PENDAHULUAN
BAB II
DOKUMENTASI AKREDITASI PUSKESMAS DAN FKTP
2
4. Dokumen Kedaluwarsa
Dokumen yang dinyatakan sudah tidak berlaku oleh karena telah mengalami
perubahan/revisi sehingga tidak dapat lagi menjadi acuan dalam
melaksanakan pekerjaan. Dokumen induk diidentifikasi dan dokumen
sisanya dimusnahkan.
3
BAB III
PENYUSUNAN DOKUMEN AKREDITASI
1.KEBIJAKAN
4
a. Kebijakan : Peraturan/Keputusan Kepala UPT Puskesmas Balerejo
Kabupaten Madiun.
b. Nomor: ditulis sesuai sistem penomoran peraturan/keputusan di
Puskesmas Balerejo
c. Judul: Ditulis judul Peraturan/Keputusan tentang………………..
d. Dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa
e. Jabatan pembuat keputusan ditulis simetris, diletakkan di tengah margin
diakhiri dengan tanda koma (,)
f. Keseluruhan ditulis menggunakan huruf capital dan ditebalkan (Bold),
2. Konsideran, meliputi:
a. Menimbang:
1) Memuat uraian singkat tentang pokok-pokok pikiran yang menjadi
latar belakang dan alasan pembuatan keputusan.
2) Huruf awal kata “menimbang” ditulis dengan huruf kapital diakhiri
dengan tanda baca titik dua ( : ), dan diletakkan di bagian kiri;
3) Konsideren menimbang diawali dengan penomoran menggunakan
huruf kecil dan dimulai dengan kata “bahwa” dengan “b” huruf
kecil,dan diakhiri dengan tanda baca(;).
b. Mengingat:
1) Memuat dasar kewenangan dan peraturan perundangan yang
memerintahkan pembuat Peraturan/Keputusan tersebut.
2) Perturan perundangan yang menjadi dasar hukum adalah peraturan
yang tingkatannya sederajat atau lebih tinggi.
3) Kata “mengingat”diletakkan bagian kiri sejajar dengan kata
menimbang
4) Konsideran yang berupa peraturan perundangan diurutkan sesuai
dengan hierarki tata perundangan dengan tahun yang lebih awal
disebut lebih dulu, diawali dengan nomor 1,2,dst, dan diakhiri dengan
tanda baca (;).
2. Diktum:
a. Diktum “MEMUTUSKAN” ditulis simetris di tengah, seluruhnya dengan
huruf kapital, serta diletakkan di tengah margin;
b. Diktum Menetapkan dicantumkan setelah kata memutuskan disejajarkan
ke bawah dengan kata menimbang dan mengingat, huruf awal kata
menetapkan ditulis dengan huruf kapital, dan diakhiri dengan tanda baca
titik dua ( : );
c. Nama keputusan sesuai dengan judul (kepala), seluruhnya ditulis dengan
huruf kapital dan diakhiri dengan tanda baca titik ( . ).
3. Batang Tubuh.
a. Batang tubuh memuat semua substansi Peraturan/Keputusan yang
dirumuskan dalam diktum-diktum, misalnya:
Kesatu :
Kedua :
5
dst
b. Dicantumkan saat berlakunya peraturan/keputusan, perubahan,
pembatalan, pencabutan ketentuan, dan peraturan lainnya, dan
c. Materi kebijakan dapat dibuat sebagai lampiran Peraturan/Keputusan, dan
pada halaman terakhir ditandatangani oleh pejabat yang menetapkan
Peraturan/Keputusan.
d. Kaki:
Kaki Peraturan/Keputusan merupakan bagian akhir substansi
peraturan/keputusan yang memuat penandatanganan penerapan
peraturan/keputusan, pengundangan peraturan/keputusan yang terdiri
dari:
1) tempat dan tanggal penetapan,
2) nama jabatan diakhiri dengan tanda koma (,),
3) tanda tangan pejabat, dan
4) nama lengkap pejabat yang menanda tangani ditulis tanpa gelar dan NIP
5) penulisan nama jabatan dan nama pejabat keseluruhan menggunakan
huruf kapital dan ditebalkan (bold)
e. Penandatanganan:
Peraturan/Keputusan Kepala Puskesmas ditandatangani oleh Kepala
Puskesmas, ditulis nama tanpa gelar dan NIP
f. Lampiran peraturan/keputusan:
1). Halaman pertama harus dicantumkan nomor dan judul
Peraturan/Keputusan,
2). Halamanterakhir harus ditanda tangani oleh Kepala Puskesmas.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk dokumen Peraturan/Keputusan
yaitu:
1. Kebijakan yang telah ditetapkan kepala FKTP tetap berlaku meskipun terjadi
penggantian kepala FKTP hingga adanya kebutuhan revisi atau pembatalan.
2. Untuk kebijakan berupa Peraturan, pada Batang Tubuh tidak ditulis sebagai
dictum tetapi dalam bentuk bab-bab dan pasal-pasal.
1
Konsideran
Mengingat : 1. …………………………; Font:
Bookman Old Style 12 pt
2. …………………………; Spasi 1,5
Diktum “Memutuskan”
- Keseluruhan menggunakan huruf kapital dan di tebalkan
3. …………………………; (bold)
- Rata tengah (center)
4. …………………………; Diktum “Menetapkan”
- Dicantumkan setelah kata memutuskan, disejajarkan ke
5. …………………………; bawah dengan kata menimbang dan menimbang, huruf
awal ditulis dengan huruf kapital, dan diakhiri dengan
6. …………………………; tanda baca titik dua (;)
- Nama keputusan sesuai dengan judul (kepala),
7. dan seterusnya ..….; keseluruhan ditulis dengan huruf kapital dan diakhiri
dengan tanda baca titik (.)
1
MEMUTUSKAN
1
Konsideran
Font:
2
Bookman Old Style 12 pt
Spasi 1,5
Ditetapkan di Madiun
Penandatanganan
- Diletakkan di bagian kanan
Pada tanggal, 5 Pebruari 2018
1
- Penulisan ditetapkan dan tanggal diawali huruf
kapital
- Penulisan nama jabatan dan nama pejabat
KEPALA UPT PUSKESMAS BALEREJO,
keseluruhan menggunakan huruf kapital dan
ditebalkan (bold)
- Penulisan nama jabatan diakhiri tanda koma (,) 3
- Nama pejabat (kepala puskesmas) ditulis tanpa
gelar dan NIP
Menimbang :
- Memuat uraian singkat tentang pokok pikiran yang menjadi latar belakang dan alas an pembuatan keputusan
- Huruf awal kata menimbang ditulis dengan huruf kapital, diakhiri dengan tanda baca titik dua (:)
- Dan diletakkan di bagian kiri
- Konsideran menimbang diawali dengan penomoran menggunakan huruf kecil abjad a, b, c, dst
- Dimulai dengan kata “bahwa” dengan huruf kecil
Mengingat :
- Memuat dasar kewenangan dan peraturan perundangan yang memerintahkan pembuat peraturan / keputusan tersebut
- Diletakkan di bagian kiri tegak lurus dengan kata menimbang
- Konsideran yang berupa peraturan perundangan diurutkan sesuai dengan hierariki tata perundangan (UU, PP, Permen,
Kepmen, Perda Prov, Perbup, Keputusan Gubernur, Perda Kab, Perbup, Keputusan Bupati, dst)
- Urutan dari tahun yang lama ke baru
- Diawali dengan nomor 1, 2, dst dan diakhiri tanda baca titik koma (;)
- Peraturan perundangan yang direkomendasikan untuk Pokja admen,ukm,ukp yaitu :
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik
2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat
3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 46 Tahun 2015 Tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik Pratama, Tempat Praktek
Mandiri Dokter, dan Tempat Praktek Mandiri Dokter Gigi
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 44 Tahun 2016 Tentang Pedoman Manajemen Puskesmas
- Khusus UKP boleh ditambah sesuai kebutuhan :
1. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 Tahun 2017 Tentang Keselamatan Pasien
2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 27 Tahun 2017 Tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
- Peraturan perundangan yg lain harap mencari sendiri sesuai kebutuhan SK di
EP nya masing masing.
Konsideran
Font:
Bookman Old Style 10 pt
Spasi 1,15
Penulisan lampiran keseluruhan
menggunakan huruf kapital dan LAMPIRAN : Keputusan Kepala UPT Puskesmas Balerejo tentang
ditebalkan diikuti tanda baca titik Hak Dan Kewajiban Petugas (Penyedia Layanan)
dua (:) dan diletakkan di bagian Nomor : 001/SK/A/I/BALEREJO/2018
kanan
Tanggal : XX Bulan 20XX
Konsideran Konsideran
Font: 2
Font:
Bookman Old Style 12 pt Bookman Old Style 10 pt
Spasi 1,5
JUDUL
Rata tengah (center)
Spasi 1,15
Rata kanan kiri (justify)
Penulisan judul keseluruhan menggunakan Penulisan nomor dan tangal diawali dengan huruf kapital
huruf kapital dan ditebalkan (bold) 1
diikuti dengan tanda baca titik dua (:)
2.MANUAL MUTU
Manual Mutu adalah: dokumen yang memberi informasi yang konsisten ke
dalam maupun ke luar tentang sistem manajemen mutu. Manual mutu disusun,
ditetapkan, dan dipelihara oleh organisasi, yang meliputi:
Kata pangantar
9
c. Pengendalian rekaman.
D.Tinjauan Manajemen:
a. Umum
b. Masukan Tinjauan Manajemen
c. Luaran tinjauan
F.Penyelenggaraan pelayanan:
A. Pelayanan Upaya Kesehatan Puskesmas:
a. Perencanaan Upaya Kesehatan, akses dan pengukuran kinerja (PKP)
b. Proses yang berhubungan dengan sasaran:
i. Penetapan persyaratan sasaran
ii. Tinjauan terhadap persyaratan sasaran
iii. Komunikasi dengan sasaran
c. Pembelian (jika ada)
d. Penyelenggaraan upaya:
i. Pengendalian proses penyelenggaraan upaya
ii. Validasi proses penyelenggaraan upaya
iii. Identifikasi dan mampu telusur
iv. Hak dan kewajiban sasaran
v. Pemeliharaan barang milik pelanggan (jika ada)
vi. Manajemen risiko dan keselamatan
10
vii. Pengukuran, analisis, dan penyempurnaan dan penyempurnaan
sasaran kinerja UKM:
Umum
Pemantauan dan pengukuran:
1.Kepuasan pelanggan
2.Audit internal
3.Penilaian Kinerja Puskesmas
-Pemantauan dan pengukuran proses
-Pemantauan dan pengukuran hasil layanan
Pengendalian jika ada hasil yang tidak sesuai
Analisis data
Peningkatan berkelanjutan
Tindakan korektif
Tindakan preventif
B. Pelayanan klinis:
a. Perencanaan Pelayanan Klinis
b. Proses yang berhubungan dengan pelanggan
c. Pembelian/pengadaan barang terkait dengan pelayanan klinis:
i. Proses pembelian
ii. Verifikasi barang yang dibeli
iii. Kontrak dengan pihak ketiga
d. Penyelenggaraan pelayanan klinis:
i. Pengendalian proses pelayanan klinis
ii. Validasi proses pelayanan
iii. Identifikasi dan ketelusuran
iv. Hak dan kewajiban pasien
v. Pemeliharaan barang milik pelanggan (spesiemen, rekam medis, dsb)
vi. Manajemen risiko dan keselamatan pasien
e.Peningkatan Mutu Pelayanan Klinis dan Keselamatan Pasien:
i. Penilaian indikator kinerja klinis
ii. Pengukuran pencapaian sasaran keselamatan pasien
iii. Pelaporan insiden keselamatan pasien
iv. Analisis dan tindak lanjut
v. Penerapan manajemen resiko
f.Pengukuran, analisis, dan penyempurnaan:
- Umum
- Pemantauan dan pengukuran:
11
1. Kepuasan pelanggan
2. Audit internal
3. Pemantauan dan pengukuran proses, kinerja
4. Pemantauan dan pengukuran hasil layanan
- Pengendalian jika ada hasil yang tidak sesuai
- Analisis data
- Peningkatan berkelanjutan
- Tindakan korektif
- Tindakan preventif
G. Penutup
Lampiran (jika ada)
Bab I. Pendahuluan
A. Keadaan Umum Puskesmas
B. Tujuan penyusunan rencana lima tahunan
Bab II. Kendala dan Masalah
A.Identifikasi keadaan dan masalah
a. Tim mempelajari kebijakan, RPJMN, rencana strategis
Kementrian Kesehatan, Standart Pelayanan Minimal (SPM)
Kabupaten/Kota, Dinas Kesehatan Propinsi/Kabupaten/Kota,
target kinerja lima tahunan yang harus dicapai oleh Puskesmas.
b. Tim mengumpulkan data:
a) Data umum
b) Data wilayah
c) Data penduduk sasarn
d) Data cakupan
e) Data sumber daya
c. Tim melakukan analisis data
d. Alternatif pemecahan masalah
B. Penyusunan rencana
12
1) Penetapan rencana
2) Penyusunan rencana
a) Penetapan strategi pelaksanaan
b) Penetapan kegiatan
c) Pengorganisasian
d) Perhitungan sumber daya yang diperlukan
C. Penyusunan Rencana Pelaksanaan (Plan of Action)
1) Penjadwalan
2)Pengalokasian sumber daya
3) Pelaksanaan kegiatan
4) Pengerak pelaksanaan
D. Penyusunan Pelengkap Dokumen
BAB III Indikator dan standar kinerja untuk tiap upaya dan jenis
pelayanan Puskesmas
Puskesmas menetapkan indicator kinerja capaian tiap upaya/program dan
jenis pelayanan
13
a. Membentuk tim penyususnan rencana kinerja lima tahun yang
terdiri dari Kepala Puskesmas bersama dengan penanggung jawab
upaya Puskesmas dan Pelayanan Klinis.
b. Tim mempelajari RPJMN, rencana strategis Kementrian Kesehatan,
Dinas Kesehatan Provinsi/Kabupaten/Kota, Standar Pelayanan
Minimal (SPM) kabupaten/kota sebagai acuan target kinerja lima
tahunan yang harus dicapai oleh Puskesmas.
c. Tim menetapkan indicator kinerja tiap upaya Puskesmas
d. Tim mengumpulkan data pencapaian kinerja.
e. Tim melakukan analisis kinerja
f. Tim menyusun pentahapan pencapaian indikator kinerja untuk tiap
upaya Puskesmas dengan penjabaran pencapaian untuk tiap tahun.
g. Tim menyusun program kerja dan kegiatan yang akan dilakukan
untuk mencapai target pada tiap-tiap indikator kinerja.
h. Tim menyusun dokumen rencana kinerja lima tahunan untuk
disahkan oleh Kepala Puskesmas.
i. Sosialisasi rencana pada seluruh jajaran Puskesmas.
14
h. Kegiatan: merupakan rincian kegiatan untuk tiap program yang
direncanakan, misalnya untuk program pengembangan SDM, kegiatan
Pelatihan Perawat, Pelatihan Tenaga PKM, dan sebagainya.
i. Volume: diisi dengan volume kegiatan yang direncanakan untuk tiap tahapan
tahunan.
j. Harga Satuan: harga satuan untuk tiap kegiatan.
k. Perkiraan Biaya: diisi dengan perkalian antara volume dengan harga satuan.
3. Penutup
Panduan ini disusun dengan harapan akan membantu Kepala Puskesmas dalam
menyusun rencana kinerja lima tahunan, yang kemudian diuraikan dalam
rencana tahunan dalam bentuk Rencana Usulan Kegiatan dan Rencana
Pencapaian Kegiatan.
Aturan penulisan Rencana Lima Tahun Puskesmas adalah sebagai berikut:
1. Kertas ukuran A4
2. Jenis huruf Bookman Old Style
3. Ukuran huruf 12
4. Spasi 1,5
5. Batas kertas :
a. Batas kanan : 2,5 cm
e. Batas kiri : 3 cm
f. Batas atas : 2,5 cm
g. Batas bawah : 2,5 cm
IV. PERENCANAAN TINGKAT PUSKESMAS (PTP) TAHUNAN
Perencanaan adalah: suatu proses kegiatan secara urut yang harus dilakukan
untuk mengatasi permasalahan dalam rangka mencapai tujuan yang telah
ditentukan dengan memanfaatkan sumber daya yang tersedia secara berhasil
guna dan berdaya guna.
Perencanaan Tingkat Puskesmas (PTP) diartikan sebagai proses penyusunan
rencana kegiatan Puskesmas pada tahun yang akan dating, dilakukan secara
sistematis untuk mengatasi masalah atau sebagian masalah kesehatan
masyarakat di wilayah kerjanya.
Perencanaan Puskesmas mencakup semua kegiatan upaya Puskesmas yang
dilakukan di Puskesmas baik dalam menjalankan fungsi penyelenggaraan
Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) maupun upaya Kesehatan Perseorangan
(UKP) tingkat pertama, UKM baik esensial, maupun pengembangan sebagai
rencana Thunan Puskesmas yang dibiayai oleh pemerintah, baik pemerintah
pusat maupun pemerintah daerah serta sumber dana lain.
1. Mekanisme Perencanan Tingkat Puskesmas.
Langkah pertama dalam mekanisme Perencanan Tingkat Puskesmas (PTP)
adalah dengan menyusun Rencana Usulan Kegiatan (RUK) memperhatikan
berbagai kebijakan yang berlaku, baik secara global, nasional maupun daerah
sesuai dengan hasil kajian data dan informasi yang tersedia di Puskesmas.
15
Puskesmas perlu mempertimbangkan masukan dari masyarakat maelalui
kajian maupun asupan dari lintas sektoral Puskesmas.
Rencana Usulan Kegiatan harus dilengkapi usulan pembiayaan untuk
kebutuhan rutin, sarana, prasarana dan operasional Puskesmas. RUK yang
disusun merupakan RUK tahun mendatang (H+1). Penyusunan RUK tersebut
dilakukan pada bulan Januari tahun berjalan (H) berdasarkan hasil kajian
pencapaian kegiatan tahun sebelumnya (H-1) dan diharapkan proses
penyusuna RUK telah selesai dilaksanakan di Puskesmas pada akhir bulan
Januari tahun berjalan (H). RUK kemudian dibahas di Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota selanjutnya terangkum dalam usulan Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota akan diajukan ke DPRD untuk meperoleh persetujuan
pembiayaan dan dukungan politis. Setelah mendapatkan persetujuan
pembiayaan dan dukungan politis selanjutnya diserahkan ke Puskesmas
melalui Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Berdasarkan alokasi biaya yang
telah disetujui tersebut, secara
Inci RUK dijabarkan ke dalam rencana pelaksanaan kegiatan (RPK).
Penyusunan RPK dilksanakan pada bulan Januari tahun berjalan dalam
forum Lokakarya Mini yang pertama.
a. Tahap persiapan.
16
disesuaikan dengan kondisi kesehatan diwilayah tersebut dan kemampuan
Puskesmas.
Penyusunan RUK terdiri dua tahap, yaitu:
a. Analisis Masalah dan Kebutuhan Masyarakat.
Analisis masalah dan kebutuhan masyarakat dilakukan melalui
kesepakatan tim penyusun dan lintas sektoral Puskesmas melalui:
1) Identifikasi masalah dan kebutuhan masyarakat akan pelayanan
kesehatan, melalui analisis kesehatan masyarakat (community health
analysis)
2) Menetapkan urutan prioritas masalah,
3) Merumuskan masalah,
4) Mencari akar penyebab, dapat mepergunakan diagram sebab akibat,
pohon masalah, curah pendapat, dan alat lain yang dapat digunakan.
b. Penyusunan RUK.
Penyusunan RUK meliputi upaya kesehatan upaya wajib, pengembangan
dan upaya khusus setempat yang meliputi:
1) Kegiatan tahun yang akan datang,
2) Kebutuhan sumber daya,
3) Rekapitulasi rencana usulan kegiatan.
3. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Kegiatan.
Rencana Pelaksanaan Kegiatan baik upaya kesehatan wajib, pengembangan
maupun khusus setempat dan rencana inovasi secara bersama-sama,
terpadu dan terintegrasi, dengan langkah-langkah:
a. Mempelajarai alokasi kegiatan,
b. Membandingkan alokasi kegiatan yang disutujui dengan RUK,
c. Menyusun rancangan awal secara rinci,
d. Mengadakan lokakarya mini,
e. Membuat Rencana Pelaksanaan Kegiatan.
Proses penyusunan Perencanaan Tingkat Puskesmas dengan menggunakan
format- format sesuai dengan Pedoman Perencanaan Tingkat Puskesmas yang
dikeluarkan Kementrian Kesehatan Direktorat Jenderal Bina Kesehatan
Masyarakat, tahun 2006 dan Permenkes no. 44 tahun 2016 tentang Manajemen
Puskesmas. Adapun format-format untuk dilihat didalam lampiran buku
panduan penyusunan dokumen ini.
V. PEDOMAN/PANDUAN
Mengingat sangat bervariasinya bentuk dan isi pedoman/panduan maka UPT
Puskesmas Balerejo menyusun/membuat sistematika buku pedoman/panduan
sesuai kebutuhan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk dokumen
pedoman/panduan yaitu:
1. Setiap pedoman atau panduan harus dilengkapi dengan peraturan atau
keputusan Kepala FKTP untuk pemberlakuan pedoman/panduan tersebut.
2. Peraturan Kepala FKTP tetap berlaku meskipun terjadi penggantian Kepala
FKTP.
3. Setiap pedoman/panduan sebaiknya dilakukan evaluasi minimal setiap 2-3
tahun sekali.
4. Bila Kementerian Kesehatan telah menerbitkan Pedoman /Panduan untuk
suatu kegiatan / pelayanan tertentu, maka FKTP dalam membuat
pedoman/panduan wajib mengacu pada pedoman/panduan yang diterbitkan
Kementerian Kesehatan.
5. Format baku sistematika pedoman panduan yang lazim digunakan sebagai
berikut;
a) Format Pedoman Pengorganisasian Unit Kerja
Kata Pengantar
BAB I Pendahuluan
BAB II Gambaran Umum FKTP
BAB III Visi, Misi, Falsafah, Nilai dan Tujuan FKTP
BAB IV Struktur Organisasi FKTP
BAB V Struktur Organisasi Unit Kerja
BAB VI Uraian Jabatan
BAB VII Tata Hubungan Kerja
BAB VIII Pola Ketenagaan dan Kualifikasi Personil
BAB IX Kegiatan Orientasi
BAB X Pertemuan/Rapat
BAB XI Pelaporan
1. Laporan Harian
2. Laporan Bulanan
3. Laporan Tahunan
f. Sasaran
Sasaran program adalah target pertahun yang spesifik dan terukur untuk
mencapai tujuan-tujuan upaya/ kegiatan.
Sasaran Program/ kegiatan menunjukkan hasil antara yang diperlukan
untuk merealisir tujuan tertentu. Penyusunan sasaran program perlu
memperhatikankan hal-hal sebagai berikut:
Sasaran yang baik harus memenuhi “SMART” yaitu:
1) Spesific:
Spesifik dan jelas, sehingga dapat dipahami dan tidak ada kemungkinan
kesalahan interpretasi/ Tidak multitafsir dan menjawab masalah.
2) Measurable:
Dapat diukur secara obyektif baik yang bersifat kuantitatif maupun
kualitatif, yaitu dua atau lebih mengukur indikator kinerja mempunyai
kesimpulan yang sama.
3) Achievable:
Dapat dicapai dengan sumber daya yang tersedia, penting, dan harus
berguna untuk menunjukkan keberhasilan masukan, keluaran, hasil,
manfaat, dan dampak serta proses.
4) Relevan/Realistic:
Indikator kinerja harus sesuai dengan kebijakan yang berlaku.
21
Format Baku Standar Operasional Prosedur (SOP) yang diterapkan di UPT
Puskesmas Balerejo berdasarkan Pedoman penyusunan dokumen akreditasi
fasilitas kesehatan tingkat pertama, Direktorat Jendral Bina Upaya Kesehatan
Dasar 2017. Prinsipnya adalah “Format” SOP yang digunakan dalam satu UPT
Puskesmas Balerejo harus “ SERAGAM’.Format merupakan format minimal, oleh
karena itu format ini dapat diberi tambahan materi/kolom misalnya, nama
penyusun SOP, unit yang memeriksa SOP. Untuk SOP tindakan agar
memudahkan di dalam melihat langkah-langkahnya dengan bagan alir, persiapan
alat dan bahan dan lain- lain, namun tidak boleh mengurangi item-item yang ada
di SOP.
JUDUL SOP
No.Dokumen :001/SOP/A/I/BALEREJO/2018
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :
UPT PUSKESMAS
drg. RUCAMA TUNGGUL K,M.Kes
BALEREJO
NIP.19741212005011004
b) Jika SOP disusun lebih dari satu halaman, pada halaman kedua dan
seterusnya SOP dibuat tanpa menyertakan kop/heading
2) Komponen SOP
1. Pengertian
2. Tujuan
3. Kebijakan
4. Referensi
5. Prosedur/ Langkah- langkah
6. Diagram Alir (jika dibutuhkan)
7. Unit terkait
8. Rekaman Historis Perubahan
• Penjelasan:
Penulisan SOP yang harus tetap di dalam tabel/kotak adalah:
nama Puskesmas dan logo, judul SOP, nomor dokumen, tanggal terbit dan
tanda tangan Kepala Puskesmas, sedangkan untuk pengertian, tujuan,
22
kebijakan, prosedur/langkah-langkah, dan unit terkait boleh tidak diberi
tabel/kotak.
3) Isi SOP
Isi dari SOP setidaknya adalah sebagai berikut:
a) Pengertian: diisi definisi judul SOP, dan berisi penjelasan dan atau
definisi tentang istilah yang mungkin sulit dipahami atau menyebabkan
salah pengertian/menimbulkan multi persepsi.
b) Tujuan: berisi tujuan pelaksanaan SOP secara spesifik. Kata kunci:
“Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk …”.
c) Kebijakan: berisi kebijakan Kepala UPT Puskesmas balerejo yang
menjadi dasar dibuatnya SOP tersebut, misalnya untuk SOP imunisasi
23
pada bayi, pada kebijakan dituliskan: Keputusan Kepala Puskesmas No
005/2014 tentang Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak.
d) Referensi: berisi dokumen eksternal sebagai acuan penyusunan SOP,
bisa berbentuk buku, peraturan perundang-undangan, ataupun bentuk
lain sebagai bahan pustaka.
e) Langkah-langkah prosedur: bagian ini merupakan bagian utama yang
menguraikan langkah-langkah kegiatan untuk menyelesaikan proses
kerja tertentu.
f) Unit terkait: berisi unit-unit yang terkait dan atau prosedur terkait
dalam proses kerja tersebut. Dari keenam isi SOP sebagaimana diuraikan
di atas, dapat ditambahkan antara lain: bagan alir, dokumen terkait.
g) Diagram Alir/ bagan alir (Flow Chart):
Di dalam penyusunan prosedur maupun instruksi kerja sebaiknya dalam
langkah-langkah kegiatan dilengkapi dengan diagram alir/bagan alir
untuk memudahkan dalam pemahaman langkah-langkahnya. Adapun
bagan alir secara garis besar dibagi menjadi dua macam, yaitu diagram
alir makro dan diagram alir mikro.
1) Diagram alir makro, menunjukkan kegiatan-kegiatansecara garis
besar dari proses yang ingin kita tingkatkan,hanya mengenal satu
simbol, yaitu simbol balok:
o Awal kegiatan :
o Akhir kegiatan :
o Keputusan : ? Ya
Tidak
o Penghubung :
o Dokumen : ,
o Arsip :
24
h) Syarat penyusunan SOP:
1) Perlu ditekankan bahwa SOP harus ditulis oleh mereka
yangmelakukan pekerjaan tersebut atau oleh unit kerja tersebut.
Timatau panitia yang ditunjuk oleh Kepala UPT Puskesmas balerejo
hanya untuk menanggapi dan mengkoreksi SOP tersebut. Hal
tersebut sangatlah penting, karena komitmen terhadap pelaksanaan
SOPhanya diperoleh dengan adanya keterlibatan personel/unit kerja
dalam penyusunan SOP.
2) SOP harus merupakan flow charting dari suatu kegiatan. Pelaksana
atau unit kerja agar mencatat proses kegiatan dan membuat alurnya
kemudian Tim Mutu diminta memberikan tanggapan.
3) Di dalam SOP harus dapat dikenali dengan jelas siapa melakukan
apa, dimana, kapan, dan mengapa.
4) SOP jangan menggunakan kalimat majemuk. Subjek, predikat dan
objek SOP harus jelas.
5) SOP harus menggunakan kalimat perintah/instruksi bagi pelaksana
dengan bahasa yang dikenal pemakai.
6) SOP harus jelas, ringkas, dan mudah dilaksanakan. Untuk SOP
pelayanan pasien maka harus memperhatikan aspek keselamatan,
keamanan dan kenyamanan pasien. Untuk SOP profesi harus
mengacu kepada standar profesi, standar pelayanan, mengikuti
perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) kesehatan,
dan memperhatikan aspek keselamatan pasien.
i) Evaluasi SOP
Evaluasi SOP dilakukan terhadap isi maupun penerapan SOP. Evaluasi
penerapan/kepatuhan terhadap SOP dapat dilakukan dengan menilai
tingkat kepatuhan terhadap langkah-langkah dalam SOP. Untuk evaluasi
ini dapat dilakukan dengan menggunakan daftar tilik/check list:
1) Daftar tilik adalah daftar urutan kerja (actions) yang dikerjakan secara
konsisten, diikuti dalam pelaksanaan suatu rangkaian kegiatan,
untuk diingat, dikerjakan, dandiberi tanda (check-mark).
2) Daftar tilik merupakan bagian dari sistem manajemen mutu untuk
mendukung standarisasi suatu proses pelayanan.
3) Daftar tilik tidak dapat digunakan untuk SOP yang kompleks.
4) Daftar tilik digunakan untuk mendukung, mempermudah
pelaksanaan dan memonitor SOP, bukan untuk menggantikan SOP itu
sendiri.
5) Langkah-langkah menyusun daftar tilik:
25
6) Langkah awal menyusun daftar tilik dengan melakukan Identifikasi
prosedur yang membutuhkan daftar tilikuntuk mempermudah
pelaksanaan dan monitoringnya.
a. Gambarkan flow-chart dari prosedur tersebut,
b. Buat daftar kerja yang harus dilakukan,
c. Susun urutan kerja yang harus dilakukan,
d. Masukkan dalam daftar tilik sesuai dengan format tertentu,
e. Lakukan uji-coba,
f. Lakukan perbaikan daftar tilik,
g. Standarisasi daftar tilik.
7) Daftar tilik untuk mengecek kepatuhan terhadap SOP dalam langkah-
langkah kegiatan, dengan rumus sebagai berikut.
26
BAB IV
PENGENDALIAN DOKUMEN DAN REKAMAN PUSKESMAS BALEREJO
27
f. Memastikan bahwa dokumen yang berasal dari luar organisasi yang
ditetapkan oleh organisasi yang penting untuk perencanaan dan
operasional sistem manajemen mutu diidentifikasi dan distribusinya
dikendalikan,
g. Mencegah penggunaan tidak sengaja dokumen kadaluwarsa dan untuk
menerapkan identifikasi yang sesuai pada dokumen bila disimpan untuk
maksud apapun.
Catatan/rekam implementasi sebagai bukti pelaksanaan kegiatan juga
harus dikendallikan. Organisasi harus menetapkan SPO terdokumentasi
untuk mendefinikan pengendalian yang diperlukan untuk identifikasi,
penyimpanan, perlindungan, pengambilan, lama simpan dan permusnahan.
Catatan/rekam implementasi harus dapat terbaca, segera dapat
teridentifikasi dan dapat diakses kembali.
Untuk memperjelas dokumen akreditasi Puskesmas/FKTP dilengkapi dengan
contoh- contoh dokumen sebagai lampiran dari pedoman ini.
1.PENGENDALIAN DOKUMEN
A. Pengkodean dokumen kelompok pelayanan :
1. Manajemen Puskesmas dengan kode : A,
a. Bab I, (A/I),
b. Bab II, (A/II),
c. Bab III, (A/III),
2. Upaya Kesehatan Masyarakat Puskesmas dengan kode : B,
a. Bab IV, (B/IV),
b. Bab V, (B/V),
c. Bab VI, (B/VI),
d. Apabila dari upaya Puskesmas maka ditambahkan upaya (contoh
upaya KIA=B/KIA, upaya Promkes=B/Promkes, dll),
3. Pelayanan Klinis dengan kode : C,
a. Bab VII, (C/VII),
b. Bab VIII, (C/VIII),
c. Bab IX, (C/IX),
5. Standar Prosedur Operasional, disingkat : SOP,
6. Daftar tilik (check list), disingkat : CL,
7. Kerangka Acuan disingkat : KA,
8. Surat Keputusan disingkat : SK,
9. Dokumen eksternal disingkat : Dek,
28
10. Manual Mutu disingkat : MM,
11. Audit Internal disingkat : AI.
Contoh Penomoran
Lihat di lampiran SK dan SOP
B. Sistem Pembuatan/Penyusunan
1. Sistem pembuatan dokumen/arsip perkantoran sesuai dengan aturan
Pemerintah
2. Sistem pembuatan dokumen akreditasi sesuai dengan Pedoman
Penyusunan Dokumen Akreditasi fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
3. Sistem pembuatan rekam implementasi sesuai aturan yang berlaku di
masing-masing program.
C. Sistem Penomoran
1.Surat masuk dan keluar, Surat Keputusan, Surat Perintah, Surat
Perintah Kerja, Dokumen Pengadaan serta Dokumen Kerjasama, SOP,
sesuai dengan aturan Akreditasi.
2.Urutan penomoran dokumen akreditasi meliputi : kode palayanan
(upaya), nomor urut dokumen, bulan, kode dokumen, Kode wilayah dan
tahun.
D. Sistem Penyimpanan.
1. Dokumen rekam klinik / medik wajib disimpan sekurang-kurangnya
dua tahun, terhitung dari tanggal terakhir pasien meninggal atau pindah
tempat, setelah batas waktu sebagaimana dimaksud diatas dilampaui,
rekam klinis dapat dimusnahkan, kecuali persetujuan tindakan atau
persetujuan lainnya harus disimpan jangka waktu 10 tahun terhitung dari
tanggal dibuatnya.
2. Sistem penyimpanan resep yang telah dilayani di Puskesmas harus
dipelihara dan disimpan minimal dua tahun dan pada setiap resep
harus diberi tanda :
a. Umum
b. BPJS
3.Penyimpanan dokumen / arsip perkantoran sesuai dengan sistem
penyimpanan dokumen / arsip aturan Pemerintah.
4. Penyimpanan dokumen akreditasi disimpan di masing-masing
kelompok pelayanan , sedangkan master dokumen semua kelompok
29
pelayanan dan program disimpan di administrasi dan manajemen
(admen)
5. Penyimpanan Rekam implementasi disimpan di masing-masing
penanggung jawab program,
E. Sistem Regulasi dan Akses
1. Dokumen Klinik / Medik menjadi kewenangan dokter / dokter gigi
2. Dokumen perkantoran dan akreditasi menjadi kewenangan Kepala
Puskesmas
3. Rekam Implementasi menjadi kewenangan penanggung jawab program,
F.Evaluasi
Evaluasi dokumen dilakukan minimal 2 tahun sekali atau jika ada
permasalahan terkait hal tersebut,
2. PENGENDALIAN REKAMAN
1. Koordinator poli/ unit menunjuk petugas pengelola rekaman di poli/
unit.
2. Petugas mengidentifikasi dan mengelompokkan status rekaman
menurut klasifikasinya.
3. Petugas membuat master list/ daftar rekaman masing-masing unit/ poli
4. Petugas menyimpan rekaman pada unit/ poli masing-masing.
5. Koordinator unit / poli memastikan bahwa rekaman aman, terhindar
dari kerusakan atau kehilangan atau penyalahgunaan dari pihak-pihak
yang tidak berhak.
6. Masa simpan rekaman tergantung dari jenis rekaman. Masa simpan
setiap rekaman ditentukan oleh masing-masing koordinator poli / unit
berdasarkan kesepakatan dan dikendalikan di master list rekaman,
misalnya untuk kartu status pasien 5 tahun, sedangkan untuk resep obat
selama 3 tahun.
7. Petugas memusnahan rekaman setelah lewat masa simpan dengan
cara:
Meminta persetujuan dari koordinator unit/ poli dan kepala puskesmas
Membuat berita acara pemusnahan rekaman
Membakar dokumen kadaluarsa
30
BAB V
PENUTUP
31
LAMPIRAN
32
PEMERINTAH KABUPATEN MADIUN
DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS BALEREJO
Jalan Raya Madiun – Surabaya No.82 Balerejo Telp. (0351) 383798
Email : pkmbalerejo@gmail.com
MADIUN 63152
KEPUTUSAN
KEPALA UPT PUSKESMAS BALEREJO KABUPATEN MADIUN
NOMOR : 001/SK/A/I/BALEREJO/2018
TENTANG
HAK DAN KEWAJIBAN PETUGAS (PENYEDIA LAYANAN)
MEMUTUSKAN
Ditetapkan di Madiun
Pada tanggal, 5 Pebruari 2018
34
LAMPIRAN : Keputusan Kepala UPT Puskesmas Balerejo tentang
Hak Dan Kewajiban Petugas (Penyedia Layanan)
Nomor : 445/ /KPTS/402.102.05/2018
Tanggal : 5 Februari 2018
35
36
37
1.Diagram Alir
(jika
dibutuhkan)
2.Unit terkait Semua Poli/ Unit Puskesmas Balerejo
3.Rekaman Tgl. mulai
No Yang dirubah Isi Perubahan
historis diberlakukan
perubahan
38
Tanggal Terbit :
Halaman : 1/1
CHEK LIST
UPT PUSKESMAS
drg. RUCAMA TUNGGUL K, M.Kes
BALEREJO
NIP.19741213 200501 1 004
CR = ……% Madiun,
Pelaksana/Auditor
……………………………………
39