Anda di halaman 1dari 14

Basic Life Support (Bantuan Hidup Dasar)

Minta tolong/panggil bantuan

 Bila seorang diri, telepon dulu sarana kesehatan terdekat (RS, ambulans), ambil AED bila
ada.
 Bila ada penolong lain, satu penolong memanggil bantuan dan ambil AED, yang lain
langsung menolong korban
 Meminta pertolongan harus jelas mengenai kejadian, jumlah korban, lokasi dll

Mulai Resusitasi Jantung Paru (RJP)


Bantuan Hidup Dasar adalah Serangkaian usaha awal untuk mengembalikan fungsi pernafasan
dan atau sirkulasi pada seseorang yang mengalami henti nafas dan atau henti jantung (cardiac
arrest).

 Bila korban tidak memberi respons dan tidak bernapas/bernapas tidak normal segera
lakukan RJP setelah memanggil bantuan
 RJP terdiri dari tindakan kompresi dada dan pemberian napas bantuan
 Dilakukan berulang 30 kali kompresi dada diselingi 2 kali napas bantuan
1

Cek Respons
Carilah tanda-tanda sirkulasi:
 Bergerak
 Bersuara
 Bernapas
Dengan cara menepuk dengan cukup kuat bahu/dada korban sambil memanggil korban

Cek Respons
Bila tidak ada respon dan nafas (nafas tidak normal) mulai kompresi dada
3

Kompresi Dada
Tekan cepat dan kuat(mini mal 100x/menit)
minimal dalamnya 5 cm.
4

Napas bantuan
Buka jalan napas dengan cara menengadahkan kepala
5

Napas Bantuan

 Beri 2 napas bantuan


 Pertahankan posisi kepala
 Satu kali napas 1 detik
 Pastikan dada terangkat
30 : 2

 Ulangi kompresi dan pemberian napas bantuan dengan perbandingan 30 kali kompresi
dan 2 kali napas bantuan sampai pertolongan datang atau korban mulai bergerak

 Hindari hal2/interupsi tak perlu saat resusitasi


6

Ulangi siklus 30 kompresi 2 nafas sampai bantuan datang atau korban bergerak
7

Ulangi siklus 30 kompresi 2 nafas sampai bantuan datang atau korban


Langkah-langkah BHD (Bantuan Hidup Dasar)
POSTED BY YUSUF WEMPIE POSTED ON 03:38 WITH 2 COMMENTS

Resusitasi Jantung Paru (RJP)

Jika pada suatu keadaan ditemukan korban dengan penilaian dini terdapat gangguan tersumbatnya
jalan nafas, tidak ditemukan adanya nafas dan atau tidak ada nadi, maka penolong harus segera
melakukan tindakan yang dinamakan dengan istilah BANTUAN HIDUP DASAR (BHD).

INDIKASI BHD :

1. Henti Napas : Henti napas ditandai dengan tidak adanya gerakan dada dan aliran udara
pernapasan dari korban / pasien
2. Henti Jantung : Pernapasan yang terganggu (tersengal-sengal) merupakan tanda awal akan
terjadi henti jantung.

Langkah-langkah BHD :

A. Prosedur Dasar CPR


1. Pastikan keamanan penolong dan pasien
2. Nilai Respon klien

 Segera setelah aman


 Memeriksa korban dengan cara menepuk bahu “Are you all right ?”
 Hati-hati kemungkinan trauma leher
 Jangan pindahkan / mobilisasi pasien bila tidak perlu

3. Segera Berteriak Minta Pertolongan


4. Memperbaiki Posisi Pasien

 Posisi Supine
 Bila pasien tidak memberikan respon : tempatkan pd permukaan datar dan keras
 Bila curiga cedera spinal; pindahkan pasien dengan cara: kepala, bahu dan
badan bergerak bersamaan (log roll / in-line)

5. MEMPERBAIKI POSISI PENOLONG Posisi penolong : di samping pasien / di


atas kepala (kranial) pasien

B. Survei Primer
1. AIRWAY (JALAN NAFAS)
a. Pemeriksaan jalan nafas
Jangan lakukan head tilt sebelum pastikan tidak ada sumbatan jalan nafas.
b. Membuka Jalan Nafas :
Head tild - Chin lif atau Jaw thrust

2. BREATHING
Terdiri dari 2 tahap :
- Memastikan pasien tidak bernafas :
- Melihat (look), mendengar (listen), merasakan (feel) à <10 detik

APNEU, NAFAS ABNORMAL, NAFAS TIDAK ADEKUAT


1. Memberikan Bantuan Napas
2. Hembusan nafas : 2x hembusan nafas
3. Waktu/hembusan : 1,5-2 detik
4. Volume : 700-1000 ml (10 ml/kg BB) atau sampai terlihat dada pasien
mengembang Konsentrasi hanya 16-17%.
Bila volume berlebihan dan laju inspirasi terlalu cepat → distensi lambung
- Mulut ke mulut
- Mulut ke mask
EVALUASI :

 Jika mengalami kesulitan untuk memberikan nafas buatan yang efektif, periksa apakah
masih ada sumbatan di mulut pasien serta perbaiki posisi tengadah kepala dan angkat dagu
yang belum adekuat. Lakukan sampai dapat dilakukan 2 kali nafas buatan yang adekuat.
 Bila pasien kembali bernafas spontan dan normal tetapi tetap belum sadar, ubah posisi
pasien ke posisi miring mantap, bila pasien muntah tidak terjadi aspirasi .

 Waspada terhadap kemungkinan pasien mengalami henti nafas kembali, jika terjadi segera
terlentangkan pasien dan lakukan nafas buatan kembali.

3. CIRCULATION
Pastikan tidak ada denyut jantung pada arteri karotis atau brakhialis (anak) Memastikan
ada tidaknya denyut jantung < 10 detik

 Lakukan Compresi 30 kali

 Pada 1/2 bawah mid sternum, diantara 2 putting susu dengan posisi tangan menggunakan

metode “rib margin”

 Kedalaman kompresi jantung minimal 2 inci (5 cm)

 Kompresi Jantung Luar 30 kali ( satu atau 2 penolong) membutuhkan waktu 18 detik

Kecepatan kompresi min. 100x/mnt

RJP Sebelum & Sesudah Intubasi

Sebelum intubasi
- Dewasa (>8 th) = Rasio 30 : 2 (utk 1 & 2 penolong)
- Khusus :Anak (1-8 th) dan Bayi (<1 th )
30 : 2 (1 penolong)
15 : 2 (2 penolong)

Setelah intubasi
- Kompresi 100 x/mnt
- Ventilasi 8 - 10 x/mnt
- 5 x siklus 30 :2 (= 2 mnt) à nilai ulang sirkulasi
4. EVALUASI CIRCULATION, AIRWAY & BREATHING

 Sesudah 5 siklus ventilasi dan kompresi kemudin pasien dievaluasi kembali.


 Jika tidak ada nadi karotis, dilakukan kembali kompresi dan bantuan nafas dengan rasio
30:2.
 Jika ada nafas dan denyut nadi teraba letakan pasien pada posisi mantap.
 Jika tidak ada nafas tetapi nadi teraba, berikan bantuan nafas sebanyak 10 x/menit dan
monitor nadi setiap 2 menit.
 Jika sudah terdapat pernafasan spontan dan adekuat serta nadi teraba, jaga agar jalan
nafas tetap terbuka.

Penting :
Setiap evaluasi dimulai dari sirkulasi :

 Sirkulasi ( - ) : teruskan Kompresi + Ventilasi (5 siklus)


 Sirk (+) Nafas (-) : nafas buatan 10 x/menit
 Sirk (+) Nafas (+) : posisi sisi mantap, jaga jalan nafas

Resusitasi Jantung Paru (RJP)

Jika pada suatu keadaan ditemukan korban dengan penilaian dini terdapat gangguan tersumbatnya
jalan nafas, tidak ditemukan adanya nafas dan atau tidak ada nadi, maka penolong harus segera
melakukan tindakan yang dinamakan dengan istilah BANTUAN HIDUP DASAR (BHD).

INDIKASI BHD :

1. Henti Napas : Henti napas ditandai dengan tidak adanya gerakan dada dan aliran udara
pernapasan dari korban / pasien
2. Henti Jantung : Pernapasan yang terganggu (tersengal-sengal) merupakan tanda awal akan
terjadi henti jantung.

Langkah-langkah BHD :

A. Prosedur Dasar CPR


1. Pastikan keamanan penolong dan pasien
2. Nilai Respon klien

 Segera setelah aman


 Memeriksa korban dengan cara menepuk bahu “Are you all right ?”
 Hati-hati kemungkinan trauma leher
 Jangan pindahkan / mobilisasi pasien bila tidak perlu

3. Segera Berteriak Minta Pertolongan


4. Memperbaiki Posisi Pasien

 Posisi Supine
 Bila pasien tidak memberikan respon : tempatkan pd permukaan datar dan keras
 Bila curiga cedera spinal; pindahkan pasien dengan cara: kepala, bahu dan
badan bergerak bersamaan (log roll / in-line)

5. MEMPERBAIKI POSISI PENOLONG Posisi penolong : di samping pasien / di


atas kepala (kranial) pasien

B. Survei Primer
1. AIRWAY (JALAN NAFAS)
a. Pemeriksaan jalan nafas
Jangan lakukan head tilt sebelum pastikan tidak ada sumbatan jalan nafas.
b. Membuka Jalan Nafas :
Head tild - Chin lif atau Jaw thrust

2. BREATHING
Terdiri dari 2 tahap :
- Memastikan pasien tidak bernafas :
- Melihat (look), mendengar (listen), merasakan (feel) à <10 detik

APNEU, NAFAS ABNORMAL, NAFAS TIDAK ADEKUAT


1. Memberikan Bantuan Napas
2. Hembusan nafas : 2x hembusan nafas
3. Waktu/hembusan : 1,5-2 detik
4. Volume : 700-1000 ml (10 ml/kg BB) atau sampai terlihat dada pasien
mengembang Konsentrasi hanya 16-17%.
Bila volume berlebihan dan laju inspirasi terlalu cepat → distensi lambung
- Mulut ke mulut
- Mulut ke mask
EVALUASI :

 Jika mengalami kesulitan untuk memberikan nafas buatan yang efektif, periksa apakah
masih ada sumbatan di mulut pasien serta perbaiki posisi tengadah kepala dan angkat dagu
yang belum adekuat. Lakukan sampai dapat dilakukan 2 kali nafas buatan yang adekuat.
 Bila pasien kembali bernafas spontan dan normal tetapi tetap belum sadar, ubah posisi
pasien ke posisi miring mantap, bila pasien muntah tidak terjadi aspirasi .

 Waspada terhadap kemungkinan pasien mengalami henti nafas kembali, jika terjadi segera
terlentangkan pasien dan lakukan nafas buatan kembali.

3. CIRCULATION
Pastikan tidak ada denyut jantung pada arteri karotis atau brakhialis (anak) Memastikan
ada tidaknya denyut jantung < 10 detik

 Lakukan Compresi 30 kali

 Pada 1/2 bawah mid sternum, diantara 2 putting susu dengan posisi tangan menggunakan

metode “rib margin”

 Kedalaman kompresi jantung minimal 2 inci (5 cm)

 Kompresi Jantung Luar 30 kali ( satu atau 2 penolong) membutuhkan waktu 18 detik

Kecepatan kompresi min. 100x/mnt

RJP Sebelum & Sesudah Intubasi

Sebelum intubasi
- Dewasa (>8 th) = Rasio 30 : 2 (utk 1 & 2 penolong)
- Khusus :Anak (1-8 th) dan Bayi (<1 th )
30 : 2 (1 penolong)
15 : 2 (2 penolong)

Setelah intubasi
- Kompresi 100 x/mnt
- Ventilasi 8 - 10 x/mnt
- 5 x siklus 30 :2 (= 2 mnt) à nilai ulang sirkulasi
4. EVALUASI CIRCULATION, AIRWAY & BREATHING

 Sesudah 5 siklus ventilasi dan kompresi kemudin pasien dievaluasi kembali.


 Jika tidak ada nadi karotis, dilakukan kembali kompresi dan bantuan nafas dengan rasio
30:2.
 Jika ada nafas dan denyut nadi teraba letakan pasien pada posisi mantap.
 Jika tidak ada nafas tetapi nadi teraba, berikan bantuan nafas sebanyak 10 x/menit dan
monitor nadi setiap 2 menit.
 Jika sudah terdapat pernafasan spontan dan adekuat serta nadi teraba, jaga agar jalan
nafas tetap terbuka.

Penting :
Setiap evaluasi dimulai dari sirkulasi :

 Sirkulasi ( - ) : teruskan Kompresi + Ventilasi (5 siklus)


 Sirk (+) Nafas (-) : nafas buatan 10 x/menit
 Sirk (+) Nafas (+) : posisi sisi mantap, jaga jalan nafas

Anda mungkin juga menyukai