Transportasi adalah suatu alat yang mendukung perpindahan manusia, barang atau hewan
dari suatu tempat ke tempat yang dituju yang digerakkan oleh manusia atau
mesin. Transportasi sangat dikenal jelas oleh masyarakat baik itu masyarakat yang
kemampuan ekonominya terbatas bahkan ke masyarakat dengan ekonomi yang melebihi.
Transportasi mempunyai banyak jenis mulai dari darat,laut bahkan udara.
Seiring berjalannya waktu, perkembangan IPTEK saat ini semakin berkembang hingga
mengenai transportasi pun mulai diberlakukan dengan teknologi yang canggih apalagi
manusia sekarang pun ingin segala sesuatunya dilakukan secara praktis. Maka dari itu,
muncul lah “Transportasi Online” dalam aplikasi smartphone. Dengan adanya transportasi
online ini masyarakat bisa menghemat waktu dan juga uang. Cukup dengan download
aplikasi yang ditawarkan dan pesan melalui smartphone, maka dalam hitungan menit,
pelaku jasa transportasi siap mengantarkan pesanan atau mengantar Anda ke tempat tujuan.
Sangat mudah bukan ?.
Grab adalah salah satu contoh transportasi online yang sangat digemari masyarakat
Indonesia sekarang. Grab merupakan aplikasi pemesanan taksi dengan induk perusahaan
dari Malaysia. Dengan aplikasi ini, masyarakat bisa memesan taksi untuk keperluan antar
jemput dengan tarif standar yang ditetapkan sesuai argo. Layanan antar jemput bisa lebih
cepat karena pemesanan dilakukan melalui aplikasi yang sudah diunduh di smartphone.
Berdasarkan jumlah perjalanan yang diselesaikan seluruh platform, Indonesia telah menjadi
pasar terbesar Grab. Secara khusus Grab memfokuskan bisnisnya di Jakarta. Namun ke
depannya, Grab berencana melakukan ekspansi ke lebih dari delapan kota besar di luar kota
Jakarta.
Keberadaan Grab sebagai alat transportasi online juga mempunyai dampak terhadap
beberapa aspek, untuk itu melalui makalah ini penulis mencoba menganalisis beberapa
aspek, diantaranya :
1. Aspek Budaya
External Perusahaan
Keberadaan transportasi online di Indonesia telah banyak merubah kebiasaan yang
ada pada masyarakat kita, dari kebiasaan menggunakan alat transportasi secara
konvensional (ojeg pangkalan) ke sistem layanan transportasi berbasis online (salah
satunya Grab), karena dengan adanya Grab masyarakat dimanjakan dengan segala
bentuk layanan sehingga kita dapat memanage waktu lebih efektif dan efisien,
layanan yang diberikan oleh Grab diantaranya Grab car, Grab bike, Grab express.
Dari segi pembayaran atas jasa layanan Grab selain dengan pembayaran tunai kita
pun dimudahkan dengan adanya pembayaran lainnya seperti pembayaran dengan
kartu kredit dan mobile wallet. Sehingga pengaruh tekhnologi telah banyak
mempengaruhi kehidupan masyarakat Indonesia yang semula dilakukan secara
konvensional namun pada era ini mereka harus sudah mulai terbiasa menggunakan
tekhnologi melalui aplikasi smartphone yang canggih.
a) Masalah
Tidak semua kemajuan tekhnologi berdampak positif terhadap kehidupan
masyarakat, hal ini juga dialami oleh Grab beberapa tahun yang lalu, yaitu
keberadaan Grab telah membawa dampak negatif terhadap pendapatan yang
diterima oleh para pengemudi Ojeg Pangkalan, mereka mengeluhkan keberadaan
transportasi online yang mematikan sumber penghasilan mereka, sehingga sempat
terjadi bentrokan antara pengemudi Ojeg Online dengan ojeg pangkalan. Disisi
lain dari segi pembayaran insentif terhadap pengemudi Grab itu sendiri dinilai
masih belum bisa memenuhi standar kelayakan penghasilan yang seharusnya
diterima oleh para pengemudi Grab, pihak Grab seolah mengambil keuntungan
sebesar-besarnya dengan mengeksploitasi tenaga kerja kita, sehingga sering
terjadi demonstrasi driver Grab kepada Grab Company.
b) Kendala
Kendala masalah tersebut adalah kurangnya kerjasama yang baik pihak Grab
Company di Indonesia dengan pemerintah.
c) Solusi
Untuk mengatasi permasalahan dan kendala pada Grab Company Indonesia
diperlukan adanya kerjasama antara Grab Company Indonesia dengan Pemerintah
Indonesia agar sistem transportasi online dapat terkontrol dan tidak menimbulkan
permasalahan transportasi yang lebih rumit, disini peran Pemerintah dalam
membuat kebijakan dibidang transportasi sangat diperlukan, agar tidak merugikan
berbagai pihak terutama pengusaha transportasi nasional kita .
2. Aspek Etika
Penerapan dari etika bisnis pada transportasi online dapat memberikan sudutpandang
baru bagi seluruh pihak yang terlibat. Sudut pandang tersebut adalahmenilai sebuah
etika, moral, bahkan hukum bukan sebagai sebuah batasan, melainkan sebagai
aturan yang berusaha memberikan pengaturan akan ketertiban dalam
penyelenggaraan bisnis transportasi online. Orientasi yang seharusnya ditanamkan
adalah menjadikan norma etika dalam bisnis transportasi sebagai jembatan bagi para
pihak agar tidak ada yang merasa dirugikan.
Masalah
kasus‐kasus penipuan pesanan transportasi online, pesan‐pesan tidak patut yang
dikirimkan dari driver/pengendara kepada client/pengguna aplikasi, atau bahkan
bentrok antar penyedia aplikasi akan dengan konkret teratasi. Tinggal perlu
ditinjau kembali bagianmana dari sektor ini yang seharusnya diatur dengan
etika bisnis. Penulis berpendapat bahwa yang seharusnya analisis adalah :
1) Hubungan antara transportasi online dan transportasi non‐online,
2) Hubungan antar sesama transportasi online, dan
3) Hubungan antara penyedia jasa transportasi online dengan pengguna jasa.
Kendala
Kelebihan tersebut diatas tentu bukan tanpa kendala. Salah satu bukti adanya kendala
yaitu dengan lahirnya gelombang demonstrasi yang dilakukan pengemudi
transportasi konvensional dan akhirnya melahirkan larangan beroperasi bagi
perusahaan transportasi berbasis online melalui Keputusan Menteri Perhubungan
Nomor UM.302/1/21/Phb/2015 karena dianggap bertentangan dengan UU No 22
Tahun 2009, namun kemudian Keputusan Menteri ini dicabut karena Pernyataan
Presiden bahwa alat transportasi semacam grab masih dibutuhkan oleh masyarakat.
4. Aspek Pasar
Kendala
Ada dua hal yang perlu disorot di sini:
Pertama, kesalahan perusahaan berbasis angkutan umum yang akhirnya membuat
pasar beralih pada jasa transportasi online. Kalau dilihat lebih dalam, maka akar
permasalahannya ada pada Strategi Marketing lama yang terus dipertahankan.
Padahal 55% pengusaha gagal disebabkan oleh pebisnis yang ngotot pada Strategi
lama yang tidak mendatangkan hasil bagi perusahaan. Hal inilah yang terjadi pada
beberapa penyedia jasa layanan angkutan umum atau industri taksi yang tergeser
keberadaannya karena transportasi online.
Harus diakui bahwa kita sudah memasuki era ekonomi global seperti saat ini,
siapapun bisa masuk dengan berbagai model bisnis yang dijalankan oleh setiap
orang. Khususnya bisnis yang berbasis pada internet dan teknologi yang mulai
berdatangan. Akhirnya dari kondisi tersebut membuat konsumen semakin terbiasa
dengan ide-ide bisnis brilian yang dilakukan oleh beberapa orang dan hal itulah yang
mereka tunggu. Namun, dampak dari keberlangsungan era ekonomi baru ini adalah
semua industri harus terus menerus melakukan inovasi dan meninggalkan model
bisnis lamanya, sehingga nantinya bisnis bisa bertahan dan terus dinantikan oleh
banyak orang.
Hal inilah yang pernah dikatakan oleh Richard Branson, seorang miliarder asal
London, “The moment somebody creates something that’s better value for the
customer, you just have to accept it.” Karena hal itu, selalu berinovasilah dan jangan
pernah berhenti untuk terus memperbaharui Strategi Marketing Bisnis Anda agar
sesuai dengan perkembangan pasar.
Aspek kedua adalah kelebihan yang bisa kita pelajari dari layanan transportasi online
seperti Gojek, Grab dan Uber atau bisnis-bisnis online lainya adalah bagaimana
model bisnis yang dijalankan bisa diterima masyarakat dan menyesuaikan zaman.
Dalam hal ini adalah perusahaan penyedia jasa layanan tersebut, semuanya serba
terhubung dengan internet.
Solusi
Demikianlah hasil analisis Perusahaan Multi Nasional Company yang didapat dari
beberapa sumber media sosial .