PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kabupaten Bintan secara geografis terletak antara 0˚06’17”-1˚34’52”
Lintang Utara dan 104˚12’47” Bujur Timur di sebelah Barat 108˚02’27´Bujur
Timur di Sebelah Timur. Luas wilayah Kabupaten Bintan seluruhnya
mencapai 87.717,84 Km2, luas daratannya hanya 2,22% atau sebesar 1.946,13
Km2 saja dan luas lautnya 85.771,71 Km2. Kabupaten Bintan saat ini terdiri
dari 240 buah pulau besar dan kecil. Hanya 49 buah diantaranya yang sudah
dihuni, sedangkan sisanya walaupun belum berpenghuni sebagian sudah
dimanfaatkan untuk kegiatan pertanian, khususnya usaha perkebunan. Secara
administrasi kewilayahan, Kabupaten Bintan berbatasan dengan daerah-daerah
lain sebagai berikut :
Sebelah Utara : Kabupaten Anambas
Sebelah Selatan : Kabupaten Lingga
Sebelah Barat : Kota Batam dan Kota Tanjungpinang
Sebelah Timur : Provinsi Kalimantan Barat
Desa malang rapat merupakan penduduk yang sebagian besar
masyarakatnya hidup bergantung pada kelimpahan sumber daya alam
terutama pada bidang perikanan, umumnya masyarakat desa malang rapat
berpenghuni di pesisir pantai Sehinga aktivitas dan kegiatan yang berada di
Desa malang rapat di duga berpotensi menimbulkan dampak penurunan
kualitas perairan. Kegiatan nelayan pemukiman masyarakat di pesisir, budi
daya keramba jaring tancap, dan sebagai jalur transportasi laut. Adanya
aktivitas dalam sekala kecil dan sekala besar tentunya akan menimbulkan
penurunan kualitas perairan. Dari permasalahan tersebut penulis akan
melakukan pengamatan, pengumpulan data, dan analisis data terkait dengan
parameter kualitas perairan dengan harapan dapat memberikan informasi
dasar kepada pembaca.
1.3 Tujuan
Mengetahui kondisi keanekaragaman dan kelimpahan fitoplankton yang ada di
perairan Desa malang rapat, Kecamatan Gunung Kijang Kabupaten Bintan
1.4 Manfaat
Penelitian ini dapat memberikan informasi mengenai kondisi keanekaragaman
dan kelimpahan fitoplankton yang ada di perairan Desa malang rapat, Kecamatan
Gunung Kijang sebagai acuan upaya pengelolaan kawasan oleh pihak terkait, dan
akademisi dalam penelitian lanjutan.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Kamera Dokumentasi
3.2 Metode
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei yaitu
peneliti melakukan pengukuran langsung di lapangan meliputi pengambilan data
berdasarkan komponen kualitas perairan dan sampel fitoplankton yang di
dalamnya termasuk sampel untuk mengetahui keanekaragaman dan kelimpahan
fitoplankton.
Pengambilan contoh fitoplankton mengikuti metode Balai Budidaya Laut
Lampung (BBLL, 2002) yaitu menggunakan jaring fitoplankton (plankton net)
yang berbentuk kerucut dengan diameter mulut jarring 31 cm, panjang 80 cm dan
ukuran mata jaring 20 µm. Jaring Fitoplankton diturunkan sampai pada
kedalaman titik kecerahan masing-masing stasiun pengamatan. Contoh
fitoplankton yang tersaring dimasukkan dalam botol sampel (volume 50 ml) dan
diawetkan dengan satu tetes lugol setiap botol sampel. Selanjutnya dilakukan
analisis di laboratorium untuk identifikasi fitoplankton dengan mengggunakan
acuan buku identifikasi fitoplankton yaitu Omura et al. (2012).
N = n x (Vr/Vo) x (1/Vs)
Keterangan :
N= Jumlah sel per liter
n= Jumlah sel yang diamati (ind)
Vr= Volume air tersaring (ml)
Vo= Volume air yang diamati (ml)
Vs= Volume air yang disaring (l)
H' = Σ Pi lnPi
keterangan :
H' = Indeks diversitas Shannon-Wiener
Pi = ni/N
ni = jumlah individu jenis ke-i
N = jumlah total individu
Indeks keanekaragaman memiliki kisaran tertentu. Kisaran indeks
keanekaragaman dapat diklasifikasikan sebagai berikut (Shannon-Wiener dalam
Fachrul (2007) dapat dilihat pada tabel di bawah ini
Tabel 2. Kisaran indeks keanekaragaman
Indeks Kisaran Kategori
H'<1 Rendah
Keanekaragaman 1< H'>3 Sedang
H'>3 Tinggi
𝐇′
𝑬=
𝐇′ 𝐦𝐚𝐤𝐬
Keterangan :
E = indeks keaneragaman
H' maks/lnS= lnS ( S adalah jumlah spesies)
H'= indeks keaneragaman
Penggolongan kondisi komunitas biota berdasarkan keseragaman (Krebs 1989)
dalam Handayani (2009) dapat dilihat pada tabel dibawah ini
Tabe 3. kisaran keseragaman indeks
Indeks Kisaran Kategori
E<0,4 Rendah
Keseragaman 0,4<E<0,6 Sedang
E>0,6 Tinggi
𝒏𝒊 𝟐
𝑺
D= 𝑰=𝟏 −
𝑵
Keterangan :
D = indeks dominasi
ni = jumlah individu jenis ke-i
N = jumlah total individu
S = jumlah genera
Penggolongan kondisi komunitas biota berdasarkan dominasi (Krebs (1989) dalam
Handayani (2009) dapat dilihat pada tabel.
Tabel 4. Kisaran indeks dominansi
Indeks Kisaran Kategori
D<0,4 Rendah
Dominasi 0,4<D<0,6 Sedang
D>0,6 Tinggi
DAFTAR PUSTAKA
Handoko, M.Y. dan Y.W. Sri. 2013. Sebaran nitrat dan fosfat dalam kaitannya
dengan kelimpahan fitoplankton di kepulauan Karimunjawa. Jurnal
Oseanologi, 2(3): 198-206.
Omura, T., M. Iwataki, V.M. Borja, H. Takayama dan Y. Fukuyo. 2012. Marine
phytoplankton of the western pasific. Kouseisha Kousekaku, Japan.
Sverdrup, H.U., W.J. Martin dan R.H. Fleming. 1942. The ocean their physics,
chemistry, and general biology. Modern Asia Editions. Prentice-Hall. Inc.,
Englewood cliffs, N.J. Charles E Tuttle Company, Tokyo.