PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Bidan adalah salah satu tenaga ahli dalam menangani kondisi-kondisi dalam
kehamilan sekaligus mendeteksi komplikasi yang ada. Dalam upaya mendeteksi kelainan
yang mungkin ada, pengetahuan yang menyeluruh tentang ruang lingkup kondisi yang
normal mutlak dibutuhkan. Pengetahuan tentang tanda dan gejala komplikasi yang sering
muncul memampukan bidan mendeteksi komplikasi yang mungkin ada sehingga dapat
memulai proses diagnosis banding dan konsultasi dokter sedini mungkin begitu indikasi
secara mandiri dalam ruang lingkup praktik bidan. Komplikasi tersebut antara lain :
infeksi saluran kemih terisolasi, anemia defisiensi besi, diabetes kehamilan, dan
gangguan hipertensi ringan. Kondisi atau komplikasi lain yang dapat didiagnosis atau
ditangani langsung oleh bidan meliputi infeksi vagina, penyakit menular seksual, dan
kehamilan dan hiperemesis gravidarum dimana kondisi atau komplikasi tersebut dapat
dokter, atau perlu dirujuk untuk mendapat penatalaksanaan medis. Bidan memainkan
salah satu peran di atas baik sejak awal, setelah hasil pemeriksaan laboratorium
diperoleh, atau ketika masalah menjadi semakin buruk. Ruang lingkup perawatan
kebidanan yang dapat diberikan akan bergantung pada lingkungan bidan dalam
1|Page
melakukan praktik, pengalaman serta pendidikannya dan hubungan kolaborasi yang
dibangun dengan dokter konsultan serta kesepakatan praktek klinis yang berlaku.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang di maksud anemia dalam kehamilan ?
2. Apa penyebab anemia dalam kehamilan ?
3. Apa saja factor risiko wanita yang dapat terkena anemia dalam kehamilan ?
4. Bagaimana pengaruh anemia dalam kehamilan ?
5. Apa saja tanda dan gejala wanita hamil yang terkena anemia ?
6. Bagaimana penatalaksanaan anemia dalam kehamilan berdasarkan jenisnya ?
7. Apa yang dimaksud hyperemesis gravidarum ?
8. Apa penyebab terjadinya hyperemesis gravidarum ?
9. Apa saja tanda dan gejala wanita hamil yang menderita hyperemesis gravidarum ?
10. Bagaimana penatalaksanaan hyperemesis gravidarum ?
C. TUJUAN PENULISAN
Makalah ini disusun agar para pembaca mengetahui mengenai komplikasi pada
serta
10. Bagaimana penatalaksanaan hyperemesis gravidarum
2|Page
BAB II
PEMBAHASAN
berbanding sebagi berikut : plasma 30%, sel darah 18%, dan hemoglobin 19%.
Pengenceran darah dianggap sebagai penyesuaian diri secara fisiologis dalam kehamilan
dan bermanfaat bagi wanita. Pertama-tama pengenceran itu meringankan beban jantung
yang harus bekerja lebih berat dalam masa kehamilan, karena sebagai akibat hidremia
cardiac output meningkat. Kerja jantung lebih ringan apabila viskositas darah rendah.
Resistensi perifer berkurang pula, sehingga tekanan darah tidak naik. Kedua, pada
3|Page
perdarahan waktu persalinan, banyaknya unsur besi yang hilang lebih sedikit
dibandingkan apabila darah itu tetap kental. Bertambahnya darah dalam kehamilan sudah
mulai sejak umur kehamilan 10 minggu dan mencapai puncaknya dalam kehamilan
menderita anemia dalam kehamilan. Karena itu, para wanita hamil dengan Hb antara 10
dan 12 g/100ml tidak dianggap menderita anemia patologik, akan tetapi anemia
Etiologi
3. Malabsorbsi
4. Kehilangan darah yang banyak : persalinan yang lalu, haid, dan lain-lain.
Masalah
Menurut WHO, 40% kematian ibu di negara berkembang berkaitan dengan anemia dalam
kehamilan. Kebanyakan anemia dalam kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi dan perdarahan
4|Page
Kebutuhan ibu selama kehamilan ialah 800 mg besi, diantaranya 300 mg untuk janin,
plasenta dan 500 mg untuk pertambahan eritrosit ibu. Dengan demikian ibu membutuhkan
Wanita yang mengandung yang tidak dapat makan dengan baik karena masalah
Lidah luka
Loyo/lemas
5|Page
Mukosa, gusi, kuku jari pucat.
Anemia dalam kehamilan memberi pengaruh kurang baik bagi ibu, baik dalam
kehamilan, persalinan maupun dalam nifas dan masa selanjutnya. Pelbagai penyulit dapat timbul
Abortus
Partus prematurus
Syok
Kematian mudigah
Kematian perinatal
Prematuritas
Jadi, anemia dalam kehamilan merupakan sebab potensial morbiditas serta mortalitas ibu
6|Page
Pembagian anemia dalam kehamilan
Adalah anemia yang terjadi akibat kekurangan zat besi dalam darah.
pengobatannya yaitu pemenuhan keperluan zat besi untuk wanita hamil, tidak hamil dan
a. Pengobatan oral adalah dengan memberikan preparat besi yaitu fero sulfat, fero
glukonat atau Na-fero bisirat. Pemberian preparat 60mg/hari dapat menaikkan kadar Hb
sebanyak 1 gr%/bulan.saat ini program nasional menganjurkan kombinasi 60mg besi dan
b. Pengobatan melalui suntikan baru diperlukan apabila penderita tidak tahan akan
zat besi per oral,dan adanya gangguan penyerapan, untuk penyakit saluran pencernaan
atau masa kehamilannya tua. Untuk menegakan diagnosa Anemia defisiensi besi dapat
dilakukan dengan anamnesa. Hasil anamnesa didapatkan keluhan cepat lelah, sering
pusing,mata berkunang-kunang dan keluhan mual muntah lebih hebat pada hamil muda.
7|Page
3. Hb 7 – 8 gr% : Anemia sedang
Kebutuhan zat besi pada wanita hamil yaitu rata-rata mendekati 800 mg.
Kebutuhan ini terdiri dari, sekitar 300 mg diperlukan untuk janin dan plasenta 500 mg
lagi digunakan untuk meningkatkan masa haemoglobin maternal. Kurang lebih 200 mg
lebih akan diekskresikan lewat usus, urin dan kulit. Makanan ibu hamil setiap 100 kalori
akan menghasilkan sekitar 8- 10 mg zat besi. Perhitungan makan 3 kali dengan 2500
kalori akan menghasilkan sekitar 20-25 mg zat besi perhari. Selama kehamilan dengan
perhitungan 288 hari, ibu hamil akan menghasilkan zat besi sebanyak 100 mg sehingga
Diagnosis
Diagnosis anemia defisisensi yang berat tidak sulit karena ditandai cirri-ciri yang
khas bagi defisiensi, yakni mikrositosis dan hipokromasia. Anemia yang ringan tidak
selalau menubjukkan cirri-ciri khas itu, bahkan banyak yang bersifat normositer dan
normokrom. Hal itu dapat disebabkan defisisensi besi dapat berdampingan dengan
defisiensi asam folik yang terakhir menyebabkan anemia megaloblastik yang sifatanya
makrositer dan hiperkrom. Anemia ganda demikian lazim disebut anemia dimorpis, yang
dapat dibuktikan dengan kurva Price Jones. Sifat lain yang khas bagi defisiensi besi ialah:
8|Page
Pengobatan percobaan (terapia ex juvantibus) dengan besi dapat pula dipakai untuk
membuntikan defisisensi besi jikalau dengan pengobatan jumlah retikulosit, kadar Hb dan besi
serum naik sedang daya ikat besi serum dan protoforpirin eritrosit turunmaka anemia itu pasti
Apabila pada pemeriksaan kehamilan Hb kurang dari 10 gr/100 ml, maka dapat dianggap
menderita anemia defisiensi zat besi. Pengobatan dapat dimulai dengan preparat besi per os.
Biasanya diberikan garam besi sebanyak 600-1000 md sehari, seperti sulfat ferrosus atau
glukonas ferrosus. Terapi parental baru diperlukan apabila penderita tidak tahan akan zat besi per
os, ada gangguan penyerapan, penyakit saluran pencernaan atau apabila kehamilan sudah tua.
Besi parental diberikan dalam bentuk ferri. Secara intramuskulus dapat disuntikkan dektran besi
(imferon) atau sorbitol besi (Jectofer). Hasilnya lebih cepat dicapai, hanya penderita dapat
merasa nyeri ditempat suntikan. Juga secara intravena perlahan-lahan besi dapat diberikan,
(Farronascin) dan dekstran besi (imferon). Akhir-akhir ini Imferon banyak pula diberikan denagn
infuse dalam dosis total antara 1000-2000 mg unsure bes sekaligus, dengan hasil yang
menimbulkan efek sampingan, namun apabila ada idikasi yang tepat, cara ini dapat
Tranfusi darah sebagai pengobatan anemia dalam kehamilan sangat jarang walau Hb nya
kurang dari 6 gr/1000 ml apabila tidak terjadi perdarahan. Darah secukupnya harus tersedia
selama persalinan yang segera harus dibrikan apabila terjadi perdarahan yang lebih dari biasa,
Pencegahan
9|Page
Didaerah-daerah dengan frekuensi kehamilan yang tinggi sebaiknya wanita hamil diberi
sulfas ferosus atau glukomas ferosus, cukup satu tablet sehari. Selain itu wanita di nasehatkan
pula untuk makan lebih banyak protein dan sayur-sayuran yang mengandung banyak mineral
serta vitamin. Kini program nasional menganjurkan kombinasi 60 mg besi dan 50 μg asam folat
c. Anemia megaloblastik
Adalah anemia yang disebabkan karena defisiensi asam folik (fteroylglutamic acid),
Diagnosis
promegaloblas dalam darah atau sumsum tulang. Sifat khas sebagai anemia makrositer dan
hiperkrom tidak selalu dijumpai, kecuali bila anemianya sudah berat. Seringkali anemia sifatnya
normositer dan normokrom. Hal itu disebabkan karena defisiensi asam folik sering
Perubahan – perubahan dalam leukopoesis, seperti metamielosit datia dan sel batabg datia
yang kadang – kadang disertai vakuolisasi, dan hipersegmentasi granulosit, terjadi lebih dini
pada defisiensi asam folik dan vitamin B12, bahkan belum terdapat megaloblastosis. Ciri – ciri
merupakan petunjuk yang kuat bagi defisiensi asal folik dan vitamin B12, Juga pemeriksaan
asam formimino – glutamik dalam air kencing (Figlu-test) dapat membantu dalam diagnosis.
percobaan pengeluaran (clearance test) asam folik. Pengobatan percobaan dengan asam folik
dapat pula menyokong diagnosis ; naiknya jumlah retikulosit dan kadar Hb menunjukkan
Pada anemia dimorfis gambaran darah yang mula – mula normositer dan normokrom,
setelah pemberian asam folik, jelas berubah menjadi mikrositer dan hipokrom karena defisiensi
Pengobatan
dengan asam folik diberikan pula zat besi. Tablet asam folik diberikan dalam dosis 15-30 mg
sehari. Jika perlu asam folik diberikan dengan suntikan dalam dosis yang sama. Apabila anemia
megaloblastik disebabkan oleh defisiensi vitamin B12 , maka penderita harus diobati dengan
Karena anemia megaloblastik dalam kehamilan pada umumnya berat dan kadang –
kadang degil sifatnya, maka tranfusi darah kadang – kadang diperlukan apabila tidak cukup
waktu karena kehamilan dekat aterm, atau apabila pengobatan dengan berbagai obat penambah
Pada umumnya asam folik tidak diberikan secara rutin, kecuali di daerah – daerah dengan
frekuensi anemia megaloblastik yang tinggi. Apabila pengobatan anemia dengan besi saja tidak
Prognosis
11 | P a g e
Anemia megaloblastik dalam kehamilan umumnya mempunyai prognosis cukup baik.
Pengobatan dengan asam folik hampir selalu berhasil. Apabila penderita mencapai masa nifas
dengan selamat dengan atau tanpa pengobatan, maka anemianya akan sembuh dan tidak akan
timbul lagi. Hal ini disebabkan karena dengan lahirnya anak, keperluan akan asam folik jauh
berkurang. Sebaliknya, anemia pernisiosa memerlukan pengobatan terus – menerus, juga diluar
kehamilan. Anemia megaloblastik dalam kehamilan yang berat yang tidak diobati mempunyai
prognosis kurang baik, Angka kematian bagi ibu mendekati 50 % dan bagi anak 90%s
d. Anemia hipoblastik
Anemia pada wanita hamil yang disebabkan karena sumsum tulang kurang mampu
Ciri-cirinya :
Tidak ditemukan cirri-ciri defisiensi besi, asam folik atau vitamin B12
yang nyata
hasil
Etiologi
dengan pasti, kecuali yang disebabkan oleh sepsis, sinar rontgen, racun atau obat-obatan.
kehamilan.
12 | P a g e
Pengobatan
Karena obat-obatan penambah darah tidak berhasil, maka satu-satunya cara untuk
memperbaiki keadaan penderita ialah transfuse darah, yang sering perlu diulang sampai
beberapa kali. Biasanya anemia hipoblastik karena kehamilan , apabila wanita dengan
selamat mencapai masa nifas akan sembuh dengan sendirinya. Dalam kehamilan-
e. Anemia hemolitik
berlangsung lebih cepat dari pembuatannya. Wanita dengan anemia hemolitik sukar
menjadi hamil, apabila dia hamil, maka anemianya akan menjadi sangat berat. Sebaliknya
mungkin pula bahwa kehamilan menyebabkan krisis hemolitik pada wanita yang
Secara umum anemia hemolitik dapat dibagi dalam 2 golongan besar, yaitu:
13 | P a g e
Ciri-cirinya :
faeses. Disamping itu terdapat pula sebagai tanda regenerasi darah seperti retikulositosis
hemolisis yang berlangsung lama di jumpai pembesaran limfe dan anemia hemolitik yang
tulan lain.
Pengobatan
beratnya. Obat-obat penambah darah tidak memberi hasil. Transfuse darah yang kadang-
kadang diulang beberapa kali diperlukan pada anemia berat untuk meringankan
penderitaan ibu dan untuk mengurangi bahaya hipoksia janin. Splenektomi dianjurkan
pada anemia hemolitik bawaan dalam trimester II atau III. Pada anemia hemolitik yang
dihentikan.
e. Anemia-anemia lainnya
Seorang wanita yang menderita anemia misalnya berbagai jenis anemia hemolitik
herediter atau yang diperoleh seperti anemia karena malaria, cacing tambang, penyakit
ginjal menahun, penyakit hati, tuberculosis, sifilis, tumor ganas dan sebagainya dapat
menjadi hamil. Dalam hal ini anemianya menjadi lebih berat dan mempunyai pengaruh
14 | P a g e
tidak baik terhadap ibu dalam masa kehamilan, persalinan, nifas serta bagi anak dalam
kandungan.
Pengobatan
infeksi, obat-obat anti malaria, anti sifilis, obat cacing, dan sebagainya.
B. HIPEREMESIS GRAVIDARUM
a. PENGERTIAN
Hiperemesis Gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan selama hamil Muntah yang
membahayakan ini dibedakan dari morning sickness normal yang umum di alami oleh wanita
hamil karena intensitasnya melebihi muntah normal (> 10 X sehari) dan berlangsung selama TM
I kehamilan serta menyebabkan pekerjaan sehari-hari menjadi terganggu dan keadaan umum
menjadi buruk.
hyperemesis gravidarum dapat terjadi di tiap trimester, biasanya diawali pada trimester pertama
dan menetap selama kehamilan dengan tingkat keparahan bervariasi. Peneyebab utamanya belum
diketahui, tetapi kemungkinan merupakan gabungan antara perubahan hormonal dan factor
psikis. Kondisis ini perlu dibedakan dari penyakit lain spt kolesistitis pancreatitis, hepatitis dan
penyakit gondok. Ptialisme, peningkatan produksi kelenjar ludah yang berlebihan, dihubungkan
dengan maul dan muntah berat selama kehamilan. Pada kondisi ini, wanita tidak mampu
15 | P a g e
menelan saliva dan selama hamil terus menerus mengeluarkan satu hingga dua liter ludah per
hari.
b. PENYEBAB
Kejadian hiperemesis gravidarum belum diketahui dengan pasti. Tetapi beberapa faktor
Pada wanita hamil yang kekurangan darah lebih sering terjadi hiperemesis
gravidarum. Dapat dimasukkan dalam ruang lingkup faktor adaptasi adalah wanita hamil
dengan anemia, wanita primigravida, dan overdistensi rahim pada hamil ganda dan hamil
molahidatidosa.
dan HCG, sedangkan pada hamil ganda dan mola hidatidosa, jumlah hormon yang
2. Faktor Psikologis
Besar kemungkinan bahwa wanita yang menolak hamil, takut kehilangan pekerjaan,
keretakan hubungan suami dan sebagainya, diduga dapat menjadi faktor kejadian
hiperemesis gravidarum
3. Faktor alergi
Pada kehamilan, dimana diduga terjadi invasi jaringan villi chorealis yang masuk
kedalam peredaran darah ibu, maka faktor alergi dianggap dapat menyebabkan kejadian
hiperemesis gravidarum.
16 | P a g e
c. GEJALA KLINIK
Sekalipun batas antara muntah yang fisiologis dan patologis tidak jelas, tetapi muntah
Gambaran gejala hiperemesis gravidarum secara klinis dapat dibagi menjadi tiga tingkat:
Makan berkurang
Lidah kering
Gejala dehidrasi makin tampak, mata cekung, turgor kulit makin kurang, lidah
Mata ikterik
17 | P a g e
Gejala hemokonsentrasi makin tampak, urine berkurang, bau aseton dalam urin
meningkat
Muntah berkurang
Keadaan umum wanita hamil makin menurun, tekanan darah turun, nadi
d. DIAGNOSIS
kembang janin dalam kandungan dengan manifestasi kliniknya. Oleh karena itu, hiperemesis
gravidarum berkelanjutan harus dicegah dan harus mendapat pengobatan yang adekuat.
Kemungkinan penyakit lain yang menyertai hamil harus dipikirkan dan berkonsultasi
dengan dokter tentang penyakit hati, penyakit ginjal, dan penyakit tukak lambung.
18 | P a g e
Pemeriksaan laboratorium dapat membedakan ketiga kemungkinan hamil yang disertai
penyakit.
e. PENGOBATAN
1. Pasang infuse untuk memberi larutan dextrose 5 % (apabila wanita tsb menderita
diabetes, maka konsultasi dengan dokter diperlukan sebelum larutan diberikan). Dengan
kecepatan aliran 200ml/jam untuk liter yang pertama, larutan yang diberikan akan
beberapa jam akan member waktu yang cukup bagi lambung untuk beristirahat.
3. Obat anti muntah yang sering digunakan adalah sebagai berikut:
a. Prometazin (phenergan) 25 mg melalu intra vena atau supositoria
b. Klorpromazin (thorazine) melalui supositoria 25 – 50 ml setiap 6-8 jam
dengan penotiazin diatas sehubungan dengan efek ekstra pyramidal yang mungkin
timbul)
e. Metilprednisolon 16 mg 3 kali sehari selama 3 hari, kemudian dikurangi
mual dan muntah muncul lagi, minta wanita tersebut puasa, apabila wanita tersebut
19 | P a g e
Beberapa wanita mampu menoleransi penghentian intra vena dan dilajudkan dengan
pemberian makana dan minuman peroral tanpa ada masalah berarti. Akan tetapi, umumnya mual
dan muntah akan menetap. Apabila wanita tidak dapat menoleransi makan dan minuman peroral
setelah pemberian cairan intravena, obat anti mual dan cairan oral secara progresif, bidan harus
konsultasi doker untuk evaluasi dan penatalaksanaan lebih lanjut. Terapi medis yang diberikan
bukan hanya anti muntah saja, tetapi juga sedative. Wanita tersebut kemudian akan
dipertahankan mengkomsumsi obat anti muntah selama diperlukan untuk meningkatkan asupna
nutris yang adekuat. Pada kasus yang kuat, penanganan selanjutnya kemungkinan membutuhkan
Berbagai pengaruh yang bersifat tidak fisiologi juga harus dipertimbangkan. Apabila
ternyata wanita mampu mempunyai riwayat depresi, jika kehamilan membuatnya sangat
tertekan, jika ia mempunyai riwayat gangguan pola makan, atau jika ia tidak memberikan
tanggapan yang baik terhadap pentalaksanaan medis awal, maka wanita tersebut perlu konseling
psikologi dan sosiologi. Penting diketehui bahwa hiperemesis dapat berkembang menjadi kronis
selama kehamilan dan dapat menjadi sumber distress yang signifikan pada keluarga. Hal ini
dapat mengganggu wanita dalam perannya sebagai orang tua dan dalam melakukan
tanggungjawab yang lain. Selain itu, juga menjadi beban financial, terutama juga wanita tersebut
tidak bekerja. Dalam hal ini dukungan moral sangat dibutuhkan bagi wanita dan keluarganya.
Menghentikan kehamilan
Pada beberapa kasus, pengobatan hiperemesis gravidarum tidak berhasil malah terjadi
diantaranya:
20 | P a g e
a. Gangguan kejiwaan
Delirium
b. Gangguan penglihatan
Perdarahan retina
Kemunduran penglihatan
c. Gangguan faal
hiperemesis gravidarum.
21 | P a g e
BAB III
PENUTUP
a. KESIMPULAN
Diantara sekian banyak komplikasi dalam kehamilan, antara lain yang sering ditemukan
adalah anemia dan hyperemesis gravidarum. Seorang wanita hamil memiliki Hb kurang dari
10g/100ml barulah disebut menderita anemia dalam kehamilan. Karena itu, para wanita hamil
dengan Hb antara 10 dan 12 g/100ml tidak dianggap menderita anemia patologik, akan tetapi
anemia fisiologik atau pseudoanemia. Sedangkan Hiperemesis Gravidarum adalah mual dan
muntah berlebihan selama hamil Muntah yang membahayakan ini dibedakan dari morning
sickness normal yang umum di alami oleh wanita hamil karena intensitasnya melebihi muntah
normal (> 10 X sehari) dan berlangsung selama TM I kehamilan serta menyebabkan pekerjaan
sehari-hari menjadi terganggu dan keadaan umum menjadi buruk. Masing-masing komplikasi ini
oleh karene itu, diperlukan pengetahuan dan keterampilan untuk menatalaksana komplikasi ini
baik dengan mandiri, kolaborasi maupun rujukan untuk penanganan yang lebih baik.
b. SARAN
Diharapkan bagi para pembaca yang memiliki minat kuat terhadap kasus-kasus
kebidanan yang secara umum berisiko tinggi atau terhadap komplikasi tertentu, materi yang
dijelaskan dalam makalah ini akan bermanfaat meningkatkan ilmu pengetahuan para pembaca
22 | P a g e
dan terhadap pelayanan yang diberikan pada semua wanita dan klien lainnya dari berbagai
kalangan.
23 | P a g e