Anda di halaman 1dari 57

Nama : Aldila Syariz

NRP : 3511100003

Nama Satelit : IRS 1D

Sistem : Pasif

Sejarah : IRS 1D merupakan satelit lanjutan dari proyek yang digalang oleh
Pemerintah India. Sebelum IRS 1D, Pemerintah India telah lebih dulu
meluncurkan satelit IRS 1A, IRS 1B, dan IRS 1C. Satelit IRS 1D diluncurkan
pada tanggal 29 September 1997. Satelit ini digunakan untuk memantau
vegetasi di wilayah India dan sekitarnya

Orbit : Mengorbit di ketinggian 817 km dpl. Memiliki sistem orbit sun synchronous
dengan rotasi 24 hari (repeat cycle). IRS 1D memiliki periode orbit selama
102,9 menit.

Tujuan : Membantu pada bidang seperti misi untuk pembangunan berkelanjutan


(Integrated Mission dor Suitable Development), estimasi luas dan produksi
tanaman nasional (National Level Crop Acreage and Production Estimation),
inventarisasi lahan kritis, longsor, dan pemetaan hutan.

Manfaat : Membantu pada bidang seperti misi untuk pembangunan berkelanjutan


(Integrated Mission dor Suitable Development), estimasi luas dan produksi
tanaman nasional (National Level Crop Acreage and Production Estimation),
inventarisasi lahan kritis, longsor, dan pemetaan hutan.

Operator : India Remote Sensing

Lifetime : 12 tahun

Panjang Gelombang : Band 1 (0,52 - 0,59 micrometer), Band 2 (0,62 - 0,68 micrometer), Band 3
(0,77 - 0,86 micrometer), dan Band 4 (1,55 - 1,70 micrometer).

Wilayah Cakupan : Tersedia untuk ukuran 70 km x 70 km. Dan hanya


meliputi wilayah India dan sekitarnya

inklinasi : 98,6 derajat

waktu pemotretan : Setiap jam 10:03 AM crossing, repeat cycle

band yang : Band 1 (0,52 - 0,59 micrometer), Band 2 (0,62 - 0,68


digunakan micrometer), Band 3 (0,77 - 0,86 micrometer), dan Band
4 (1,55 - 1,70 micrometer). Visible Light dan Infrared

1
Nama : Sarkawi Jaya Harahap

NRP : 3511100004

Nama Satelit : Terra Modis

Sistem : Pasif

Sejarah : MODIS adalah salah satu instrument utama yang dibawa Earth Observing
System (EOS) Terra satellite, yang merupakan bagian dari program antariksa
Amerika Serikat, National Aeronautics and Space Administration (NASA).
Program ini merupakan program jangka panjang untuk mengamati, meneliti
dan menganalisa lahan, lautan, atmosfir bumi dan interaksi diantara faktor-
faktor. Diluncurkan pada tanggal 18 Desember December 1999 dan
disempurnakan pada tanggal 4 Mey2002

Orbit : Secara polar (arah utara-selatan) pada ketinggian 705 km dan melewati
garis khatulistiwa pada jam 10:30 waktu lokal.

Tujuan : Spectroradiometer mengukur radiasi tampak dan inframerah dan


memperoleh data yang digunakan untuk memperoleh produk mulai dari
vegetasi, tutupan permukaan tanah, dan laut klorofil fluoresensi ke awan
dan sifat aerosol, kejadian kebakaran , salju penutup di tanah, dan lapisan
es laut di lautan.Manfaat : Membantu pada bidang seperti misi untuk
pembangunan berkelanjutan (Integrated Mission dor Suitable
Development), estimasi luas dan produksi tanaman nasional (National Level
Crop Acreage and Production Estimation), inventarisasi lahan kritis, longsor,
dan pemetaan hutan.

Operator : Amerika Serikat, National Aeronautics and Space Administration (NASA)

Lifetime : 12 tahun

Panjang Gelombang : Pantulan gelombang elektromagnetik yang diterima sensor MODIS


sebanyak 36 bands (36 interval panjang gelombang), mulai dari 0,405
sampai 14,385 nanometer (1 nanometer = 1/1.000.000 meter)
Rate Scaning : 20,3 rpm, Cross Track
Cakupan lahan : Lebar cakupan lahan pada permukaan bumi setiap putarannya sekitar 2330
km
Teleskop : Lebar cakupan lahan pada permukaan bumi setiap putarannya sekitar 2330
km
Jumlah Band : 36
Masa waktu : 6 tahun
Kecepatan : 10,6 Mbps dengan resolusi radiometrik 12 bits. Artinya obyek dapat
dideteksi dan dibedakan sampai 212 (= 4.096) derajat keabuan (grey levels).

2
Resolusi Spasial : 10,6 Mbps dengan resolusi radiometrik 12 bits. Artinya obyek dapat
dideteksi dan dibedakan sampai 212 (= 4.096) derajat keabuan (grey levels).

3
Nama : Titik Wijayanti

NRP : 3511100005

Nama Satelit : ALOS

Sistem : Pasif

Sejarah : dibuat oleh negara jepang dan diluncurkan oleh Japan Aerospace
Exploration Agency pada 24 Januari 2006

Orbit : Orbit Sun-Synchronous, tinggi orbit 692 km diatas permukaan bumi

Tujuan : pemetaan elevasi secara digital, untuk observasi tutupan lahan yang akurat,
untuk observasi keadaan cuaca ( siang dan malam)

Manfaat : Pembuatan peta jalur evakuasi tsunami, pemantauan gunung api,


pembuatan aliran hidrologi,perubahan garis pantai, rencana tata ruang kota
dan wilayah, manajemen wilayah pesisir, pemetaan tutupan lahan

Operator :

Lifetime : 3,5 sampai 5 tahun

Panjang Gelombang : Band 1 ( 0,42 - 0,50 ) mikrometer, Band 2 ( 0,52 - 0,60 ), Band 3 ( 0,61 -
0,69 ), Band 4 ( 0,76 - 0,89 ) mikrometer

Wilayah Cakupan : Daerah cakupan satelit Alos yaitu 250 sampai 350
km,
inklinasi : 98,16 derajat
waktu pemotretan : 46 hari
band yang digunakan : 4 band ( 3 band pada saluran tampak, dan satu band
pada saluran inframerah dekat
atau near infrared).
Panjang gelombang Band 1 ( 0,42 – 0,50 ) mikrometer,
Band 2 ( 0,52 – 0,60 )
mikrometer, Band 3 ( 0,61 – 0,69 ) mikrometer, Band 4
( 0,76 – 0,89 ) mikrometer.

4
Nama : Nana Erfiana

NRP : 3511100006

Nama Satelit : World View

Sistem : Pasif

Sejarah : Roket Peluncur : Delta 7920,Tanggal : 8 Oktober 2009,Lokasi Peluncuran :


Vandenberg Air Force Base, California

Orbit : Tinggi : 770 kilometer Sun synchronous, jam 10:30 am descending node,
Periode orbit : 100 menit

Tujuan : - Menyajikan detail image yang cukup tinggi untuk pembuatan peta skala
besar.
- Memberikan kemampuan dalam mendeteksi perubahan-perubahan yang
kecil, pemetaan dan analisis citra secara multi spektral.
- Memiliki kemampuan dalam pengumpulan, penyimpanan dan pengiriman
data serta waktu kunjungan kembali (revisit time) sangat singkat,
sehingga update image secara keseluruhan bisa dilakukan lebih sering
dibandingkan dengan satelit-satelit lainnya.

Manfaat : 1. dapat digunakan untuk melakukan identifikasi dan analisis vegetasi, serta
support terhadap studi bathymetric yang didasarkan pada karakteristik
klorofil serta penetrasi terhadap air. 2. melakukan identifikasi terhadap
karakteristik “yellow-ness” dari sebuah target, dan penting untuk aplikasi
terhadap studi vegetasi 3. digunakan untuk analisis vegetasi serta studi
mengenai biomass. 4. Identifikasi dari kesehatan sebuah tanaman.

Operator : Digital Globe

Lifetime : 7.25 tahun, meliputi seluruh yang terpakai dan yang mengalami
penyusutan (mis. bahan bakar).

Panjang Gelombang : Pankromatik, multispektral: Coastal Band (400 – 450 nm), Yellow Band (585
– 625 nm), Red Edge Band (705 – 745 nm), Near Infrared 2 Band(900-
1050nm)

Wilayah Cakupan : 16.4


kilometer pada nadir, Maksimal area
terekam pada sekali lintas, 65.6 km x 110 km mono, 48 km x 110 km
stereo, perekaman suatu daerah sampai dengan 975 ribu km2
per hari-nya,
inklinasi : 98,2 derajat
waktu pemotretan : jam 10:30 am
descending node, Periode orbit : 100 menit
band yang digunakan : Pankromatik, 8 Multispektral: (4
standard colors: blue, green, red, near-IR 1, 4 new colors: coastal,

5
yellow,
red edge, near-IR 2)

6
Nama : I Gede Awantara

NRP : 3511100009

Nama Satelit : THEOS

Sistem : Pasif

Sejarah : Tetangga kita di ASEAN yaitu Thailand, mempunyai satelit untuk keperluan
observasi permukaan bumi yang bernama THEOS. Satelit THEOS dibuat dan
dikembangkan oleh Geo-Informatics and Space Technology Development
Agency (GISTDA). THEOS (Thai Earth Observation System) diluncurkan
menggunakan kendaraan peluncur bernama Dnepr di wilayah Yasny-Rusia,
pada tanggal 1 Oktober 2008.

Orbit : Sun Synchronous, Altitude: 822 km, Inclination: 98.7, Repeat Cycle: 26 days,
Mean Local Time: 10.00 a.m.,

Tujuan : Menyediakan data yang berupa citra yang memiliki akurasi yang tinggi
untuk kawasan Asia, khususnya Asia Tenggara.

Manfaat : Ground receiving station is the major source of satellite data, Disaster
management and R&D activities are being conducted, cooperating with
agencies world wide. Thailand can support Sentinel Asia as : satellite data
provider, WMS network, capacity building

Operator : Geo-Informatics and Space Technology Development Agency (GISTDA)

Lifetime : 5 years

Panjang Gelombang : Panchromatic : 0.45 - 0.90 µm, Multispectral : B0 (blue) 0.45 - 0.52 µm, B1
(green) 0.53 - 0.60 µm, B2 (red) 0.62 - 0.69 µm, B3 (near infrared) 0.77 -
0.90 µm

Wilayah Cakupan : Pada titik nadir, satelit THEOS merekam gambaran permukaan bumi dengan
lebar 22 km untuk sensor pankromatik dan 90 km untuk sensor
multispektral.
Waktu Pemotretan : Strip gambar dapat diperoleh secara terus menerus dengan panjang hingga
10 menit, yang setara dengan sekitar 4.000 km.
Inklinasi : 98.7 derajat

7
Nama : Finna Sudjianto

NRP : 3511100010

Nama Satelit : HIMAWARI

Sistem : Pasif

Sejarah : Sebagai tindak lanjut untuk seri MTSAT, Badan Meteorologi Jepang
berencana mengoperasikan satelit generasi berikutnya yang disebut
Himawari-8 dan Himawari-9 (himawari berarti "bunga matahari" dalam
bahasa Jepang). Berbeda dengan seri MTSAT saat ini, yang melakukan
fungsi baik meteorologi dan aeronautika, untuk memasukkan komunikasi
kontrol lalu lintas udara dan informasi posisi, Himawari-8 dan -9 akan
memiliki misi khusus meteorologi. Peluncuran Himawari-8 dijadwalkan
tahun 2014 pada kendaraan H-IIA dari tnsc (Tanegashima Space Center)
dari JAXA, Jepang. Peluncuran Himawari-9 dijadwalkan tahun 2016.

Orbit : orbit geostasioner, ketinggian ~ 35.800 km, bujur ~ 140º timur, meliputi
wilayah Asia Timur dan Pasifik Barat

Tujuan : meningkatkan akurasi prediksi cuaca numerik dan ditingkatkan pemantauan


lingkungan.

Manfaat : Meningkatkan NWP (Numerical Weather Prediction) dan pemantauan


lingkungan

Operator : JMA (Japanese Meteorological Agency)

Lifetime : 8 years ( termasuk In- Orbit -Test ) untuk AHI, 15 tahun untuk bus pesawat
ruang angkasa. ADCS (Attitude Determination and Control Subsystem)

Panjang Gelombang : band1 (455 nm), band2 (510 nm), band3 (645 nm), band4 (860 nm), band5
(1610 nm), band6 (2260 nm), band7 (3.85 µm), band8 (6.25 µm), band9
(6.95 µm), band10 (7.35 µm), band11 (8.60 µm), band12 (9.63 µm), band13
(10.45 µm), band14 (11.20 µm), band15 (12.35 µm), band16 (13.30 µm)

Pesawat ruang angkasa Himawari adalah 3 - axis yang distabilkan dengan Bias momentum. Ini fitur
bus MELCO DS -2000. Ukuran keseluruhan dari pesawat ruang angkasa yang
digunakan adalah: 5,2 m ( X - axis), 8,0 m ( Y - axis), 5,3 m ( Z - axis).

Massa peluncuran : ~ 3500 kg, massa kering adalah 1300 kg.

- Sensor Sikap : Kasar Sun Sensor, Star Tracker, IRU ( Inertial Reference Unit), giroskop

- Perangkat Aktuasi : RWA (Reaction Wheel Assembly)

• EPS (Electrical Power Subsystem)

8
Daya yang dihasilkan adalah 2,6 kW, tegangan bus adalah 100 V, penggunaan baterai Li - ion.

• MDHS ( Mission Data Handling Subsystem)

MDHS menghubungkan denganinstrumen AHI menggunakan SpaceWire I / F dan memproses


data dari instrumen ke telemetri, berdasarkan CCSDS rekomendasi. Data yang diolah, dikirim ke
sistem transmisi Ka -band. MDHS juga menghubungkan dengan sistem kontrol satelit dengan
SpaceWire dan mengirimkan perintah ke AHI.

• komunikasi RF

Ku-band untuk TT & C jasa. Tingkat uplink adalah 500 bit / s, kecepatan data downlink adalah
15,36 kbit / s dengan PCM-PSK/PM modulasi. - Ka-band untuk transmisi data payload. Data rate 66
Mbit / s untuk AHI dan 100 bit/s/300 bit / s untuk DCS. Modulasi QPSK, PCM - PSK, tidak ada enkripsi.
- UHF untuk DCS: Data rate adalah 100 bit/s/300 bit / s dengan modulasi PCM - PSK.

• perekaman satelit tiap 10 menit.

• inclination: ± 0.0239 degrees

9
Nama : Andi Rachman

NRP : 3511100012

Nama Satelit : Cartosat-2

Sistem : Pasif

Sejarah : Satelit ini pertama kali diluncurkan oleh Polar Satellite Launch Vehicle
(sistem peluncuran milik India) pada tanggal 10 Januari 2007. Satelit ini
dibuat, diluncurkan, dan dirawat oleh Indian Space Research Organisation.
Dengan berat 680 kg saat peluncuran, satelit ini dimaksudkan untuk
kepentingan kartografi di India. Gambar pertama didapat pada tanggal 12
januari 2007, mencakup 240 km dari daerah Paonta Sahib (Region Shivalik)
sampai Delhi. Gambar pertama ini dilaporkan memiki kualitas yang baik.

Orbit : Menggunakan sistem refrensi geosentris. Sumbu panjang dan pendek sama,
sebesar 630 km. Inklinasi sebesar 97.91 derajat. Periode ~90 menit dan
waktu tempuh ke lokasi yang sama dalam 4 hari.

Tujuan : Data dari satelit Cartosat-2 digunakan untuk pemetaan secara detil dan
aplikasi kartografi, seperti :
1. Membuat dan memperbarui peta topografi dengan skala 1 : 5000
2. Mengkaji dan mensurvei lokasi pengeboran
3. Membuat peta penggunaan lahan untuk pertanian
Manfaat : Data yang didapat dari satelit digunakan untuk kepentingan pemetaan,
seperti peta topografi dengan skala 1 : 5000, hasil pengkajian dan survei
lokasi pengeboran, peta penggunaan lahan untuk pertanian, dll..

Operator : Indian Space Research Organisation (ISRO)

Lifetime :

Panjang Gelombang : 0.5 μm - 0.85 μm

Wilayah Cakupan : 240 km X 50 km dalam satu kali pemotretan

inklinasi : Inklinasi sebesar 97.91 derajat.

waktu pemotretan : Untuk suatu daerah yang sama, membutuhkan waktu 4 hari

band yang digunakan : Hanya menggunakan 1 band, yaitu panchromatic

10
Nama : LAILATUL QHOMARIYAH

NRP : 3511100013

Nama Satelit : IKONOS

Sistem : Pasif

Sejarah : Satelit Ikonos adalah satelit resolusi sangat tinggi yang dioperasikan oleh
GeoEye. IKONOS berasal dari bahasa Yunani yang berarti "gambar".
Peluncuran IKONOS-1 pada tahun 1999 gagal mencapai orbit. Lalu, IKONOS-
2 yang semula direncanakan untuk diluncurkan pada 2000,
berhasildiluncurkan pada 24 September 1999.

Orbit : 98.1 derajat, sun synchronous , Kecepatan pada Orbit : 7.5 km/detik ,
Kecepatan diatas bumi : 6.8 km/detik , Kecepatan mengelilingi Bumi : 14.7
kali tiap 24 jam , Ketinggian : 681 kilometer , Masa Operasi : 7 tahun lebih ,
Waktu Melintas Ekuator : Nominal 10:30 AM waktu matahari , Waktu Lintas
Ulang : Sekitar 3 hari pada 40 ° garis lintang

Tujuan : Aplikasinya untuk pemetaan sumberdaya alam daerah pedalaman dan


perkotaan,analisis bencana alam, kehutanan, pertanian, pertambangan,
teknik konstruksi,pemetaan perpajakan, dan deteksi perubahan.

Manfaat : Data IKONOS dapat digunakan untuk pemetaan topografi dari skala kecil
hingga menengah, tidak hanya menghasilkan peta baru, tetapi juga
memperbaharui peta topografi yang sudah ada.

Operator : GEO EYE

Lifetime : 7 tahun lebih

Panjang Gelombang : 0.45-052 (1), 0.52-0.60 (2), 0.63-0.69 (3), 0.76-0.90(4), 0.45-0.90 (PAN)

INFORMASI PELUNCURAN :

Organisasi : GeoEye, Tanggal Peluncuran : 24 September 1999

Peluncuran Kendaraan : LM900 , Peluncuran Situs/Lokasi : Vandenberg Air Force Base, California,
USA

ORBIT :

Orbit : 98.1 derajat, sun synchronous ,Kecepatan pada Orbit : 7.5


km/detik ,Kecepatan diatas bumi : 6.8 km/detik , Kecepatan mengelilingi
Bumi : 14.7 kali tiap 24 jam , Ketinggian : 681 kilometer , Masa Operasi : 7
tahun lebih

11
RESOLUSI :

Resolusi pada Nadir : 0,82 meter (panchromatic) 3,2 meter (multispectral )

Resolusi 26° Off-Nadir : 1,0 meter (panchromatic) 4,0 meter (multispectral) , Cakupan Citra : 11,3
kilometer pada nadir 13,8 kilometer pada 26° off-nadir , Waktu Melintas
Ekuator : Nominal 10:30 AM waktu matahari ,

Waktu Lintas Ulang : Sekitar 3 hari pada 40 ° garis lintang

Saluran Citra : Panchromatic, blue, green, red, near IR ,Dynamic Range : 11-bitper pixel

Sensor : Optical Sensor Assembly (OSA),

Band-band Spektral (µm) : 0.45-052 (1), 0.52-0.60 (2), 0.63-0.69 (3), 0.76-0.90(4), 0.45-0.90 (PAN).
Band 1-3 dan band PAN adalah gelombang tampak., Ukuran Piksel
Lapangan (Resolusi spasial) : 1 m (PAN), 4 m (band 1 -4) multispektral.
,Spectral Range : 450-900 nm (Panchromatic), 450-520 nm (blue) 520-600
nm (green) 625-695 nm (red) 760-900 nm (near IR)

KOMUNIKASI :

Pelacak dan Kontrol : 8345.968-8346.032 MHz band (downlink) 2025-2110 MHz (uplink). ,
Pembawa Data Downlink : 8025-8345 MHz

12
Nama : YOSEF KLAUSIYANTO MUKTI

NRP : 3511100015

Nama Satelit : Topex/Poseidon

Sistem : Pasif

Sejarah : Satelit Topex / Poseidon diluncurkan pada tanggal 10 Agustus 1992 dengan
tujuan "mengamati dan memahami sirkulasi laut". Sebuah proyek bersama
antara NASA, badan antariksa AS, dan CNES, lembaga ruang angkasa
Perancis, ia membawa dua altimeter radar dan sistem penentuan orbit
yang tepat, termasuk sistem Doris.

Orbit : semi mayor axis 7714.4278 km, Eksentrisitas : 0.000095, inklinasi : 66.039°,
kecepatan orbit : 7.2 km per detik

Tujuan : untuk mempelajari sirkulasi laut dalam skala besar termasuk interaksinya
dengan atmosfe

Manfaat : memberikan informasi data numerik tentang kondisi atmosfir dan terutama
tinggi permukaan lautan

Operator : Nasa dan Cnes(Amerika dan Perancis)

Lifetime : 13 tahun

Wilayah Cakupan : 98.25º

inklinasi :

waktu pemotretan : 0.52-0.62 µm (green), 0.63-0.69 µm (red), and 0.76-0.9 µm (NIR).

band yang digunakan : 98.25º

Panjang Gelombang : 13.6 ~4 cm dan 5.3 GHz ~4cm (Khu dan C band)

13
Nama : PUTRI ADITA SETYAWATI

NRP : 3511100017

Nama Satelit : ERS ( European Remote Sensing)

Sistem : Seperti pada satelit Altimetri, jenis citra ini menggunakan sensor antena
radar dengan panjang gelombang yaitu 5,7 cm ( pada frekuensi 5,3 GHz),
band C

Sejarah : ERS pertama kali diluncurkan pada 17 Juli 1991 pada orbit Sun-Sinkron di
ketinggian 782-785 km. ERS1 gagal pada 10 Maret 2000. Sedangkan, ERS2
diluncurkan pada tanggal 21 April 1995 pada Ariane 4 dari Esa Guyana
Center yang berada di dekat Kuorou sekitar Perancis .

Orbit : - Type : near – circle


- Ketinggian : 782-785 km
- Kemiringan 98.52 deg
- Periode : 100 menit
- Orbit per hari : 14.3
- Perulangan siklus : 3 hari, 35 hari, dan 176 hari.

Tujuan : Sebagai sistem penginderaan jauh yang memperkenalkan data citra Radar
SAR yang telah memberikan berbagai perkembangan metode observasi
rupa bumi.

Manfaat : Untuk memperoleh observasi lingkungan secara berulang tanpa


terpengaruh liputan awan dan kondisi penyinaran matahari serta bagi
pemantauan proses dinamila wilayah pantai, polusi pantai, deteksi, dan
pengolahan perubahan tata guna tanah.

Operator : Eropa

Lifetime : - ERS1 : 17 Juli 1991 – 10 Maret 2000

- ERS2 : 21 April 1995 – 5 September 2011

Panjang Gelombang : *panjang gelombang yaitu 5,7 cm ( pada frekuensi 5,3 GHz), band C ,
0.0566m, dan instrumen (Microwave aktif ( SAR dan scatterometer),
Altimeter radar, Range rate equipment, Laser Retro reflectors)

- Type : near – circle

- Ketinggian : 782-785 km

-Kemiringan : 98.52 deg

-Periode : 100 menit

14
-Orbit per hari : 14.3

- Perulangan siklus : 3 hari, 35 hari, dan 176 hari.

15
Nama : ZULFAHMI AFIFI

NRP : 3511100022

Nama Satelit : Meteosat

Sistem : Aktif dan pasif

Sejarah : Meteosat adalah sebuah satelit geostasioner yang digunakan dalam


program meteorology dunia. Program ini terdiri dari tujuh satelit. Satelit
meteosat pertama telah menempati orbit pada 1977. Satelit meteosat
dimiliki oleh The European Organization Eumetsat. Meteosat-5
dioperasikan dengan Meteosat-6 sebagai back-up, dan sekarang Meteosat
yang digunakan adalah Meteosat-2 yang dioperasikan tahun 2010-2015

Orbit : orbit geostasioner 36.000 km , Bujur (Longitude) 0 derajat

Tujuan : untuk memberikan pengamatan meteorology dunia secara terus menerus

Manfaat : memberikan pengamatan meteorologi terus menerus dan dapat diandalkan


dari ruang untuk sebuah komunitas pengguna yang besar.Selain
penyediaan gambar bumi dan atmosfernya setiap setengah jam dalam tiga
saluran spektral (Terlihat, Infrared) dan Air uap. berbagai produk olahan
meteorologi diproduksi . Meteosat juga mendukung transmisi data dari
platform pengumpulan data di daerah terpencil, di laut dan di dalam
pesawat terbang, serta penyebaran informasi meteorologi dalam format
grafis dan teks.

Operator : EUMETSAT (Organisasi ropean Eu untuk Eksploitasi Met eorological ellites


Sat)

Lifetime :

Panjang Gelombang : Blue 440 – 510 nm Green 520 – 590 nm Red 630 – 685 nm Red Edge 690
– 730 nm Near-Infrared 760 – 850 nm

Wilayah Cakupan : Afrika dan Eropa

inklinasi : orbit di bujur 0 derajat

waktu pemotretan : Gambar yang dihasilkan setiap 30 menit

band yang digunakan : Band-band Spektral (µm) A. 0,5-0,9 mikron (pita cahaya tampak) B.
5,7-7,1 mikron (air inframerah pita absorpsi uap) C. 10,5-12,5 mikron
(jendela pita inframerah termal)

Nama : NICO WILIYANTO

16
NRP : 3511100023

Nama Satelit : I Resurs-DK No.1

Sistem : Pasif

Sejarah : Satelit Resurs-DK diluncurkan pada tanggal 15 Juni 2006. Satelit ini dibuat
oleh TsSKB Progress (Russian Space Company) di Samara, Russia. Resurs
merupakan bahasa Russia, yang artinya Sumber, sedangkan DK adalah
singkatan dari Dmtry Kozlov yang merupakan kepala desainer satelit
pertama dari kelas Yantar.

Orbit : Menggunakan sistem refrensi geosentris. Sumbu panjang 574 km, sumbu
pendek 570 km, dan eksentrisitas sebesar 0.0002846. Inklinasi sebesar
69.94 derajat. Periode 95.98 menit.

Tujuan : • Mensuplai data untuk keperluan managemen sumber dan aktifitas


ekonomi (sumber alam, pemetaan topografi dan tematik)
 Memantau sumber polusi dari atmosfir, air, dan tanah untuk membuat
suatu perencanaan
 Menyuplai berbagai consumer secara komersial
 Aktifitas penelitian (eksperimen PAMELA dan ARINA)

Manfaat : Menyediakan gambar multi-spektral dari permukaan bumi drngan kualitas


tinggi secara real-time untuk keperluan industri pertanian, kehutanan,
keamanan, lingkungan, dan solusi spasial, energi dan infrastruktur

Operator : NTs OMZ, Russian Research Center for Earth Operative Monitoring.

Lifetime : 3 Tahun

Panjang Gelombang :• 0.58-0.8 µm panchromatic


• 0.5-0.6 µm green
• 0.6-0.7 µm red
• 0.7-0.8 µm visible near IR (near infrared)

Wilayah Cakupan : 15 Km x 15 Km diatas nadir dan


kemampuan sapuan tanah: 523 km dipusat daerah lintasan
satelit (hingga ~30° off-nadir) Areas of interest
* Single Area: 15 km x 15 km
* Strip: 15 km x 100 km

inklinasi : Inklinasi sebesar 69.94 derajat.

waktu pemotretan : Untuk suatu daerah yang sama, membutuhkan waktu 2 hari

band yang digunakan : • 0.58-0.8 µm panchromatic


• 0.5-0.6 µm green
• 0.6-0.7 µm red
• 0.7-0.8 µm visible near IR (near infrared)

17
18
Nama : JAYENG RANGGA BHIRAWA

NRP : 3511100024

Nama Satelit : rapid eye

Sistem : aktif

Sejarah : RapidEye telah berhasil diluncurkan dari Dnepr-1 Rocket pada 29 Agustus
2008 di Kosmodrom Baikonur di Kazakhstan. RapidEye dibangun oleh
MacDonald Dettwiler, Ltd (MDA) akan menawarkan pengguna gambar
sumber data yang berisi kombinasi tak tertandingi dari cakupan besar
daerah, interval revisit sering, resolusi tinggi dan kemampuan multispectral.
Pendanaan dijamin untuk konstelasi satelit RapidEye dan segmen tanah
dengan bantuan Uni Eropa, Negara Bagian Brandenburg (Jerman), sebuah
konsorsium perbankan yang terdiri dari Commerzbank, EDC (Export
Development Canada) dan KfW Banking Group. Melalui kontrak dengan
CCC (Canadian Commercial Corporation), MacDonald Dettwiler (MDA)
dianugerahi kontrak sebagai kontraktor utama untuk membangun sistem
satelit RapidEye itu. RapidEye pindah bisnis mereka untuk Brandenburg an
der Havel, Jerman.

Orbit : 630 km in Sun-synchronous orbit

Tujuan : Satelit rapid eye ini sangat cocok untuk aplikasi pertanian, lingkungan,
kartografi dan manajemen bencana. Perusahaan ini tidak hanya
menawarkan citra mereka, tetapi juga berkonsultasi dengan pelanggan
mereka untuk menciptakan layanan dan solusi berdasarkan analisis citra ini.

Manfaat : menyediakan solusi manajemen berbasis informasi geospasial untuk


industri pertanian, kehutanan, keamanan, lingkungan, dan solusi spasial,
energi dan infrastruktur

Operator : Germany

Lifetime :

Panjang Gelombang : Blue 440 – 510 nm Green 520 – 590 nm Red 630 – 685 nm Red Edge 690
– 730 nm Near-Infrared 760 – 850 nm

19
Nama : DHANU PRIHANTORO TRIJAYANTO

NRP : 3511100025

Nama Satelit : EO-1 (Earth Observing-1)

Sistem : Pasif

Sejarah : EO-1 diluncurkan pada tanggal 21 November 2000. EO-1 adalah fasilitas
Earth Observing pertama dari New Millenium Program (NMP) milik NASA.
NMP membuat teknologi dan strategi baru untuk meningkatkan kualitas
pengamatan misi planet dan Bumi dari NASA untuk kedepannya, tetapi juga
mengurangi biaya dan waktu pembuatan.

Orbit : Sun-Synchronous Orbit, perigee : 690km, apogee : 700km, inklinasi : 98,21⁰,


periode: 98,7 menit

Tujuan : untuk menguji teknologi baru selama jangka waktu yang pendek dan
memastikan bahwa itu cocok untuk misi satelit jangka panjang, seperti
generasi berikutnya dari satelit Landsat. Tujuan dari misi ini juga bertujuan
untuk menurunkan biaya dan meningkatkan kinerja di ilmu pengetahuan
tentang bumi di masa depan

Manfaat : Kegunaan utama dari satelit EO-1 adalah untuk mengamati bumi dari orbit
tetapi dengan tujuan non-militer seperti pengawasan lingkungan,
meteorology, dan penelitian
Operator : NASA Goddard Space Flight Center
Lifetime : 6 tahun
Panjang Gelombang :

Resolusi spasial
Saluran Resolusi spektral
pada nadir

Advanced Lang Imager (ALI)

MS-1 0,433 – 0,453 µm 30 x 30 meter

MS-1 0,450 – 0,510 µm, 30 x 30 meter

MS-2 0,525 – 0.605 µm 30 x 30 meter

MS-3 0,630 – 0,690 µm 30 x 30 meter

MS-4 0,775 – 0,805 µm. 30 x 30 meter

MS-4’ 0,845 – 0,890 µm. 30 x 30 meter

MS-5’ 1,20 – 1,30 µm. 30 x 30 meter

20
MS-5 1,55 – 1,75 µm. 30 x 30 meter

MS-7 2,08 – 2,35 µm. 30 x 30 meter

Pankromatik 0,480 – 0,690 µm. 10 x 10 meter

Hyperion Hyperspectral Sensor


0,4 – 2,4 µm 30 x 30 m
220 saluran

LEISA Atmospheric Corrector


0,9 – 1,6 µm pada 250 x 250 m
(LAC) 256 saluran

Lebar sapuan ALI 37 km, Hyperion 7,5 km, LEISA 185 km

Revisit 16 hari sekali, sama dengan Landsat-7

inklinasi : 98.21 degrees

waktu pemotretan : 16 hari sekali, sama dengan Landsat-7

21
Nama : AFRINDA DARA KARTIKASARI

NRP : 3511100028

Nama Satelit : QUICKBIRD

Sistem : Pasif

Sejarah : Quickbird adalah resolusi tinggi komersial satelit observasi bumi, yang
dimiliki oleh DigitalGlobe dan diluncurkan pada tahun 2001 sebagai satelit
pertama dalam konstelasi tiga dijadwalkan berada di orbit pada tahun
2008. QuickBird uses Ball Aerospace's Global Imaging System 2000 (BGIS
2000)that collects the fourth highest resolution commercial imagery of
Earth after WorldView-1 , WorldView-2 and GeoEye-1 and boasts the
largest image size and the greatest on-board storage capacity of any
satellite. QuickBird menggunakan Ball Aerospace Global Imaging System
2000 (BGIS 2000) yang mengumpulkan komersial resolusi tertinggi citra
keempat Bumi setelah Worldview-1, Worldview-2 dan GeoEye-1 dan
menawarkan ukuran gambar terbesar dan penyimpanan on-board terbesar
kapasitas satelit apapun.

Orbit : Tinggi: 450 km, 98 derajat, sun-synchronous inclination. Putaran ke lokasi yg


sama : 2-3 hari tergantung posisi Lintang. Periode orbit : 93.4 minutes.
Perekaman Per Orbit: ~128 gigabits (sekitar 57 image area tunggal)

Tujuan : Tujuan diluncurkannya satelit quickbird adalah Citra satelit ini merupakan
sumber yang sangat baik dalam pemanfaatannya untuk studi lingkungan
dan analisis perubahan penggunaan lahan, pertanian, dan kehutanan.
Dalam bidang perindustrian, citra satelit ini dapat dimanfaatkan untuk
eksplorasi dan produksi minyak/gas, teknik konstruksi, dan studi
lingkungan. Dengan ketelitian Kesalahan untuk radius 23 meter, dan
kesalahan linear 17 meter (tanpa titik kontrol)

Manfaat : Bidang kehutanan = Resolusi yang tinggi memungkinkan pengusaha HPH


melakukan inventarisasi luas lahan, menghitung potensi kubik kayu,
menentukan jalur transportasi kayu, mengidentifikasi batas-batas kawasan,
mengevaluasi laju kerusakan areal, membuat site plan.

Bidang perencanaan wilayah dan perkotaan = Quickbird telah dimanfaatkan


untuk menyusun peta penggunaan lahan yang paling up to date. Kajian
yang dapat dilakukan menggunakan Quickbird diantaranya, perencanaan
tata ruang, identifikasi kawasan kumuh, pembuatan site plan, identifikasi
wajib pajak,inventarisasi pelanggan (telepon, air bersih, listrik, gas),
monitoring perubahan penggunaan lahan, identifikasi kawasan banjir, dll.

Operator : DigitalGlobe, Amerika Serikat

Lifetime :

22
Panjang Gelombang :

* Pankromatik
61 centimeter (2 ft) Ground Sample Distance (GSD) pada nadir Black & White: 445 s/d 900
nanometer

*Multispektral
2.4 meter (8 ft) GSD pada nadirBlue:

450 – 520 nanometerGreen:

520 – 600 nanometerRed:

630 – 690 nanometerNear-IR:

760 – 900 nanometer

Lebar Sapuan & Luas Area

* Lebar Sapuan : 16.5 kilometer di atas nadir dan kemampuan sapuan

tanah : 544 km di pusat daerah lintasan satelit (hingga ~30° off-nadir) Areas of interest

Wilayah Cakupan : 800 mil petak bumi (sekali pengoprasian)

inklinasi : 48.38°

waktu pemotretan :

band yang digunakan : - Visible, 0.58-0.68 µm (Awan dan permukaan kartografi-siang hari)
- Near Infrared (1), 0.75-1.00 µm (Awan dan permukaan kartografi-siang
hari)
- Near Infrared (2), 1.580-1.64 µm (Ice)
- Infra red (1), 3.550-3.93 µm (Awan dan suhu permukaan laut
pemetaan-malam hari)
- infra red (2), 10.30-11.30 µm (Awan dan suhu permukaan laut
pemetaan - malam hari)
- infra red (3), 11.50-12.0 µm (Permukaan laut)

23
Nama : ADITYA ALDEN PRIANGGA

NRP : 3511100030

Nama Satelit : Skysat

Sistem : Pasif

Sejarah : SkySat 1 adalah komersial satelit observasi Bumi oleh Skybox Imaging,
lisensi untuk mengumpulkan pankromatik resolusi tinggi dan gambar
multispektral bumi. Satelit akan beroperasi dalam miring, melingkar orbit
polar pada sekitar 450 km di atas bumi.

Orbit : circular orbit kira - kira 600 km di atas bumi.

Tujuan : mengumpulkan gambar pankromatik dan multispektral bumi resolusi tinggi

Manfaat : Komersil

Operator : Skybox Imaging

Lifetime : 6 tahun

Panjang Gelombang : Pan: 450-900 nm, Blue: 450-515 nm, Green: 515-595 nm, Red: 605-695 nm,
Near Infrared: 740-900 nm

Wilayah Cakupan : seluruh permukaan bumi

inklinasi : 85-100 derajat

waktu pemotretan : siang hari

band yang digunakan : Pan: 450-900 nm


Blue: 450-515 nm
Green: 515-595 nm
Red: 605-695 nm
Near Infrared: 740-900 nm

24
Nama : BELLY PROFILYANTI

NRP : 3511100030

Nama Satelit : GOES (Geostationary Operational Environmental Satellites )

Sistem : aktif

Sejarah : Space Administration ( NASA ) mengelola desain , pengembangan dan


peluncuran pesawat ruang angkasa. Satelit cuaca geostasioner pertama
(GOES - 1 ) diluncurkan pada tanggal 16 Oktober 1975 dan digunakan oleh
Dinas Cuaca Nasional (National Weather Service) untuk layanan cuaca
komersial, universitas , Departemen Pertahanan , dan komunitas riset
global. Selama 30 tahun terakhir , lembaga jasa lingkungan telah
menyatakan perlunya pengamatan terus menerus , dapat diandalkan , tepat
waktu , dan berkualitas tinggi dari bumi dan lingkungannya.

Orbit : Satelit GOES mengelilingi bumi dalam orbit geosynchronous di atas


khatulistiwa pada ketinggian 35.800 kilometer ( 22.300 mil ) di atas bumi.
Sehingga satelit ini mengamati bumi dari tempat yang sama sepanjang
waktu.

Tujuan : digunakan untuk peramalan cuaca, pendeteksi badai dan informasi


meteorologi. Selain itu juga digunakan untuk lebih memahami interaksi
tanah, atmosfer, laut, dan iklim

Manfaat : Data GOES, penting untuk pemantauan cuaca dan peramalan jangka
pendek, kemudian didistribusikan oleh Pelayanan Informasi, Data, dan
Satelit Lingkungan Nasional (NESDIS ) ke berbagai pusat-pusat operasional
dan penelitian. Data dari GOES juga digunakan untuk pelacakan badai dan
abu gunung berapi , serta memperoleh angin pergeseran awan dan suhu.

Operator : United States National Environmental Satellite, Data, and Information


Service (NESDIS)

Lifetime : GOES terbaru yang akan diluncurkan adalah GOES R dan GOES S yang akan
diluncurkan pada 2016 dan 2017. Masa hidup satelit tersebut diperkirakan
hingga 2025 dan 2028

Panjang Gelombang :

Channel 1 (VIS)

0.55 - 0.75 µm -- "Visible" Imagery

used for Cloud cover, ice and snow cover, pollution and haze detection (daytime only)

Channel 2 (IR2)

25
3.8 - 4.0 µm -- Short wave or Mid Infrared used for Cloud cover, sea surface temps, fog
detection at night

Channel 3 (WV)*

6.5-7.0µm -- Water Vapor used for Mid-to upper level moisture content and movement

Channel 3 (IR3)**

13.0-13.7 µm -- Split-Window Infrared

used for Cloud cover and height, cloud top pressure

Channel 4 (IR4)

10.2-11.2 µm -- Long wave or Thermal Infrared used for Cloud cover, land/sea temp patterns

Channel 5 (IR5)*

11.5-12.2 µm -- Split-Window Infrared used for Cloud cover, low level moisture Channel 5
(IR5)**

5.8 - 7.3 µm -- Water Vapor used for Mid-to upper level moisture content and movement

* GOES - 10 (West)

** GOES - 12 (East)
Wilayah Cakupan : Amerika (di bagian timur dan barat)

waktu pemotretan : 5-15 menit, citra yang diambil merupakan gambar real time

26
Nama : RACHMAT HARTONO

NRP : 3511100032

Nama Satelit : shizuku

Sistem : Pasif / Radiometrik

Sejarah : GCOM (Global Change Observation Mission) is a project for the global and
long-term observation of the Earth environment. GCOM is expected to play
an important role in monitoring global water circulation and climate
change. It will be a kind of health checkup of the Earth from space.

Orbit : Sun- synchronous sub-recurrent orbit ketinggian 699.6 km (on equator)

Tujuan : Melakukan pengamatan terhadap sirkulasi air di bumi dan iklim secara
kontinyu

Manfaat : Memberikan penyajian data berupa peta yang berkaitan dengan proses
sirkuliasi air di bumi yang bisa digunakan untuk melakukan monitoring
terhadap perubahan iklim yang terjadi akibat dari adanya kegiatan sirkulasi
air yang terjadi

Operator : JAXA

Lifetime : 5 tahun sejak 2012

Panjang Gelombang :

Wilayah Cakupan : Global

inklinasi : 98.2º

waktu pemotretan : Conical scan at a rotation speed of 40 rpm (1.5 s per scan)

27
band yang digunakan : Frekuensi pusat (GHz) Ground Resolution (km) Bandwith (MHz)
6.925 1.8º [35 x 62] 350
7.3 1.8º [34 x 58] 350
10.65 1.2º [24 x 42] 100
18.7 0.65º [14 x 22] 200
23.8 0.75º [15 x 26] 400
36.5 0.35º [7 x 12] 1000
89.0 A/B 0.15º [3 x 5] 3000

28
Nama : LINO GARDA DENARO

NRP : 3511100033

Nama Satelit : GeoMetereological Satellit

Sistem : Pasif

Sejarah : Satelit GMS pertama kali dibuat oleh negara Jepang untuk cuaca dan
observasi lingkungan dari GEO (Geostationary Earth Orbit). Ini di awasi
dalam kerjasama oleh JMA (Japan Meteorological Agency) sebagai
opertator satelit dan JAXA sebagai pemilik layanan peluncuran dan launch
(originally, NASDA was also the spacecraft operator). Di Jepang, program
GMS juga dikenal oleh Himawari(Sunflower). Program GMS merupakan
salah satu operasional ruang angkasa dalam orbit yang tetap dalam serinya.
Data metereologi disediakan untuk daerah Asia-Pasific termasuk Japan,
Australia, sebagian cina, korea dan Oceania (Burma, Indonesia, Laos,
Malaysia, Mongolia, New Zealand, the Philippines, Taiwan, Thailand, Tibet,
and Vietnam). Cakupan citra VISSR luas dan kasar dari kurang lebih 60o
dengan ketinggian dari 80o E ke 160o W dalam longitude. Selain itu data
satelit GMS merupakan link penting dan bagian integral dalam program
WWW, yang disponsori oleh Organisasi Meteorologi Dunia (WMO).

Orbit : Peluncuran: Semua seri GMS pesawat ruang angkasa, kecuali GMS-1, yang
diluncurkan dari tnsc (Tanegashima Space Center), tempat peluncuran
NASDA di Tanegashima Island, Jepang, yang terletak di 30,4 º N, 131,0 º E.
Orbit: GEO (Orbit geostasioner Earth) pada 140 º E bujur.

Tujuan : Misi penting dari satelit GMS adalah :

1. mengamati Cuaca oleh VISSR:


a) Gambar permukaan bumi, pendistribusian awan dan
pendistribusian penguapan air, dan observati fenomena cuama
seperti seperti typhoons, cyclones, fronts, dll
b) Parameter Metereological seperti as temperature dalam
permukaan bumi dan puncak awan, ketinggian awan, jumlah
awan, gerak awan, dll.
2. Kumpulan dari data metereological dari DCPs (Data Collection
Platforms) di pasang di kapal, pelampung, angkasa, dan tempat cuaca
yang berbeda.
3. Siaran langsung gambaran awan:
a) Penyebaran data gambar gambar digital (bentangan data VISSR)
dengan repeater satelit untuk MDUS
b) Penyebaran data proses gambar analog via satelit SDUS.
4. Pemantulan partikel surya.

Manfaat : Data IKONOS dapat digunakan untuk pemetaan topografi dari skala kecil
hingga menengah, tidak hanya menghasilkan peta baru, tetapi juga
memperbaharui peta topografi yang sudah ada.

29
Operator : Japan

Lifetime : 7 tahun lebih

Panjang Gelombang : 0.45-052 (1), 0.52-0.60 (2), 0.63-0.69 (3), 0.76-0.90(4), 0.45-0.90 (PAN)

Wilayah Cakupan : cakupan lahan : 20 º x 20 º

inklinasi : inklinasi sekitar 98,7 ° – 98,9 °

waktu pemotretan : scan daerah untuk menutupi bumi secara penuh dapat dicapai dalam
30 menit

band yang digunakan : Spectral bands: (4)

VIS 0.5 - 1.05 µm (4 sensors)

Infrared 1 (TIR1) 10.5 - 11.5 µm

Infrared 2 (TIR2) 11.5 - 12.5 µm

Infrared 3 (WV) 6.5 - 7.0 µm

30
Nama : BAYU ARISTIWIJAYA

NRP : 3511100036

Nama Satelit : Pleiades

Sistem : Dual System

Sejarah : Pleiades merupakan satelit penghasil citra satelit resolusi tinggi yang dibuat
oleh perusahaan ASTRIUM. Satelit Pleiades 1A diluncurkan pada tanggal 16
Desember 2011. Sedangkan pasangannya, yaitu satelit generasi kedua
bernama Pleiades 1B diluncurkan pada tanggal 2 Desember 2012.
Keduanya diluncurkan menggunakan roket asal Rusia – Soyuz STA di Guiana
Space Center (Kourou – French Guiana)

Orbit : Tinggi Orbit : 694 km ; Sistem Orbit : Sun-synchronous, phased, dan almost
circular orbit ;

Tujuan : Mendapatkan citra satelit beresolusi tinggi dalam waktu singkat, yang dapat
digunakan pada bebagai kebutuhan sipil, pemdidikan, komersial, serta
pertahanan (militer)

Manfaat : Perencanaan, Eksplorasi, Inventarisasi, Progress konstruksi dan Monitoring


aset

Operator : Badan Antariksa Perancis (CNES)

Lifetime : 5 Tahun

Panjang Gelombang : Band pankromatik (480-830 nm), Band Multispektral : Blue (430-550 nm),
Green (490-610 nm), Red (600-720 nm), Near Infrared (750-950 nm)

Wilayah Cakupan : cakupan lahan : 20 º x 20 º

inklinasi : inklinasi sekitar 98,7 ° – 98,9 °

waktu pemotretan : scan daerah untuk menutupi bumi secara penuh dapat dicapai dalam
30 menit

band yang digunakan : Spectral bands: (4)

VIS 0.5 - 1.05 µm (4 sensors)

Infrared 1 (TIR1) 10.5 - 11.5 µm

Infrared 2 (TIR2) 11.5 - 12.5 µm

Infrared 3 (WV) 6.5 - 7.0 µm

31
Nama : RIZQI WAHYU PRIAMBODO

NRP : 3511100037

Nama Satelit : MultiSpektral Scanning

Sistem : Pasif dan aktif(untuk generasi sensor Lansdat-3)

Sejarah : MSS ( Multi- Spectral Scanner ) , pada - LANDSAT 1 sampai 5 . Menjadi salah
satu sensor lama, akuisisi data rutin untuk MSS dihentikan pada akhir tahun
1992 . The MSS instrumen telah mengoperasi lima pesawat ruang angkasa
Landsat pertama . Meskipun dasar-dasar sensor spectroradiometric
scanning yang dibahas sebelumnya dalam Bagian ini , karena peran yang
penting dalam MSS misi ini yang diperpanjang selama 31 tahun beberapa
informasi ini diulang dan diperluas pada halaman ini . Sebuah model
sederhana dari sensor optik - mekanik ini muncul pada gambar berikutnya

Orbit :

Tujuan : program satelit penginderaan jauh untuk mengumpulkan fakta-fakta


tentang sumber daya alam planet kita . Pada tahun 1965 , NASA mulai
penyelidikan metodis penginderaan jauh Bumi menggunakan instrumen
dipasang pada pesawat . Pada tahun 1966 , USGS meyakinkan Menteri
Dalam Negeri , Stewart L. Udall , mengumumkan bahwa Departemen
Dalam Negeri ( DOI ) akan melanjutkan dengan program satelit pengamatan
otomatis bumi .

Manfaat :

Operator : NASA Amerika

Lifetime :

Panjang Gelombang :

32
Nama : TAUFAN HANANTO NUGROHO

NRP : 3511100038

Nama Satelit : TRMM

Sistem : Pasif

Sejarah : Satelit TRMM diluncurkan pada tanggal 27 November 1997 pada jam 6:27
pagi waktu Jepang dan dibawa oleh roket H-II di pusat stasiun peluncuran
roket milik JAXA (Japan Aerospace Exploration Agency) di Tanegashima-
Jepang. TRMM membawa 5 buah sensor yaitu PR, TMI, VIRS, CERES (Clouds
and the Earth’s Radiant Energy System), dan LIS (Lightning Imaging Sensor).
Akan tetapi yang sering digunakan untuk mengambil data hujan hanya dua
jenis sensor yaitu PR dan TMI. TRMM disponsori oleh NASA (National
Aeronautics and Space Administration) dari USA dan JAXA yang dulu
disebut NASDA (National Space Development Agency) dari Jepang dan
merupakan satelit pertama yang mengkhususkan diri untuk penelitian
tentang hujan. Program TRMM adalah untuk penelitian jangka panjang
yang didesain untuk studi tentang tanah, laut, udara, es, dan sistem total
kehidupan di bumi (Xie et al., 2007). TRMM mampu mengobservasi
struktur hujan, jumlah dan distriibusinya di daerah tropis dan sub tropis
serta berperan penting untuk mengetahui mekanisme perubahan iklim
global dan memonitoring variasi lingkungan.

Orbit : berorbit polar (non-sunsynchronous) dengan inklinasi sebesar 35 o


terhadap ekuator, berada pada ketinggian orbit 350 km (pada saat-saat
awal diluncurkan), dan diubah ketinggian orbitnya menjadi 403 km sejak 24
Agustus 2001 sampai sekarang. Pengoperasian satelit TRMM pada
ketinggian orbit 403 km ini dikenal dengan istilah TRMM boost.

Tujuan : Ada tiga tujuan ilmiah utama dari TRMM adalah pertama untuk memahami
energi global dan siklus air dengan menyediakan pengukuran kuantitatif
dari curah hujan di daerah tropis; kedua adalah untuk memahami variasi
ruang dan waktu dari curah hujan tropis dan bagaimana efek sirkulasi
global dan meningkatkan kemampuan untuk proses model ini; dan ketiga
adalah untuk mengevaluasi sistem Space-Based dari pengukuran curah
hujan.

Manfaat : untuk memahami energi global dan siklus air dengan menyediakan
pengukuran kuantitatif dari curah hujan di daerah tropis; kedua adalah
untuk memahami variasi ruang dan waktu dari curah hujan tropis dan
bagaimana efek sirkulasi global dan meningkatkan kemampuan untuk
proses model ini; dan ketiga adalah untuk mengevaluasi sistem Space-
Based dari pengukuran curah hujan.

Operator : NASA and JAXA

33
Lifetime :

Panjang Gelombang : Karakteristik umum sensor-sensor satelit TRMM dapat diungkapkan


sebagai berikut. Pertama, sensor VIRS (Visible Infrared Scanner) terdiri dari
5 kanal, masing-masing pada panjang gelombang 0,63; 1,6; 3,75, 10,8 dan
12 μm. Sensor VIRS ini terutama digunakan untuk pemantauan liputan
awan, jenis awan dan temperatur puncak awan, dan sensor VIRS TRMM ini
memiliki kemiripan dengan sensor AVHRR NOAA (Advance Very High
Resolution Radiometer, National Oceanic and Atmospheric
Administration). Resolusi spasial dari data yang dihasilkan oleh sensor VIRS
ini adalah 2,2 km. Ke-dua, sensor TMI (TRMM Microwave Imager)
merupakan suatu multichannel passive microwave radiometer yang
beroperasi pada 5 frekuensi yaitu 10,65; 19,35; 37,0; dan 85,5 GHz
polarisasi ganda dan pada 22,235 GHz polarisasi tunggal. Dari sensor TMI
ini dapat diekstraksi data-data untuk integrated column precipitation
content, air cair dalam awan (cloud liquid water), es awan (cloud ice),
intensitas hujan (rain intensity), tipe hujan (rain type) misalnya hujan
stratiform ataukah hujan konvektif. Sensor TMI ini memiliki kemiripan
dengan sensor SSM/I DMSP (Special Sensor Microwave / Imager, Defense
Meteorological Satellite Program). Sensor ke tiga adalah sensor PR
(Precipitation Radar). Sensor PR ini merupakan sensor radar untuk
pemantauan presipitasi yang pertama di antariksa. Sensor PR ini bekerja
pada frekuensi 13,8 GHz untuk mengukur distribusi presipitasi secara 3
dimensi, baik untuk presipitasi di atas daratan maupun di atas lautan; serta
untuk menentukan kedalaman lapisan presipitasi.

Wilayah Cakupan : 50 LU-50 LS dan 180 BT-180 BB

inklinasi : sebesar 35 o terhadap ekuator

waktu pemotretan : setiap 3 jam sekali sampai 1 bulan sekali

band yang digunakan : 0,63; 1,6; 3,75, 10,8 dan 12 μm.

34
Nama : FERDIAN RAKHMAN

NRP : 3511100040

Nama Satelit : Geoeye-1

Sistem :

Sejarah : GeoEye-1 dikeluarkan oleh GeoEye Inc yang sebelumnya juga mengeluarkan
satelit bernama IKONOS yang merupakan satelit sub-meter komersial
pertama di dunia. GeoEye-1 dilengkapi dengan teknologi-teknologi
tercanggih yang pernah digunakan dalam sistem satelit komersial yang
dibuat oleh perusahaan General Dynamics. Dalam pembuatannya, satelit
ini memakan biaya sebesar $502 juta yang ditanggung oleh Google dan
National Geospatial-Intelligence Agency (NGA) sebagai sponsor-sponsor
utamanya. Pada satelit ini, terdapat logo Google yang terletak pada bagian
samping roket Delta II yang meluncurkannya. Sensor kamera pada satelit ini
dibuat oleh ITT Corporation yang kemudian dikirimkan pada General
Dynamics untuk diintegrasikan ke dalam GeoEye-1 pada Januari 2007.
Gambar pertama yang dihasilkan oleh GeoEye-1 setelah proses kalibrasi
selesai adalah foto udara dari kampus Universitas Kutztown yang terletak di
pertengahan antara Reading dan Allentown, Pennsylvania dengan
ketinggian orbit 423 mil atau 681 km di atas East Coast, Amerika.

Orbit : Geoeye-1 mengorbit pada ketinggian 681 km di atas permukaan bumi dan
melaju dengan kecepatan 7.5 km per detik. Geoeye-1 mengorbit 15 kali per
hari dan membutuhkan waktu 98 menit untuk satu kali orbit.

Tujuan : Satelit ini mampu memetakan dengan resolusi gambar yang tinggi dan
memetakan dengan dkala yang besar dan merupakan satelit komersial
dengan pencitraan gambar tertinggi yang ada di orbit bumi saat ini.

Manfaat : memberikan informasi berupa data spasial dalam bentuk peta dengan
akurasi yang tinggi.

Operator : Geoeye Inc, Amerika Serikat.

Lifetime : Expectation > 10 years

Panjang Gelombang : Imaging Mode Panchromatic Multispectral

Spectral Range 450-900 nm 450-520 nm (blue)

520-600 nm (green)

625-695 nm (red)

760-900 nm (near IR)

Wilayah Cakupan : Dalam

35
satu hari, GeoEye-1dapat melakukan pencitraan terhadap wilayah
dengan ukuran
sampai 700.000 km2 atau sebesar kota Texas dalam
modepanchromatic. Sedangkan dalam mode multispectral, GeoEye-1
melakukan
pencitraan terhadap 350.000 km2 wilayah setiap harinya, setara dengan
warna
memotret di seluruh Negara Bagian New Mexico.

inklinasi : Up to 60 degrees

waktu pemotretan : satu hari

band yang digunakan :

36
Nama : FATHONI SASMITO UTOMO

NRP : 3511100042

Nama Satelit : SPOT

Sistem :

Sejarah : SPOT merupakan satelit milik Perancis bekerja sama dengan Belgia dan
Swedia mulai daengan SPOT 1 yang diorbitkan pada tahun 1993.

Orbit : Circular, altitude : 830 Km, inklinasi : 98.7 derajat, waktu revolusi : 101
menit

Tujuan : Meningkatkan pengetahuan dan pengelolaan kebumian melalui eksplorasi


sumber daya bumi ; Mendeteksi dan meramalkan fenomena-fenomena
klimatologi dan oseanografi ; mengawasi aktivitas manusia dan fenomena
alam.

Manfaat : Studi atau kajian mengenai eksplorasi sumber daya alam, klimatologi dan
oseanografi

Operator : Perancis

Lifetime : Masih aktif dengan direncanakan adanya SPOT 7 yang diorbitkan pada 2014

Panjang Gelombang :

band yang digunakan : SPOT 5 :


Pan : 0,50 – 0,59 µm
Green : 0,61 – 0,68 µm
Red : 0,79 – 0,89 µm
Sort-Wave IR : 1,58 – 1,75 µm

SPOT 6 :Blue ( 0.455 - 0.525 μm)


Green (0.530 - 0.590 µm)
Red (0.625 - 0.695 µm)
NIR (0.760 - 0.890 µm)

37
Nama : BRIAN BAGUS ARIANTO

NRP : 3511100043

Nama Satelit : Seasat

Sistem : Pasif

Sejarah : Sejak tahun 60-an telah diluncurkan satelit sumberdaya alam yang juga
mampu memantau laut, namun satelit pertama yang dirancang secara
khusus untuk mengamati laut diluncurkan tahun 1973 dikenal dengan
nama Sea Satellite (Seasat). SEASAT adalah satelit bumi pertama yang
dirancang untuk penginderaan jauh dari lautan bumi dan memiliki synthetic
aperture radar (SAR) di boardnya. SEASAT beroperasi selama 105 hari
sampai dengan 10 Oktober 1978, ketika sebuah sirkuit pendek besar dalam
sistem listrik satelit mengakhiri misi itu.

Orbit : Mempunyai orbit yang mendekati bulat, dengan ketinggian 805 kilometer
dan sudut inklinasi sebesar 108 derajat

Tujuan : Satelit ini dirancang untuk pemantauan oseanografi dan untuk membantu
menentukan operasional sistem satelit penginderaan jauh laut.

Manfaat : Untuk mengumpulkan data tentang angin permukaan laut, suhu permukaan
laut, ketinggian gelombang, gelombang dalam laut, air di atmosfer, fitur es
laut dan laut topografi.

Operator : NASA's Jet Propulsion Laboratory

Lifetime : Selama 105 hari, 27 Juni 1978 - 10 Oktober 1978

Panjang Gelombang : Radar Frekuensi : 1,275 GHz (L-band)

Panjang gelombang radar : 23,5 cm

Sistem Bandwidth : 19 MHz

Resolusi teoritis pada Permukaan : 25 m (azimut) x 25 m (kisaran)

Cepat rambat gelombang : 33,4 mikrodetik

Pulse repetition frequency (PRF) : 1463-1640 Hz

Puncak Penggunaan : 1.0 kW

Perekam data bit rate (di tanah) : 110 Mbits / s (5 bit / word)

Wilayah Cakupan :

inklinasi : inclination = 108º, apogee = 799 km, perigee =775 km, period = 101
minutes, repeat cycle of 17 days (subcycle of 3 days).

38
waktu pemotretan : 800 kbit/s

band yang digunakan : S-band, L-band, Ku-band

39
Nama : DEAN RUDITYO AJI

NRP : 3511100045

Nama Satelit : noaa

Sistem : aktif

Sejarah : Munculnya satelit ini untuk menggantikan generasi satelit sebelumnya,


seperti seri TIROS (Television and Infra Red Observation Sattelite, tahun
1960-1965) dan seri IOS (Infra Red Observation Sattelite, tahun 1970-1976).

Orbit : Konfigurasi satelit NOAA adalah pada ketinggian orbit 833-870 km, inklinasi
sekitar 98,7 ° – 98,9 °, mempunyai kemampuan mengindera suatu daerah 2
x dalam 24 jam (sehari semalam). polar

Tujuan : Amerika Serikat, diluncurkan oleh National Aeronautics and Space


Administration (NASA) dan dioperasikan oleh National Oceanic and
Atmospheric Administration (NOAA). Sekarang di atmosfer Indonesia
melintas setiap hari lima seri NOAA, yaitu NOAA-12, NOAA-14, NOAA-15,
NOAA-16 dan NOAA-17. Data AVHRR dari NOAA dapat diaplikasikan untuk
menganalisis parameter-parameter di bidang meteorologi, oseanografi,
maupun hidrologi.

Manfaat : Alat untuk memonitor citra dan menganalisa atmosfir bumi, dataran, awan,
beserta radiasi bumi, ozon atmosfir, penyebaran aerosol, suhu permukaan
laut, dan suhu bertikal beserta profil air troposfir dan stratosfir.
Menganalisis proton dan electron fluks di ketinggian orbit. Koleksi data dari
subjek tujuan. Search and Rescue Satellite-Aided Tracking (SARSAT) system

Operator :

Lifetime : 2th<

Panjang Gelombang : AVHRR (Advanced Very High Resolution Radiometer), TOVS. 0.58 - 12.50
(Tiros Operational Vertical Sonde), . HIRS (High Resolution Infrared
Sounder (bagian dari TOVS),

Wilayah Cakupan : seluruh permukaan bumi karena orbit polar

inklinasi : 98,7 ° – 98,9 °,

waktu pemotretan : mengindera suatu daerah 2 x dalam 24 jam (sehari semalam).

band yang digunakan : 1(0,58-0,68), 2(0,725-1), 3A(1,58-1,64), 3B(3,55-3,93), 4(10,30-11,30),


5(11,50-12,50)

Nama : KRISNA ALFIAN TRI ATMAJA

40
NRP : 3511100046

Nama Satelit : WORLDVIEW-1

Sistem : Pasif

Sejarah : WorldView-1, satelit pencitraan bumi DigitalGlobe itu, diluncurkan di


Vandenberg Air Force Base, California, Amerika Serikat, jam 11:35 Pacific
Daylight Time (PDT) pada 18 September 2007. menggunakan roket The
Delta II, lepas landas dalam cuaca yang baik. Data citra pankromatik
pertama tersedia sebelum 18 Oktober 2007.

Orbit : 17.6 Km x 14 Km or 246.4 Km 2 nadir waktu orbit 94.6 menit ketinggian


orbit 496 Km

Tujuan : membuat dan memperbaharuo peta topografi dan tematik hingga


skala1:2000 . membuat DEM hingga skala1-3 mete. mengkaji dan
memperkirakan situs pengeboran dan fasilitas infrastruktur transportasi.
Implementasi regulasi kehutanan dan pemantauan keadaan hutan dari
waktu ke waktu. mengkaji ketersediaan lahan, pembuatan peta
penggunaan lahan.

Manfaat : menyediakan peta topografi dan tematik hingga skala1:2000 . menyediakan


pembuatan DEM hingga skala1-3 mete. mempekirakan situs pengeboran
dan fasilitas infrastruktur transportasi.

Operator : DigitalGlobe, USA

Lifetime : 7 tahun lebih

Panjang Gelombang : 0.5 – 0.9 µm panchromatic

41
Nama : NURAHIDA LAILI

NRP : 3511100047

Nama Satelit : JERS - 1

Sistem : Aktif dan Pasif

Sejarah : Satelit JERS-1, Japanese Earth Resources Satellite, atau juga disebut Fuyo-1
adalah satelit buatan Jepang. Satelit ini dikembangkan oleh National Space
Development Agency (NASDA), disponsori oleh Ministry of International
Trade and Industry (MITI), dan dibuat di Pabrik Mitsubishi Electric Co. -
JERS-1 diluncurkan pada tanggal 11 Februari 1992 dan mengakhiri misinya
pada tanggal 12 Oktober 1998. JERS-1 diluncurkan ke orbitnya pada
ketinggian 568 km dengan periode 44 hari melalui H-I Launch Vehicle dari
NASDA Tanegashima Space Center. Pada bulan Oktober 1998 JERS-1
mengalami malfungsi, kemungkinan besar terjadi kegagalan sistem kontrol
attitude yang mengakibatkan satelit ini akhirnya berhenti beroperasi.

Orbit : Sun-synchronous subrecurrent polar orbit ( 568 km)

Tujuan : - Observasi lahan untuk keperluan survey tanah nasional (pertanian,


kehutanan, perikanan, perlindungan lingkungan, perlindungan bencana,
dan pemantauan pesisir)

- Pemetaan hydrothermal, vegetation, dan kelembapan tanah.

Manfaat : Stereo image yang dihasilkan dapat digunakan untuk keperluan


geomorfologi dan digital elevation model (DEM) construction. Membantu
survey pertanahan nasional

Operator : National Space Development Agency (NASDA) Jepang

Lifetime : 6.5 tahun

Panjang Gelombang : SAR : L-Band 235 mm. Optis VNIR dan SWIR

Wilayah Cakupan : 75 km

inklinasi : 97,7 °

waktu pemotretan : 96’

band yang digunakan : L band dan band 1~8

Resolusi Spatial : 18 m

Resolusi Spektral : 18 m

42
Nama : MUHAMAD NURYADHI USMAN

NRP : 3511100048

Nama Satelit : TERRA - MOPITT

Sistem :

Sejarah : MOPITT (Measurement of Pollution in the Trophosphere) adalah salah satu


instrumen yang terdapat pada pesawat luar angkasa milik NASA (USA) yang
bertujuan untuk pengukuran troposfer karbon monoksida (CO) pada skala
global. Pengukuran MOPITT memungkinkan para ilmuwan untuk
menganalisis distribusi, transportasi, dan sumber dari CO, gas jejak yang
dihasilkan oleh oksidasi metana, konsumsi bahan bakar fosil dan
pembakaran biomassa. MOPITT telah beroperasi sejak Maret 2000.

TERRA (EOS AM1) sendiri adalah sebuah pesawat luar angkasa milik
Amerika Serikat Yang dikelola oleh NASA, yang diluncurkan pada 18
Desember 1999 dengan tujuan untuk mempelajari tentang iklim bumi.
Satelit ini membawa lima instrumen berbeda dari tiga negara, yaitu
Amerika Serikat (CERES, MISR, MODIS), Jepang (ASTER), dan
Kanada(MOPITT).

Orbit : Tinggi orbit : 705 km, Sistem orbit : circular sun-synchronous, polar

Tujuan : 1. Mengetahui konsentrasi karbon monoksida dan metana di troposfer.

2. Mendapatkan profil karbon monoksida dengan resolusi 22 km horizontal


dan 3 km vertikal.

3. Mengukur kolom metana di troposfer dan memberikan pengetahuan


tentang kimia pada troposfer.

4. Menghasilkan peta global distribusi karbon monoksida dan metana.

Manfaat : MOPITT merupakan instrumen yang dirancang untuk meningkatkan


pengetahuan kita tentang atmosfer bagian bawah dan untuk mengamati
interaksinya dengan biosfer tanah dan laut. Fokus utama MOPITT adalah
pada distribusi, transportasi, dan sumber karbon monoksida di troposfer.
Karbon monoksida, yang dikeluarkan dari pabrik, mobil, dan kebakaran
hutan, menghambat kemampuan alami atmosfer untuk membersihkan diri
dari polutan berbahaya.

Operator : National Aeronautics and Space Administration (NASA) Amerika Serikat,


tetapi digunakan oleh negara Kanada dengan kerjasamanya dengan
Amerika Serikat dan NASA.

Lifetime :

Panjang Gelombang : Channel 1 : 4.7 micrometer, Channel 2 : 2.2-2.4 micrometer

43
Wilayah Cakupan : 640 km

inklinasi : 98.1991°

waktu pemotretan : 10.30 AM

band yang digunakan : infra merah

44
Nama : NADYA RIZKY DAHLIA

NRP : 3511100050

Nama Satelit : LAPAN-TUBSAT

Sistem : Pasif

Sejarah : LAPAN-TUBSAT merupakan satelit pengindraan jauh pertama yang dimiliki


oleh Indonesia. Satelit ini merupakan hasil kerjasama antara Lembaga
Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) dan Technische Universität
Berlin (TUB). Kesepakatan kerja sama pembuatan satelit ini sendiri
ditandatangani kedua belah pihak pada tahun 2003 yang merupakan
kelanjutan dari program pelatihan teknisi LAPAN dalam bidang
pengembangan wahana antariksa di TUB dan Deutsches Zentrum für Luft
und Raumfahrt (DLR).

Orbit : Satelit akan ditempatkan pada orbit lingkaran melalui kutub-kutub Bumi
pada ketinggian 630 km dan kemiringan terhadap ekuator sebesar 97,90.
Pada ketinggian ini satelit mengorbit Bumi sekali dalam 99 menit dan
pergeseran setiap orbit akibat rotasi Bumi diperkirakan sebesar 24,80. orbit
satelit sendiri merupakan orbit sun - synchronous. sementara satelit ini
membutuhkan waktu (resolusi temporal) selama 2 hari untuk kembali
merekam daerah yang sama di permukaan bumi.

Tujuan : untuk mengelola lingkungan atau memantau bencana alam. contoh nya
melakukan pemantauan langsung kebakaran hutan, gunung meletus, tanah
longsor, dan lain sebagainya.

Manfaat : studi atau kajian sumber daya alam khususnya pemantauan bencana alam

Operator : Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) dan Technise


Universitat Berlin (TUB).

Lifetime : sejak diluncurkan 2007, awalnya TUBSAT hanya diprediksi bertahan hidup
tak lebih dari dua tahun atau berakhir masa operasinya pada tahun
2009. Namun dalam kenyataannya melebihi dari prediksi tersebut. Kejadian
atau fenomena permukaan bumi seperti erupsi gunung Merapi di Jawa
Tengah dan Yogyakarta pada akhir tahun 2010 masih mampu terekam,
bahkan berdasar data yang dipublikasikan oleh LAPAN satelit ini masih
merekam kenampakan kawasan sekitar pelabuhan Merak, Banten pada
tanggal 27 November 2012 dengan sangat baik.

Panjang Gelombang : 0Gelombang yang digunakan S - Band Payload communication 2, 220 Ghz

Wilayah Cakupan : kamera resolusi tinggi luas cakupan : 3, 5 km dipermukaan bumi,


kamera resolusi rendah luas cakupan : 81 km. (pada ketinggian orbit
630 km)

45
inklinasi : kemiringan terhadap ekuator sebesar 97,90

waktu pemotretan : membutuhkan waktu (resolusi temporal) selama 2 hari untuk kembali
merekam daerah yang sama di permukaan bumi

band yang digunakan : Gelombang yang digunakan S - Band Payload communication 2, 220
Ghz UHF

46
Nama : ADIRETA D.W.

NRP : 3511100052

Nama Satelit : Explorer

Sistem : Pasif

Sejarah : Explorer adalah satelit pertama yang diluncurkan oleh Amerika Serikat
ketika itu dikirim ke luar angkasa pada tanggal 31 Januari 1958. Setelah
peluncuran dari Uni Soviet Sputnik 1 pada tanggal 4 Oktober 1957, Badan
Rudal Balistik Angkatan Darat AS diarahkan untuk meluncurkan satelit
menggunakan roket nya Jupiter C dikembangkan di bawah arahan Dr
Wernher von Braun . The Jet Propulsion Laboratory menerima tugas untuk
merancang , membangun dan mengoperasikan satelit buatan yang akan
berfungsi sebagai payload roket. JPL menyelesaikan pekerjaan ini dalam
waktu kurang dari tiga bulan.

Satelit Explorer 1 yang diluncurkan dengan menggunakan roket Juno


tersebut dilengkapi dengan berbagai macam instrumen seperti detektor
sinar kosmik, sensor suhu, mikrofon untuk mendengarkan suara meteorit
mikro menabrak satelit dan masih banyak lagi instrumen lainnya. Instrumen
ilmu pengetahuan utama pada Explorer 1 adalah detektor sinar kosmik
yang dirancang untuk mengukur lingkungan radiasi di orbit Bumi .

Orbit : Explorer 1 mengorbit dengan mengambil jalur sedekat 354 kilometer ( 220
mil ) ke Bumi dan sejauh 2.515 kilometer ( 1.563 mil) . Itu membuat satu
orbit setiap 114,8 menit , atau total 12,54 orbit per hari . Satelit itu sendiri
adalah 203 cm ( 80 inci ) panjang dan 15,9 cm ( 6,25 inci ) dengan
diameter . Explorer 1 membuat transmisi akhir pada tanggal 23 Mei 1958.
Ini memasuki atmosfer Bumi dan terbakar pada tanggal 31 Maret 1970,
setelah lebih dari 58.000 orbit . Satelit beratnya 14 kilogram ( £ 30,8 ).

Tujuan : Satelit Explorer 1 merupakan satelit pengamatan bumi yang berguna untuk
merekam frekuensi dan data sinar kosmik. Dan juga sebagai satelit
pengamatan cuaca dan studi meteorologi yang digunakan untuk prakiraan
cuaca jangka pendek.

Manfaat :

Operator : Army Ballistic Missile Agency

Lifetime : Satelit tersebut tetap berada di ketinggian selama lebih dari 10 tahun
sebelum akhirnya masuk ke atmosfer Bumi pada 31 Maret 1970.

Panjang Gelombang : Dengan perekaman ulang tiap setengah jam dengan menggunakan tiga
saluran yaitu spectrum tampak dan inframerah dekat (10,5-1,1 mm).
Resolusinya 4 km dengan spektrum tampak 7 km dan menggunakan
inframerah thermal (band 1,2,3,4,5,6, dan 7).

47
Wilayah Cakupan : Seluruh permukaan bumi

inklinasi : Inklinasi 33.24°

waktu pemotretan : Mengambil gambar dalam setiap 1,5 detik

band yang digunakan : Menggunakan inframerah thermal (band 1,2,3,4,5,6, dan 7)

48
Nama : MOH GEMA PERKASA DRAKEL

NRP : 3511100053

Nama Satelit : TIROS

Sistem : PAST/PASIF/TIDAK AKTIF

Sejarah : TIROS, Merupakan satelit cuaca pertama di dunia. Tiros merupakan satelit
pertama yang mampu untuk melakukan proses remot sensing pertama kali
pada bumi yang menghasilkan pandangan ain terhadap wujud rupa bumi
(prespective). Satelit ini juga sangat sukses dalam membuktikan pada
pengamatan waktu dan cuaca. Tiros sendiri fokus pada pengembangat
satelit sistem informasi satelit meteorologi. Perkiraan cuaca di anggap suatu
hasil yang paling menjanjikan dari pengamatan berbasis spasial atau
berbasis ruang.

Orbit : Televisi dan Infrared Observation Satellite (TIROS) membawa kamera 450
mil/724.2048 km orbit.

Tujuan : Tiros Memberikan ramalan cuaca pertama yang paling akurat berdasarkan
data yang di kumpulkan. Tiros mulai menganalisa terus menerus cuaca
bumi pada tahun 1962, dan digunakan oleh ahli seluruh dunia.

Manfaat : Tiros Memberikan ramalan cuaca pertama yang paling akurat berdasarkan
data yang di kumpulkan. Tiros mulai menganalisa terus menerus cuaca
bumi pada tahun 1962, dan digunakan oleh ahli seluruh dunia.

Operator : Amerika Serikat, National Aeronautics and Space Administration (NASA)

Lifetime :

TRIOS-1 Stats:

Launch Date: April 1, 1960

Operational Period: 78 days

Launch Vehicle: Standard Thor-Able

Launch Site: Cape Canaveral, FL

Type: Weather Satellite

TIROS-2 Stats:

Launch Date: November, 23, 1960

Operational Period: 376 days

49
Launch Vehicle: Three-stage Delta

Launch Site: Cape Canaveral,

FLType: Weather Satellite

TIROS-3 Stats:

Launch Date: July 12, 1961

Operational Period: 230 days

Launch Vehicle: Three-stage Delta

Launch Site: Cape Canaveral, FL

Type: Weather Satellite

TIROS-4 Stats:

Launch Date: February 8, 1962

Operational Period: 161 days

Launch Vehicle: Three-stage Delta

Launch Site: Cape Canaveral, FL

Type: Weather Satellite

TIROS-5 Stats:

Launch Date: June 19, 1962

Operational Period: 161 days

Launch Vehicle: Three-stage Delta

Launch Site: Cape Canaveral, FL

50
Type: Weather Satellite

TIROS-6

Launch Date: September 18, 1962

Operational Period: 389 days

Launch Vehicle: Three-stage Delta

Launch Site: Cape Canaveral, FL

Type: Weather Satellite

TIROS-7

Launch Date: June 19, 1963

Operational Period: 1809 days before being deactivated by NASA on June 3, 1968

Launch Vehicle: Three-Stage Delta

Launch Site: Cape Canaveral, FL

Type: Weather Satellite

TIROS-8 Stats:

Launch Date: December 23, 1963

Operational Period: 1287 days before being deactivated by NASA on July 1, 1967

Launch Vehicle: Three-Stage Delta

Launch Site: Cape Canaveral, FL

Type: Weather Satellite

51
TIROS-9 Stats:

Launch Date: January 22, 1965

Operational Period: 1238 days before being deactivated by NASA on June 12, 1968

Launch Vehicle: Three-stage Delta

Launch Site: Cape Canaveral, FL

Type: Weather Satellite

TIROS-10 Stats:

Launch Date: July 2, 1965

Operational Period: 730 days before being deactivated by NASA along with TIROS-8 on July 1, 1967

Launch Vehicle: Three-stage Delta

Launch Site: Cape Canaveral, FL

Type: Weather Satellite

Wilayah Cakupan : 800 mil petak bumi (sekali pengoprasian)

inklinasi : 48.38°

waktu pemotretan :

band yang digunakan : - Visible, 0.58-0.68 µm (Awan dan permukaan kartografi-siang hari)
- Near Infrared (1), 0.75-1.00 µm (Awan dan permukaan kartografi-siang
hari)
- Near Infrared (2), 1.580-1.64 µm (Ice)
- Infra red (1), 3.550-3.93 µm (Awan dan suhu permukaan laut
pemetaan-malam hari)
- infra red (2), 10.30-11.30 µm (Awan dan suhu permukaan laut
pemetaan - malam hari)
- infra red (3), 11.50-12.0 µm (Permukaan laut)

52
Nama : GYASTUTI WIJAYA MURTI

NRP : 3511100054

Nama Satelit : Luna (Luna1-Luna24)

Sistem : aktif

Sejarah : Serangkaian misi luar angkasa tak berawak ke Bulan. Tiap wahana terdiri
dari dua bagian, orbiter dan pendarat, dengan lima belas missi di antaranya
sukses, dan seringkali menjadi 'yang pertama' dalam penjelajahan
antariksa. Misi-misi tersebut juga melaksanakan banyak eksperimen,
mempelajari komposisi kimia, gravitasi, suhu, dan radiasi Bulan. Dua puluh
empat wahana antariksa secara resmi diberi nama Luna, meskipun jumlah
yang diluncurkan lebih banyak dari itu dan misi-misi yang gagal di orbit
rendah Bumi biasanya diberi nama Cosmos

Orbit : Ada yg mendarat di bulan dan ada yg mengorbit, yg mengorbit: Pengaruh


gravitasi bulan, berbentuk ellips, apogee 1,867 km dan perigee 310 km
inklinasi 21,9o, Periode 178,05 menit, eksentrisitas 0,14

Tujuan : mempelajari permukaan bulan, medan magnet bulan, pancaran sinar


gamma di bulan, komposisi kimia, gravitasi, suhu, dan radiasi Bulan

Manfaat :

Operator : Uni Sovyet

Lifetime : 1956-1976, kemudian berkembang jadi lunar sampe 2009 yang terakhir
diluncurkan

Panjang Gelombang : 19.997 Mhz - 39.986 Mhz,

Wilayah Cakupan : 15-20 meter

inklinasi : 21,9o

waktu pemotretan :

band yang digunakan : K

53
Nama : SENDY AYU YULYTA

NRP : 351110005

Nama Satelit : ASTER

Sistem : Pasif

Sejarah : ASTER (Advanced Spaceborne Thermal Emission and Reflection Radiometer)


adalah instrumen / sensor yang dipasang pada satelit Terra, yang
diluncurkan pada 18 Desember 1999 di Vandenberg Air Force Base,
California, USA. Citra ASTER merupakan bagian dari NASA's Earth Observing
System (EOS) bekerja sama dengan Jepang dalam memecahkan persoalan
yang menyangkut SDA dan lingkungan.

Orbit : - Orbit :705 km, sun synchronous

- Inklinasi Orbit :98.3 derajat dari ekuator

- Periode Orbit : 98.88 menit

- Waktu melintas equator : 10:30 AM

- waktu lintas ulang : 16 hari

Tujuan : Proyek ini didukung sepenuhnya oleh para ilmuwan Jepang dan Amerika
Serikat dari beragam keilmuan diantaranya: geologi, meteorologi,
pertanian, kehutanan, studi lingkungan, gunung berapi, dan lain – lain.

Manfaat : 1).Monitoring karakteristik spektral terhadap mineral dan batuan

2).Klasifikasi Jenis tanah

3). Pemetaantumbuhan di daerah kering dan basah

4).Monitoring suhu permukaan laut

5). Monitoring hutan bakau (mangrove)

6).Monitoring aktifitas gunung berapi

Operator :

Lifetime : mulai tahun 1999 sampai sekarang

Panjang Gelombang : - VNIR : 0,52-0,86 nanometer (sinar tampak)

- SWIR : 1,6 - 2,43 nanometer (near infrared)

- TIR : 8,125- 11,65 nanometer (thermal infrared)

Wilayah Cakupan : 60 kilometer

54
inklinasi : 98,3 derajat dari ekuator

waktu pemotretan : - Waktu Melintas Ekuator : 10:30 AM solar time


- Waktu Lintas Ulang : 16 hari

band yang digunakan :


VNIR(1,2,3N,3B),
SWIR (4,5,6,7,8,9),
TIR (10,11,12,13,14)

55
Nama : G. MASTHRY CANDHRA SEPARSA

NRP : 3511100056

Nama Satelit : RadarSat

Sistem : aktif

Sejarah : Satelit Radarsat dibuat dan dikembangkan pertama kali oleh Canadian
Space Agency (CSA) pada tahun 1994. (Soenarmo, 2009) kemudian seiring
dengan berkembang pesatnya ilmu mengenai radar, hingga saat ini telah
diluncurkan dua satelit Radarsat, yakni Radarsat 1 dan Radarsat 2. Berikut
akan dijelaskan secara lebih spesifikasi mengenai kedua satelit tersebut.
RADARSAT 1 pertama kali dioperasikan pada 4 November 1995 yang hingga
saat ini statusnya masih aktif beroperasi. Dilengkapi dengan instrumen
Synthethic Aperture Radar (SAR) yang sangat kuat, menjadikannya mampu
memperoleh gambar bumi pada waktu siang maupun malam hari, pada
segala jenis cuaca dan mampu melewati awan serta asap yang
menghalangi.

Orbit :

Tujuan : RADARSAT 1 di produksi oleh kanada dan di dunia operasional sistem satelit
radar untuk mampu mengirim data yang tepat waktu untuk cakupan data
yang luas

Manfaat : Penyajian datanya berguna untuk memberikan informasi pada media dan
para ilmuwan seperti dalam bidang pertanahan untuk manajemen
bencana, interferometry, agrikultur, kartografi, hidrologi, kehutanan, studi
tentang air yang membeku (es), dan monitoring daerah pantai.

Operator : Canadian Space Agency

Lifetime : masih aktif

Panjang Gelombang :

56
Nama : RIDHA RAHMAWAN

NRP : 3511100059

Nama Satelit : IFSAR / INSAR

Sistem : aktif

Sejarah : InSAR mulai digunakan sejak awal tahun 90an untuk mengukur deformasi
dari permukaan bumi. (Gabriel dan Goldstein, 1988).

Orbit : multiple orbit

Tujuan : untuk pemantauan perpindahan dari lereng , scarps rock, gunung berapi ,
tanah longsor , bangunan , infrastruktur dll

Manfaat : Untuk melihat Bencana Alam seperti gempa bumi, gunung meletus
pergerakan lempeng dan lain sebagainya.

Operator : INGGRIS

Lifetime : masih aktif

Panjang Gelombang : L-band (1-2 GHz, ~24 cm wavelength), C-band (5-6 GHz, ~6 cm wavelength)
and X-band (8-12 GHz, ~3 cm wavelength).

57

Anda mungkin juga menyukai