TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Skabies
2.1.1. Definisi
Skabies adalah penyakit kulit yag disebabkan oleh infestasi dan sensitisasi
terhadap Sarcoptes Scabiei varietas hominis dan produknya (Djuanda, 2008). Skabies
di kenal di Indonesia sebagai penyakit kudis. Kulit terasa sangat gatal di malam hari
dan pada kulit di dapat vesiculae kecil-kecil berisi cairan bening. Kudis ini di
sebabkan oleh tungau Sarcoptes Scabiei yang memasuki kulit, memakan jaringan kulit
dan menaruh telur-telurnya di dalam kulit. Telur akan menetas dalam waktu 4-8 hari,
dan nymphanya menjadi dewasa dalam waktu dua minggu. Karena gatalnya penderita
Penyakit Skabies adalah penyakit kulit menular yang disebabkan oleh infestasi
dan sensitisasi terhadap Sarcoptes sabies varian hominis dan produknya. Penyakit ini
sering juga disebut dengan nama lain kudis, The itch, Seven year itch, Gudikan, Gatal
Skabies adalah penyakit kulit yag disebabkan oleh infestasi dan sensitisasi
terhadap tungau Sarcoptes Scabiei varietas horminis. Wabah skabies pernah terjadi
pada zaman penjajahan Jepang (1942-1945), kemudian menghilang dan timbul lagi
pada tahun 1965, hingga kini penyakit tersebut tidak kunjung reda dan insidensnya
sangat jelek. Reserfoir skabies adalah manusia, penularan terjadi secara langsung dari
orang ke orang ataupun lewat peralatan seperti pakaian. Hal ini dipermudah oleh
keadaan air bersih yang kurang jumlahya. Oleh karena itu skabies juga banyak didapat
2.1.2. Epidemiologi
keberadaan penyakit ini antara lain, sosial ekonomi rendah, hygiene yang buruk,
promiskuitas seksual, kepadatan penduduk dan kesalahan diagnosis dari dokter yang
populasi umum, dan cenderung tinggi pada anak-anak serta remaja. Dari suatu survei
yang dilakukan pada tahun 1983 diketahui bahwa di sepanjang sungai Ucayali, Peru,
ditemukan beberapa desa dimana semua anak-anak dari penduduk asli desa terebut
mengidap skabies. Behl (1985) menyatakan bahwa prevalensi skabies pada anak-anak
tertinggi terdapat pada kelompok umur 10-19 tahun (45%) sedangkan di Sao Paulo,
Brazil insiden tertinggi terdapat pada anak di bawah 9 tahun. Di India , Gulati
melaporkan prevalensi tertingi pada anak usia 5-14 tahun. Hal ini berbeda dengan
laporan Srivasvata yang menyatakan prevalensi tertinggi terdapat pada anak di bawah
5 tahun. Di negara maju, prevalensi skabies sama pada semua golongan umur
(Burkhart, 2009).
lingkungan dengan tingkat kepadatan penghuni yang tinggi dan kebersihan yang
kurang memadai. Pada tahun 1975 terjadi wabah skabies di perkampungan Indian di
kepulauan San Blas, Panama. Penduduk di daerah ini hidup dalam lingkungan yang
padat dengan jumlah penghuni tiap rumah 13 orang atau lebih. Pada survei pertama di
dapatkan prevalensi skabies sebesar 28% pada suatu kelompok dan pada kelompok
yang lain 42%. Dua tahun kemudian dilakukan survei pada pulau yang lebih besar
skabies. Pada tahun 1986 survei di desa Indian lainnya yang berpenduduk 756 orang
didapatkan bahwa prevalensi skabies pada bayi yang berumur kurang dari 11 tahun
adalah 84%.
Menurut Djuanda (2008), ada dugaan bahwa setiap siklus 30 tahun terjadi
epidemik skabies. Banyak faktor yang menunjang penyakit ini, antara lain: sosial
ekonomi yang rendah, hygiene yang buruk, hubungan seksual yang sifatnya
Indonesia pada tahun 1986 adalah 4.6%-12.95% dan skabies menduduki urutan ke tiga
dari duabelas penyakit kulit tersering. Di bagian kulit dan kelamin FKUI/RSCM pada
tahun 1988, dijumpai 704 kasus skabies yang merupakan 5.77% dari seluruh kasus
baru. Pada tahun 1989 dan 1990 prevalensi skabies adalah 6% dan 3.9%.
1. Kontak langsung (kontak kulit dengan kulit), misalnya berjabat tangan, tidur
2. Kontak tidak langsung (melalui benda), misalnya pakaian, handuk, sprei, bantal dan
lain-lain.
Penularannya biasanya oleh Sarcoptes Scabiei betina yang sudah dibuahi atau
kadang-kadang oleh bentuk larva. Dikenal pula Sarcoptes Scabiei var. animalis yang
langsung dari kulit penderita ke kulit orang lain. Walaupun demikian penularan dapat
terjadi secara tidak langsung, misalnya kutu itu menempel pada pakain penderita,
sprei, tempat tidur, handuk dan sebagainya. Dari barang-barang ini kutu berpindah
tempat ke orang lain. Kesempatan untuk berpindah tersebut besar sekali, sebab kutu
masih bias hidup pada barang-barang diatas selama kira-kira dua hari (Ronald, 2005).
Penularan penyakit dari orang ke orang merupakan bentuk yang sangat penting
Karena sifat penyakit ini lebih sering mewabah dan mudah menyebar dalam
masyarakat. Melihat sifatnya, maka penyakit yang menular dari orang ke orang
mempunyai tiga sifat utama yang perlu mendapatkan perhatian khusus meliputi waktu
2.1.4. Etiologi
var.horminis. Selain itu terdapat Sarcoptes Scabiei yang lain, misalnya pada kambing.
cembung dan bagian perutnya rata. Tungau ini translusen, berwarna putih kotor, dan
tidak bermata. Ukurannya, yang betina berkisar antara 330-450 mikron x 250-350
mikron, sedangkan yang jantan lebih kecil, yakni 200-240 mikron x 150-200 mikron.
dan dua pasang kaki kedua pada betina berakhir dengan rambut, sedangkan pada yang
jantan pasangan kaki ketiga berakhir dengan rambut dan keempat berakhir dengan alat
Siklus hidup tungau ini sebagai berikut: setelah kopulasi (perkawinan) yang
terjadi di atas kulit, yang jantan akan mati, kadang-kadang masih dapat hidup beberapa
hari dalam terowongan yang digali oleh betina. Tungau betina yang telah dibuahi
menggali terowongan dalam stratum korneum, dengan kecepatan 2-3 milimeter sehari
50. Bentuk betina yang dibuahi ini dapat hidup sebulan lamanya. Telur akan menetas,
biasanya dalam waktu 3-5 hari, dan menjadi larva yang mempunyai 3 pasang kaki.
Larva ini dapat tinggal dalam terowongan, tetapi dapat juga keluar. Setelah 2-3 hari
larva akan menjadi nimfa yang mempunyai 2 bentuk, jantan dan betina dengan 4
pasang kaki. Seluruh siklus hidupnya mulai dari bentuk telur sampai bentuk dewasa
2.1.5. Patogenesis
terowongan pada kulit sampai di perbatasan stratum korneum dan stratum granulosum
dengan kecepatan 0.5-5 mm perhari. Di dalam terowongan ini tungau betina akan
bertelur sebanyak 2-3 butir setiap hari. Seekor tungau betina dapat bertelur sebanyak
40-50 butir semasa siklus hidupnya yang berlangsung kurang lebih 30 hari. Telur akan
Setelah tiga hari larva kemudian menjadi nimfa dengan empat pasang kaki dan
selanjutnya menjadi tungau dewasa. Siklus hidup tungau mulai dari telur sampai
dengan dewasa memerlukan waktu selama 10-14 hari. Pada suhu kamar (21˚ C dengan
kelembaban relatif 40-80%) tungau masih dapat hidup di luar penjamu selama 24-36
gejala pruritus. Rasa gatal timbul satu bulan setelah infestasi primer serta adanya
infestasi kedua sebagai manifestasi respon imun terhadap tungau maupun sekret yang
tungau betina bersifat toksik atau antigenik. Diduga bahwa terdapat infiltrasi sel dan
deposit IgE di sekitar lesi kulit yang timbul. Pelepasan IgE akan memicu terjadinya
reaksi hipersensitivitas, meskipun hal ini masih belum jelas (Boediardja, 2004).
khususnya pada malam hari, di daerah lesi. Hal ini berperan pada timbulnya gejala
klinis dan perubahan histologis. Pada bayi dan anak sebagai kelompok yang paling
banyak mengalami skabies, selain faktor imunitas yang belum memadai faktor
penularan dari orangtua, terutama ibu, serta faktor anak yang sudah mulai beraktivitas
di luar rumah dan di sekolah juga ikut berperan terhadap timbulnya skabies
(Boediardja, 2004).
Kelainan kulit dapat disebabkan tidak hanya tungau skabies, tetapi juga oleh
penderita sendiri akibat garukan. Gatal yang terjadi disebabkan oleh sensitisasi
infestasi. Pada saat itu kelainan kulit menyerupai dermatitis dengan ditemukannya
papul, vesikel, urtika dan lain-lain. Dengan garukan dapat timbul erosi, ekskoriasi,
Gejala yang mudah dikenali adalah gatal-gatal, terutama pada malam hari,
yaitu pada saat kutu-kutu jantan berkeliaran kemana-mana, kemudian pada tempat-
Gejala klinis utama pada skabies adalah rasa gatal, terutama dirasakan pada
malam hari (pruritus nokturnal) atau bila cuaca panas serta berkeringat, oleh karena
meningkatnya aktivitas tungau saat suhu tubuh meningkat. Rasa gatal disertai gejala
lainnya, biasanya timbul 3-4 minggu setelah tersensitisasi oleh produk tungau dibawah
Lesi yang timbul di kulit pada umumnya simetris dan tempat predileksi utama
adalah sela jari tangan fleksor siku dan lutut, pergelangan tangan, areola mamae,
umbilikus, penis, aksila, abdomen bagian bawah dan bokong. Pada anak-anak usia
kurang dari dua tahun, lesi cenderung di seluruh tubuh, terutama kepala, leher, telapak
tangan dan kaki, sedangkan pada anak yang lebih besar predileksi lesi menyerupai
orang dewasa. Pada bayi, lesi dapat ditemukan di muka dan kulit kepala, terutama
yang minum air susu ibu (ASI) dari ibu yang menderita skabies (Boediardja, 2004).
gejala awal infestasi. Tetapi karena sangat gatal dan akibat garukan dapat timbul erosi,
pustule, ekskoriasi, krusta dan infeksi sekunder yang menyebabkan gambaran lesi
primer tersebut manjadi kabur dan tidak khas lagi. Juga dapat tampak vesikel di
sepanjang terowongan yang pada bagian ujungnya biasanya dapat ditemukan tungau
(Boediardja, 2004).
1. Pruritus nokturna, adalah gatal pada malam hari yang disebabkan karena aktivitas
tungau ini lebih tinggi pada suhu yang lebih lembab dan panas
biasanya seluruh anggota keluarga terkena infeksi. Begitu pula dalam sebuah
kampung yang padat penduduknya, sebagian besar tetangga yang berdekatan akan
putih atau keabu-abuan, berbentuk garis lurus atau berkelok, rata-rata panjang 1
cm, pada ujung terowongan itu ditemukan papula atau vesikel. Jika timbul infeksi
tipis, yaitu: sela-sela jari tngan, pergelngan tangan bagian volar, siku bagia luar,
lipatan ketiak bagian depan, areola mamae (wanita), umbilikus, bokong, genetalia
4. Menemukan tungau, merupakan hal yang paling diagnostik, dapat ditemukan satu
hari yang menyebabkan lesu dan tampak lelah akibat kurang tidur, distribusi lesi yang
khas, riwayat gatal/lesi yang sama pada angota keluarga lainnya, serta gejala cepat
1. Kerokan kulit
Minyak mineral diteteskan diatas papul atau terowongan baru yang masih utuh,
papul tersebut, lalu diletakkan di atas gelas objek, ditutup dengan gelas penutup,
dan periksa di bawah mikroskop. Hasi positif jika tampak tungau, telur, larva,
Jarum dimasukkan ke dalam terowongan pada bagian yang gelap, lalu digerakkan
secara tangensial. Tungau akan memegang ujung jarum dan dapat diangkat keluar.
lesi dengan skalpel yang dilakukan sejajar dengan permukaan kulit. Biopsi
Papul skabies dilapisi dengan tinta pena, kemudian segera dihapus dengan alkohol.
5. Kuretasi terowongan
Kuretasi superfisial sepanjang sumbu terowongan atau pada puncak papul, lalu
6. Tetrasiklin topikal
Larutkan tetrasiklin, lalu dioleskan pada terowongan yang dicurigai, setelah lima
tampak dengan penyinaran lampu sebagai garis lurus berwarna kuning kehijauan.
7. Apusan kulit
Kulit dibersihkan, kemudian dengan gerakan cepat solatip diletakkan diatas lesi
dan diangkat. Selotip lalu diletakkan di atas gelas objek kemudian diperiksa
dibawah mikroskop.
dermis. Hasil pemeriksaan dapat diketahui dalam beberapa menit. Cara ini khusus
1. Carilah mula-mula terowongan, kemudian pada ujung yang terlihat papul atau
vesikel dicongkel dengan jarum dan diletakkan di atas kaca obyek, lalu ditutup
2. Dengan cara menyikat dengan sikat dan ditampung di atas selembar kertas putih
3. Dengan membuat biopsi irisan, caranya: lesi di jepit dengan 2 jari kemudian dibuat
Skabies dapat mirip berbagai macam penyakit sehingga disebut The Great
keluhan pruritus, yaitu dermatosis atopik, dermatitis kontak, purigo, urtikaria popular,
Imitator karena dapat menyerupai banyak penyakit kulit dengan keluhan gatal.
Sebagai diagnosis banding ialah: prurigo, predikulosis korporis, dermatitis dan lain-
Skabies adalah penyakit kulit yang sering menyerupai penyakit kulit lainnya
sehingga disebut sebagai The great imitator. Terdapat beberapa bentuk-bentuk skabies
yang mana bentuk-bentuk tersebut mempunyai ciri-ciri yang berbeda antara lain :
(Sungkar, 2000)
Bentuk ini ditandai dengan lesi berupa papul dan terowongan yang sedikit
jumlahnya sehingga sangat sukar ditemukan. Dalam penelitian dari 1000 orang
2. Skabies in cognito
Bentuk ini timbul pada skabies yang diobati dengan kortikosteroid sehingga gejala
dan tanda klinis membaik, tetapi tungau tetap ada dan penularan masih bisa
terjadi. Skabies incognito sering juga menunjukkan gejala klinis yang tidak biasa,
3. Skabies nodular
Pada bentuk ini lesi berupa nodus coklat kemerahan yang gatal. Pada nodus
dan aksila. Nodus ini timbul sebagai reaksi hipersensetivitas terhadap tungau
Nodus mungkin dapat menetap selama beberapa bulan sampai satu tahun
Di Amerika, sumber utama skabies adalah anjing. Kelainan ini berbeda dengan
skabies manusia yaitu tidak terdapat terowongan, tidak menyerang sela jari dan
genitalia eksterna. Lesi biasanya terdapat pada daerah dimana orang sering
kontak/memeluk binatang kesayangan yaitu paha, perut, dada, dan lengan. Masa
inkubasi lebih pendek dan transmisi lebih mudah. Kelainan ini bersifat sementara
(4-8 minggu) dan dapat sembuh sendiri karena S. scabiei var. Binatang tidak dapat
5. Skabies norwegia
Skabies norwegia atau skabies krustosa ditandai oleh lesi yang luas dengan krusta,
kulit kepala yang berambut, telinga bokong, siku, lutut, telapak tangan dan kaki
yang dapat disertai distrofi kuku. Berbeda dengan scabies biasa, rasa gatal pada
penderita scabies Norwegia tidak menonjol tetapi bentuk ini sangat menular
Norwegia terjadi akibat defisiensi imunologik sehingga system imun tubuh gagal
imunologi, terutama pada tipe kusta lepromatosa. Selain itu terjadi gangguan
jari tangan dan kaki. Pada penderita kusta juga terjadi kontraktur pada jari-jari
Lesi skabies pada anak dapat mengenai seluruh tubuh, termasuk seluruh kepala,
leher, telapak tangan, telapak kaki, dan sering terjadi infeksi sekunder berupa
impetigo, ektima sehingga terowongan jarang ditemukan, sedangkan pada bayi lesi
Penderita penyakit kronis dan orang tua yang terpaksa harus tinggal di tempat
2.1.10. Pencegahan
Hal yang penting dalam upaya pencegahan adalah kebersihan diri. Kebiasan
mencuci tangan, kaki atau mandi yang teratur dua kali sehari merupakan upaya
kebijaksanaan mencegah penyakit kulit ini, dan perlu juga memperhatikan gizi
makanan. Repotnya tentu saja daerah-daerah yang rawan air, sehingga tidak
memungkinkan untuk mandi setiap hari. Kondisi semacam ini perlu dipikirkan dan
Idealnya, pakaian, sprei, handuk dan sebagainya dicuci dengan baik, yaitu
digodok supaya kutu-kutu itu benar-benar mati. Disamping itu, jangan berkontak
secara langsung dengan penderita dan jangan saling pinjam-meminjam pakaian atau
ada satupun penderita, ini akan menjadi sumber penularan kembali (Tabri, 2004).
sikap dan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dan membantu masyarakat
masalahnya sendiri dalam tatanan rumah tangga, agar dapat menerapkan cara-cara
2.1.11. Pengobatan
Menurut Djuanda (2008), syarat obat yang ideal adalah sebagai berikut:
3. Tidak berbau atau kotor serta tidak merusak atau mewarnai pakaian
1. Belerang Endap (sulfur presipitatum) dengan kadar 4-20% dalam bentuk salap atau
krim. Preparat ini karena tadak efektif terhadap stadium telur, maka penggunaannya
tidak boleh kurang dari 3 hari. Kekurangannya yang lain adalah berbau dan
malam selama tiga hari. Obat ini sulit diperoleh, sering menimbulkan iritasi dan
krim atau losion, termasuk obat pilihan karena efektif terhadap semua stadium,
mudah digunakan dan jarang menimbulkan iritasi. Obat ini tidak dianjurkan pada
anak dibawah 6 tahun dan wanita hamil, karena toksik terhadap susunan sarap
pusat. Pemberiannya cukup sekali, kecuali masih ada gejala diulangi seminggu
kemudian.
4. Kotamiton 10% dalam bentuk krim atau losion, juga merupakan obat pilihan,
mempunyai dua efek sebagai anti skabies dan anti gatal. Harus dijauhkan dari mata,
setelah 10 jam. Bila belum sembuh di ulangi setelah seminggu. Tidak dianjurkan
Menurut Boediardja (2004), ada beberapa macam obat anti skabies, yaitu:
Tersedia dalam bentuk krim atau lation 1%. Dioleskan dan dibiarkan pada kulit
selama 12-24 jam, lalu di cuci bersih. penggunaannya hanya satu kali dan dapat
diulang satu minggu kemudian, dengan maksimum pengobatan dua kali dengan
Tersedia dalam bentuk krim atau lation 5%. Dioleskan keseluruh tubuh dan
diamkan selama 8-12 jam, kemudian cuci bersih dan dapat diulangai satu minggu
kemudian. Tidak dianjurkan pada bayi dan ibu menyusui. Efek samping terasa perih
3. Krotamiton (crotonyl-N-ethyl-O-toluidine)
Tersedia dalam bentuk krim atau lation 10%. Dioleskan keseluruh tubuh selama
dua malam, kemudian dicuci bersih. tidak mempunyai efek sistemik, serta aman
4. Sulfur
Dioleskan pada badan dan seluruh ekstremitas selama tiga hari berturut-turut,
kemudian mandi dan cuci bersih. Dapat diulangi penggunaannya setelah satu
minggu.
5. Benzyl benzoate
Dioleskan dan dibiarkan pada kulit selama 24 jam, setiap 2-3 hari berturut-turut
6. Ivermektin
Diberikan secara oral dengan dosis tunggal 200 mg/kgBB, dianjurkan pada anak
usia lebih dari 5 tahun. Juga tersedia formulasi topikal yang epektif akan tetapi
sering memberikan efek samping berupa dermatitis kontak dan nekrolisis epidermal
toksik.
2.1.12. Komplikasi
terjadi infeksi sekunder pada lesi skabies. Bila infeksi disebabkan oleh S. pyogenes
maka dapat terjadi glomerolunefritis akut (GNA). Hal lain yang mungkin timbul
adalah penyakit menjadi kronik oleh karena salah diagnosis dan salah penanganan.
1. Umur
2. Jenis kelamin
Jenis kelamin adalah gender yang membedakan antara laki-laki dan perempuan,
3. Pendidikan
mereka melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku pendidikan. Yang diharapkan
dari pendidikan itu sendiri adalah setiap individu mampu untuk meningkatkan
4. Pekerjaan
Kebahagian tergantung pada kesesuaian besar luasnya cakupan bakat dan minat
dengan tugas yang diemban, artinya makin cocok bakat dan minatnya dengan jenis
pekerjaan yang diemban, makin tinggi pula tingkat kepuasan yang diperoleh
(Hurlock, 1998).
(Notoatmodjo, 2003).
Rumah adalah salah satu persyaratan pokok bagi kehidupan manusia. Rumah
atau tempat tinggal manusia, dari zaman ke zaman mengalami perkembangan, sampai
pada abad modren ini manusia sudah membangun rumah (tempat tinggalnya)
bertingkat dan dilengkapi dengan peralatan yang serba modern (Notoatmodjo, 2003).
Menurut WHO lingkungan rumah adalah suatu struktur fisik dimana orang
semua fasilitas dan pelayanan yang di perlukan, perlengkapan yang berguna untuk
kesehatan jasmani, rohani dan keadaan sosial yang baik untuk keluarga dan individu,
oleh karena itu sanitasi lingkungan rumah merupakan suatu hal yang sangat penting
Lingkungan rumah terdiri dari lingkungan fisik yaitu ventilasi, lantai, dinding, suhu,
yang ruangan terlalu sempit atau terlalu banyak penghuninya akan kekurangan
lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian dan sarana pembinaan keluarga
merupakan bagian dari lingkungan hidup baik kawasan perkotaan maupun perdesaan
yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian yang
diperlukan kawasan perumahan dalam berbagai bentuk dan ukuran dengan penataan
tanah dan ruang, prasarana dan sarana lingkungan yang memenuhi kesehatan
(Mukono, 2011).
pembuangan air kotor (air limbah), rumah hewan ternak (kandang) dan sebagainya
(Notoatmodjo, 2010).
geografi dan kondisi lokal. Selain itu lingkungan perumahan/ pemukiman di pengaruhi
rumah yang sangat jelek. Reserfoir skabies adalah manusia, penularan terjadi secara
langsung dari orang ke orang ataupun lewat peralatan seperti pakaian. Hal ini
dipermudah oleh keadaan air bersih yang kurang jumlahya. Oleh karena itu skabies
dengan keterbatasan kemampuan dan waktu maka penulis akan memfokuskan kepada
3 aspek sanitasi lingkungan rumah yaitu: kepadatan penghuni rumah, kelembaban, dan
ketersediaan air bersih (kuantitas dan kualitas air), yang diduga berpengaruh terhadap
kejadian skabies.
1. Kepadatan Penghuni
jumlah anggota keluarga dalam satu rumah tinggal. Persyaratan untuk kepadatan
hunian untuk seluruh perumahan biasa di nyatakan dalam m² per orang. Luas
minimum per orang sangat relatif, tergantug dari kwalitas bangunan dan fasilitas yang
tersedia. Untuk perumahan sederhana minimal 4 m² per orang. Untuk kamar tidur di
perlukan minimum 3 m² per orang. Kamar tidur sebaiknya tidak di huni≥ 2 orang
kecuali untuk sumi istri dan anak di bawah 2 tahun. Apabila ada anggota keluarga
keberadaan penyakit ini antara lain, sosial ekonomi rendah, hygiene yang buruk,
promiskuitas seksual, kepadatan penduduk dan kesalahan diagnosis dari dokter yang
puskesmas dan menempati urutan ke tiga dari dua belas penyakit kulit tersering di
Kelembaban terdiri dari dua jenis yaitu kelembaban absolut dan kelembaban nisbi.
Kelembaban absolut berat uap air per unit volume udara. Sedangkan kelembaban nisbi
air pada saat udara jenuh pada uap air pada temperatur tersebut (Suryanto, 2003).
Kelembaban berhubungan negatif (terbalik) dengan suhu udara. Semakin tinggi suhu
udara, maka kelembaban udaranya akan semakin rendah. Kelembaban yang standar
meningkatkan daya tahan hidup bakteri. Kelembaban dianggap baik jika memenuhi
40-70% dan buruk jika kurang dari 40% atau lebih dari 70% (Suryanto, 2003).
antara 40-60%. Bila kelembaban udara ruang kerja > 60% perlu menggunakan alat
dehumidifier dan bila kelembaban udara ruang kerja < 40% perlu menggunakan
Air merupakan molekul yang sagat esensial bagi kehidupan semua makhluk
hidup, termasuk manusia. Hampir semua organisme hidup hanya dapat bertahan dalam
periode waktu yang pendek tanpa air. Syarat kuantitas dan kualitas merupakan syarat
yang harus dipenuhi dalam pemenuhan kebutuhan air (Depkes RI, 2005).
ketahui bersama tidak satupun kehidupan di bumi ini dapat berlangsung tanpa air.
Oleh sebab itu air dikatakan sebagai benda mutlak yang harus ada dalam kehidupan
manusia. Tubuh manusia mengandung 60-70% air dari seluruh berat badan, air di
sangat berseda-beda tergantung pada tingkat sosial budaya, suhu atau iklim dan
merupakan satu kesatuan, jadi jika ada satu parameter saja yang tidak memenuhi
syarat, maka air tersebut tidak layak untuk dikonsumsi. Pemkaian air minum yang
tidak memenuhi baku kualitas air tersebut dapat menimbulkan berbagai gangguan dari
sehari-hari, air juga digunakan untuk produksi pangan yang meliputi perairan irigasi,
pertanian, mengairi tanaman, kolam ikan dan untuk minum ternak. Banyaknya
pemakaian air di Indonesia 100 liter/orang/hari dengan perincian 5 liter untuk air
minum, 5 liter untuk air masak, 15 liter untuk mencuci, 30 liter untuk mandi dan 45
karena tanpa air manusia tidak dapat hidup. Namun demikian air dapat menjadi
malapetaka, bilamana tidak tersedia dalam kondisi yang benar baik kuantitas maupun
sehingga kualitas air yang baik dan memenuhi persyaratan tertentu sulit diperoleh
(Raini, 2004).
Selain sebagai komponen lingkungan, air juga merupakan zat yang paling
penting dalam kehidupan setelah udara. Sekitar tiga per empat bagian dari tubuh kita
terdiri dari air dan tidak seorangpun dapat bertahan hidup lebih dari 4-5 hari tanpa
minum air. Selain itu, air juga dipergunakan untuk memasak, mencuci, mandi, dan
membersihkan kotoran yang ada di sekitar rumah. Air juga digunakan untuk keperluan
Air yang diperuntukkan bagi manusia harus berasal dari sumber yang bersih
dan aman, yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan. Dimana kualitas air adalah
kondisi kualitatif air yang diukur dan atau diuji berdasarkan syarat-syarat tertentu dan
1. Syarat fisik
a. Tidak berwarna
Air untuk rumah tangga harus jernih, air yang berwarna berarti mengandung
b. Tidak berbau
Bau air tergantung dari sumber airnya. Bau air dapat disebabkan oleh bahan-
bahan kimia, ganggang, plankton atau tumbuhan dan hewan air baik yang
c. Tidak berasa
atau asin menunjukkan bahwa kualitas air tersebut tidak baik. Rasa asin
disebabkan oleh garam-garam tertentu yang larut dalam air, sedangkan rasa
2007).
d. Suhu
Air yang baik harus memiliki suhu yang sama dengan suhu udara (20-29 ºC).
air yang secara mencolok mempunyai suhu diatas atau dibawah suhu udara
dalam air.
e. Kekeruhan
Air dikatakan keruh apabila air tersebut mengandung begitu banyak partikel
bahan padatan sehingga memberikan warna yang berlumpur dan kotor. Bahan-
bahan yang menyebabkan kekeruhan meliputi tanah liat, lumpur, dan bahan-
2. Syarat kimia
3. Kesadahan
Kesadahan adalah merupakan sifat air yang disebabkan oleh adanya ion-ion
(kation) logam valensi dua. Ion-ion semacam itu mampu bereaksi dengan sabun
membentuk kerak air. Kesadahan dalam air sebagian besar adalah berasal dari
kontaknya dengan tanah dan permukaan batuan. Pada umumnya air sadah berasal
dari daerah dimana lapis tanah atas (topsil) tebal, dan ada pembentukan batu kapur
(Sutrisno, 2006).
4. Syarat mikrobiologi
Air sebaiknya tidak mengandung bakteri pathogen dan tidak boleh mengandung
bakteri golongan coli yang mengganggu kesehatan. Standar yang dipakai adalah
total bakteri Coliform dengan batas tidak boleh lebih dari 1 coli/100 ml air
(Sutrisno, 2006).
5. Syarat radioaktif
Yaitu adanya batas tertinggi yang diperkenankan adanya aktivitas Alpha (Gross
Alpha Activity) tidak boleh lebih dari 0,1 Bq/L dan aktivitas Beta (Gross Beta
kimia yang berbahaya dan sampah atau limbah industri. Penyakit yang menyerang
manusia dapat ditularkan dan menyebar secara langsung maupun tidak langsung
melalui air. Penyakit yang ditularkan melalui air disebut sebagai waterbone disease
Mekanisme penularan penyakit sendiri terbagi menjadi empat, yaitu (Chandra, 2007):
1. Water borne disease, yaitu jika kuman pathogen yang terdapat dalam diminum
oleh manusia sehinggga terjadi penjangkitan penyakit pada orang yang meminum
2. Water based disease, yaitu penularan penyakit yang berkaitan erat dengan
penggunaan untuk membersihkan alat-alat misalnya alat dapur, alat makan dan
pembersihan alat lain. Penularan penyakit dengan cara water based ini antara kain
infeksi saluran pencernaan, infeksi kulit seperti skabies dan selaput lendir.
3. Water washed disease, yaitu penyakit yang ditularkan air pada orang lain melalui
berkembang biak dalam air, misalnya malaria, demam berdarah, yellow fever dan
trypamosomiasis.
dapat menyebar lewat air sangat banyak macamnya, antara lain virus, bakteri,
1. Pada kisaran suhu yang sesuai bagi kehidupan, yakni 0 ºC (32 ºf) – 100 ºC, air
berwujud cair.
2. Perubahan suhu air berlangsung lambat sehingga air memiliki sifat sebagai
3. Air memerlukan panas yang tinggi pada proses penguapan. Penguapan adalah
Perumahan yang baik terdiri dari kumpulan rumah yang di lengkapi dengan
berbagai fasilitas pendukungnya seperti sarana jalan, saluran air kotor, tempat sampah,
sumber air bersih, lampu jalan, lapangan tempat bermain anak-anak, sekolah, tempat
ibadah, balai pertemuan dan pusat kesehatan masyarakat serta harus bebas banjir.
Standart arsitektur bangunan terutama untuk perumahan umum (public housing) pada
dasarnya di tuju untuk menyediakan rumah tinggal yang cukup baik dalam betuk
desain, letak dan luas ruangan, serta fasilitas lainnya agar dapat memenuhi kebutuhan
keluarga atau dapat memenuhi persyaratan rumah tinggal yang sehat (healt ) dan
dari WHO (1974), antara lain: 1) Harus dapat melindungi dari hujan, panas, dingin
masak, mandi, mencuci, kakus dan kamar mandi, 3) dapat melindungi dari bahaya
kebisingan dan bebas dari pencemaran, 4) bebas dari bahan bangunan yang berbahaya,
5) terbuat dari bahan bangunan yang kokoh dan dapat melindungi penghuninya dari
gempa, keruntuhan dan penyakit menular, 6) memberi rasa aman dan lingkungan
Sementara itu, kriteria rumah sehat menurut Wislow, antara lain: 1) Dapat
Di Indonesia, terdapat suatu kriteria untuk rumah sehat sederhana (RSS), yaitu:
1) Luas tanah antara 60-90 m², 2) luas bangunan antara 21-36 m², 3) memiliki fasilitas
kamar tidur, WC (kamar mandi) dan dapur, 4) berdinding batu bata dan berplester, 5)
memiliki lantai dari ubin keramik dan langit-langit dari triplek, 6) memiliki sumur
atau air PAM, 7) memiliki fasilitas listrik minimal 450 watt, 8) Memiliki bak sampah
Kriteria rumah yang sehat dan aman dari segi lingkunagn, antara lain: 1)
Memiliki sumber air bersih dan sehat serta tersedia sepanjang tahun, 2) memiliki
tempat pembuangan kotoran, sampah dan air limbah yang baik, 3) dapat mencegah
dengan jarak minimal sekitar 5 kilometer dan memiliki daerah penyangga atau daerah
Kondisi rumah yang baik penting untuk mewujudkan masyarakat yang sehat.
air bersih, pembuangan tinja dan air limbah rumah tangga, bebas dari vektor
penyakit dan tikus, kepadatan hunian yang tidak berlebihan, sinar matahari yang
Untuk rumah di pedesaan lebih cocok adanya serambi (serambi muka atau
belakang). Di samping fasilitas-fasilitas tersebut, ada fasilitas lain yang perlu diadakan
tersendiri untuk rumah pedesaan, yakni: 1)Gudang: Tempat penyimpanan hasil panen,
dapat merupakan bagian dari rumah tempat tinggal tersebut, atau bangunan sendiri, 2)
Kandang ternak: Merupakan bagian hidup dari petani, kadang-kadang ternak tersebut
sumber penyakit. Maka sebaiknya demi kesehatan, ternak harus terpisah dari rumah
kemampuan yang lain serta kebiasaan yang didapat oleh manusia sebagai anggota
tingkahlaku yang dipelajari dan hasil tingkahlaku yang dipelajari, dimana unsur
2009).
yang terdapat didalam masyarakat ditentukan adanya kebudayaan yang dimiliki oleh
masyarakat senantiasa silih berganti disebabkan kematian dan kelahiran (Depkes RI,
1996).
Islam puritan, dan mobilitasnya cukup tinggi. Di samping itu cara hidup orang Pesisir
cenderung boros dan menyukai kemewahan, dan suka pamer. Dalam menghadapi atau
Kalau masyarakat pesisir cenderung boros, ada kaitannya dengan cara mereka
memperoleh penghasilan yang sering tidak tetap. Orang yang pergi melaut misalnya,
dalam musim ikan mereka dengan mudah akan memperoleh penghasilan berlebih.
Pada saat seperti itu, para nelayan, para pemilik empang-empang, dengan mudah bisa
membelanjakan pendapatannya dalam jumlah yang cukup besar. Keberanian untuk itu,
ada kaitannya pula dengan perasaan ingin pamer. Perasaan ingin pamer itu seringkali
tidak dikontrol lagi oleh pendapatan riilnya, tetapi yang penting adalah bisa membeli
barang-barang mewah tadi. Oleh karena itu, orang-orang pesisir mudah untuk
Masyarakat Pesisir memiliki kecenderungan sikap lugas dan tidak menyukai cara-
cara yang berbelit-belit misalnya, hal ini karena dipengaruhi oleh lingkungan hunian
pegunungan), dan dipengaruhi oleh corak keislaman yang lebih menekankan pada
dan kemampuan kesenian. Moral, hukum, adat-istiadat dan kemampuan lain serta
adalah seluruh kelakuan dan hasil kelakuan manusia yang teratur oleh tata kelakuan
yang harus didapatkannya dengan belajar dan semuanya tersusun dalam kehidupan
masyarakat.
sistem religi, sistem dan organisasi masyarakat, sistem pengetahuan, bahasa, kesenian,
paling sedikit tiga wujud, yaitu: tata kelakuan, kompleks aktivitas kelakuan berpola
dari manusia dalam masyarakat dan sebagai benda hasil karya manusia. Wujud
pertama merupakan wujud yang ideal dari kebudayaan, sifatnya absttrak, berfungsi
sebagai tata kelakuan yang mengatur, mengendalikan dan memberi arah kepada
kelakuan dan perbuatan. Lapisan yang paing abstrak adalah sistem nilai budaya,
Mengingat begitu luas dan kompleksnya faktor sosial budaya tersebut, dengan
keterbatasan kemampuan dan waktu maka penulis akan memfokuskan kepada 4 aspek
ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap sesuatu objek tertentu.
melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kongnitif merupakan domain yang sangat
menjadi dua yaitu: Explicit Knowledge dan Tacit Knowledge. Explicit Knowledge
adalah pengetahuan yang terulis, terarsif, tersebar (cetak maupun elektronik) dan bisa
sebagai bahan pembelajaran untuk orang lain. Sedangkan Tacit Knowledge merupakan
b. Menurut Drs. Sidi Gazalba, pengetahuan adalah apa yang diketahui dan hasil
pekerjaan tahu tersebut adalah hasil dari kenal, sadar, mengerti dan pandai
d. Menurut Plato, pengetahuan adalah hasil ingat yang melekat pada diri manusia.
1. Tingkat Pengetahuan
a. Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya.
yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah
diterima. Oleh sebab itu, “tahu” ini adalah merupakan tingkat pengetahuan yang
paling rendah.
b. Memahami (Comprehension)
objek yang diketahui, dan dapat menginterprestasi materi tersebut secara benar.
c. Aplikasi (application)
dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan
d. Analisa (Analysis)
Analisa adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau objek kedalam
e. Sintesis (Synthesis)
lain sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun formulasi-formulasi yang ada.
f. Evaluasi (Eveluation)
telah ada.
kebahagiaan tergantung pada kesesuaian besar dan lurusnya cakupan bakat dan
pertimbangan apakah keinginan yang bisa mereka penuhi pada masa kehidupan
d. Pendidikan yaitu semakin tinggi dan semakin formal tingkat pendidikan seseorang
maka semakin besar pula kegiatan yang bersifat intelek yang dilakukan dan
kuesioner yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek peneliti
atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin diketahui atau diukur dapat
(Notoatmodjo, 2003).
2.5.2. Sikap
Sikap adalah reaksi atau respon yang masih tertutup terhadap objek tertentu
tidak dapat dilihat langsung. Sikap belum merupakan suatu tindakan, sikap
2003).
a. Menerima (Receiving)
diberikan (objek).
b. Merespon (Responding)
diberikan adalah suatu indikasi dari sikap. Karena dengan suatu usaha untuk
pekerjaan itu benar atau salah adalah berarti bahwa orang menerima ide tersebut.
c. Menghargai (Valuing)
Mengajak orang lain atau untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah
Bertanggung jawab atas segala sesutu yang telah dipilihnya dengan segala resiko
Menurut Fishbein dan Azjen (1975) kepercayaan atau keyakinan dengan kata
lain “belief” adalah sebagai inti dari setiap perilaku manusia. Aspek kepercayaan
tersebut merupakan acuan bagi seseorang untuk menentukan persepsi terhadap suatu
objek.
kekuatan yang lebih tinggi, keilahian dan kekuatan yang menciptakan kehidupan.
suatu masyarakat akan menghasilkan pola hidup yang disebut kebudayaan dan
kehidupan individu termasuk kesehatan dan penyakit (Potter dan Perry dalam Kadir,
2004). Ketika tubuh sakit dan emosi berada diluar kontrol, spritualitas dan keyakinan
Pada masyarakat tertentu terdapat suatu pemeo yang artinya makin tinggi
tingkat keprihatinan seseorang maka makin bahagia dan makin tinggi pula taraf sosial
yang dicapainya. Keprihatinan ini dapat dicapai dengan “tirakat” yaitu suatu
2.5.4. Kebiasaan
oleh seorang individu dan yang dilakukannya secara berulang untuk hal yang sama,
sedangkan menurut Mudjahirin (1999) kebiasaan adalah hal-hal yang kita lakukan
berulang-ulang, seperti kebiasaan mandi, cuci, kakus (MCK) di pantai, makan tanpa
mencuci tangan, mandi tanpa menggunakan sabun dan lain-lain, bahkan kadangkala
kita tidak menyadarinya apakah kebiasaan itu bisa membawa kita kepada kesuksesan
makhluk hidup yang bersangkutan. Oleh sebab itu, dari segi biologis semua makhluk
hidup mulai dari binatang sampai dengan manusia, mempunyai aktivitas masing-masing.
Manusia sebagai makhluk hidup mempunyai bentangan kegiatan yang sangat luas,
sepanjang kegiatan yang dilakukanya, yaitu antara lain berjalan, berbicara, bekerja,
menulis, membaca, berfikir dan seterusnya. Secara singkat aktivitas manusia tesebut
dikelompokkan menjadi 2 yakni: a) aktivitas yang dapat di nikmati orang lain, misalnya:
berjalan, bernyanyi, tertawa dan sebagainya. b) aktivitas yang tidak dapat di nikmati orang
stimulus atau objek yang berkaitan dengan sehat-sakit, penyakit dan faktor-faktor
dan pelayanan kesehatan. Dengan perkataan lain perilaku kesehatan adalah semua
aktivitas atau kegiatan seseorang baik yang dapat di amatai (observable) maupun yang
melindungi diri dari penyakit dan masalah kesehatan lain, meningkatkan kesehatan
dan mencari penyembuhan apabila sakit atau terkena masalah kesehatan (Notoadmojo,
2005).
a. Makan dengan menu seimbang (appropriate diet). Pola makan sehari-hari yang
memenuhi nutrisi
b. Kegiatan fisik secara teratur dan cukup. Tidak harus olah raga jika pekerja
d. Istirahat yang cukup. Istirahat yang cukup bukan saja berguna bagi
e. Pengendalian atau manajemen stres. Stres adalah bagian dari kehidupan setiap
orang tanpa pandang bulu. Stres tidak dapat di hindari oleh siapa saja, namun
f. Perilaku atau gaya hidup positif yang lain untuk kesehatan. Tindakan atau
perilaku seseorang agar dapat terhindar dari berbagai macam penyakit dan
masalah kesehatan.
Perilaku sakit adalah berkaitan dengan tindakan atau kegiatan seseorang yang sakit
atau terkena masalah kesehatan pada dirinya atau keluarganya, untuk mencari
b. Tindakan untuk mengenal atau mengetahui fasilitas kesehatan yang tepat untuk
memperoleh kesembuhannya
samping pengubatan tidak tuntas atau tidak lengkap juga menyebabkan penderita
c. Perilaku sehubungan dengan limbah, baik limbah padat maupun limbah cair.
Termasuk di dalamya system pembuangan sampah dan air limbah, serta dampak
a. Pengetahuan tentang penyakit menular dan tidak menular (jenis penyakit dan
yang tradisional.
Sikap terhadap kesehatan adalah pendapat atau penilaian orang terhadap hal-hal
2.7. Aspek Sosial yang Memengaruhi Status Kesehatan dan Perilaku Kesehatan
Ada beberapa aspek sosial yang memengaruhi status kesehatan, antara lain
adalah: 1) umur, 2) jenis kelamin, 3) pekerjaan, 4) sosial ekonomi. Jika di lihat dari
golongan umur maka ada perbedaan pola penyakit berdasarkan golongan umur,
misalnya di kalangan balita banyak yang menderita penyakit infeksi, karena balita
lebih rentan terkena penyakit terutama penyakit menular seperti skabies , sedangkan
pada golongan usia lanjut lebih banyak yang menderita penyakit-penyakit kronis
(Setiadi, 2009).
2.8. Aspek Budaya yang Memengaruhi Status Kesehatan dan Perilaku Kesehatan
tradisi, sikap fatalism, nilai, ethnocentrism, unsur budaya dipelajari pada tingkat awal
kulit menular yang bisa menyerang siapa saja, dan penyebabnya adalah tungau
Pasir merupakan daerah endemi penyakit skabies, dan besar dugaan penulis
penyakit ini dipengaruhi oleh sanitasi lingkungan rumah dan sosial budaya
msyarakat.
proyek ASUH (Awal Sehat Untuk Hidup Sehat) di Kabupaten Cianjur, di temukan
bahwa di kalangan ibu-ibu pasrah dan tidak mendorong mereka untuk segera
mencari pertolongan pengobatan bagi bayinya yang sakit (Hadi Pratomo, dkk,
2003).
barat merasa bangga terhadap kemajuan ilmu dan teknologi yang dimilikinya dan
superior terhadap budaya dari masyarakat yang sedang berkembang. Tetapi di sisi
lain, semua anggota dari budaya lainnya menganggap bahwa apa yang dilakukan
secara alamiah adalah yang terbaik. Contohnya orang Eskimo beranggapan bahwa
orang Eropa datang ke Negerinya untuk mempelajari sesuatu yang baik dari
bangsa Eskimo. Menurut kaum relativists tidak benar menilai budaya lain dari
Nilai-nilai tersebut ada yang menunjang, ada yang merugikan kesehatan. Beberapa
nilai yang merugikan kesehatan misalnya adanya penilaian yang tinggi terhadap
beras putih meskipun masyarakat mengetahui bahwa beras merah lebih banyak
memberikan nilai yang tinggi pada beras putih, karena mereka menilai beras putih
Pada tingkat awal proses sosialisasi, seorang anak di ajarkan antaralain bagaimana
cara makan, bahan makanan apa yang di makan, cara buang air kecil dan besar,
dan sebagainya. Kebiasaan tersebut terus dilakukan anak sampai dewasa, dan
kesibukan kota selalu statis, adalah tidak benar. Koentjaraningrat dalam bukunya
masyarakat dapat dibedakan ke dalam beberapa bentuk yaitu: perubahan yang terjadi
secara lambat dan cepat, perubahan- perubahan yang pengaruhnya kecil dan
direncanakan. Di samping itu proses perubahan kebudayaan yang terjadi dalam jangka
waktu yang pendek dinamakan inovasi. Inovasi membutuhkan beberapa syarat, yaitu:
dimasa yang akan datang atau perubahan tidak merusak pestise pribadi atau kelompok
(Notoatmodjo, 2005).
sekali mengetahui kondisi dasar dari individu agar mau mengubah tingkahlakunya,
yaitu: individu harus menyadari adanya kebutuhan untuk berubah, harus mendapat
yang dapat memenuhi kebutuhan dan biayanya, tidak mendapat sanksi yang negatip
terlebih lagi perspektif lintas budaya akan mengandung dalam keseluruhan sistem
pendekatan sistem yang melihat rangkaian sistemik antara beberapa sub sistem yang
ada dalam melihat kenyataan lingkungan total yang melingkupi satuan budaya yang
lingkungannya.
5. Out Carries Product, meliputi hasil tindakan manusia seperti membangun rumah,
dikembangkan dalam lingkungan tertentu berimplikasi terhadap pola tata laku, norma,
nilai dan aspek kehidupan lainnya yang akan menjadi ciri khas suatu masyarakat
penyakit skabies dan toeri dari Achmadi (2010), tentang paradigma kesehatan
lingkungan dengan teori simpulnya, terjadi penyakit skabies pada manusia di mulai
dari (Simpul 1) bibit penyakit yang berasal dari sumbernya yaitu tungau Sarcoptes
dari orang ke orang ataupun lewat peralatan seperti pakaian, (Simpul 3) tungau
perilaku sehat masyarakat, sehingga dapat menyebabkan (Simpul 4) antara sehat dan
sakit. Sedangkan faktor lain yang dapat mempengaruhi kejadian penyakit skabies
adalah pelayanan kesehatan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada kerangka teori
berikut ini:
masalah kesehatan, yaitu: behavioral factors (faktor perilaku) dan non behavioral
denga faktor pemungkin adalah sarana dan prasarana atau fasilitas untuk
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada kerangka teori dibawah ini:
Predisposing Factors
Sosial budaya
(pengetahuan,
kebiasaan, sikap dan
kepercayaan atau
keyakinan masyarakat
pesisir)
Ketersediaan Sumber /
Fasilitas (ketersediaan
air bersih: kualitas
fisik dan kuantitas)
Reinforcing Factors
Karakteristik Individu:
- Jenis kelamin
- Pendidikan
- Pekerjaan
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.3. Kerangka Konsep Penelitian
hubungan kuat dengan kejadian skabies. Dalam penelitian ini variabel independennya
ketersediaan air bersih yang meliputi kuantitas dan kualitas air) dan sosial budaya