BAB I
PENDAHULUAN
Mikropaleontologi
Laboratorium Mikropaleontologi 1
Buku Panduan Praktikum Mikropaleontologi 2017-2018
c. Korelasi stratigrafi dari suatu daerah dengan daerah lain, baik korelasi
permukaan atau bawah peimukaan.
d. Membantu menentukan batas-batas suatu transgresi dan regresi, misalnya
dengan menggunakan foraminifera bentos Rotalia beccarii (fosil penciri
daerah transgresi), Gyroidina soldanii (fosil penciri batial atas) dan lain-lain.
e. Untuk penyusunan satuan biostratigrafi.
Fosil yang digunakan sebagai penunjuk umur. Pada umumnya jenis fosil ini
mempunyai penyebaran vertikal yang pendek dan penyebaran lateral luas serta
mudah dikenal.
Fosil yang mencirikan atau khas terdapat di dalam lapisan yang bersangkutan.
Contoh : Globorotalia tumida (penciri N.18).
4. Fosil Lingkungan
5. Fosil Iklim
Fosil yang dapat digunakan sebagai penunjuk iklim pada saat itu.
Contoh : Globigerina pachiderma
Laboratorium Mikropaleontologi 2
Buku Panduan Praktikum Mikropaleontologi 2017-2018
Seorang sarjana Swedia, Carl Von Line (1707 - 1778) yang kemudian
melahirkan namanya menjadi Carl Von Linnaeus membuat suatu hukum yang
dikenal sebagai LAW OF PRIORITY (1958), yang pada pokoknya
menyebutkan bahwa nama yang telah dipergunakan pada suatu individu tidak
dipergunakan untuk nama individu yang lain.
Nama kehidupan pada tingkat genus terdiri dari satu kata, sedangkan
tingkat spesies terdiri dari dua kata, tingkatan subspesies terdiri dari tiga kata.
Nama - nama kehidupan selalu diikuti oleh orang yang menemukannya.
Atau
Penemuan pertama dari fosil tersebut adalah D'ORBIGNY dan pada tahun
1862 fosil tersebut diubah oleh ahli yang lain yang menemukannya. Hal ini
sebagai penghormatan pada penemu pertama kali nama fosil tersebut tetap
dicantumkan dalam tanda kurung.
Laboratorium Mikropaleontologi 3
Buku Panduan Praktikum Mikropaleontologi 2017-2018
atau
Laboratorium Mikropaleontologi 4
Buku Panduan Praktikum Mikropaleontologi 2017-2018
Sistematika Paleontologi
Laboratorium Mikropaleontologi 5
Buku Panduan Praktikum Mikropaleontologi 2017-2018
Pengambilan Sampel
Penguraian/Pencucian
Laboratorium Mikropaleontologi 6
Buku Panduan Praktikum Mikropaleontologi 2017-2018
Pemisahan Fosil
Langkah awal dalam melakukan analisis, perlu diadakan pemisahan fosil dari
kotoran butiran yang bersamanya. Cara pengambilan fosil-fosil tersebut
dilakukan dengan menggunakan jarum dari cawan tempat contoh batuan.
Untuk memudahkan dalam pengambilan fosilnya perlu disediakan air (jarum
dicelupkan terlebih dahulu sebelum pengambilan fosil).
- Mikroskop
- Cawan untuk tempat hasil pencucian fosil yang siap untuk dianalisis
- Jarum untuk mengambil fosil
- Kuas bulu halus
- Cawan tempat air
- Lem untuk merekatkan fosil
- Tempat fosil
Laboratorium Mikropaleontologi 7
Buku Panduan Praktikum Mikropaleontologi 2017-2018
Laboratorium Mikropaleontologi 8
Buku Panduan Praktikum Mikropaleontologi 2017-2018
BAB II
PENGENALAN CANGKANG FORAMINIFERA PLANKTON
Laboratorium Mikropaleontologi 9
Buku Panduan Praktikum Mikropaleontologi 2017-2018
Laboratorium Mikropaleontologi 10
Buku Panduan Praktikum Mikropaleontologi 2017-2018
Laboratorium Mikropaleontologi 11
Buku Panduan Praktikum Mikropaleontologi 2017-2018
b. Trochospiral, sifat terputar tidak pada satu bidang, tidak semua kamar
terlihat, pandangan serta jumlah kamar ventral dan dorsal tidak sama. Contoh:
Globigerina
Septa adalah bidang yang merupakan batas antara kamar satu dengan yang
lainnya, biasanya terdapat lubang-lubang halus yang disebut dengan
foramen. Septa tidak dapat dilihat dari luar test, sedangkan yang tampak pada
dinding luar test hanya berupa garis yang disebut suture.
Suture merupakan garis yang terlihat pada dinding luar test, merupakan
perpotongan septa dengan dinding kamar. Suture penting dalam
pengklasifikasian foraminifera karena beberapa spesies memiliki suture yang
khas.
Laboratorium Mikropaleontologi 12
Buku Panduan Praktikum Mikropaleontologi 2017-2018
Pada susunan kamar trochospiral jumlah putaran dapat diamati pada sisi
dorsal, sedangkan pada planispiral jumlah putaran pada sisi ventral dan dorsal
mempunyai kenampakan yang sama.
Laboratorium Mikropaleontologi 13
Buku Panduan Praktikum Mikropaleontologi 2017-2018
Gambar :
Trochospiral
Planispiral
Aperture
Aperture adalah lubang utama dari test foraminifera yang terletak pada kamar
terakhir. Khusus foraminifera plankton bentuk aperture maupun variasinya lebih
sederhana. Umumnya mempunyai bentuk aperture utama interiomarginal
yang terletak pada dasar (tepi) kamar akhir ( septal face) dan melekuk
kedalam, terlihat pada bagian ventral (perut).
Laboratorium Mikropaleontologi 14
Buku Panduan Praktikum Mikropaleontologi 2017-2018
c. Accessory Aperture
Merupakan aperture sekunder yang terletak pada struktur accessory
atau aperture tambahan.
Contoh : Catapsydrax
Laboratorium Mikropaleontologi 15
Buku Panduan Praktikum Mikropaleontologi 2017-2018
Pada Umbilicus
Pada Aperture
Laboratorium Mikropaleontologi 16
Buku Panduan Praktikum Mikropaleontologi 2017-2018
Keel Spine
Pada Suture
Laboratorium Mikropaleontologi 17
Buku Panduan Praktikum Mikropaleontologi 2017-2018
1. Dinding Chitin/tektin
Dinding tersebut terbuat dari zat tanduk yang disebut chitin, namun
foraminifera dengan dinding seperti ini jarang dijumpai sebagai fosil.
Foraminifera yang mempunyai dinding chitin, anatara lain :
Golongan Allogromidae
Golongan Miliolidae
Golongan Lituolidae
Golongan Astrorhizidae
Contoh :
Laboratorium Mikropaleontologi 18
Buku Panduan Praktikum Mikropaleontologi 2017-2018
3. Dinding Siliceous
Beberapa ahli (Brady, Humbler, Chusman, dan Jones) berpendapat bahwa
dinding siliceous dihasilkan oleh organisme itu sendiri. Menurut Glaessner
dinding siliceous berasal dari zat sekunder. Galloway berpendapat bahwa,
dinding siliceous dapat dibentuk oleh organisme itu sendiri (zat primer)
ataupun terbentuk secara sekunder. Tipe dinding ini jarang ditemukan, hanya
dijumpai pada beberapa golongan seperti Ammodiscidae dan beberapa
spesies dari Miliodae.
Dinding yang terdiri dari zat-zat gampingan dijumpai pada sebagian besar
foraminifera. Dinding yang gampingan dapat dikelompokam menjadi :
• Gampingan Porselen
Gampingan porselen adalah dinding gampingan yang tidak berpori,
mempunyai kenampakan seperti pada porselen, bila kena sinar langsung
berwarna putih opaque, contoh : Quinqueloculina, Pyrgo
• Gamping Granular
Gamping granular adalah dinding yang terdiri dari kristal-kristal kalsit yang
granular, pada sayatan tipis kelihatan gelap. Dijumpai pada golongan
Endothyra dan beberapa spesies dari Bradyina serta Hyperammina.
• Gamping Kompleks
Gamping kompleks adalah dinding yang berlapis, kadang-kadang terdiri dari
satu lapis yang homogen, kadang-kadang dua lapis bahkan sampai empat
lapis. Terdapat pada golongan Fussulinidae.
• Gamping Hyaline
Terdiri dari zat-zat gampingan yang transparan dan berpori, Kebanyakan
dari foraminifera plankton mempunyai dinding seperti ini.
Laboratorium Mikropaleontologi 19
Buku Panduan Praktikum Mikropaleontologi 2017-2018
BAB 3
FORAMINIFERA PLANKTONIK
Susunan Kamar
Susunan kamar pada foraminifera plankton dapat dibagi :
a. Planispiral, sifat terputar pada satu bidang, semua kamar terlihat,
pandangan serta jumlah kamar ventral dan dorsal sama.
Contoh : Hastigerina.
b. Trochospiral, sifat terputar tidak pada satu bidang, tidak semua kamar
terlihat, pandangan serta jumlah kamar ventral dan dorsal tidak sama. Contoh
: Globigerina.
Bentuk Kamar/Test
Suture
(telah dibahas pada BAB 2)
Aperture
Aperture adalah lubang utama pada test foraminifera yang terletak pada
kamar terakhir. Khusus foraminifera plankton bentuk aperture maupun
variasinya lebih sederhana. Umumnya mempunyai bentuk aperture utama
Laboratorium Mikropaleontologi 20
Buku Panduan Praktikum Mikropaleontologi 2017-2018
interiomarginal yang terletak pada dasar (tepi) kamar akhir (septal face) dan
melekuk ke dalam, terIihat pada bagian ventral (perut).
c. Accessory Aperture
Merupakan aperture sekunder yang terletak pada struktur accessory atau
aperture tambahan. Contoh: Catapsydrax.
Laboratorium Mikropaleontologi 21
Buku Panduan Praktikum Mikropaleontologi 2017-2018
Genus Orbulina
Ciri khas dari genus ini adalah adanya aperture small opening. Aperture ini
adalah akibat dari terselubungnya seluruh kamar-kamar sebelumnya oleh kamar
terakhir.
- Orbulina bilobata
- Orbulina suturalis
Laboratorium Mikropaleontologi 22
Buku Panduan Praktikum Mikropaleontologi 2017-2018
Genus Globigerina
- Globigerina nepenthes
- Globigerina praebulloides
Ciri khas : kamar menggembung, suture pada bagian spiral radial hingga
sangat melengkung, tertekan, pada bagian umbilical radial, tertekan,
umbilicusnya dalam.
- Globigerina seminulina
Ciri khas : kamar spherical satu yang terakhir elongate. Umbilicus kecil hingga
sangat lebar, sangat dalam. Aperture berbentuk elongate atau melengkung
rendah, interiomarginal umbulical dibatasi oteh lengkungan.
Laboratorium Mikropaleontologi 23
Buku Panduan Praktikum Mikropaleontologi 2017-2018
Genus Globigerinoides
Ciri morphologinya sama dengan Globigerina tetapi pada
Globigerinoides terdapat supplementary aperture.
Globigerinoides conglobatus
Ciri khas : kamar awalnya subspherical, tiga kamar terakhir bertambah
secara perlahan. Umbilicus sempit, tertutup dan dalam. Aperture primer
interiomarginal umbilical, umbilical panjang, melengkung dibatasi oleh
sebuah lengkungan, serta terdapat aperture sekunder.
Globigerinoides extremus
Ciri khas : empat kamar terakhir bertambah besar, suture melengkung
oblique pada spiral-spiral dan pada bagian umbilicusnya tertekan,
umbilicusnya sempit, dalam. Semua kamar pada putaran terakhir yang
tertekan, oblique lateral. Terdapat hiasan berupa tooth pada aperturenya.
Laboratorium Mikropaleontologi 24
Buku Panduan Praktikum Mikropaleontologi 2017-2018
Globigerinoides fistulosus
Mempunyai kamar spherical, kamar terakhir bergerigi pada peri- peri,
suture pada bagian spiral melengkung tertekan, umbilicusnya sangat lebar.
Aperture primer interiomarginal umbilical, lebar, terbuka dengan adanya
sebuah lip. Terdapat aperture sekunder pada kamar awalnya.
Globigerinoides immaturus
Tiga kamar terakhir bertambah besar tidak begitu cepat. Umbilicus
sempit. Aperture primer interiomarginal umbilical dengan lengkungan yang
rendah sampai sedang, dibatasi oleh sebuah rim. Terdapat aperture sekunder
pada kamar terakhir.
Globigerinoides primordius
Ciri khasnya hampir sama dengan Globigerina praebulloides tetapi
mempunyai aperture sekunder pada sisi dorsal.
Globigerinoides obliquus
Satu kamar terakhir berbentuk oblique. Aperture primer interiomarginal
umbilical, sangat melengkung yang dibatasi oleh sebuah rim. Sebagian kecil
dari kamar terakhir memperlihatkan sebuah aperture sekunder yang
berseberangan dengan aperture primer.
Laboratorium Mikropaleontologi 25
Buku Panduan Praktikum Mikropaleontologi 2017-2018
Globigerinoides ruber
Perputaran kamarnya terlihat mulai dari samping. Aperture
interiomarginal umbilical, dengan lengkungan sedang yang terbuka dibatasi
oleh sebuah rim. Pada sisi dorsal terdapat aperture sekunder.
Genus Globoquadrina
Bentuk test umbilicoconvex, bentuk kamar angular conical, aperture
terbuka lebar dan terletak pada umbilicus dengan bentuk segiempat, yang
kadang-kadang mempunyai bibir.
Globoquadrina dehiscens
Kamar subglobular menjadi semakin melingkupi pada saat dewasa.
Tiga kamar terakhir bertambah ukurannya secara cepat. Pada
kenampakan samping sisi dorsal terlihat datar.
Globoquadrina altispira
Empat kamar terakhir bertambah ukurannya secara sedang,
umbilicus sangat lebar, dalam, aperture interiomarginal sangat lebar
terlihat elongate pada bagian atas, terdapat flape.
Laboratorium Mikropaleontologi 26
Buku Panduan Praktikum Mikropaleontologi 2017-2018
Genus Sphaeroidinella
Bentuk test spherical atau oval, bentuk kamar globular dengan jumlah
kamar tiga buah yang saling berangkuman (embracing). Aperture terbuka
lebar dan memanjang di dasar suture. Pada dorsal terdapat supplementary
aperture. Mempunyai hiasan berupa suture bridge.
Genus Sphaeroidinellopsis
Mempunyai ciri hampir sama dengan genus Sphaeroidinella tapi
tidak mempunyai aperture sekunder.
Genus Pulleniatina
Susunan kamar trochospiral terpuntir. Aperture terbuka lebar
memanjang dari umbilicus kearah dorsal dan terletak didasar apertural face.
Pulleniatina obliqueloculata
Laboratorium Mikropaleontologi 27
Buku Panduan Praktikum Mikropaleontologi 2017-2018
Genus Catapsydrax
Mempunyai hiasan pada aperture berupa ”bulla” pada Catapsydrax
dissimilis dan ”tegilla” pada Catapsydrax stainforthi. Juga mempunyai
accessory aperture yaitu ”infralaminal accessory aperture” pada tepi hiasan
aperturenya.
Spesies yang termasuk dalam genus ini:
Catapsydrax dissimillis
Famili Globorotaliidae
Umumnya mempunyai bentuk test biconvex, bentuk kamar subglobular atau
angular conical, susunan kamar trochospiral. Aperture memanjang dari
umbilicus ke pinggir test dan terletak pada dasar apertural face. Pada pinggir
test ada yang mempunyai keel dan ada pula yang tidak.
Genus yang termasuk dalam famili ini :
Subgenus Globorotalia
Subgenus ini mencakup seluruh Globorotalia yang mempunyai keel. Untuk
membedakan subgenus ini dengan subgenus lainnya maka dalam
penulisannya, biasanya diberi kode sebagai berikut :
Laboratorium Mikropaleontologi 28
Buku Panduan Praktikum Mikropaleontologi 2017-2018
- Globorotalia tumida
Test trochospiral rendah sampai sedang, sisi spiral lebih convex daripada sisi
umbilical, permukaannya licin kecuali pada kamar dari putaran akhir dan
umbilical pada kamar akhir yang pustulose. Suture disisi spiral pada mulanya
melengkung halus Ialu melengkung tajam mendekati akhir hampir lurus
hingga radial, pada distal kembali melengkung hampir tangensial ke peri- peri.
- Globorotalia plesiotumida
• Subgenus turborotalia
Mencakup seluruh Globorotalia yang tidak mempunyai keel. Untuk
penulisannya, biasanya diberi kode sebagai berikut :
Laboratorium Mikropaleontologi 29
Buku Panduan Praktikum Mikropaleontologi 2017-2018
- Globorotalia siakensis
Susunan kamar trochospiral lemah, peri-peri equatorial lobulate, kamar tidak
rata, subglobular, kamar ke 5-6 terakhir membesar tidak teratur. Pada kedua
sisi suturenya radial, tertekan, umbilical agak lebar sampai agak sempit,
dalam. Aperture interiomarginal umbilical extra umbilical, agak rendah,
terbuka, melengkung, dibatasi oleh bibir atau rim.
Famili Hantkeniidae
Pada test terdapat dua umbilicus yang masing-masing terletak pada salah
satu sisi test yang berseberangan. Susunan kamar planispiral involute.
Beberapa genus kamar-kamar ditumbuhi oleh spine-spine panjang.
Genus Hantkenina
Bentuk test biumbilicate, bentuk kamar tabular spinate dan susunan kamar
planispiral involute, tiap-tiap kamar terdapat spine-spine yang panjang.
Laboratorium Mikropaleontologi 30
Buku Panduan Praktikum Mikropaleontologi 2017-2018
Genus Cribrohantkenina
Mempunyai ciri hampir sama dengan Hantkenina tetapi kamar akhir
sangat gemuk dan mempunyai “Cribate" yang terletak pada apertural face.
Genus Hastigerina
Laboratorium Mikropaleontologi 31
Buku Panduan Praktikum Mikropaleontologi 2017-2018
BAB IV
FORAMINIFERA BENTHOS
Laboratorium Mikropaleontologi 32
Buku Panduan Praktikum Mikropaleontologi 2017-2018
2. Polythalamus
Merupakan suatu susunan kamar dan bentuk akhir kamar foraminifera
yang terdiri dari lebih satu kamar, misalnya uniserial saja atau biserial saja.
Uniserial, terdiri dari satu macam susunan kamar dan sebaris kamar,
terdiri dari :
a. Uniformed, terdiri dari :
Uniserial : test yang tersusun oleh satu baris kamar, terdiri
dari :
Laboratorium Mikropaleontologi 33
Buku Panduan Praktikum Mikropaleontologi 2017-2018
Biserial, test yang tersusun oleh dua baris kamar yang terletak
berselang-seling Contoh: TextularIa
Triserial, test yang tersusun oleh tiga baris kamar yang terletak
berselang-seling Contoh : Uvigerina, Bulimina
b. Biformed Test
Contoh : Bigerina
Laboratorium Mikropaleontologi 34
Buku Panduan Praktikum Mikropaleontologi 2017-2018
c. Triformed Test
Contoh: Vulvulina
d. Multiformed Test,
Golongan bentos memiliki bentuk aperture yang bervariasi. Dan aperture itu
sendiri merupakan bagian penting dari test foraminifera, karena merupakan
lubang tempat protoplasma organisme tersebut bergerak keluar dan masuk.
Laboratorium Mikropaleontologi 35
Buku Panduan Praktikum Mikropaleontologi 2017-2018
Laboratorium Mikropaleontologi 36
Buku Panduan Praktikum Mikropaleontologi 2017-2018
Famili berbentuk lensa, trochoid, terputar involut, pada ventral terlihat suture
bercabang tak teratur, komposisi test gampingan, berpori halus, aperture kecil
pada bagian ventral
Laboratorium Mikropaleontologi 37
Buku Panduan Praktikum Mikropaleontologi 2017-2018
- Genus Bolivina
Laboratorium Mikropaleontologi 38
Buku Panduan Praktikum Mikropaleontologi 2017-2018
Laboratorium Mikropaleontologi 39
Buku Panduan Praktikum Mikropaleontologi 2017-2018
Laboratorium Mikropaleontologi 40
Buku Panduan Praktikum Mikropaleontologi 2017-2018
Termasuk famili Saccanidae dengan test globular, komposisi test dari material
kasar, biasanya oleh chitin berwarna coklat, aperture di puncak umumnya
dengan leher.
Laboratorium Mikropaleontologi 41
Buku Panduan Praktikum Mikropaleontologi 2017-2018
Laboratorium Mikropaleontologi 42
Buku Panduan Praktikum Mikropaleontologi 2017-2018
BAB V
APLIKASI FORAMINIFERA
Laboratorium Mikropaleontologi 43
Buku Panduan Praktikum Mikropaleontologi 2017-2018
Faktor fisika meliputi kadar garam, kecepatan arus, kedalaman air, kecepatan
angin dan sebagainya. Faktor kimia meliputi kadar garam, keasaman,
kebasaan air serta komposisi kimiu batuan.
Sedangkan yang dipelajari dalam praktikum ini adalah faktor biologi yang
mempelajari kehidupan organisme masa lampau berdasarkan Iingkungan
hidupnya.
% Ratio
Kedalaman (m)
Plankton
1- 10 0-70
10 - 20 0-'70
20 - 30 60 - 120
30 - 40 100 - 600
40 - 50 100 - 600
50:- 60 550 -700
60 -70 680 - 825
70 - 80 700 - 1100
80 - 90 900 - 1200
90 - 100 1200 - 2000
Laboratorium Mikropaleontologi 44
Buku Panduan Praktikum Mikropaleontologi 2017-2018
Laboratorium Mikropaleontologi 45
Buku Panduan Praktikum Mikropaleontologi 2017-2018
(328-656 ft).
6. Lereng atas - laut dalam (bathyal atas) kedalaman 200-500m (656-
1640ft).
7. Lereng bawah - laut dalam (bathyal bawah) kedalaman 500-2000m
(1640-5650 ft).
8. Abysal - laut dalam lebih besar 2000m, lebih besar dari 6560 ft.
Dibawah ini adalah zona ekologi foraminifera benthos sebagai penciri daerah
intertidal menurut Tispword, dkk (1966) pada daerah Gulf Coast untuk Zaman
Resen.
Laboratorium Mikropaleontologi 46
Buku Panduan Praktikum Mikropaleontologi 2017-2018
Laboratorium Mikropaleontologi 47
Buku Panduan Praktikum Mikropaleontologi 2017-2018
2.
Laboratorium Mikropaleontologi 48
Buku Panduan Praktikum Mikropaleontologi 2017-2018
Laboratorium Mikropaleontologi 49
Buku Panduan Praktikum Mikropaleontologi 2017-2018
Normal
Laboratorium Mikropaleontologi 50
Buku Panduan Praktikum Mikropaleontologi 2017-2018
Phleger (1951)
Laboratorium Mikropaleontologi 51
Buku Panduan Praktikum Mikropaleontologi 2017-2018
Berdasar foram resen pada sedimen dasar laut, dengan metode matematik-
statistik dengan membandingkan hasil penghitungan fosil Kenozoikum akhir-
Resen.
Laboratorium Mikropaleontologi 52
Buku Panduan Praktikum Mikropaleontologi 2017-2018
Laboratorium Mikropaleontologi 53
Buku Panduan Praktikum Mikropaleontologi 2017-2018
Zonasi Foraminifera Planktonik menurut Banner dan Blow (1965), dan Blow (1969).
(Dikutip dari Kennett dan Srinivasan)
Laboratorium Mikropaleontologi 54
Buku Panduan Praktikum Mikropaleontologi 2017-2018
Laboratorium Mikropaleontologi 55
Buku Panduan Praktikum Mikropaleontologi 2017-2018
DAFTAR PUSTAKA
Laboratorium Mikropaleontologi 56