Oleh :
DURROH YATIMAH
Oleh :
DURROH YATIMAH
Mengetahui,
Perseptor Akademik Perseptor Klinik
Pertanyaan :
Evaluasi :
Saran :
Bantur,19 Januari 2016
Ketua Kelompok
1.2 Tujuan
Tujuan umum TAK Stimulasi Sensori yaitu peserta dapat meningkatkan
kemampuan komunikasi verbal dalam kelompok secara bertahap. Sementara, tujuan
khususnya adalah:
1. Peserta mampu mensensorikan stimulus yang dipaparkan dengan tepat
2. Peserta mampu menyelesaikan masalah dari stimulus yang dialami
1.3 Manfaat
1.3.1 Manfaat Bagi Klien
Sebagai cara untuk meningkatkan kemampuan klien dengan ODGJ
untuk berkomunikasi secara verbal dengan orang lain dalam kelompok
secara bertahap
1.3.2 Manfaat Bagi Terapis
Sebagai upaya untuk memberikan asuhan keperawatan jiwa secara
holistik
Sebagai terapi modalitas yang dapat dipilih untuk mengoptimalkan
Strategi Pelaksanaan dalam implementasi rencana tindakan
keperawatan klien
1.3.3 Manfaat Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai informasi untuk pihak akademisi, pengelola dan sebagai bahan
kepustakaan, khususnya bagi mahasiswa PSIK sebagai aplikasi dari
pelayanan Mental Health Nurse yang optimal pada klien dengan ODGJ.
1.3.4 Manfaat Bagi Puskesmas Bantur
Sebagai masukkan dalam implementasi asuhan keperawatan yang
holistik pada pasien dengan ODGJ pada khususnya, sehingga
diharapkan keberhasilan terapi lebih optimal.
BAB II
TINJAUAN TEORI
Proses seleksi
1. Mengobservasi klien dengan gangguan jiwa
Tahapan Sesi :
Sesi 1: Memperkenalkan Diri
Sesi 2 : Membuat Celengan dari Kardus bekas
A. Tujuan
Sesi 1: klien mampu memperkenalkan diri dengan menyebutkan: nama
lengkap, nama panggilan, alamat rumah dan hobi
B. Sesi 2: klien mampu membuat kerajinan membuat Celengan dari kardus bekas
1. Kooperatif
2. Tidak terpasang restrain
C. Nama Klien
1. Tn. Widodo
2. Ny. Galuh
3. Sdr. Gunawan
D. Setting
Terapis dan klien duduk bersama dalam satu lingkaran
Ruangan nyaman dan tenang
E. MAP
F L F
K
K
K
K
C F
K K
Keterangan : O
L : Leader
C : Co Leader
O : Observer
F : Fasilitator
K : Klien
F. Alat
Kardus bekas
Tali kur
Gunting
Lem
Kain flanel
G. Metode
Dinamika kelompok
Diskusi dan tanya jawab
H. Langkah-Langkah Kegiatan
1. Persiapan
a. Memilih klien sesuai dengan indikasi
b. Membuat kontrak dengan klien tentang TAK
c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Orientasi
a. Salam terapeutik
Salam dari terapis kepada klien.
b. Evaluasi/validasi
Menanyakan perasaan klien saat ini.
c. Kontrak
1) Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu membuat celengan dari kardus
bekas
2) Menjelaskan aturan main berikut:
- Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus meminta
izin kepada terapis.
- Lama kegiatan 45 ment.
- Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.
3. Tahap Kerja
a. Membagikan kardus bekas, gunting, kain flanel, lem.
b. Menginstruksikan peserta untuk menggunting kardus bekas yang
disediakan dan disatukan dengan menggunakan lem dan dibentuk
menyerupai kotak berbentuk kubus dan terdapat lubang untuk
memasukkan uang, kemudian di hias menggunakan kain flanel.
c. Memberi pujian untuk setiap kelompok dengan memberi tepuk tangan
4. Tahap terminasi
a. Evaluasi
1. Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.
2. Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.
b. Tindak lanjut
1. Menganjurkan tiap anggota kelompok melakukan kehgiatan tersebut
secara berkala
c. Kontrak yang akan datang
1. Menyepakati kegiatan TAK yang akan datang.
2. Menyepakati waktu dan tempat.
I. Evaluasi
a. Kemampuan verbal
1. Menyebutkan nama + + +
lengkap
2. Menyebutkan nama + + +
panggilan
3. Menyebutkan alamat + + +
4. Menyebutkan hobi + + +
Jumlah
b. Kemampuan nonverval
1. Kontak mata + - +
2. Duduk tegak - + +
3. Menggunakan bahasa + + +
tubuh yang sesuai
Jumlah
1. Menggunting kardus - + +
bekas sesuai bentuk
2. Menyatukan kardus - + +
dengan lem
3. Menghias kardus + + +
dengan kain flanel
Jumlah
Petunjuk:
1. Di bawah judul nama klien, tulis nama panggilan klien yang ikut TAK.
2. Untuk tiap klien, semua aspek dinilai dengan memberi tanda (+) jika ditemukan
pada klien atau (-) jika tidak ditemukan.
Mengetahui,
Hamid, A.Y.S. 1999. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Kesehatan Jiwa Pada Anak dan
Remaja, Widya Medika, Jakarta.
Hendriani, Wiwin, Hadariyati, Ratih dan Sakti, Tirta Malia. Penerimaan Keluarga
terhadap Individu yang Mengalami Keterbelakangan Mental. Insan Vol.8 No.2,
2006.
Hurlock, E. 1998. Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan SEpanjang Rentang
Kehidupan, Edisi 5, Erlangga, Jakarta.
Hyun Sung Lim and Jae Won Lee. Parenting Stress and Depression among Mothers
of Children with Mental Retardation in South Korea: An Examination of
Moderating and Mediating Effects of Social Support. Pacific Science Review,
2007; 9 (2): 150-159.
Mulya, Lara Asih. 2011. Tunagrahita/Retardasi Mental: Klasifikasi Anak Tunagrahita,
(Online), s(http://tunagrahita.com/2011/04/klasifikasi-anak-tunagrahita/, diakses
10 Agustus 2011).
Mulya , Lara Asih. 2011. Tunagrahita/Retardasi Mental: Peran Terapi Permainan Untuk
Anak Tunagrahita, (Online), (http://tunagrahita.com/2011/04/terapi-permainan-
untuk-tunagrahita/, diakses 10 Agustus 2011).
Peshawaria et al. 2009. Asia Pasific Disability Rehabilitation Journal, 2009: A Study of
Facilitators and Inhibitors That Affect Coping in Parents of Children With
Mental Retardation in India, (Online),
(http://www.dinf.ne.jp/doc/english/asia/resource/apdrj/z13jo0100/z13jo0108.ht
ml, diakses pada 20 Agustus 2011).
Rasmun. 2004. Stress, Koping, dan Adaptasi Teori dan Pohon Masalah Keperawatan,
Sagung Seto, Jakarta.
Stuart, Gail and Laraia, M. 2005. Principles and Practice of Psychiatric Nursing, 8th
edition, Mosby, St. Louis.
Stuart & Sundeen. 1995. Principles an Practice of Psychiatric Nursing, fifth edition,
Mosby, St.Louis.