Disusun Oleh :
Kelompok 1
3. Lisvinia (03021181823001)
Dosen Pembimbing :
Apriyanti, M.Pd.I
Teknik Pertambangan
Universitas Sriwijaya
2019
Kata Pengantar
Assalamu’alaikum warahmatullahiwabarakatuh…
Puji syukur kami panjatkan ke-hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan
hidayah-Nya. Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memberikan wawasan
mengenai mata kuliah Pendidikan Agama Islam, dengan judul “IMAN DAN TAKWA”.
Dalam penyusunan makalah ini, tidak sedikit hambatan yang kami hadapi, baik itu
yang datang dari kami maupun yang datang dari luar. Namun kami menyadari bahwa
kelancaran dalam penyusunan makalah berkat bantuan kecerdasan serta nikmat sehat dari
Allah sehingga kendala-kendala yang kami hadapi dapat teratasi.
Dengan tulisan ini kami diharapkan mahasiswa mampu untuk memahami makna dari
Iman dan Takwa, kami sadar masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami
mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat membangun dari berbagai pihak, agar
bisa menjadi lebih baik lagi.
Kami berharap semoga tulisan ini dapat memberi informasi yang berguna bagi
pembacanya, terutama mahasiswa, supaya kelak menjadi pribadi yang berintegrasi nasional,
karena kita adalah penerus Bangsa Indonesia.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi iman dan takwa.
2.2 Ciri-ciri seseorang yang beriman dan bertakwa.
2.3 Ayat-ayat yang berkaitan dengan iman dan takwa.
2.4 Hubungan iman dan takwa.
2.5 Fungsi iman dan takwa
2.6 Implementasi iman dan takwa dalam kehidupan modern.
2.7 Peran iman dan takwa dalam menjawan problema dan tantangan kehidupan modern
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam kehidupannya, manusia tidak akan pernah bisa lepas untuk mencari nilai-nilai
kebenaran yang sebenarnya karena kesehariannya manusia dihadapkan berbagai macam
persoalan yang membutuhkan penyelesaian. Dengan perkembangan iptek yang pesat ini
persoalan hidup menjadi lebih kompleks dan manusia pun semakin sulit mengatasi persoalan
hidupnya. Di saat kita manusia tidak bisa menyelesaikan atau mengatasi persoalan hidup.
Kita pasti lebih memilih lari dari masalah tersebut dan melakukan hal-hal yang menyimpang
seperti minuman-minuman keras, narkoba, dll. Dan bahkan tidak sedikit dari mereka yang
melakukan bunuh diri gara-gara tidak bisa mengatasi persoalan kehidupan.
Di sinilah iman dan taqwa itu mengambil perannya sebagai jalan keluar atau solusi
untuk menyelesaikan masalah kehidupan itu tersebut. Ketika seseorang telah bisa memahami
dan menerapkan konsep dari iman dan taqwa tersebut kedalam kehidupannya maka ia dapat
mengatasi permasalahan hidupnya. Jadi iman dan taqwa itu sangat penting bagi manusia
khususnya bagi kita pemeluk agama islam, agar mendekatkan kita kepada Allah SWT. Dan
menjadi hamba yang beriman dan bertaqwa.
Iman berasal dari bahasa arab amanu yang artinya percaya atau yakin. Secara harfiah,
iman bisa diartikan rasa aman dan nyaman sedangkan menurut istilah kata iman dapat
diartikan dengan meyakini dalam hati, diucapkan dengan lisan dan diamalkan dengan
perbuatan. Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah “Iman ialah bahwa engkau percaya kepada
Allah, malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari akhir kiamat dan engkau percaya
qada’ yang baik dan qada’ yang buruk”. Iman menurut ahlussunnah wal jama’ah adalah
dilafadzkan/diikrarkan pada lisan/lidah, ditasdikkan dalam hati dan diamalkan dengan
anggota badan. Dengan kata lain iman tersebut mencakup 3 hal yaitu : 1. Ikrar, 2. Tasdiq, 3.
Amal. Iman dapat diartikan dengan akidah karena bila kita membahas dan mempelajari
akidah maka tidak akan lepas keyakinan tentang tuhan yang pengertian akidah itu sendiri.
Perkataan akidah berasal dari bahasa arab yang asal katanya aqodah yang artinya
ikatan/jalinan antara 2 orang yang mengadakan perjanjian. Oleh karena itu orang yang paling
sukses dan paling mulia disisi Allah adalah yang paling taqwa, sebagaimana dijelaskan dalam
firman Allah:
1.3 Tujuan
1. Mengetahui definisi iman dan takwa.
2. Mengetahui ciri-ciri seseorang yang beriman dan bertakwa.
3. Mengetahui ayat-ayat yang berkaitan dengan iman dan takwa.
4. Mengetahui hubungan iman dan takwa.
5. Mengetahui fungsi iman dan takwa
6. Mengetahui implementasi iman dan takwa dalam kehidupan modern.
7. Mengetahui peran iman dan takwa dalam menjawan problema dan tantangan
kehidupan modern.
BAB II
PEMBAHASAN
Definisi Takwa
Taqwa (takwa) berasal dari kata waqa, yaqi, wiqayah, yang berarti takut, menjaga,
memelihara dan melindungi. Sesuai dengan makna etimologis tersebut, maka takwa dapat
diartikan sikap memelihara keimanan yang diwujudkan dalam pengamalan ajaran agama
Islam secara utuh dan konsisten (istipmah). Takwa pada dasarnya dapat disarikan dalam dua
kecenderungan sikap, yaitu:
Sikap konsisten memelihara hubungan secara vertical dengan Allah swt., yang
diwujudkan melalui iktikad dan keyakinan yang lurus, ketulusan dalam menjalankan
ibadah dan kepatuhan terhadap ketentuan dan aturan yang dibuat-Nya.
Memelihara hubungan secara horizontal, yakni cinta dan kasih saying kepada sesama
umat manusia yang diwujudkan dalam segala tindakan kebajikan
Takwa meliputi seluruh aspek kemanusiaan, baik keyakinan, ucapan, maupun
perbuatan yang mencerminkan konsisten, baik keyakinan, ucapan, maupun perbuatan yang
mencerminkan konsistensi seseorang terhadap nilai-nilai ajaran Islam. Karena itu, takwa
merupakan nilai tertinggi yang hendak dicapai oleh setiap muslim. Nilai-nilai lain yang
dimiliki manusia tidak berarti apa-apa dihadapan Allah, sebagaimana difirmankan Allah:
Q.S. 49 (al-Hujurat) : 13 :
Q.S. 4 (al-Nisa’) : 78 :
Q.S. 11 (Hud) : 6 :
ض ابنل خعخلی ا ا
اب بروزقكخہاَ خو یخوعلخكم و كموستخقخنرخہاَ خو كموستخووخدخعخہاَ كکلُل فبوی بکات ۃ
ب ممببويِۃن خو خماَ بمون خداَبنۃۃ بفی الخور ب
Artinya:“Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang
memberi rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan
tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh
mahfuzh).”
Q.S. 13 (al-Ra’du) : 28 :
اب اخخل بببذوکبر ا ا
اب تخوطخمئبمن اولقكلكوو ك
ب اخلنبذویخن ااخمنِكووا خو تخوطخمئبمن قكلكووبكہك وم بببذوکبر ا ا
Artinya : “….(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan
mengingat Allah.Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi
tenteram.”
QS. 16 (al-Nahl) : 97 :
صاَلبۃحاَ یمون خذخکۃر اخوو اكوناثی خو ہكخو كموؤبمرن فخلخنِكوحيِبيِخنِنہہ خحايِوۃۃ طخيِیبخۃۃ ً خو لخنِخوجبزیخنِنہك وم اخوجخرہك وم خمون خعبمخل خ
بباَ خوحخسبن خماَ خکاَنكووا یخوعخملكووخن
Artinya: “Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan
dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya
kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka
dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.”
ب املخعاَلخبميِخن
ي خوخمخماَبتيِ بنلب خر ی قكمل إبنن خ
صلَبتيِ خونككسبكيِ خوخممحخيِاَ خ
QS.2 (al-Bakarah) : 5 :
ك خعخلىَ هكۃدىً بممن خربیبهمم خوكأولخئب خ
ك هككم املكممفلبكحوخن كأولخئب خ
Artinya : “Mereka itulah yang tetap mendapat petunjuk Tuhannya, dan merekalah orang-
orang yang beruntung.”
Q.S.31 (al-Luqman) : 22 :
ت خواملخمر ب
ض خ
َطموۃعا اب یخمبكغوخن خولخهك أخمسلخخم خمن بفيِ النسخماَخوا ب
أخفخخغميِخر بدیبن ن
خوخكمرۃهاَ خوإبلخميِبه یكمرخجكعوخن
Artinya : “Maka apakah mereka mencari agama yang lain dari agama Allah, padahal
kepada-Nya-lah berserah diri segala apa yang di langit dan di bumi, baik dengan
suka maupun terpaksa dan hanya kepada Allah-lah mereka dikembalikan.”
قكمل اَخمننِاَ بباَنلب خوخماَ كأنبزخل خعلخميِخنِاَ خوخماَ كأنبزخل خعلخاىَ إبمبخرابهيِخم خوإبمسخماَبعيِخل
ب خواملخمسخباَبط خوخماَ كأوتبخيِ كموخساىَ خوبعيِخساىَ خوالنِنببميِوخن بمن ق خویخمعكقو خ خوإبمسخحاَ خ
ق بخميِخن أخخحۃد یممنِهكمم خونخمحكن لخهك كممسلبكموخن نربیبهمم خل نكفخیر ك
Artinya : Katakanlah: "Kami beriman kepada Allah dan kepada apa yang diturunkan kepada
kami dan yang diturunkan kepada Ibrahim, Isma'il, Ishaq, Ya'qub, dan anak-
anaknya, dan apa yang diberikan kepada Musa, 'Isa dan para nabi dari Rabb
mereka. Kami tidak membeda-bedakan seorangpun di antara mereka dan hanya
kepada-Nya-lah kami menyerahkan diri".
خوخمن یخمبتخبغ خغميِخر ا م بلمسخلَبم بدیۃنِاَ فخخلن یكمقبخخل بممنِهك خوهكخو بفيِ املبخخربۃ بمخن
املخخاَبسبریخن
Artinya : “Barangsiapa mencari agama selain dari agama Islam, maka sekali-kali tidaklah
akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang
yang rugi.”
Keimanan pada keesaan Allah yang dikenal dengan istilah tauhid dibagi menjadi dua,
yaitu tauhid teoritis dan tauhid praktis. Tauhid teoritis adalah tauhid yang membahas tentang
keesaan Zat, keesaan Sifat, dan keesaan Perbuatan Tuhan. Pembahasan keesaan Zat, Sifat,
dan Perbuatan Tuhan berkaitan dengan kepercayaan, pengetahuan, persepsi, dan pemikiran
atau konsep tentang Tuhan. Konsekuensi logis tauhid teoritis adalah pengakuan yang ikhlas
bahwa Allah adalah satu-satunya Wujud Mutlak, yang menjadi sumber semua wujud.
Adapun tauhid praktis yang disebut juga tauhid ibadah, berhubungan dengan amal
ibadah manusia. Tauhid praktis merupakan terapan dari tauhid teoritis. Kalimat Laa ilaaha
illallah (Tidak ada Tuhan selain Allah) lebih menekankan pengertian tauhid praktis (tauhid
ibadah). Tauhid ibadah adalah ketaatan hanya kepada Allah. Dengan kata lain, tidak ada yang
disembah selain Allah, atau yang berhak disembah hanyalah Allah semata dan menjadikan-
Nya tempat tumpuan hati dan tujuan segala gerak dan langkah.
Selama ini pemahaman tentang tauhid hanyalah dalam pengertian beriman kepada
Allah, Tuhan Yang Maha Esa. Mempercayai saja keesaan Zat, Sifat, dan Perbuatan Tuhan,
tanpa mengucapkan dengan lisan serta tanpa mengamalkan dengan perbuatan, tidak dapat
dikatakan seorang yang sudah bertauhid secara sempurna. Dalam pandangan Islam, yng
dimaksud dengan tauhid yang sempurna adalah tauhid yang tercermin dalam ibadah dan
dalam perbuatan praktis kehidupan manusia sehari-hari. Dengan kata lain, harus ada kesatuan
dan keharmonisan tauhid teoritis dan tauhid praktis dalam diri dan dalam kehidupan sehari-
hari secara murni dan konsekuen.
Dalam menegakkan tauhid, seseorang harus menyatukan iman dan amal, konsep, dan
pelaksanaan, fikiran, dan perbuatan, serta teks dan konteks. Dengan demikian bertauhid
adalah mengesakan Tuhan dalam pengertian yakin dan percaya kepada Allah melalui fikiran,
membenarkan dalam hati, mengucapkan dengan lisan, dan mengamalkan dengan perbuatan.
Oleh karena itu seseorang baru dinyatakan beriman dan bertakwa, apabila sudah
mengucapkan kalimat tauhid dalam syahadat asyhadu allaa ilaaha illa Alah, (Aku bersaksi
bahwa tidak ada Tuhan selain Allah), kemudian diikuti dengan mengamalkan semua perintah
Allah dan meninggalkan segala larangan-Nya.
A. Fungsi Iman:
Menimbulkan rasa aman, tidak khawatir.
Menimbulkan pengharapan, pendorong.
Memperoleh ketenangan jiwa
Memperkenankan panggilan fitrah manusia (mengenal dirinya dan Penciptanya)
Mengetahui kejadian alam semesta
Terbebas dari siksaan dan keragu-raguan
Perasaan terbuka dan lapang
Merasakan hidup bersahabat bersama nabi dan orang-orang baik.
B. Fungsi Takwa:
Pembersih penyakit batin
Bekal menghadapi kematian
Bentuk perjuangan atas aturan Allah
Menstabilkan batin
Menumbuhkan kepekaan sosial
Petunjuk hidayah
Artinya : “….(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan
mengingat Allah.Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi
tenteram.”
Seorang yang beriman tidak pernah ragu pada keyakinannya terhadap qadha’ dan
qadar. Dia mengetahui dan meyakini seyakin-yakinnya bahwa qadha’ dan qadar Allah telah
tertulis di dalam al-Kitab.
Qadha’ adalah apa yang dapat dijangkau oleh kemauan manusia. Allah telah
menciptakan manusia dengan dilengkapi nikmat berupa akal dan perasaan. Melalui akal dan
iradahnya, manusia dapat berbuat berbagai hal dalam batas iradah yang dianugerahkan Allah
kepadanya.
Di luar batas kemampuan iradah manusia, qadha’ dan qadar Allahlah yang berlaku.
Orang-orang yang selalu hidup dalam lingkungan keimanan, hatinya selalu tenang dan
pribadinya selalu terang dan mantap. Allah memberi ketenangan dalam jiwanya dan ia selalu
mendapat pertolongan dan kemenangan. Inilah nikmat yang dianugerahkan Allah kepada
hamba-Nya yang mukmin dan anugerah Allah berupa nur Ilahi ini diberikan kepada siapa
saja yang kehendaki-Nya.
Orang mukmin mengetahui bahwa mati adalah suatu kepastian. Oleh sebab itu ia
tidak takut menghadapi kematian, bahkan dia menunggu kematian. Hal ini diyakini
sepenuhnya selama hayat dikandung badan. Keberanian selalu mendampingi hati seorang
mukmin.
Seorang mukmin yang dalam hidupnya mengalami atau menghadapi masalah, baik
materi, kejiwaan, atau kemasyarakatan, mungkin masalah itu terasa berat untuk
ditanggulangi. Tetapi dekatnya dengan Allah dan rasa tawakkal atau penyerahan diri yang
bulat kepada Allah, serta iman kepada qadha’ dan qadar dapat meringankan pengaruh tekanan
yang berat. Dalam keadaan yang seperti ini, kalau seorang beriman ditimpa malapetaka, ia
akan bersabar dan memohon rahmat kepada yang memiliki segala rahmat. Dengan demikian
ketenangan kan meliputi hati mukmin. Dia yakin bahwa Allah akan mengabulkan doanya,
meneguhkan hatinya, serta memberikan kemenangan (QS. Al-Ra’du : 28 ; al-Fath : 4).
Kalau Allah telah menurunkan ketenangan dalam hati, maka hati tetap menjadi
mantap, segala krisis dapat dilalui, keseimbangan hormone tetap mantap, dan keserasian
kimiawi tubuh berjalan dengan wajar. Dalam keadaan demikian, segala penderitaan dan
tekanan jiwa akan berganti akan berganti dengan perasaan bahagia dan ketenangan.
صاَلبۃحاَ یمون خذخکۃر اخوو اكوناثی خو ہكخو كموؤبمرن فخلخنِكوحيِبيِخنِنہہ خحايِوۃۃ طخيِیبخۃۃ ً خو لخنِخوجبزیخنِنہك وم اخوجخرہك وم خمون خعبمخل خ
بباَ خوحخسبن خماَ خکاَنكووا یخوعخملكووخن
Artinya: “Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan
dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya
kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka
dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.”
ب املخعاَلخبميِخن
ي خوخمخماَبتيِ بنلب خر ی قكمل إبنن خ
صلَبتيِ خونككسبكيِ خوخممحخيِاَ خ
Artinya : “Mereka itulah yang tetap mendapat petunjuk Tuhannya, dan merekalah orang-
orang yang beruntung.
h. Iman mencegah penyakit
Akhlak, tingkah laku, perbuatan fisik seorang mukmin, atau fungsi biologis tubuh
manusia mukmin, baik yang dipengaruhi oleh iman. Hal itu, karena semua gerak dan
perbuatan manusia mukmin, baik yang dipengaruhi oleh kemauan, seperti makan, minum,
berdiri, melihat, dan berpikir, maupun yang tidak dipengaruhi oleh kemauan, seperti gerak
jantung, proses pencernaan, dan pembuatan darah, tidak lebih dari serangkaian proses atau
reaksi kimia yang terjadi di dalam tubuh. Organ-organ tubuh yang melaksanakan proses bio-
kimia ini bekerja di bawah perintah hormone. Kerja bermacam-macam hormon diatur oleh
hormon yang diproduksi oleh kelenjar hipofise yang terletak di samping bawah otak.
Pengaruh dan keberhasilan kelenjar hipofise ditentukan oleh gen (pembawa sifat) yang
dibawa manusia semenjak ia masih berbentuk zygot dalam rahim ibu. Dalam hal ini iman
mampu mengatur hormon dan selanjutnya membentuk gerak, tingkah laku, dan akhlak
manusia.
Jika karena pengaruh tanggapan, baik indera maupun akal, terjadi perubahan fisiologis
tubuh (keseimbangan terganggu), seperti takut, marah, putus asa dan lemah, maka keadaan
ini dapat dinormalisir kembali oleh iman. Oleh karena itu orang-orang yang dikontrol oleh
iman tidak akan mudah terkena penyakit modern, seperti darah tinggi, diabetes, dan kanker.
Sebaliknya jika seseorang jauh dari prinsip-prinsip iman, tidak mengacuhkan asas moral
dan akhlak, merobek-robek nilai kemanusiaan dalam setiap perbuatannya, tidak pernah ingat
Allah, maka orang yang seperti ini hidupnya akan dikuasai oleh kepanikan dan ketakutan.
Hal itu akan menyebabkan tingginya produksi adrenalin dan persenyawaan lainnya.
Selanjutnya akan menimbulkan pengaruh yang negatif terhadap biologi tubuh serta lapisan
otak bagian atas. Hilangnya keseimbangan hormone dan kimiawi akan mengakibatkan
terganggunya kelancaran proses metabolisme zat dalam tubuh manusia. Pada waktu itu
timbullah gejala penyakit, rasa sedih, dan ketegangan psikologis, serta hidupnya selalu
dibayangi oleh kematian.
Iman dan takwa bukan hanya sekedar kepercayaan yang berada dalam hati, tetapi menjadi
kekuatan yang mendorong dan membentuk sikap dan perilaku hidup. Apabila suatu
masyarakat terdiri dari orang-orang yang beriman, maka akan terbentuk masyarakat yang
aman, tentram, damai, dan sejahtera.
BAB III
KESIMPULAN dan SARAN
3.1 Kesimpulan
Dari uraian pembahasan yang telah diutarakan, kiranya dapat diambil beberapa
kesimpulan sebagai berikut;
Pertama, peranan agama pada masa modern dirasakan masih sangat penting, bahkan
menunjukkan gejala peningkatan. Fenomena kebangkitan agama di antaranya dapat
diamati dari maraknya kegiatan-kegiatan keagamaan dan larisnya buku-buku agama.
Fenomena ini setidaknya dipengaruhi oleh beberapa hal seperti adanya kesadaran
providensi setiap individu, ketidakberhasilan modernisasi dan industrialisasi dalam
mewujudkan kehidupan yang lebih bermakna (meaningful). Di samping itu, kegagalan
organized religions dalam mewujudkan agama yang bercorak humanistik, juga disinyalir
turut mendorong praktik spiritualitas era modern.
Kedua, agama tetap akan memegang peranan penting di masa mendatang, terutama dalam
memberikan landasan moral bagi perkembangan sains dan teknologi. Dalam kaitan ini
perlu ditekankan pentingnya usaha mengharmoniskan ilmu pengetahuan dan teknologi
(Iptek) dengan agama (Imtaq). Iptek harus selalu dilandasi oleh nilai-nilai moral-agama
agara tidak bersifat destruktif terhadap nilai-nilai kemanusiaan (dehumanisasi).
Sedangkan ajaran agama harus didekatkan dengan konteks modernitas, sehingga dapat
bersifat kompatibel dengan segala waktu dan tempat.
Pada dasarnya dalam kehidupan modern, kita sebagai manusia tidak bisa terlepas dari
iman dan taqwa. Karena dengan kita beriman dan bertaqwa, kita dapat mencegah dan
menyelamatkan diri dari hal-hal yang menyesatkan atau dari segala sesuatu yang tidak
baik. Selain itu, kita juga dapat menentukan apakah modernisasi tersebut dianggap
sebagai suatu kemajuan atau tidak, dipandang bermanfaat atau tidak, diperlukan atau
sebaliknya perlu dihindari.
3.2 Saran
Semoga dengan penjabaran tadi mengenai implementasi iman dan taqwa sebagai
perwujudan umat Islam dalam kehidupan sehari-hari, ini menjadi suatu langkah awal kita
untuk menumbuhksn rasa cinta akan agama islam di dalam diri warga Indonesia, serta
mendorong tumbuhnya rasa keimanan dan ketaqwaan.
Daftar Pustaka
Azra, azyumardi dkk. 2002 . Pendidikan Agama Islam Pada Perguruan Tinggi Umum
. Jakarta: departemen agama RI
Mansoer, Hamdan dkk. 2004. Materi Intruksional Pendidikan Agama Islam Di
Perguruan Tinggi Umum . Jakarta : Departemen Agama RI