Anda di halaman 1dari 11

DIFUSI, OSMOSIS DAN IMBIBISI

Pendahuluan
Di dalam kita mencari keterangan-keterangan tentang bagaimana dan dengan
jalan apa unsure-unsur yang diperlukan tumbuhan itu masuk ke dalam tubuh tanaman,
kita telah menjumpai sutau fenomena yang kita sebut pertukaran ion. Akan tetapi jika
hanya ada pertukaran ion saja,maka tanaman belum pasti mendapatkan suatu
keuntungan, sebab kalau ion-ion yang masuk dan ion-ion yang ke luar pada sel-sel akar
itu setimbang, tentulah tanaman belum dapatmemperoleh unsure-unsur yang
diperlukan.
Tukar menukar ion tidak saja terjadi di dalam sel-sel akar,akan tetapi kejaian itu
kita dapati diseluruh bagian tubuh tanaman. Proses tukar-menukar zat terjadi di sunua
bagian yang berklorofil, di mana CO 2yang masuk oleh O2 yang keluar, yaitu pada
proses fotosintesis. Demikian pula halnya di mana O2 yang masuk bertukar
dengan CO2yang keluar, pernapasan dilakukan oleh segenap sel hidup dari ujung akar
sampai ujung tunas.

DIFUSI
Kita semua sudah memahami, bahwa molekul-molekul itu ada selalu di dalam
keadaan gerak, dan gerak itu disebabkan oleh suatu tenaga dinamik yang kita sebut
enrgi kinetis. Energi ini sumber tenaga yang menyebabkan molekul-molekul saling
menarik, akan tetapi pada ketika itu juga saling menolak. Difusi adalah peristiwa
mengalirnya/berpindahnya suatu zat dalam pelarut dari bagian berkonsentrasi tinggi ke
bagian yang berkonsentrasi rendah. Contoh yang sederhana adalah pemberian gula pada
cairan teh tawar. Lambat laun cairan menjadi manis.
Difusi juga akan dilakukan oleh mulekul-molekul gula, apabila kita mencampur
kan suatau gula denga air biasa; setelah kita beri waktu yang cukup lama, maka seluruh
air akan berasa manis.
Dari contoh-contoh diatas ini teranglah, bahwa baik gas, zat cair maupun zat
padat semuanya menaruh sifat yang kita sebut “suka berdifusi “. Adapun gerakan
penyebaran atau gerakan difusi itu bukan suatu gerakan secara besar-besaran, di mana
kelompok-kelompok molekul bersama-sama bergerak ke suatu arah, gerakan mana
lazimnya kita sebut konvensi.
Gerakan difusi terdiri atas gerakan molekul per molekul yang lintasanya putus-
putus karena perlanggaran yang homogen juga

OSMOSIS
Osmosis adalah perpindahan air melalui membran permeabel selektif dari bagian
yang lebih encer ke bagian yang lebih pekat. Membran semipermeabel harus dapat
ditembus oleh pelarut, tapi tidak oleh zat terlarut, yang mengakibatkan gradien tekanan
sepanjang membran. Osmosis merupakan suatu fenomena alami, tapi dapat dihambat
secara buatan dengan meningkatkan tekanan pada bagian dengan konsentrasi pekat
menjadi melebihi bagian dengan konsentrasi yang lebih encer. Gaya per unit luas yang
dibutuhkan untuk mencegah mengalirnya pelarut melalui membran permeabel selektif
dan masuk ke larutan dengan konsentrasi yang lebih pekat sebanding dengan tekanan
turgor. Tekanan osmotik merupakan sifat koligatif, yang berarti bahwa sifat ini
bergantung pada konsentrasi zat terlarut, dan bukan pada sifat zat terlarut itu sendiri.
Osmosis adalah suatu topik yang penting dalam biologi karena fenomena ini dapat
menjelaskan mengapa air dapat ditransportasikan ke dalam dan ke luar sel.
Osmosis terbalik adalah sebuah istilah teknologi yang berasal dari osmosis.
Osmosis adalah sebuah fenomena alam dalm sel hidup di mana molekul “solvent”
(biasanya air) akan mengalir dari daerah “solute” rendah ke daerah “solute” tinggi
melalui sebuah membran “semipermeable”. Membran “semipermeable” ini menunjuk
ke membran sel atau membran apa pun yang memiliki struktur yang mirip atau bagian
dari membran sel. Gerakan dari “solvent” berlanjut sampai sebuah konsentrasi yang
seimbang tercapai di kedua sisi membran.
Reverse osmosis adalah sebuah proses pemaksaan sebuah solvent dari sebuah
daerah konsentrasi “solute” tinggi melalui sebuah membran ke sebuah daerah “solute”
rendah dengan menggunakan sebuah tekanan melebihi tekanan osmotik. Dalam istilah
lebih mudah, reverse osmosis adalah mendorong sebuah solusi melalui filter yang
menangkap “solute” dari satu sisi dan membiarkan pendapatan “solvent” murni dari sisi
satunya.
- Proses Osmosis pada Tumbuhan
Peristiwa osmosis juga terjadi pada penyerapan air tanah ke dalam sel akar.
Berkaitan dengan pengertian konsentrasi maka dikenal larutan yang isotonis
(konsentrasi zat pada larutan sama dengan cairan sel). Bila dimasukan kedalam larutan
itu bentuk sel tetap karena keadaan seimbang. Akan tetapi jika sel tumbuhan berada
dalam larutan hipertonis (konsentrasi larutan lebih tinggi dari pada cairan sil), maka air
dalam plasma sel akan beerosmosis keluar sehingga sel mengerut. Protoplasma yang
kekurangan air menyusut volumenya mengakibatkan membrane sel terlepas berada
dalam larutan hipotonis, maka air dari luar akan mesuk kedalam sel sehingga sel
menggembung
Peistiwa migrasi molekul-molekul air ke suatu zat lain yang berulang-ulang (pori)
cukup besar untuk melewetkan molekul-molekul air dan kemudian molekul-molekul air
itu menetap didalam zat tersebut. Peristiwa ini kita sebut imbibisi, perkataan ini berasal
dari kata latin imbibere yang berarti menyeludup. Air yang menyeludup kita sebut air
imbibisi, sedangkan zat yang kemasukan (keselundupan) air itu kita sebut imbiban.
- Pengaruh teperatur pada imbibisi
Seperti halnya dengan difusi dan osmosis, maka imbibisi pun terpengaruh oleh
temperatur. Kenaikan temperatur menambah giatnya difusi, osmosis maupun imbibisi.
Untuk gas, kegiatan difusi itu bertambah 1,2 sampai1,3 – kali pada kenaikan suhu
sebesar 100 C; dengan lain perkataan K10 dari difusi gas itu 1,2 sampai 1,3. untuk zat
cair K10 ini sangat berbeda.
Pada proses imbibisi ini ditimbulkan panas. Hal ini dapat diterangkan dan
difahami, jika kita mengingat adanya keributan masuknya molekul-molekul air serta
tersusunnya secara berjejal-jejal di dalam imbibiban, dimana meolekul-molekul air
kehilangan sebagia dari energi kinetis, energi kinetis berubah menjadi panas.

TRANSPORTASI PADA TUMBUHAN

Transportasi tumbuhan adalah proses pengambilan dan pengeluaran zat-zat ke


seluruh bagian tubuh tumbuhan. Pada tumbuhan tingkat rendah (misal ganggang)
penyerapan air dan zat hara yang terlarut di dalamnya dilakukan melalui seluruh bagian
tubuh. Pada tumbuhan tingkat tinggi (misal spermatophyta) proses pengangkutan
dilakukan pembuluh pengangkut yang terdiri dari xylem dan phloem.

Tumbuhan memperoleh bahan dari lingkungan untuk hidup berupa O2, CO2, air
dan unsur hara. Kecuali gas O2 dan CO2 zat diserap dalam bentuk larutan ion.
Mekanisme proses penyerapan dapat belangsung karena adanya proses imbibisi, difusi,
osmosis dan transpor aktif.
Imbibisi
Imbibisi : merupakan penyusupan atau peresapan air ke dalam ruangan antar
dinding sel, sehingga dinding selnya akan mengembang. Misal masuknya air pada biji
saat berkecambah dan biji kacang yang direndam dalam air beberapa jam.
Diffusi : gerak menyebarnya molekul dari daerah konsentrasi tinggi (hipertonik)
ke konsentrasi rendah (hipotonik). Misal pengambilan O2 dan pengeluaran CO2 saat
pernafasan, penyebaran setetes tinta dalam air.
Osmosis : proses perpindahan air dari daerah yang berkonsentrasi rendah
(hipotonik) ke daerah yang berkonsentrasi tinggi (hipertonik) melalui membran
semipermiabel. Membran semipermiabel adalah selaput pemisah yang hanya bisa
ditembus oleh air dan zat tertentu yang larut di dalamnya. Keadaan tegang yang timbul
antara dinding sel dengan dinding isi sel karena menyerap air disebut turgor, sedang
tekanan yang ditimbulkan disebut tekanan turgor. Untuk sel tumbuhan bersifat selektif
semipermiabel. Setiap sel hidup merupakan sistem osmotik. Jika sel ditempatkan dalam
larutan yang lebih pekat (hipertonik) terhadap cairan sel, air dalam sel akan terhisap
keluar sehingga menyebabkan sel mengkerut. Peristiwa ini disebut plasmolisis.
Transpor aktif : pengangkutan lintas membran dengan menggunakan energi ATP,
melibatkan pertukaran ion Na+ dan K+ (pompa ion) serta protein kontraspor yang akan
mengangkut ion Na+ bersama melekul lain seperti asam amino dan gula. Arahnya dari
daerah berkonsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah. Misal perpindahan air dari korteks
ke stele.

Pengangkutan Zat Melalui Xylem


Pengangkutan zat pada tumbuhan dibedakan menjadi :
1. Pengangkutan vaskuler (intravaskuler) : pengangkutan melalui berkas pembuluh
pengangkut.
2. Pengangkutan ekstravaskuler : pengangkutan air dan garam mineral di luar berkas
pembuluh pengangkut. Pengangkutan ini berjalan dari sel ke sel dan biasanya dengan
arah horisontal. Di dalam akar pengangkutan ini melalui :
- Bulu akar
- Epidermis
- Korteks
- Endodermis
- Xylem.
Penganngkutan ekstravaskluler dibedakan :
- Transportasi/ lintasan apoplas : menyusupnya air tanah secara bebas atau
transpor pasif melalui semua bagian tak hidup dari tumbuhan (dinding sel dan ruang
antar sel)
- Transportasi/ lintasan simplas : bergeraknya air dan garam mineral melalui
bagian hidup dari sel tumbuhan (sitoplasma dan vakoula).

Air dan garam mineral akan diangkut ke daun melalui pembuluh kayu (xylem).
Komponen utama penyusun xylem adalah elemen pembuluh (trakea) dan trakeid.
Trakea dan trakeid merupakan sel-sel yang mati karena tidak mempunyai
sitoplasma dan hanya mempunyai dinding sel. Sel trakea terdiri atas tabung yang
berdinding tabal dan membentuk suatu pembuluh. Sel trakeid merupakan sel dasar
penyusun xylem, yang terdiri dari sel memanjang dan berdinding keras karena
mengandung lignin. Pada beberapa tempat dinding sel trakeid terdapat bagian-bagian
yang tidak menebal yang disebut noktah.
Selain trakea dan trakeid xylem juga mengandung sel parenkim (parenkim kayu)
yang merupakan sel hidup dan berfungsi untuk menyimpan bahan makanan. Xylem
juga mengandung serabut kayu yang berfungsi sebagai penguat (penyokong)

Proses pengangkutan air dan zat zat terlarut hingga sampai ke daun pada
tumbuhan dipengaruhi oleh :
- Daya kapilaritas : pembuluh xylem yang terdapat pada tumbuhan dianggap
sebagai pipa kapiler. Air akan naik melalui pembuluh kayu sebagai akibat dari gaya
adhesi antara dinding pembuluh kayu dengan molekul air.
- Daya tekan akar : tekanan akar pada setiap tumbuhan berbeda-beda. Besarnya
tekanan akar dipengaruhi besar kecil dan tinggi rendahnya tumbuhan (0,7 - 2,0 atm).
Bukti adanya tekanan akar adalah pada batang yang dipotong, maka air tampak
menggenang dipermukaan tunggaknya.
- Daya hisap daun : disebabkan adanya penguapan (transpirasi) air dari daun yang
besarnya berbanding lurus dengan luas bidang penguapan (intensitas penguapan).
- Pengaruh sel-sel yang hidup

Tumbuhan mengeluarkan cairan dari tubuhnya melalui 3 proses, yaitu :


1. Transpirasi : adalah terlepasnya air dalam bentuk uap air melalui stomata dan
kutikula ke udara bebas (evaporasi). Transpirasi dipengaruhi oleh :
Faktor luar, meliputi :
- Kelembaban udara : semakin tinggi kelembaban udara maka transpirasi semakin
lambat. Pada saat udara lembab transpirasi akan terganggu, sehingga tumbuhan akan
melakukan gutasi
- Suhu udara : semakin tinggi suhu maka transpirasi semakin cepat.
- Intensitas cahaya : semakin banyak intensitas cahaya maka transpirasi semakin
giat.
- Kecepatan angin : semakin kencang angin maka transpirasi semakin cepat.
- Kandungan air tanah
Faktor dalam, meliputi :
- Ukuran (luas) daun
- Tebal tipisnya daun
- Ada tidaknya lapisan lilin pada permukaan daun
- Jumlah stomata
- Jumlah bulu akar (trikoma)
Jadi semakin cepat laju transpirasi berarti semakin cepat pengangkutan air dan zat
hara terlarut, demikian pula sebaliknya. Alat untuk mengukur besarnya laju transpirasi
melalui daun disebut fotometer atau transpirometer.
2 Gutasi : adalah pengeluaran air dalam bentuk tetes-tetes air melalui celah-
celah tepi atau ujung tulang tepi daun yang disebut hidatoda/ gutatoda/ emisarium.
Terjadi pada suhu rendah dan kelembaban tinggi sekitar pukul 04.00 sampai 06.00 pagi
hari. Di alami pada tumbuhan famili Poaceae (padi, jagung, rumput, dll)
3 Perdarahan : adalah pengeluaran air cairan dari tubuh tumbuhan berupa
getah yang disebabkan karena luka atau hal-hal lain yang tidak wajar. Misalnya pada
penyadapan pohon karet dan pohon aren.
Pengangkutan Melalui Phloem
Air dan zat terlarut yang diserap akar diangkut menuju daun akan dipergunakan
sebagai bahan fotosintesis yang hasilnya berupa zat gula/ amilum/ pati. Pengangkutan
hasil fotosintesis berupa larutan melalui phloem secara vaskuler ke seluruh bagian
tubuh disebut translokasi.
Untuk membuktikan adanya pengangkutan hasil fotosintesis melewati phloem
dapat dilihat dari pada proses pencangkokan. Batang yang telah kehilangan kulit
(phloem) mengalami hambatan pengangkutan akibat terjadinya timbunan makanan
yang dapat memacu munculnya akar apabila bagian batang yang terkelupas kulitnya
tertutup tanah yang selalu basah.
Beberapa tumbuhan menyimpan hasil fotosintesis pada akarnya atau batangnya.
Pada umumnya jaringan phloem tersusun oleh 4 komponen, yaitu :
- buluh tapis
- sel pengiring
- parenkim phloem
- serabut-serabut

Plasmolisis adalah suatu proses yang secara riil bisa menunjukkan bahwa sel sebagai
unit terkecil kehidupan ternyata terjadi sirkulasi keluar masuk suatu zat , artinya suatu
zat /materi bisa keluar dari sel , dan bisa masuk melalui membrannya .
Adanya sirkulasi ini bisa menjelaskan bahwa sel tidak diam , ternyata sungguh dinamis
dengan lingkungannya , jika memerlukan materi dari luar maka ia harus ambil materi
itu dengan segala cara, yaitu mengatur tekanan agar terjadi perbedaan tekanan sehingga
materi dari luar itu bisa masuk.
Kondisi sel tidak selalu berada pada keadaan yang normal yang dengan mudah ia
mengaturnya ia bisa mencapai homeostatis / seimbang .
Terkadang sel juga bisa berada di lingkungan yang ekstrem menyebabkan semua isi sel
dapaksakan keluar karena diluar tekanan lebih besar , jika terjadi demikian maka
terjadilah lisis / plasmolisis yang membawa sel itu mati .
Plasmolisis adalah contoh kasus transportasi sel secara osmosis dimana terjadi
perpindahan larutan dari kepekatan yang rendah ke larutan yang pekat melalui
membran semi permeable , yang akan dibahas drngan contoh pada darah .
Osmosis memainkan peranan yang sangat penting pada tubuh makhluk hidup, misalnya,
pada membrane sel darah merah.
Jika kamu meletakan sel darah merah dalam suatu larutan hipertonik (lebih pekat), air
yang terdapat dalam sel darah akan ditarik keluar dari sel sehingga sel mengerut dan
rusak. Peristiwa ini disebut KRENASI.
Sebaliknya, jika kamu meletakan sel darah merah dalam suatu larutan yang bersifat
hipotonik (lebih encer), air dari larutan tersebut akan ditarik masuk kedalam sel darah
sehingga sel mengembang dan pecah.Proses ini disebut HEMOLISIS.
Orang yang mengonsumsi terlalu banyak makanan berkadar garam tinggi, jaringan sel
dan jaringan antar selnya akan mengandung banyak air.hal ini dapat menyebabkan
terjadinya pembengkakan tubuh yang disebut OEDEMA

Pemahaman mengenai proses osmosis ini sangat diperlukan dalam bidang kedokteran.
Misalnya, dalam pemberian nutrisi bagi pasien melalui infus.
Pada infus, larutan nutrisi dimasukan langsung kedalam pembuluh darah.
Larutan ini harus memilik tekanan osmotik yang sama dengan tekanan osmotik darah
agar sel darah tidak mengalami krenasi atau hemolisis karena sangat membahayakan
jiwa pasien.
Tekanan osmotik darah pada suhu 25 C adalah 7,7atm oleh karena itu, jika pasien akan
diberi larutan glukosa melalui infus,konsentrasi glukosa yang digunakan harus memiliki
persen masa 5,3%
Osmosis yang terjadi juga bisa kita amati pada peristiwa alam lainnya ,dalam banyak
contoh yang menarik. misalnya pada pengawetan selai dan jeli yang dilakukan di rumah
merupakan contoh lain dari penerapan tekanan osmotik.
Gula dalam jumlah yang banyak ternyata penting dalam proses pengawetan karena
gula membantu membunuh bakteri yang bisa mengakibatkan botulisme.
Bila sel bakteri berada dalam larutan gula hipertonik (konsentrasi tinggi), air intrasel
cenderung untuk bergerak keluar dari sel bakteri ke larutan yang lebih pekat lewat
osmosis.
Proses ini yang disebut krenasi (crenation), menyebabkan sel mengerut dan akhirnya
tidak berfungsi lagi. Keasaman alami buah-buahan juga menghambat pertumbuhan
bakteri.
Tekanan osmotik juga merupakan mekanisme utama dalam pengangkutan air ke bagian
atas tumbuhan.
Karena daun terus-menerus kehilangan air ke udara, dalam proses yang disebut
transpirasi, konsentrasi zat terlarut dalam cairan daun meningkat.
Air didorong ke atas lewat batang, cabang dan ranting-ranting pohon oleh tekanan
osmotik.
Diperlukan tekanan sebesar 10-15 atm untuk mengangkut air ke daun di pucuk pohon
redwood di California, yang tingginya mencapai sekitar 120 m.
Teknik mengeluarkan bisul pada tubuh dengan mekanisme osmosis dengan
menerapkan gelli berupa balsam/salep yang hipertonik juga memudahkan bisul segera
kempes,
Pembuatan telur asin , ikan asin dan tentu contoh yang lain yang prinsipnya disitu ada
perbedaan tekanan dipastikan proses osmosis akan berlangsung.
PROSES ini juga bisa terlihat pada tanaman yang dipupuk urea sangat pekat tanaman
bisa diharapkan tumbuh dengan baik tetapi malah mati
Jadi
Plasmolisis merupakan dampak dari peristiwa osmosis.
Jika sel tumbuhan diletakkan di larutan garam terkonsentrasi (hipertonik), sel
tumbuhan akan kehilangan air dan juga tekanan turgor, menyebabkan sel tumbuhan
lemah.
Tumbuhan dengan sel dalam kondisi seperti ini layu.
Kehilangan air lebih banyak akan menyebabkan terjadinya plasmolisis
Dampak plasmolisis yang meneyebabkan tekanan terus berkurang sampai di suatu titik
di mana protoplasma sel terkelupas dari dinding sel, menyebabkan adanya jarak antara
dinding sel dan membran.
Kesimpulan

Seperti yang dikumukakan pada pembahasan bab ini tentang materi difusi,
osmosis, dan imbibisi. Maka dapat disimpulkan bahwa dalam suatu kehidupan telah
menjumpai beberapa fenomena yang disebut “Pertukaran Ion”. Dan pembahasan tadi
dapat dipahami juga bahwa molekul-molekul itu ada selalu didalam keadaan gerak, dan
gearak itu disebabkan oleh suatu tenaga dinamik yang disebut energi kenetik. Energi ini
sumber tenaga yang menyebabkan molekul-molekul saling tarik-menari, akan tetapi
pada ketika itu juga saling menolak.
Difusi adalah bergeraknya suatu zat molekul, atom dan ion dari suatu titik lain
secara bebas yang disebabkan oleh gerak kinetik. Difusi merupakan perpundahan
partikel dari tempat yang konsentrasi partikelnya tinggi ke konsentrasi yang partikelnya
rendah. Begitu juga osmosis dan imbibisi merupakan kebalikan dari peristiwa migrasi
dari molekul-molekul air itu menetapkan didalam zat.
Dari ketiga peristiwa itu, bahwa difusi, osmosis dan imbibisi dapat dipengaruhi
temperatur. Karena temperatur menambah giatnya difusi, osmosis dan imbibisi,
misalnya untuk gas, kegiatan difusi itu bertambaha 1,2 sampai 1,3 kali pada kenaikan
suhu sebesar 100 C. Peristiwa imbibisi itu pada hakekatnya bukan hanya peristiwa
difusi belaka, juga sebenarnya merupakan peritiwa osmosis sebabketiga peristiwa itu
sama-sama molekul-molekulnya bersifat permiabel terhadap air.
Daftar pustaka

Dwidjoseptro D. Prof. DR. 1990. Penghantar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta.


PT. Gramedia purtaka utama.
Syamsuri, Istamas. Dr, M.pd, sulisetijono, Drs, M.si, Ibrohim, Drs. M.si,
Rahayu Ely Sofia, S.pd.M.si, 2004, SAINS BIOLOGI jilid 2 untuk SMP kelas VIII,
Jakarta, Penerbit Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai