Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menurut World Health Organisation (WHO), lansia adalah
seseorang yang telah memasuki usia 60 tahun keatas. Lansia merupakan
kelompok umur pada manusia yang telah memasuki tahapan akhir dari
fase kehidupannya. Kelompok yang dikategorikan lansia ini akan terjadi
suatu proses yang disebut Aging Process atau proses penuaan. Menurut
World Health Organization (WHO), ada empat tahapan usia, yaitu: 1)
Usia pertengahan (middle age) usia 45-59 tahun. 2) Lanjut usia (elderly)
usia 60-74 tahun. 3) Lanjut usia tua (old) usia 75-90 tahun. 4) Usia sangat
tua (very old) usia > 90 tahun.
Manusia lanjut usia adalah orang yang usianya mengalami
perubahan biologi, fisik, kejiwaan, dan sosial. Perubahan ini akan
berpengaruh terhadap aspek kehidupannya termasuk kesehatannya. Oleh
karena itu kesehatan lanjut usia perlu mendapatkan perhatian khusus dan
tetap terpelihara serta ditingkatkan agar selama kemampuannya dapat ikut
serta berperan aktif dalam pembangunan (Depkes RI, 2006)
Depkes RI (2013) mengklasifikasikan lansia dalam kategori
berikut: 1) Pralansia, seseorang yang berusia anatra 45-59 tahun. 2)
Lansia, seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih. 3) Lansia resiko
tinggi, seseorang yang berusia 70 tahun atau lebih dengan masalah
kesehatan. 4) Lansia potensial, lansia yang masih mampu melakukan
pekerjaan dan atau kegiatan yang dapat menghasilkan barang/jasa. 5)
Lansia tidak potensial, lansia yang tidak berdaya mencari nafkah sehingga
hidupnya bergantung pada bantuan orang lain.
Menurut Departemen Kesehatan RI (2006) pengelompokkan lansia
menjadi: 1) Virilitas (prasenium) yaitu masa persiapan usia lanjut yang
menampakkan kematangan jiwa (usia 55-59 tahun). 2) Usia lanjut dini
(senescen) yaitu kelompok yang mulai memasuki masa usia lanjut dini
(usia 60-64 tahun). 3) Lansia berisiko tinggi untuk menderita berbagai
penyakit degeneratif (usia >65 tahun).
Di Indonesia, batasan mengenai lanjut usia adalah 60 tahun ke atas.
Lanjut usia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas,
baik pria maupun wanita (Kushariyadi, 2011).
Usia lanjut dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur
kehidupan manusia. Sedangkan menurut Pasal 1 ayat (2), (3), (4) UU No.
13 Tahun 1998 tentang kesehatan dikatakan bahwa usia lanjut adalah
seseorang yang telah mencapai dari 60 tahun (Maryam dkk, 2008).
Berdasarkan definisi secara umum, seseorang dikatakan lanjut usia
(lansia) apabila usianya 65 tahun ke atas. Lansia bukan suatu penyakit,
namun merupakan tahap lanjut dari suatu proses kehidupan yang ditandai
dengan penurunan kemampuan tubuh untuk beradaptasi dengan stres
lingkungan. Lansia adalah keadaan yang ditandai oleh kegagalan
seseorang untuk mempertahankan keseimbangan terhadap kondisi stres
fisiologis. Kegagalan ini berkaitan dengan penurunan daya kemampuan
untuk hidup serta peningkatan kepekaan secara individual. (Efendi, 2009).
Penetapan usia 65 tahun ke atas sebagai awal masa lanjut usia
(lansia) dimulai pada abad ke-19 di negara Jerman. Usia 65 tahun
merupakan batas minimal untuk kategori lansia. Namun, banyak lansia
yang masih menganggap dirinya berada pada masa usia pertengahan. Usia
kronologis biasanya tidak memiliki banyak ketertarikan dengan kenyataan
penuaan lansia. Setiap orang menua dengan cara yang berbeda-beda,
berdasarkan waktu dan riwayat hidupnya. Setiap lansia adalah unik, oleh
karena itu perawat harus memberikan pendekatan yang berbeda antara satu
lansia dengan lansia lainnya (Potter&Perry, 2009).
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan
persisten pada pembuluh darah arteri, dimana tekanan darah sistolik sama
dengan atau diatas 140 mmHg dan tekanan diastolik sama dengan atau
diatas 90 mmHg (LeMone, Burke, & Bauldoff, 2013; World Health
Organization [WHO], 2013)

Anda mungkin juga menyukai