Anda di halaman 1dari 2

Perbedaan 2 jenis kematian yaitu mati klinis dan mati biologis!

Mati Klinis
Coba perhatikan dulu jenis kematian yang satu ini. Mati klinis diindikasikan oleh hilangnya pernapasan
dan denyut jantungpada pasien. Dengan begitu, hal tersebut berimbas bahwa sistem peredaran darah
Anda juga terhenti, kan. Penting untuk diketahui bahwa masih ada penanganan yang bisa membuat
pasien ‘hidup kembali’.

Nah, jangan dibayangkan ‘hidup kembali’ seperti zombie yang ada di film, ya! ‘Hidup kembali’ tersebut
artinya masih ada beberapa menit yang masih bisa dimanfaatkan untuk mengembalikan fungsi tubuh
seperti semula dengan mencegah kerusakan pada otak. Nah, kerusakan otak dapat terjadi saat
pasokan oksigen berhenti terjadi secara berangsur-angsur. Ketika kerusakan otak secara keseluruhan
terjadi, barulah masuk ke jenis selanjutnya, pasien dinyatakan mati secara biologis.

Mati Biologis
Sepertinya Anda mulai bisa membedakan dua jenis kematian, mati klinis dan mati biologis, ya? Nah,
saat seseorang dinyatakan mati biologis, artinya sel-sel dalam tubuhnya sudah tidak dapat berfungsi
kembali. Kematian jenis ini bersifat tetap, artinya tidak ada pertolongan lagi yang bisa dilakukan saat
seorang pasien divonis telah mati secara biologis.
Masing-masing sel yang membentuk suatu jaringan memiliki daya tahan yang berbeda-beda. Salah
satu contohnya otak manusia yang memiliki waktu sekitar 6-8 menit untuk bertahan tanpa pasokan
darah yang dipompa oleh jantung. Setelah durasi waktu tersebut terlewati tanpa adanya usaha
pertolongan, pasien bisa disebut sebagai jenazah.

Pertolongan Pertama
Sayangnya, penanganan kematian hanya bisa diaplikasikan pada kondisi jenis kematian klinis. Pada
dasarnya, pertolongan pertama bertujuan untuk memberi suplai oksigen yang cukup bagi otak dan
jantung. Pertolongan yang juga dikenal dengan bantuan hidup (life support) bisa diberikan dalam
beberapa bentuk, yakni ATLS (Advanced Trauma Life Support), ACLS (Advanced Cardiac Life
Support) dan PALS (Pediatric Advanced Life Support).
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, kerusakan otak terjadi secara berangsur-angsur
mengingat degenerasi sel dari organ tersebut memakan waktu beberapa menit. Nah, untungnya,
waktu ini bisa dimanfaatkan oleh pemberi life support untuk membuat pasien ‘hidup kembali’. Statistik
menyebutkan bahwa bantuan hidup yang diberikan satu menit setelah jantung berhenti menyuplai
oksigen, tingkat keberhasilannya mencapai 98 persen. Sedangkan bantuan hidup diberikan setelah
empat menit mengalami mati klinis, tingkat kesuksesannya menurun menjadi 50 persen. Namun, jika
keterlambatan mencapai 8-10 menit, hanya ada 1 persen kemungkinan pasien dapat tertolong.

Ternyata tidak terlalu sulit, kan untuk membedakan dua jenis kematian, mati klinis dan mati biologis?
Mati klinis akan dialami terlebih dahulu sebelum masuk ke fase selanjutnya yaitu mati secara biologis.
Dengan memahami pertolongan pertama yang telah disebutkan sebelumnya, semoga Anda bisa
memanfaatkan setiap menit yang ada untuk menolong orang yang ada di sekitar Anda.

a.Mati Klinis -Penderita dinyatakan mati secara klinis apabila berhenti bernapas dan
Jantung berhenti berdenyut,kematian klinis masih reversibel apabila dilakukan BHD.
b.Mati Biologis-Kerusakan Sel otak dimulai 4-6 menit berhentinya pernapasan dan
sirkulasi,setelah 10 menit biasanya sudah terjadi kematian Biologis.apabila BHD
dilakukan cukup berat.

Kematian dapat dihindari seperti Taberl dibawah :

KETERLAMBATAN KEMUNGKINAN BERHASIL

1 Menit 98 dari 100

4 Menit 50 dari 100

10 Menit 1 dari 100

Anda mungkin juga menyukai