Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Teknologi dan ilmu pengetahuan saat ini menjadi sebuah keharusan untuk bersaing dalam
dunia kerja dengan cara meningkatkan kualitas SDM yang memiliki kualitas ilmu pengetahuan,
kepribadian, keterampilan yang baik. Perkembangan dunia industrialisasi di Indonesia cukup
pesat, baik industri kecil maupun besar yang dikelola oleh pihak pemerintah melalui Badan
Usaha Milik Negara (BUMN) atau yang dikelola oleh pihak swasta. Instansi tersebut
membutuhkan tenaga-tenaga kerja yang terampil serta profesional dibidangnya, karena sangat
menentukan kualitas produk yang dihasilkan. Tenaga kerja yang dimaksud adalah orang-orang
yang tidak hanya menguasai teori belaka namun juga dapat menerapkan ilmu tersebut secara
efektif pada bidang pekerjaan yang ditekuni. Sebagai mahasiswa yang mempelajari disiplin
ilmu kimia, tentunya dituntut untuk dapat mengaplikasikan ilmunya ketika memasuki dunia
kerja. Pembelajaran tidak hanya mutlak berlangsung pada perkuliahan, di luar daripada itu
masih banyak ilmu yang dapat dikaji dan gali bersama
Program Studi Kimia mempunyai visi, yaitu terwujudnya program studi yang terkemuka
dalam pelayanan Tri Dharma Perguruan Tinggi di bidang sains kimia yang mendukung
pengelolaan sumber daya alam Kalimantan berwawasan lingkungan pada tahun 2025, dan
dengan salah satu misinya adalah membangun dan mengembangkan kerja sama yang
mendukung pengembangan sains kimia dalam pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan
Kalimantan. Pulau Kalimantan sendiri merupakan pulau terbesar di Indonesia yang memiliki
potensi sebagai penghasil minyak dan gas bumi, khususnya Kalimantan Timur, Kalimantan
Selatan, dan Kalimantan Tengah. Adapun instansi yang sangat berkembang dalam mengelola
kekayaan migas negara, seperti eksplorasi, eksploitasi, produksi, dan distribusinya adalah PT.
Pertamina EP Tanjung sebagai BUMN di bawah BP-Migas. Potensi minyak di Kalimantan
Selatan yang dieksploitasi sejak zaman penjajahan Belanda adalah di Kabupaten Tabalong
(Tanjung). Lapangan minyak Tanjung terdapat di beberapa daerah. Secara umum lapangan ini
dikenal dengan nama Lapangan Tanjung Raya. Pertamina serta beberapa perusahaan
kontraktor melakukan kerjasama untuk meningkatkan perolehan minyak.
Salah satu komponen penting dalam produksi minyak di PT. Pertamina EP Tanjung adalah
air yang diproses di Water Treatment Plant (WTP) yang diambil dari sungai Tabalong. Air
adalah salah satu senyawa yang fleksibilitasnya dapat dimanfaatkan di berbagai bidang,
termasuk di industri perminyakan. Beberapa manfaat air di bidang ini antara lain: penambahan
panas pada unit proses, biasanya dalam bentuk kukus / steam; penghilangan panas unit proses
dalam bentuk air pendingin , biasanya dalam bentuk air pendingin pada cooling tower;
penghilangan garam dan impurities dari minyak mentah; perlindungan peralatan dari korosi;
produksi gas Hidrogen untuk menghilangkan sulfur dari bahan bakar motor; pembersihan dan
peralatan proses produksi (Guernsey, 2009).
Air dari sungai Tabalong sendiri diproses di WTP dan digunakan untuk berbagai keperluan
seperti pembersihan, perawatan peralatan, dan dialirkan ke sumur-sumur produksi sehingga
membantu untuk mendapatkan tambahan produksi minyak.

WIP Well Injection Well Produ


Sungai Tabalong ction

WTP
Power Plant Block S
tation

Filter
Utilities
FWKO

RU V Balikpapan

PPP Manunggul
S.B.II S.B.I
(Longikis) (Batu Butok)

Mixing device

Gambar 1. Skema proses produksi minyak Pertamina EP Tanjung


Kualitas air di WTP perlu dikontrol agar dapat diperoleh beberapa karakteristik yang
diperlukan seperti tidak adanya padatan terlarut yang dapat menyebabkan korosi atau
pembentukan scale, tidak ada reaksi yang merugikan terhadap batuan dan fluida reservoir, tidak
ada kandungan mikroba atau bakteri yang dapat tumbuh pesat, tidak merusak kualitas minyak,
tidak ada kandungan yang berbahaya dan merusak lingkungan, dan jumlah air yang tersedia
mencukupi.
Mengingat air digunakan di hampir semua unit pemrosesan minyak, sehingga optimasi
penggunaan dan kontrol terhadap kualitas air sangat dibutuhkan untuk menjaga kualitas produk
dan keberjalanan pabrik minyak. Oleh sebab itu dalam penelitian ini topik optimasi
penggunaan chemical koagulan dan floakulan dalam proses Water Treatment Plant cukup
menarik untuk dikembangkan, yaitu bagaimana pengaruh komposisi koagulan, flokulan
terhadap turbidity, pH, dan TDS menjadi hal pokok yang akan dipelajari.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
bagaimana pengaruh komposisi koagulan dan flokulan terhadap penurunan turbidity, pH, dan
nilai TDS menggunakan sampel air di dari WTP sebelum diproses.
1.3 Tujuan
Tujuan umum dari kegiatan kerja praktik ini adalah:
(1) Mengetahui beberapa kegiatan analisis yang melibatkan proses kimia di Laboraturium
Pertamina EP Tanjung.
(2) Mampu mengaplikasikan ilmu kimia yang diperoleh di bangku kuliah dalam bentuk
Praktik Kerja Lapangan.
Tujuan khusus dari kegiatan kerja praktik ini adalah mengetahui dan memahami cara kerja
dan tujuan mengoptimasi penggunaan chemical koagulan dan flokulan dalam proses Water
Treatment Plant, begitu juga pengaruhnya terhadap turbidity, pH, dan nilai TDS.

1.4 Manfaat
Manfaat yang dicapai dalam pelaksanaan praktek kerja lapangan ini adalah:
1. Mahasiswa mendapat pengalaman kerja di PT. Pertamina EP Tanjung.
2. Mahasiswa mengetahui analisis basis yang dilakukan untuk penentuan kualitas crude
oil dan air di laboratorium Pertamina EP Tanjung.
3. Mahasiswa mengetahui tujuan penentuan kualitas crude oil dan air di laboratorium
Pertamina EP Tanjung .
4. Adanya hubungan kerjasama yang baik antara pihak fakultas dengan PT. Pertamina EP
Tanjung.

Anda mungkin juga menyukai