Anda di halaman 1dari 17

1

BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Data world health organization (WHO) mengungkapkan jumlah penderita
diabetes militus di Indonesia akan meninggkat hingga 21,3 juta jiwa pada tahun
2030 mendatang. Saat ini Indonesia merupakan negara urutan keempat dengan
prevalensi tertinggi di dunia setelah India, Cina dan Amerika Serikat. Merebaknya
penyakit diabetes di kalangan masyarakat Indonesia sangat erat kaitannya dengan
gaya hidup dan pola makan yang tidak seimbang. Data riset kesehatan dasar
(Riskesdas) yang dirilis pada tahun 2007 menunjukkan bahwa diabetes telah
menjadi penyebab kematian ke-6 terbesar dari seluruh kematian pada semua
kelompok umur di Indonesia. Prevalensi diabetes di dominasi oleh jumlah
penderita yang tidak terdeteksi dan tidak mengkonsumsi obat sebesar 73% dari
total keseluruhan penderita diabetes di Indonesia. Dan sisanya yang terdeteksi
mengalami gangguan toleransi glukosa adalah sebesar 10,2% .
Fenomena diabetes militus kini tidak hanya dialami oleh orang dewasa dan
manula, namun juga remaja bahkan anak-anak. Umumnya anak-anak yang
mengalami diabetes rata-rata mengalami obesitas terlebih dahulu. Meski nyatanya
faktor genetis lebih menjadi faktor yang paling utama, pola makan dan gaya hidup
yang tidak sehat berperan sebagai penyumbang terbesar diabetes di masyarakat.
Satu dari lima penderita diabetes masih berumur dibawah 40 tahun.
Eceng gondok merupakan tanaman air yang prevalensinya cukup tinggi di
negara tropis seperti Indonesia. Tanaman ini dikenal sebagai gulma atau tanaman
pengganggu. Pertumbuhan eceng gondok sangat pesat sehingga dapat
menyebabkan masalah lingkungan. Tanaman ini kurang dimanfaatkan oleh
masyarakat, pada umumnya eceng gondok yang tumbuh di air akan di buang atau
di bakar dan belum dikembangkan untuk menjadi produk tertentu yang dapat
meningkatkan nilai ekonomis dari eceng gondok itu sendiri, padahal menurut
(Nigam, J.N. 2002) tanaman ini memiliki kandungan hemiselulosa 30-50% dari
bobot kering, yang dapat di manfaatkan untuk produksi Xilitol. Xilitol merupakan
senyawa gula polialkohol dengan lima atom karbon. Sumber karbon yang
berlimpah seperti lignoselulosa yang terdapat pada eceng gondok dapat di
manfaatkan untuk produksi xilitol.
Kue bingka merupakan makanan khas dari Kalimantan yang di gemari
oleh masyarakat. Tetapi dengan adanya pemakaian gula pasir (sukrosa) yang tidak
terlalu baik untuk kesehatan menyebabkan masyarakat penderita diabetes tidak
dapat mengkonsumsinya. Gula merupakan bahan utama dalam proses pembuatan
bingka sehingga kadar gula yang berlebih dapat menyebabkan diabetes, hal ini
menyebabkan masyarakat menjadi kurang berminat untuk mengkonsumsinya. Hal
inilah yang mendorong peneliti untuk membuat gula Xilitol dari eceng gondok
sebagai bahan baku dalam pembuatan kue bingka agar masyarakat penderita
diabetes dapat mengkonsumsinya.
1.2 Perumusan masalah
Berdasarkan permasalahan yang dipaparkan dapat dirumuskan masalah
sebagai berikut:
a. Bagaimana cara memanfaatkan tanaman eceng gondok yang tumbuh liar
dan cepat
b. Bagaimana cara mendapatkan hasil isolasi xilitol yang murni
2

c. Bagaimana karakteristik xilitol berdasarkan analisis Spektrofotometer


FTIR, HPLC, NMR dan GC-MS

1.3 Tujuan Penelitian


Adapun tujuan dari program penelitian ini antara lain sebagai berikut :
1. Memanfaatkan tanaman eceng gondok yang tumbuh liat dan cepat sebagai
gula rendah kalori
2. Mendapatkan hasil isolasi xilitol yang murni sebagai gula rendah kalori
3. Menentukan karakteristik xilitol berdasarkan analisis Spektrofotometer
FTIR, HPLC, NMR dan GC-MS
1.4 Manfaat Kegiatan
Dari kegiatan penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai
berikut:
1. Mendapatkan hasil isolasi xilitol yang murni sehingga dapat dimanfaatkan
sebagai gula rendah kalori
2. Memberikan nilai tambah pada sumber daya alam Indonesia yang belum
termanfaatkan secara maksimal sehingga bermanfaat untuk pembangunan
industri khususnya untuk mengurangi tingginya angka penderita diabet
3. Memberikan suatu pengembangan konsep alternatif terhadap pemanfaatan
limbah daerah rawa karena pertumbuhannya yang liar dan cepat
1.5 Luaran
Luaran dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Memberikan informasi tentang pemanfaatan eceng gondok sebagai gula
rendah kalori yang nantinya dapat dikembangkan oleh masyarakat lokal
khususnya Kalimantan selatan
2. Artikel Ilmiah dalam bentuk jurnal nasional terakreditasi dan atau
prosiding dalam seminar nasional
3

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Eceng Gondok
Eceng gondok termasuk famili Pontederiaceae. Tanaman ini hidup di
daerah tropis maupun subtropis. Eceng gondok digolongkan sebagai gulma
perairan yang mampu menyesuaikan diri terhadap perubahan lingkungan dan
berkembang biak secara cepat. Tempat tumbuh yang ideal bagi tanaman eceng
gondok adalah perairan yang dangkal dan berair keruh, dengan suhu berkisar
antara 28-30oC dan kondisi pH berkisar 4-12. Di perairan yang dalam dan
berair jernih di dataran tinggi, tanaman ini sulit tumbuh (Ratnani, 2011).

Gambar 2.1 Tumbuhan Eceng Gondok


Kalimantan Selatan memiliki banyak sungai dan kawasan lahan basah
yang ditumbuhi eceng gondok, seperti aliran Sungai Sipai di Kota Banjarbaru
(Nata & Niawati, 2013), daerah rawa di Desa Tungkaran Kota Martapura (Yanuar
& Amrullah, 2015), dan daerah Amuntai Kabupaten Hulu Sungai Utara
(Norhayati, 2016). Pertumbuhan eceng gondok yang tidak terkendali lebih sering
menyebabkan permasalahan bagi lingkungan seperti pendangkalan perairan,
penyumbatan saluran irigasi, dan memperbesar kehilangan air melalui proses
evapotranspirasi. Eceng gondok memiliki kandungan kimia selulosa (25%),
hemiselulosa (35%), dan lignin (10%) (Elwin, Lutfi, & Hendrawan, 2014). Hasil
analisis unsur hara dari eceng gondok dalam keadaan segar mengandung bahan
organik sebesar 36,59%, C-organik 21,23%, N-total 0,28%, P-total 0,0011%, dan
K-total 0,016% (Ratri, Trisnowati, &Wibowo, 2007).
Kandungan selulosa yang terdapat didalam tumbuhan eceng gondok dapat
terurai menjadi gula alkohol. Gula alkohol merupakan produk turunan selulosa
yang penting, karena senyawa tersebut memiliki manfaat yang beragam, antara
lain sebagai pengganti gula dapur yang aman dikonsumsi oleh penderita diabetes
yang tidak mampu memproduksi insulin, stanilizer pada suplemen dan makanan
(Zumbe et al, 2001) gula alkohol yang dimanfaatkan biasanya berbentuk sorbitol,
manitol dan xilitol (Hansen et al, 2006).
Gula alkohol dapat dihasilkan dengan menguraikan selulosa dengan
bantuan katalis. Sebagai contohnya, dari penelitian yang dilakukan oleh palkovits
et.al (2011) berhasil mengubah selulosa menjadi xilitol sebsar 11,3%
menggunakan katalis Ru/C pada suasana asam (H2SO4) selama 3 jam pada
temperatur reaksi 160°C.
2.2. Xilitol
Xilitol adalah gula alkohol yang diperolah dari xylose, dihasilkan selama
metabolisme karbohidrat pada hewan dan manusia. Xilotol terdapat didalam buah-
buahan dan sayur-sayuran pada konsentrasi rendah. Sebagai pemanis xilitol
adalah pengganti gula konvensional. Daya pemanis yang dimiliki oleh xilitol
sebanding dengan sukrosa dan lebih tinggi dari sorbitol dan manitol ( Ramesh et
4

al, 2013). Komposisi kimia xilitol menginduksi ion kalsium dan fosfat. Untuk
karakteristik ini xilitol adalah bahan baku yang menarik untuk makanan,
ondotologi, dan industri farmasi. Saat ini xilitol diproduksi dengan proses
hidrogenasi kimia menggunakan nikel sebagai katalis. Namun biayanya yang
mahal dan memerlukan beberapa pemurnian xylose sebelum reaksi kimia
(Sellman, 2003)
Xilotol merupakan sebuah gula alkohol lima karbon yang berasal dari
xylose dengan reduksi gugus karbonil yang juga dkenal sebagai Adonitol, D-
Xylitol, Ribotol, Eurit, Klinit, Xyliton, D-ribitol, Xylit (gula). Xilitol memiliki
rumus molekul C5H12O5 dengan berat molekul 152,14578 g/mol. Nama IUPAC
utuk ikatan kimia xilitol adalah (2R, 3r, 4S)-Pentane-1,2,3,4,5-pentanol nama
lainnya adalah 1,2,3,4,5-pentahidroksipentan. Titik cair xilitol terletak antara 92°-
96°C dengan titik didih 126°C. Densitas xilitol sebesar 1,52 g/cm3 dengan massa
molar 152,15 g/mol (Sellman, 2003).
Sumber xilitol adalah buah dan sayur yang secara alami mengandung
xilitol. Xilitol saat ini diproduksi oleh hidrogenasi katalitik dari xylise komersial,
namun proses ini memakan biaya yang sangat mahal dan dengan hasil yang
rendah sekitar 60% karena pemisahan xilitol dari senyawa kimia yang terbentuk
selama produksi. Bioteknologi menyediakan alternatif melalui mikroorganisme
seperti bakteri, jamur dan ragi yang mengkonverksi xilose menjadi xilitol, proses
yang sangat spesifik dan ekonomis 80% gula diubah menjadi gula alkohol
(Pubchem, 2013)
Pada bekteri, konversi D-xilosa menjadi D-xilulosa dikatalisis oleh xilosa
isomerase secara langsung. Xilosa isomerase juga ditumakan pada Boidinii,
malbranchea pulchella, and meurospora crassa. Pada sebagian jamur dan khamir,
konversi D-xilosa menjadi D-xilulosa membutuhkan dua tahap. Pertama, D-
xilolosa direduksi menjadi xilitol oleh NADH- atau NADPH-dependent xilosa
reduktase. Xilitol ini kemudian di sekresikan sebagai metabolit atau dioksidasi
lebih lanjut menjadi D-xilulosa oleh NAD atau NADP-dependent xilitol
dehidrogenase (Chen et all, 2010).
Secara umum xilitol dapat digunakan sebagai bahan pemanis alternatif.
Pemanis jenis ini memiliki banyak keunggulan dibanding gula pasir (sukrosa).
2.3. Kue Bingka
Di daerah Kalimantan Selatan memiliki berbagai macam kuliner
tradisional yang dibuat dengan proses sederhana menggunakan bahan dasar gula,
baik itu makanan pokok, cemilan, kue (orang Banjar biasa menyebutnya dengan
istilah “wadai”), snack maupun makanan lainnya. Salah satu jajanan khas Banjar
yang banyak mengandung gula dan banyak diminati oleh kalangan masyarakat,
yaitu kue Bingka. Kue Bingka memiliki rasa sangat manis, lemak dan lembut.
Harga kue bingka bervariasi tergantung jenis bahan yang digunakan.

Gambar 2.2 Kue Bingka


5

BAB III. METODE PENELITIAN


3.1 Alat
Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Jerigen sebagai tempat untuk penampungan bubur eceng gondok yang di
fermentasi
2. Preasure gauge sebagai pengukur tekanan saat fermentasi
3. Blender sebagai alat pembuat bubur eceng gondok
4. Destilator sebagai alat untuk melakukan destilasi
5. Gelas ukur sebagai penampung bioetanol hasil destilasi
6. Instrumentasi seperti Spektrofotometer FTIR, HPLC, NMR dan GC-MS
sebagai alat yang digunakan untuk mengukur kadar xilitol di dalam eceng
gondok, melihat kemurnian dari xilitol yang diisolasi dan menghitung kadar
xilitol hasil isolasi
7. Termometer, sebagai alat pengukur suhu
8. Kompor dan panci untuk merebus eceng gondok
9. Oven untuk memanggang kue bingka
10. Loyang untuk tempat kue bingka
11. Mixer untuk alat pengaduk kue bingka
3.2 Bahan
Adapun bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Tanaman eceng gondok yang masih segar yang terdapat di rawa-rawa
Gambut, Banjarmasin-Kalimantan Selatan
2. Ragi Saccharomyces cerevisiae sebagai fermentator dalam proses fermentasi
3. Urea sebagai sumber energi bagi mikroba dalam proses fermentasi
4. Air demineral sebagai pelarut pada proses destilasi dan untuk merebus eceng
gondok
5. Garam dan sus kental manis sebagai penyedap untuk kue bingka
6. Vanili sebagai pengembang kue bingka
7. Telur sebagai campuran kue bingka
8. Kentang kukus, mentega dan santan sebagai bahan tambahan kue bingka
9. Tepung terigu sebagai bahan kue bingka
3.3 Prosedur Penelitian
3.3.1 Persiapan Bahan Baku
Mengumpulkan eceng gondok yang telah diambil dari rawa, kemudian
dibersihkan dengan cara mencuci dengan air mengalir. Pisahkan bagian batang
dan daunnya. Daun yang telah dibersihkan kemudian digunting menjadi
potongan–potongan yang kecil. Potongan tersebut dikeringkan kembali hingga
kadar air 5-10%.
3.3.2 Proses Fermentasi
Potongan-potongan kecil eceng gondok yang telah dikeringkan kemudian
dimasukkan kedalam panci yang telah berisi air demineral, direbus dengan selama
15 menit pada suhu 100oC yang diukur menggunakan termometer. Saat menunggu
proses perebusan, siapkan jerigen yang telah di pasang pressure gauge sebagai
tempat untuk melakukan proses fermentasi, di dalam jerigen ini tidak boleh
terdapat lubang atau rongga yang bisa menyebabkan udara masuk ke dalam
jerigen. Setelah 15 menit, hasil rebusan tersebut kemudian di blender hingga
menjadi bubur. Masukkan sebanyak 2 liter bubur eceng gondok ke dalam jerigen,
kemudian campurkan ragi sebanyak 2 gram ke setiap 1 liter bubur eceng gondok
6

dan tambahkan 10 gram urea aduk sampai homogen difermentasikan selama 1


hari.
3.3.3 Proses Destilasi
Menyiapkan alat destilator sebagai alat untuk melakukan destilasi dan
siapkan gelas ukur sebagai wadah penampung hasil fermentasi. Masukkan eceng
gondok hasil fermentasi ke dalam labu destilasi, nyalakan pemanas alat destilasi.
Tunggu beberapa saat sampai suhu yang diinginkan tercapai yaitu 90°C. Suhu
dipertahankan sampai sampel hasil didapatkan. Proses destilasi dilakukan sekitar
8 jam. Setelah sampel hasil didapatkan, sampel tersebut ditampung di dalam gelas
ukur untuk di uji kemurnian serta kadar kandungan xilitol nya menggunakan
instrumentasi Spektrofotometer FTIR, HPLC, NMR dan GC-MS.
3.3.4 Proses Pembuatan Kue Bingka
Kocok atau aduk telur bersama gula xilitol hingga seluruh gula larut
menggunakan mixer. Campurkan jadi satu, di tambah dengan kentang kukus,
tepung terigu, tambahkan vanili dan garam aduk hingga rata dan uleni. Campur
juga jadi satu, santan kental, susu kental manis, dan mentega yang sudah di
cairkan aduk hingga benar-benar rata. Kemudian masukan campuran tepung
kentang ke dalam adonan telur dan gula. Berganti-gantian dengan campuran
santan-susu, aduk dan ulen hingga semua tercampur dengan rata.
Tuangkan adonan ke dalam loyang khusus bingka bergaris tengah 20 cm yang
sudah di olesi sebelum nya dengan margarin. Kemudian panggang selama 25
menit menggunakan oven dengan suhu 180oC hingga matang dan warna berubah
menjadi kuning kecoklatan lalu dingin kan.
3.3.5 Diagram Alir
Eceng Gondok

dipotong kecil, dimasukkan kedalam panci yang telah berisi air demineral,
direbus dengan selama 15 menit pada suhu 100oC

di blender hingga menjadi bubur, masukkan sebanyak 2 liter bubur ke dalam


jerigen

ditambahkan ragi sebanyak 2 gram ke setiap 1 liter bubur, tambahkan 10


gram urea aduk sampai homogen. Fermentasikan selama 1 hari

Hasil Fermentasi

Gambar 3.1 Proses Fermentasi Eceng Gondok

Hasil Fermentasi
7

Dimasukkan kedalam labu destilasi, nyalakan alat destilasi sampai suhu 90oC.
Didestilasi sampai 8 jam

Analisa: Kadar xilitol


dengan
Destilat Spektrofotometer
Eceng Gondok FTIR, HPLC, NMR
dan GC-MS.
Gambar 3.2 Proses Destilasi Eceng Gondok

Telur dan
Gula Xilitol

Dikocok atau aduk hingga seluruh gula larut menggunakan mixer

Dicampurkan jadi satu, di tambah dengan kentang kukus, tepung terigu,


tambahkan vanili dan garam aduk hingga rata dan uleni

Campur juga jadi satu, santan kental, susu kental manis, dan mentega yang
sudah di cairkan aduk hingga benar-benar rata

Dimasukan campuran tepung kentang ke dalam adonan telur dan gula,


berganti-gantian dengan campuran santan-susu, aduk dan ulen hingga semua
tercampur dengan rata

Dituangkan adonan ke dalam loyang khusus bingka bergaris tengah 20 cm


yang sudah di olesi sebelum nya dengan margarin

Dipanggang selama 25 menit menggunakan oven dengan suhu 180oC


hingga matang dan warna berubah menjadi kuning kecoklatan lalu dingin
kan
8

Kue Bingka

Gambar 3.3 Proses Pembuatan Kue Bingka

BAB IV. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN


4.1 Anggaran Biaya
Tabel 4.1 Ringkasan Anggaran Biaya
No Jenis Pengeluaran Biaya (Rp)
1 Peralatan penunjang 2.690.000

2 Bahan habis pakai 585.000

3 Perjalanan 3.450.000

4 Lain-lain 5.275.000
Jumlah 12.00.0

4.2 Jadwal Kegiatan

Tabel 4.2 Jadwal Kegiatan


No. Kegiatan Bulan
1 2 3 4 5
1 Studi Literatur
2 Pembelian Alat dan Bahan
3 Persiapan Alat dan Bahan
4 Pengambilan Bahan Baku
5 Proses Fermentasi
6 Analisis dan Pengolahan Data
7 Proses Destilasi
8 Analisis dan Pengolahan Data
9 Pengujian
10 Proses Pebuatan Kue Bingka
11 Penarikan Kesimpulan
12 Pelaporan Penelitian
13 Publikasi
9

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. Cara Membuat Kue Bingka Kalimantan Yang Enak. 2015.
https://caramembuatkueresepenak.blogspot.com/2015/06/cara-membuat-
kue-bingka-kalimantan-yang-enak.html (Diunduh 25 Oktober 2018)
Chen, X., Zi-Hua, J, Sanfeng, C., & Wensheng, Q. 2010. Microbial and
Bioconversion Production of D-Xylitol and its Detection and Aplication:
a Review. International technology.
Hansen, T. S., A. Boisen, J. M. Woodley, S. Pedersen and A. Riisager. 2006.
Production of HMF from Aqueous Fructose. Microwave Study. 1 – 2.
Nigam, J.N. 2002. Bioconversion of water-hyacinth (Eichhornia crassipes)
hemicellulose acid hydrolysate to motor fuel by xylose-fermenting yeast.
Journal of biotechnology.
Palkovits, R., K. Tajvidi, A. Ruppert and J. Procelewska. 2011. Heteropoly Acids
as Efficient Acid Catalysts in The One-Step Conversion Cellulose to
Sugar Alcohols. Chem. Communication. 47: 576.
Ramesh. S et al. 2013. Enhance Production of xylitol from corncob by pachysolen
tannophilus Using Response Surface Methology. International journal of
food science.
Ratnani, R.D., Indah, H., Laeli, K. 2011. Pemanfaatan Eceng Gondok (Eichornia
Crassipes) untuk Menurunkan Kandungan COD (Chemical Oxygen
Demond), PH, Bau, dan Warna pada Limbah Cair Tahu. Jurnal
Momentum. 7(1) : 41-47
Sellman, Sherill. Xylitol: Our sweet salvation. 2003
http://www.laleva.cc/food/xylitol.html (Diunduh 20 Oktober 2018)
Pubchem Compound. 2013. Xylitol
www.pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/summary.cgi/cid=6912&loc=ec_rcs
(Diunduh 20 Oktober 2018)
Zumbé, A., A. Lee and D. Storey. 2001. Polyols in Confectionery: The Route to
Sugar-Free, Reduced Sugar and Reduced Calorie Confectionery. British
Journal of Nutrition. 85 (1): 31–45.
10

Lampiran 1. Biodata Ketua, Anggota, dan Dosen Pendamping


Biodata Ketua Peneliti
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Okta Hesti Fauzy
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Program Studi S-1 Kimia
4 NIM 1611012220016
5 Tempat dan Tanggal Lahir Bumi Emas, 25 Oktober 1998
6 E-mail octahestyfauzy@gmail.com
7 Nomor Telepon/HP 085754642424

B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
SDN 01 SMPN 01 SMAN 01
Nama Institusi
Paringin Paringin Paringin
Jurusan - - IPA
Tahun Masuk-Lulus 2004-2010 2010-2013 2013-2016

C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)


Nama Pertemuan Ilmiah / Seminar Judul Artikel Waktu dan
No.
Ilmiah Tempat
1

D. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau


institusi lainnya)
Nama Pertemuan Ilmiah / Seminar Judul Artikel Waktu dan
No.
Ilmiah Tempat
1

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
11

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan Hibah PKM-P.
Banjarbaru, 25 Oktober 2018
Pengusul,

Oktavia Hesti Fauzy


Biodata Anggota 1
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Elisa Hayati
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Program Studi S-1 Kimia
4 NIM 1611012220006
5 Tempat dan Tanggal Lahir Amuntai, 24 September 1998
6 E-mail hayatielisa@gmail.com
7 Nomor Telepon/HP 082158342804

B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
SDN MTsN MAN 2
Nama Institusi Antasari 2 Amuntai AMUNTAI
Jurusan - - IPA
Tahun Masuk-Lulus 2004-2010 2010-2013 2013-2016

C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)


Nama Pertemuan Ilmiah / Seminar Judul Artikel Waktu dan
No.
Ilmiah Tempat
1 - - -

D. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau


institusi lainnya)
Nama Pertemuan Ilmiah / Seminar Judul Artikel Waktu dan
No.
Ilmiah Tempat
1 - - -

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan Hibah PKM-P.
Banjarbaru, 25 Oktober 2018
Pengusul,
12

Elisa Hayati

Biodata Anggota 2
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Nurul Paujiah
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Program Studi S-1 Kimia
4 NIM 1611012320008
5 Tempat dan Tanggal Lahir Bekoso, 29 Juni 1999
6 E-mail nurulpaujiahgrogot@gmail.com
7 Nomor Telepon/HP 085387514463

B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
SDN 009 SMPN 04
MA NIPI Rakha
Nama Institusi Pasir Pasir
Amuntai
Belengkong Belengkong
Jurusan - - IPS
Tahun Masuk-Lulus 2004-2010 2010-2013 2013-2016

C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)


Nama Pertemuan Ilmiah / Seminar Judul Artikel Waktu dan
No.
Ilmiah Tempat
1

D. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau


institusi lainnya)
Nama Pertemuan Ilmiah / Seminar Judul Artikel Waktu dan
No.
Ilmiah Tempat
1

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan Hibah PKM-P.
Banjarbaru, 25 Oktober 2018
Pengusul,

Nurul Paujiah
Biodata Dosen Pendamping
13

A. Identitas Diri Dosen Pendamping


1 Nama Lengkap Dr. Abdullah S.Si., M.Si
2 Jenis Kelamin Laki-laki
3 Program Studi KIMIA
4 NIP 196808071994031006
5 Tempat dan Tanggal Lahir Banjarmasin, 7 Agustus 1968
6 E-mail Abdullahunlam@gmail.com
7 Nomor Telepon/HP 085249493989

B. Riwayat Pendidikan
S1 S2/Magister S3/Doktor
Nama Institusi UGM UGM UGM
Jurusan Kimia Kimia Kimia
Tahun Masuk-Lulus 1987-1993 1996-1999 2010-2014

C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)


No Nama Pertemuan Judul Artikel Ilmiah Waktu dan Tempat
Ilmiah/Seminar
Seminar Interpretasi pola grafik Tahun 2016, LPPM
1 Nasional Lahan hubungan temperatur dan Unlam
Basah 2016 waktu pada pirolisis CPO
parit (studi pendahuluan)
Seminar Purification of Methyl UNES, 2016
2 internasional Ricinoletate (dalam rangka
ICMSE pembuatan cetane improver)
3 Seminar nasional Proses degumming dan Tahun 2016, Teknik
industri kimia netralisasi asam lemak bebas Kimia-Unlam
dan sumber daya Crude Palm Oil (CPO) pada
alam pembuatan biodiesel
4 Seminar hasil Optimasi Jumlah Pemakaian Tahun 2016, Hotel
penelitian Anhidrida Asetat dan Katalis Haris, Bandung
Fundamental H2SO4 Pada Nitrasi Metil
Risinoleat (dalam rangka
pembuatan cetane improver)
5 Seminar Optimation of mol ratio Tahun 2015, Q-
Internasional AA:MR and Reaction Time Dafam. Martapura
NAMES 2015 on Synthesis of Methyl
Ricinoleate Nitrate (dalam
rangka pembuatan cetane
improver)
6 International Isolation of Metylricinoleate Tahun 2012, UB
Conference of from Biodiesel of Castor Oil Malang
The Chemical in Order to Produce The
Society (ICICS) Additive of Cetane Improver
D. Penghargaan dalam 5 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau
institusi lainnya)
14

Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Tahun


No.
Penghargaan
1 Program penelitian Riset Fundamental 2015

2 Program Penelitian PNBP Unlam 2015


3 Program penelitian Hibah Doktor 2013

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan Hibah PKM-P.

Banjarbaru, 25 Oktober 2018


Pembimbing,

Dr. Abdullah S.Si., M.Si


NIP. 196808071994031006

Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan


1. Peralatan Penunjang
Material Justifikasi Volume Harga Jumlah
Pemakaian Satuan (Rp) Biaya (Rp)
Baskom Wadah mencuci 2 buah 60.000 120.000
bahan baku
Panci Untuk 1 buah 100.000 100.000
mendidihkan
Kompor Untuk 1 buah 150.000 150.000
mendidihkan
Termometer Untuk mengukur 1 buah 100.000 100.000
suhu
Jerigen uk. 2 L dan 5 L Sebagai wadah 2 buah 25.000 50.000
fermentasi
15

Pressure gauge Untuk mengukur 1 buah 200.000 200.000


tekanan
Gelas ukur Sebagai wadah 2 buah 100.000 200.000
penampung
Labu Destilasi Untuk proses 1 buah 250.000 250.000
destilasi
Erlenmeyer 500 ml Penampung 2 buah 80.000 160.000
destilat
Blender Untuk 1 buah 500.000 500.000
menghaluskan
Mixer Untuk alat 1 buah 400.000 400.000
pengaduk kue
bingka
Oven Untuk 1 buah 410.000 410.00
memanggang kue
bingka
Loyang Untuk tempat kue 1 buah 50.000 50.000
bingka
SUB TOTAL (Rp) 2.690.000

2. Bahan Habis Pakai


Material Justifikasi Volume Harga Jumlah
Pemakaian Satuan (Rp) Biaya (Rp)
Eceng Gondok Bahan baku 5 karung 10.000 50.000

Ragi Saccharomyces Untuk proses 6 gram 50.000 300.000


cerevisiae fermentasi
Urea Untuk proses 10 gram 5.000 50.000
fermentasi
Aqua Demineral Pelarut 10 L 5.000 50.000
Tissue Membersihkan 2 pak 10.000 20.000
Aluminium foil Menutup jerigen 1 rol 25.000 25.000
Tepung Penyedap kue 2 kg 8.000 16.000
bingka
Garam Penyedap kue 1 5.000 5.000
bingka
Vanili Pengembanh kue 2 2.000 4.000
bingka
Kentang Bahan tambahan 1 kg 20.000 20.000
kue bingka
Santan Bahan tambahan 1/2 kg 15.000 15.000
kue bingka
Penyedap kue 1 kaleng 15.000 15.000
Susu Kental Manis bingka
Mentega Bahan tambahan 500 gram 15.000 15.000
16

kue bingka
SUB TOTAL (Rp) 585.000

3. Perjalanan
Material Justifikasi Perjalanan Volume Harga Jumlah
Satuan (Rp) Biaya (Rp)

Perjalanan ke Untuk pengambilan 3 orang 100.000 300.000


Banjarmasin bahan baku
Perjalanan Mencetak dan 3 orang 50.000 150.000
sekitar mengcopi proposal,
Banjarbaru membeli alat
pendukung dan bahan-
bahan lainnya
Perjalanan
seminar Mengikuti seminar
nasional dan/ nasional dan atau 3 orang 1.000.000 3.000.000
atau seminar seminar internasional
internasional
SUB TOTAL (Rp) 3.450.000

4. Lain-lain
Material Justifikasi Volume Harga Jumlah
Perjalanan Satuan (Rp) Biaya (Rp)

Sebagai tempat
Sewa laboatorium 2 kali 500.000 1.000.000
penelitian
Uji FTIR Sebagai alat
2 kali 500.000 1000.000
penguji
Uji HPLC Sebagai alat
2 kali 500.000 1000.000
penguji
Uji NMR Sebagai alat
2 kali 500.000 1000.000
penguji
Uji GC-MS Sebagai alat
2 kali 500.000 1000.000
penguji
ATK Untuk pencatatan 1 set 100.000 100.000
selama proses
penelitian
Publikasi Dokumentasi saat 1 kali
50.000 50.000
penelitian
Penggandaan Untuk Fotokopi 100
500 50.000
proposal proposal dan data
Pelaporan Mencetak laporan 3 kali 25.000 75.000
hasil penelitian
SUB TOTAL (Rp) 5.275.000
Total Keseluruhan (Rp) 11.050.000
17

Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas

Program Bidang Alokasi


No Nama/NIM Studi Ilmu Waktu UraianTugas
(jam/minggu)
1 Khairil Anwar S-1Kimia Kimia 12 - Menyiapkan
peralatan dan bahan
baku
- Pengambilan bahan
baku
- Proses penelitian
- Pelaporan penelitian
2 Istiqomah S-1Kimia Kimia 12 - Pengambilan bahan
baku
- Proses penelitian
- Pelaporan penelitian
3 Ferina Aprillia S-1Kimia Kimia 12 - Proses penelitian
- Pelaporan penelitian

Anda mungkin juga menyukai