Anda di halaman 1dari 1

5. Apakah risk untuk penggunaan obat ototoksik tersebut?

Faktor-faktor tertentu dapat menempatkan seseorang pada peningkatan risiko untuk ototoksisitas
aminoglikosida, diantaranya :

1. Pengguna aminoglikosida dengan dosis tinggi dan lebih lama terapi.


2. Pasien dengan peningkatan serum level (kadar puncak dan kadar lemah meningkat)
3. Pasien dengan penurunan fungsi ginjal
4. Pasien yang mengkonsumsi lebih dari satu obat ototoksik(biasanya ditamba loop diuretik)

Faktor-faktor tertentu dapat menempatkan seseorang pada peningkatan risiko untuk ototoksisitas
Asam Salisilat, diantaranya :

1. Dosis tinggi
2. Usia tua
3. Dehidrasi

Yang dapat terjadi akibat obat ototoksik umumnya adalah gangguan pada sistem vestibular dan akustik.
Akibat dari penggunaan yang bersifat ototoksik tersebut menimbulkan terjadinya gangguan fungsional
pada telinga dalam yang disebabkan karena terjadinya perubahan struktur anatomi pada organ telilnga
dalam. Kerusakan tersebut antara lain :

1. Degenerasi stria vaskularis


2. Degenerasi sel epitel sensori
3. Degenerasi sel ganglion

Gentamisin (Golongan Aminoglikosida) : memiliki potensi untuk menghasilkan toksisitas pada


koklea dan vestibula. Sebagian besar ototoksisitas bersifat irreversibel. Obat seperti
gentammisin dan streptomisin lebih mempengaruhi komponen vestibular, sedangkan
neomisin, kanamisin, amikasin, hidrostreptomisin lebih mempengaruhi komponen akustik.

Asam salisilat (Golongan NSAID) : gangguan pendengaran yang ditemukan adalah tuli
sensorineural frekuensi tinggi dan tinnitus. Efek ototoksik yang ditimbulkan bersifat
reversibel.

Gejala pertama dari toksisitas adalah timblnya tinnitus nada tinggi jika pemakaian obat tidak dihentikan,
gangguan pendengaran dapat terjadi setelah beberapa hari. Suara mendenging ini dapat bertahan
selama beberapa hari hingga 2 minggu setelah terapi dihentikan.

Anda mungkin juga menyukai