Anda di halaman 1dari 2

Berita Keracunan Bulan Januari – Maret 2017

Informasi Kejadian Keracunan dari 138 Media Massa Online pada Bulan Januari – Maret
2017

Sepanjang bulan Januari hingga Maret 2017, Sentra Informasi Keracunan Nasional (SIKerNas)
telah mengumpulkan berita kejadian keracunan dari media massa online yang terdaftar di dewan
pers. Insiden keracunan yang dilaporkan adalah berita kejadian keracunan dengan jumlah korban
lebih dari 1 orang. Dari 138 media massa online terdapat 20 media massa online sebagai sumber
berita insiden keracunan. Berdasarkan sumber tersebut terdapat jumlah insiden keracunan
sebanyak 23 insiden dan jumlah korban terdokumentasi sedikitnya 893 orang dengan korban
meninggal dunia sebanyak 8 jiwa. Keracunan akibat pangan mendominasi sebanyak 19 insiden
(17 makanan, 2 minuman). Selain insiden keracunan pangan juga terdapat 2 insiden keracunan
yang disebabkan oleh NAPZA, 1 insiden keracunan oleh penyebab campuran (bahan kimia dan
minuman), dan 1 insiden keracunan yang disebabkan oleh pencemar lingkungan.

Insiden keracunan akibat pangan berturut-turut disebabkan oleh pangan olahan jajanan (PKL)
sebanyak 6 insiden keracunan dengan jumlah korban 231 orang; pangan olahan jasaboga
sebanyak 7 insiden keracunan dengan jumlah korban 403 orang; pangan olahan rumah tangga
sebanyak 4 insiden keracunan dengan jumlah korban 183 orang; dan 2 insiden keracunan akibat
minuman ringan berupa susu dengan jumlah korban 27 orang. Insiden keracunan akibat pangan
dilaporkan pada bulan Januari, Februari, dan Maret terjadi di Provinsi Sumatera Utara, Jambi,
Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Kalimantan Barat, Kalimantan
Tengah, Kalimantan Selatan, serta Sulawesi Selatan.

Insiden keracunan akibat NAPZA (2 insiden) terjadi di bulan Januari di Jawa Barat pada dua
kabupaten yang berbeda, yaitu Kabupaten Majalengka dan Sukabumi. Insiden keracunan di
Majalengka disebabkan oleh produk tembakau yang belum diketahui asal dan komposisinya dan
menimbulkan 6 orang korban keracunan pada kelompok usia remaja. Adapun insiden keracunan
di Sukabumi disebabkan oleh rokok Hanoman yang dicurigai merupakan tembakau Gorila yang
saat ini tengah ramai diberitakan, insiden ini menyebabkan 4 orang korban yang terdiri dari 3
orang dewasa dan 1 orang remaja. Pada kedua insiden keracunan ini tidak terdapat korban jiwa.

Insiden keracunan akibat pencemar lingkungan terjadi pada bulan Februari 2017 di Riau dengan
jumlah insiden keracunan sebanyak 1 insiden yang menyebabkan korban keracunan sebanyak 30
orang anak. Insiden keracunan ini terjadi akibat sejumlah anak berenang di kolam renang umum
yang diketahui telah lama tidak digunakan ataupun dibersihkan. Pada saat pembukaan, pengelola
kolam renang hanya menambahkan klorin saja. Keracunan pada insiden ini dicurigai akibat air
kolam yang tercemar bakteri dan klorin yang berlebihan.

Miras oplosan masih menjadi salah satu penyebab insiden keracunan di tahun 2017 ini. Terdapat
1 insiden keracunan di Kabupaten Subang, Jawa Barat yang disebabkan oleh miras oplosan yang
dicampur dengan minuman bersoda dan air kelapa, insiden keracunan ini menyebabkan 9 orang
keracunan dengan 8 di antaranya meninggal dunia. Kematian korban dicurigai akibat alkohol
yang terdapat dalam miras oplosan tersebut yang kemudian dicampur dengan minuman bersoda
dan air kelapa.

Secara geografis, wilayah dengan insiden keracunan terbanyak adalah Jawa Barat dengan jumlah
insiden keracunan sebanyak 5 insiden dan total korban 75 orang dari kelompok penyebab
keracunan pangan dan NAPZA.

Dari data di atas didapatkan total korban keracunan selama bulan Januari hingga Maret 2017
berdasarkan media massa online adalah 893 korban dengan 8 korban di antaranya meninggal
dunia.

http://ik.pom.go.id/v2016/berita-keracunan/berita-keracunan-bulan-januari-maret-2017

Anda mungkin juga menyukai