan
Analisis
Strenght
–
Weakness
–
Opportunity
–
Threat
(SWOT)
akan
diindentifikasi
faktor-‐faktor
internal
dan
eksternal
yang
mempengaruhi
kinerja
terkait
evaluasi
pasca
diklat.
Selama
tahun
2012,
2013
dan
2014
Pusdiklat
KU
menyelenggarakan
rata-‐rata
130
jenis
diklat
(produk
diklat)
dengan
jumlah
kegiatan
yang
langsung
diselenggarakan
Pusdiklat
KU
(diluar
11
(sebelas)
Balai
Diklat
Daerah,
BPPK)
sebanyak
200
kegiatan
diklat
(events).
Fungsi
evaluasi
yang
diselenggarakan
meliputi
3
(tiga)
hal,
yaitu:
evaluasi
perencanaan,
evaluasi
penyelenggaraan,
dan
evaluasi
pascadiklat
(epasdik).
Kajian
ini
difokuskan
padafungsi
evaluasi
pascadiklat.
Epasdik
dilakukan
dengan
mengkaji
4
kemanfaatan
program
diklat
untuk
menunjang
kinerja
alumni
diklat.
Hal
ini
menjadi
wujud
penyempurnaan
program-‐program
diklat
BPPK,
dimana
menjadi
Indikator
Kinerja
Utama
(IKU)
Pusdiklat
KU
dengan
persentase
diklat
yang
berkontribusi
pada
peningkatan
kinerja
alumni.
Adapun
dasar
pemilihan
diklat
yang
akan
dijadikan
objek
epasdik
dikarenakan
oleh
beberapa
hal
sebagai
berikut:
(1)
Pilihan
program
diklat
yang
akan
disurvei
mewakili
karakteristik
program
diklat
Pusdiklat
Keuangan
Umum;
(2)
Program
diklat
dilaksanakan
Tahun
Anggaran
2014;
(3)
Materi
diklat
langsung
dapat
dimanfaatkan
oleh
peserta;
(4)
Jumlah
alumni
memenuhi
syarat
sebagai
calon
responden;
(5)
Calon
responden
mudah
untuk
disurvei
dalam
sisi
kesediaan
waktu.
II.
IDENTIFIKASI
FAKTOR-‐FAKTOR
INTERNAL
DAN
EKSTERNAL
A.
Identifikasi
Faktor-‐faktor
Internal
dan
Eksternal
1. Faktor
Internal
a. Identifikasi
Faktor
Kekuatan
(Strenght
(+))
Identifikasi
faktor
internal
yang
merupakan
kekuatan
(strength)
organisasi
yang
secara
riil
mempunyai
potensi
untuk
mendukung
perbaikan
kinerja
dalam
upaya
meningkatkan
pengembangan
epasdik
sehingga
laik
untuk
menjadi
faktor
kekuatan
(Strenght)
adalah
sebagai
berikut
:
1.
Komitmen
Pimpinan
Pusdiklat
KU
utk
Memberikan
Diklat
Terbaik
2.
Selalu
Ada
Penyesuaian
Materi
Diklat
Dengan
“needs”
Unit
Es.
I
(user)
3.
Dukungan
Dana
DIPA
APBN
b.
Identifikasi
Faktor
Kelemahan
(Weakness
(-‐))
Identifikasi
faktor
internal
yang
merupakan
kelemahan
(weakness),
yang
secara
riil
menjadi
titik
kelemahan
dan
berpotensi
mereduksi
kekuatan
internal
dalam
upaya
epasdik
untuk
meningkatkan
kinerja
alumni
diklat.
Adapun
faktor
kelemahan
adalah
sebagai
berikut
:
1.
Terbatasnya
SDM
yg
Memahami
Metodologi
R
and
D
Epasdik
2.
Materi
Diklat
Sering
Ketinggalan
Jaman
(Old
To
Date)
3.
Belum
Sinerginya
Perencanaan
Keuangan
dng
Pelaksanaan
Diklat
2. Faktor
Eksternal
a. Identifikasi
Faktor
Peluang
(Opportunity
(+))
Identifikasi
faktor
eksternal
yang
menjadi
peluang
(opportunity)),
yang
secara
riil
mempunyai
potensi
untuk
mendukung
perbaikan
kinerja
alumni
diklat
adalah
sebagai
berikut
:
1.
Dukungan
Tenaga
Ahli
Diluar
Kemenkeu
yg
Ahli
R
and
D
Epasdik
5
6
Untuk
mempermudah
pada
tahap
analisis
secara
terstruktur
faktor-‐faktor
internal
akan
disederhanakan
(lebih
pendek
kalimatnya)
sehingga
pada
proses
analisis
dengan
menggunakan
excel
dapat
dibaca
secara
cepat,
adapun
faktor-‐faktor
tsb
akan
diurutkan
secara
sistematik
dan
diaplikasikan
pada
program
komputer
excel,
sbb
:
1. Komitmen
Pimpinan
Pusdiklat
KU
2. Selalu
Ada
Penyesuaian
Materi
Diklat
3. Dukungan
Dana
Diklat
(DIPA)
4. Terbatasnya
SDM
yg
Memahami
Epasdik
5. Materi
Diklat
sering
Ketinggalan
Jaman
6. Belum
Sinerginya
Perencanaan
Keuangan
Diklat
Tabel
2
Identifikasi
Faktor-‐faktor
Eksternal
No
Perspektif
Faktor-‐faktor
Keterangan
1
2
3
4
III
Eksternal
Opportunity
(+)
1.
Dukungan
Tenaga
Ahli
Diluar
Kemenkeu
yg
1.
Melakukan
Kerjasama
dng
Institusi
dng
Ahli
Tenaga
Ahli
yg
Berkompeten
pd
Bidang
R
&
D
Epasdik
“Teknologi
Pendidikan”
2.
Dinamika
Kebutuhan
Diklat
Unit
Es.
I
(User)
2.
Perkembangan
TUSI
Unit
Es.
1
Kemenkeu
Menjadi
Peluang
Pengembangan
Materi
Diklat
Sbg
User
Diklat
Tentunya
Harus
Diperhatikan
Pusdiklat
KU
BPPK,
Hal
ini
Terkait
dng
Materi
Diklat
&
Kualitas
Pengajar
3.
Adanya
Dana
Diklat
di
Unit
Es.
I
yang
Masih
3.
Kemenkeu
Mendukung
Pendanaan
Diklat
Dapat
Digunakan
(DIPA,
Loan
&
Hibah)
dan
Pengelolaan
Diklat
di
BPPK
Kemenkeu
IV
Eksternal
Threats
(-‐)
1.
Kinerja
Alumni
Diklat
Tdk
Sesuai
Harapan
1.
Perserta
Diklat
yg
Dikirim
Unit
Es.
1
Unit
Eselon
I
(User)
Belum
Memiliki
SJK
sehingga
Peserta
Diklat
belum
Standar
&
Output
Tdk
Sama
2.
Banyak
Lembaga
Diklat
di
DN
maupun
LN
yg
2.
Perkembangan
Dinamis
yg
Ada
terkait
Menawarkan
Diklat
dng
Materi
Diklat
yg
Lebih
TUSI
Unit
Es.
I
Tidak
Bisa
Dipenuhi
Semua
Baik
oleh
Pusdiklat
KU
(Terkait
Materi
dan
Pengajar
Diklat)
3.
Dana
Diklat
Unit
Es.
I
yg
Telah
Diserahkan
3.
Unit
Es.
1
Kemenkeu
Sering
Tdk
Sabar
pd
Pusdiklat
KU
BPPK
dapat
Ditinjau
apabila
Unit
Kualitas
Materi
&
Pengajar
Diklat
Shg
Dng
Es.
I
Selaku
User
Apabila
Tdk
Puas
Dana
Diklat
yg
Dimiliki
Mengadakan
Diklat
sendiri
7
Untuk
mempermudah
pada
tahap
analisis
secara
terstruktur
faktor-‐faktor
internal
maupun
eksternal
akan
disederhanakan
sehingga
pada
proses
analisis
dengan
menggunakan
excel
dapat
dibaca
secara
cepat.
1.
Dukungan
Tenaga
Ahli
Diluar
Kemenkeu
2.
Dinamika
Kebutuhan
Diklat
Unit
Es.
I
(User)
3.
Adanya
Dana
Diklat
di
Unit
Es.
I
yang
Masih
Dapat
Digunakan
4.
Kinerja
Alumni
Diklat
Tdk
Sesuai
Harapan
Unit
Eselon
I
5.
Banyak
Lembaga
Diklat
di
DN
-‐
LN
6.
Dana
Diklat
Unit
Es.
I
Dapat
Ditinjau
Lagi
III.
ANALISIS
SWOT
PADA
FAKTOR-‐FAKTOR
INTERNAL
DAN
EKSTERNAL
A.
Analisis
Bobot
Faktor
Selanjutnya
setelah
dapat
diidentifikasi
faktor-‐faktor
internal
maka
dapat
dilakukan
tahapan
analisis
sesuai
dengan
metode
analisis
SWOT.
Dalam
tabel
3.
dapat
ditentukan
urgensi
masing-‐masing
faktor-‐faktor,
dari
komparasi
antar
faktor
menunjukan
seberapa
penting
atau
mendesak
menjadi
kebutuhan
untuk
mencapai
sasaran.
Faktor
yang
dilakukan
mempunyai
nilai
tertinggi
adalah
5
(NF
=
5)
dan
terendah
adalah
1
(NF=1).
Dalam
tabel
3
dapat
ditentukan
urgensi
masing-‐masing
faktor-‐faktor,
dari
komparasi
antar
faktor
menunjukan
seberapa
penting
atau
mendesak
menjadi
kebutuhan
untuk
mencapai
sasaran.
Faktor
yang
dilakukan
mempunyai
nilai
tertinggi
adalah
5
(NF
=
5)
dan
terendah
adalah
1
(NF=1).
Tabel
3
Komparasi
Urgensi
Faktor-‐faktor
Internal
dan
Eksternal
No
Faktor
Internal
Faktor
yang
lebih
urgen
Strengths
(+)
a
b
c
d
e
f
Total
BF
a
Komitmen
Pimpinan
Pusdiklat
KU
a
a
a
a
f
4
27%
b
Selalu
Ada
Penyesuaian
Materi
Diklat
a
b
b
e
f
2
13%
c
Dukungan
Dana
Diklat
(DIPA)
BPPK
Kemenkeu
a
b
c
c
f
2
13%
Weaknesses
(-‐)
d
Terbatasnya
SDM
yg
Memahami
Epasdik
a
b
c
b
f
2
13%
e
Materi
Diklat
sering
Ketinggalan
Jaman
a
e
c
d
e
2
13%
f
Belum
Sinerginya
Perencanaan
Keuangan
Diklat
a
f
f
f
e
3
20%
Jumlah
15
100%
8
Hasil
pembobotan
faktor
internal
(Tabel
3.),
dua
faktor
terbesar
b
erasal
dari
k
omitmen
pimpinan
Pusdiklat
KU
dengan
BF
sebesar
27%,
dan
belum
sinerginya
perencanaan
keuangan
diklat
sebesar
20%.
Adapun
dari
hasil
pembobotan
faktor
eksternal
(Tabel
3.),
faktor
peluang
terbesar
berasal
dari
dukungan
tenaga
akhli
diluar
Kemenkeu
dengan
BF
sebesar
27%,
dinamika
kebutuhan
diklat
Unit
Eselon
I
sebesar
20%,
dan
kinerja
diklat
tidak
sesuai
harapan
Unit
Eselon
I
dengan
BF
sebesar
20%.
B.
Analisis
Nilai
Dukungan
dan
Keterkaitan
Perbedaan
antara
nilai
keterkaitan
(NK)
dengan
nilai
dukungan
(ND)
adalah
bahwa
nilai
keterkaitan
merupakan
nilai
sinergi
antar
faktor
sedangkan
nilai
dukungan
merupakan
nilai
masing-‐masing
faktor.
Pada
tabel
diatas
nilai
dukungan
terbesar
adalah
5
dan
terendah
adalah
1.
Dengan
menggunakan
tabel
Nilai
Dukungan
(ND),
seluruh
faktor
mendapatkan
nilai
yang
tinggi
atau
dapat
diartikan
memiliki
pengaruh
yang
cukup
kuat.
Pengaruh
yang
paling
kuat
ada
pada
Komitmen
Pimpinan
Pusdiklat
KU
dengan
skor
5.
Sedangan
ND
terendah
ada
pada
3
faktor
dengan
skor
2
yaitu
:
Terbatasnya
SDM
yang
memahami
Epasdik;
Materi
diklat
ketinggalan
jaman;
Banyak
lembaga
pesaing
di
DN
dan
LN;
dan
Dana
diklat
unit
Es.
I
dapat
ditinjau
lagi
sebagaimana
terlihat
pada
Tabel
4.
9
Tabel
4.
Nilai
Dukungan
(ND)
Faktor-‐faktor
Internal
dan
Eksternal
Nilai
Dukungan
No
Faktor
Internal/
Eksternal
(ND)
Strenght
(+)
1
Komitmen
Pimpinan
Pusdiklat
KU
5
2
Selalu
Ada
Penyesuaian
Materi
Diklat
4
3
Dukungan
Dana
Diklat
(DIPA)
BPPK
Kemenkeu
4
Weaknesses
(-‐)
4
Terbatasnya
SDM
yg
Memahami
Epasdik
2
5
Materi
Diklat
sering
Ketinggalan
Jaman
2
6
Belum
Sinerginya
Perencanaan
Keuangan
Diklat
3
Jumlah
Opportunities
(+)
7
Dukungan
Tenaga
Ahli
Diluar
Kemenkeu
4
8
Dinamika
Kebutuhan
Diklat
Unit
Es.
I
(User)
3
9
Adanya
Dana
Diklat
di
Unit
Es.
I
3
Threats
(-‐)
10
Kinerja
Alumni
Diklat
Tdk
Sesuai
Harapan
Unit
Es.
I
3
11
Banyak
Lembaga
Diklat
Pesaing
di
DN
-‐
LN
2
12
Dana
Diklat
Unit
Es.
I
Dapat
Ditinjau
Lagi
2
Perbedaan
antara
nilai
keterkaitan
(NK)
dengan
nilai
dukungan
(ND)
adalah
bahwa
nilai
keterkaitan
merupakan
nilai
sinergi
antar
faktor
sedangkan
nilai
dukungan
merupakan
nilai
masing-‐masing
faktor.
Pada
tabel
diatas
nilai
dukungan
terbesar
adalah
5
dan
terendah
adalah
1.
Dengan
melihat
hasil
Nilai
Relatif
Keterkaitan
(NRK)
yang
menyandingkan
seluruh
faktor,
dapat
dikatakan
bahwa
semua
faktor
memiliki
saling
keterkaitan
yang
dekat.
Hal
ini
dapat
dilihat
dari
NRK
setiap
faktor
yang
rata-‐ratanya
berkisar
antara
2,18
s.d.
3,55.
Dengan
demikian
seluruh
faktor
yang
ada
memiliki
pengaruh
yang
signifikan
terhadap
kinerja
epasdik
di
Pusdiklat
KU.
Untuk
lebih
jelasnya
dapat
dilihat
pada
Tabel
5.
di
bawah
ini.
10
Tabel
5.
Keterkaitan
Antar
Faktor-‐faktor
Internal
dan
Eksternal
No
Faktor
Internal/
Eksternal
s1
s2
s3
w1
w2
w3
o1
o2
o3
t1
t2
t3
Faktor
Internal
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
TNRK
NRK
1
Komitmen
Pimpinan
Pusdiklat
KU
3
4
2
2
4
3
3
3
4
2
1
31
2,82
2
Selalu
Ada
Penyesuaian
Materi
Diklat
3
5
3
3
3
3
3
3
2
3
3
34
3,09
3
Dukungan
Dana
Diklat
(DIPA)
BPPK
Kemenkeu
4
5
3
4
5
2
2
1
4
3
3
36
3,27
Kelemahan
4
Terbatasnya
SDM
yg
Memahami
Epasdik
2
3
3
3
2
3
0
0
3
5
4
28
2,55
5
Materi
Diklat
sering
Ketinggalan
Jaman
2
3
4
3
3
2
1
1
3
1
3
26
2,36
6
Belum
Sinerginya
Perencanaan
Keuangan
Diklat
4
3
5
2
3
5
2
1
4
2
4
35
3,18
Faktor
Eksternal
7
Dukungan
Tenaga
Ahli
Diluar
Kemenkeu
3
3
2
3
2
5
5
3
5
4
4
39
3,55
8
Dinamika
Kebutuhan
Diklat
Unit
Es.
I
(User)
3
3
2
3
3
2
5
3
2
2
3
31
2,82
9
Adanya
Dana
Diklat
di
Unit
Es.
I
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
32
2,91
Ancaman
Kinerja
Alumni
Diklat
Tdk
Sesuai
Harapan
Unit
10
Es.
I
4
2
4
3
3
3
4
2
2
3
3
33
3,00
11
Banyak
Lembaga
Diklat
Pesaing
di
DN
-‐
LN
2
3
3
5
1
2
4
2
3
3
3
31
2,82
12
Dana
Diklat
Unit
Es.
I
Dapat
Ditinjau
Lagi
1
3
3
4
3
4
4
3
3
3
3
34
3,09
C.
Faktor
Kunci
Untuk
menentukan
faktor
kunci
keberhasilan
perlu
ditentukan
Total
Nilai
Bobot
(TNB)
dari
setiap
faktor
dengan
cara
menjumlahkan
Nilai
Bobot
Dukungan
(NBD)
dengan
Nilai
Bobot
Keterkaitan
(NBK).
Untuk
melakukan
evaluasi
faktor-‐faktor
internal
dan
eksternal
dapat
menggunakan
formula
yang
tersaji
pada
tabel
6
sebagai
berikut
:
11
Tabel
6
Evaluasi
Faktor-‐faktor
Internal
dan
Eksternal
Total
No
Faktor
Internal/
Eksternal
BF
%
ND
NBD
NRK
NBK
TNB
nilai
Kekuatan
(Jumlah)
4,13
1
Rencana
pembentukan
kantor
modern
27%
5
1,33
2,82
0,75
2,08
2
Rencana
penerapan
sistem
Komputer
Pelayanan
13%
4
0,53
3,09
0,41
0,95
3
Adanya
fungsi
pengendalian
internal
13%
5
0,67
3,27
0,44
1,10
Kelemahan
(Jumlah)
2,56
4
Terbatasnya
SDM
yg
Memahami
Epasdik
13%
2
0,27
2,55
0,34
0,61
5
kurangnya
softcompetency
SDM
13%
3
0,40
2,36
0,32
0,72
6
belum
optimalnya
prosedur
pelayanan
20%
3
0,60
3,18
0,64
1,24
Peluang
(Jumlah)
3,96
7
27%
4
1,07
3,55
0,95
2,01
8
tumbuhnya
industry
strategis
yang
pesat
20%
3
0,60
2,82
0,56
1,16
9
rencana
pengembangan
pel.tanjung
intan
13%
3
0,40
2,91
0,39
0,79
Ancaman
(Jumlah)
2,40
kebijakan
di
bidang
impor
,
ekspor
dan
cukai
10
yang
berubah
20%
4
0,80
3,00
0,60
1,40
11
luasnya
wilayah
pengawasan
7%
2
0,13
2,82
0,19
0,32
12
adanya
revisi
target
di
akhir
tahun
13%
2
0,27
3,09
0,41
0,68
Dari
Tabel
6
maka
evaluasi
faktor
internal
dan
eksternal
dapat
diketahui
posisi
ordinat
organisasi
(pada
kuadrat
S-‐W
dan
O-‐T).
Dimana
posisi
faktor-‐faktor
Internal
dan
eksternal
adalah
:
Internal
:
Strenght
(Kekuatan
(+))
=
4,13
Weakness
(Kelemahan
(-‐))=
2,56
Posisi
Ordinat
______________
(+)
1,57
Eksternal
:
Opportunity
(Peluang
(+))
=
3,96
Threats
(Ancaman
(-‐))
=
2,40
Posisi
Ordinat
______________
(+)
1,56
12
1,57
T 0 1,56 O
2,40 3,96
W
2,56
13
Tabel
7
Faktor
Kunci
Keberhasilan
Lingkup
Faktor
Nilai
Keterangan
Internal
Strenght
(+)
S1
=
2,08
Komitmen
Pimpinan
Pusdiklat
KU
S3
=
1,10
Dukungan
Dana
Diklat
DIPA
BPPK
Internal
Weakness
(-‐)
W3
=
1,24
Belum
Sinerginya
Perencanaan
Keu
Diklat
W2
=
0,72
Materi
Diklat
Sering
Ketinggalan
Jaman
Eksternal
Opportunity
(+)
O1
=
2,01
Dukungan
Tenaga
Ahli
diLuar
Kemenkeu
O2
=
1,16
Dinamika
Kebutuhan
Diklat
Unit
Es.
1
Eksternal
Threats
(-‐)
T1
=
1,40
Kinerja
Alumni
Diklat
Tdk
sesuai
Harapan
T2
=
0,68
Banyak
Lembaga
Diklat
Pesaing
di
DN/LN
Setelah
diketahui
faktor-‐faktor
kunci
keberhasilan
maka
pada
penyusunan
strategi
harus
berkonsentasi
pada
faktor-‐faktor
kunci
terlebih
dahulu,
sehingga
penyusunan
formulasi
strategi
pada
Tabel
8
adalah
:
Tabel
8
Formulasi
Strategi
SWOT
ST
:
Diversifikasi
SO
:
Ekspansi
&
Pertumbuhan
(1) Melakukan
Mobilisasi
sumberdaya
(1) Mengembangkan
Pelayanan
(Pengajar,
Dana)
Diklat
yg
Cepat
(2) Menyusun
Standar
Kompetensi
(2) Melakukan
Inovasi
Produk
Diklat
Jabatan
(SKJ)
utk
Mempermudah
Mengirim
Peserta
Diklat
WT
:
Defensif
&
Survival
WO
:
Stabilitas
&
Rasionalisasi
(1) Mengadakan
Konsolidasi
dan
(1) Melakukan
Capacity
Building
koordinasi
Internal
dan
Eksternal
kpd
Tenaga
Pengajar
BPPK
(2) Mengembangkan
SIM-‐IT
Diklat
(2) Mengadakan
Placement
Test
utk
yg
Bisa
Diakses
User
Standarisasi
Peserta
Diklat
14
2.
Penjelasan
Strategi
Berdasarkan
analisis
SWOT,
empat
strategi
yang
dapat
meningkatkan
efektifitas
pengembangan
epasdik
Pusdiklat
KU
untuk
memenuhi
kebutuhan
diklat
6
(enam)
Unit
Eselon
I
Kementerian
Keuangan
adalah
menentukankebijakan
atau
strategi
atau
mengoptimalkan
kekuatan
untuk
memanfaatkan
peluang
(SO),
yakni
kearah
ekspansi.
Sebelum
dan
sesudah
menentukan
strategi
ekspansi
yang
harus
segera
dilakukan
dalam
jangka
pendek
(1
tahun)
dan
menengah
(2
sd
3
tahun)
adalah
:
1.
Mengadakan
Konsolidasi
dan
koordinasi
Internal
dengan
Unit
Eselon
II
dilingkungan
BPPK
2.
Mengadakan
Konsolidasi
dan
koordinasi
Eksternal
dengan
6
(enam)
Unit
Eselon
1
Kementerian
keuangan
3.
Mengadakan
Placement
Test
utk
Standarisasi
Peserta
Diklat
Terutama
yang
terkait
diklat
Bahasa
Inggris
(TOEFL),
SIM
IT,
Kuantitatif
dan
Keuangan
4.
Strategi
menggunakan
kekuatan
untuk
mencegah
dan
mengatasi
kelemahan
faktor
internal
dan
ancaman
faktor
eksternal.
3.
Rencana
Kegiatan
Dengan
memperhatikan
penjelasan
strategi
di
atas,
dapat
di
susun
rencana
kegiatan,
termasuk
penanggung
jawab,
waktu
pelaksanaan,
dan
perkiraan
biaya
yang
dibutuhkan.
Untuk
lebih
jelasnya
dapat
dilihat
pada
Tabel
9.
di
bawah
ini.
Tabel
9.
Strategi
dan
Rencana
Kegiatan
(Strategi
SO)
Sasaran
Prioritas
Strategi
Rencana
Kegiatan
Penanggung
Waktu
Biaya
Jawab
Rekomendasi
Mengembangkan
Hasil
Epasdik
Dipublikasi
Kepala
Bid.
Q1,
Q2,
Rp
Strategis
Epasdik
Pelayanan
Epasdik
Secara
Berkala;
Evalapkin
Q3,
200
Pengembangan
Diklat
yg
Cepat
Q4
Juta
Diklat
Hasil
Evaluasi
Diklat
Menjadi
Pegangan
Pengembangan
Diklat
Rekomendasi
Menyusun
Standar
Melakukan
Inisiasi
utk
Kepala
Bid.
Q2,
Rp
Strategis
Kompetensi
Jabatan
Pelatihan
SKJ
diseluruh
Unit
Evalapkin
Q4
250
Epasdik
utk
(SKJ)
utk
Es.1;
Juta
Pengembangan
Mempermudah
Diklat
Mengirim
Peserta
Diklat
Mengadakan
Placement
Test
utk
Mengetahui
Peta
Kemampuan
Peserta
Rekomendasi
Menyusun
SOP
Melakukan
Diskusi
dng
Kepala
Bid.
Q2,
Rp
Strategis
Standarisasi
Proses
Pakar
Metodologi
Epasdik
Evalapkin
Q4
250
Epasdik
utk
Epasdik
Diklat
Juta
Pengembangan
Mengadakan
Kegiatan
Diklat
Penelitian
terkait
Epasdik
Diklat
15
4.
Perkiraan
Kesulitan
dan
Cara
Mengatasi
Untuk
mencapai
perencanaan
strategis,
secara
generik
perlumemperhatikan
kesulitan-‐kesulitan
yang
mungkin
dihadapi,
antara
lain
:
(1)
Menyamakan
persepsi
untuk
merumuskan
pencapaian
target
penanaman
modal;
(2)
Adanya
konflik
kepentingan
antar
unit
terkait;
(3)
Membutuhkan
anggaran
yang
relatif
besar;
(4)
Membutuhkan
tenaga
ahli
di
bidang
tertentu
seperti
metodologi
riset
dan
analisis
kuantitatif.
Tindakan
antisipasi
secara
generik
untuk
mengatasi
berbagai
kesulitan
tersebut,
yaitu:
(1)
Membuat
pakta
integritas
dan
kontrak
kinerja;
(2)
Membuat
Program
Koordinasi,
Integrasi,
Sosialisasi,
dan
Sinkronisasi;
(3)
Melakukan
kerjasama
dengan
konsultan;
(4)
Mengadakan
capacity
building.
Selanjutnya
secara
lebih
terperinci
perkiraan
kesukaran
dan
cara
mengatasi
permasalahan
sekitar
epasdik
dapat
dilihat
pada
Tabel
10
di
bawah
ini.
Tabel
10.
Perkiraan
Kesukaran
dan
Cara
Mengatasinya
No
Strategi
Perkiraan
Kesulitan
Cara
Mengatasi
1
Mengembangkan
Pelayanan
Epasdik
Kesiapan
dan
Main
Set
SDM
Puslitbang
Membuat
IKU
Terkait
Layanan
Diklat
yg
Cepat
KU
dan
BPPK
utk
Janji
Layanan
Prima;
Membuat
Counter
Layanan
yang
Standar
2
Menyusun
Standar
Kompetensi
Jabatan
Menyamakan
persepsi
terkait
lingkup
Menyusun
draf
PMK
terkait
SKJ,
(SKJ)
utk
Mempermudah
Mengirim
SKJ
6
Unit
Eselon
I
Kemenkeu
bekerjasaman
dengan
Unit
Peserta
Diklat
Terkait;
Melengkapi
Dokumentasi
TNA,
GBPP,
Proposal
3
Menyusun
SOP
Standarisasi
Proses
Tidak
ada
SDM
yang
menguasai
Membuat
Jaringan
Pakar
dng
Epasdik
Diklat
Metodologi
Epasdik
secara
kuat
di
BPPK
Pengajar
(Widyaiswara,
Dosen,
Kemenkeu
Konsultan,
Pejabat
Struktural)
utk
melakukan
dokumentasi;
Kerjasama
dengan
konsultan
SOP
16
DAFTAR PUSTAKA
Gasperz,
Prof,
228,
Balanced
Scorecard
and
Six
Sigma,
PT
Gramedia
Pustaka
Utama,
Jakarta.
Kirkpatrick,
Donald
L
&
Kirkpatrick,
James
D.,
2008,
Evaluating
Training
Programs,
Berrett-‐
Koehler
Publishers
Ins,
San
Francisco.
Lembaga
Administrasi
Negara,
Modul
Pendidikan
dan
Pelatihan
Kepemimpinan
Tingkat
III,
Pemberdayaan
Sumber
Daya
Manusia,
Tahun
2008.
Lembaga
Administrasi
Negara,
Modul
Pendidikan
dan
Pelatihan
Kepemimpinan
Tingkat
III,
Kepemimpinan
Dalam
Organisasi,
Tahun
2008.
Lembaga
Administrasi
Negara,
Modul
Pendidikan
dan
Pelatihan
Kepemimpinan
Tingkat
III,
Teknik-‐Teknik
Analisis
Manajemen,
Tahun
2008.
Sarwono,
Jonathan,
2006,
Metode
Penelitian,
Kuantitatif
dan
Kualitatif,
Graha
Ilmu,
Jakarta.
Sekaran, Uma, 2006, Metodologi Penelitian Untuk Bisnis Edisi 4, Salemba Empat, Jakarta.
KMK Nomor 184 Tahun 2010 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Keuangan
19