Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH ASKEP SINDROMA NEFROTIK

OLEH :

SATRY RAMBU KARAJI KP 1601174

YUDA ALIT SETIAN KP 1601181

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIRA HUSADA YOGYAKARTA

T.A 2019

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat tuhan yang maha esa atas segala rahmatnya sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai.tidak lupa kami juga mengucapkan
banyak terima kasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik maupun pikirannya.

Dan harapan akmi semoga makalah ini dapat menambah pengehuan dan
pengalaman bagi para pembaca,untuk kedepnnya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadil lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami,kami yakin


masih banyak kekuranagan dalam makalah ini,oleh karena itu kami sangat
mengharapkan saram dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Yogyakarta, februari 2019

penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................................. ii


DAFTAR ISI.........................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1
A. Latar belakang ............................................................................................................ 1
B. Rumusan masalah ..................................................................................................... 1
C. Tujuan ...................................................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN TEORI ..................................................................................................... 3
A. Pengertian ................................................................................................................... 3
B. Etiologi ......................................................................................................................... 3
C. Tanda dan gejala ........................................................................................................ 4
D. Anatomi dan fisiologi .................................................................................................. 4
E. Patofisiologi ................................................................................................................. 6
F. Pemeriksaan penunjang ........................................................................................... 9
G. Penatalaksanaan ....................................................................................................... 9
H. Proses keperawatan sindroma nefrotik ................................................................ 11
BAB III PENUTUP ................................................................................................................ 17
A. Kesimpulan ................................................................................................................ 17
B. Saran .......................................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 18

iii
iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Sindrom nefrotik adalah keadaan klinis yang di sebabkan oleh
kerusakan glomerulus karena adanya peningkatan perneabilitas
glomerulus terhadap protein plasma menimbulkan protein urea,
hipoalbunemia, hiperglipedimia dan edema (Betz dan Sowden 2009)
Sindrom nefrotik adalah penyakit dengan gejala edema, proteinuria,
hipoalbunimea, dan hiperkolestrolemia. Kadang-kadang terdapat
hematuria, hipertensi dan penurunan fungsi ginjal (Nuratf dan Kusuma
2013). Sindrom nefrotik merupakan keadaan klinis yang meliputi
proteinuria pasif, hipoalbuminemia, hiperlipemia dan edema (Wong,
2008)

B. Rumusan masalah
a. Apa pengertian dari sindrom nefrotik?
b. Bagaimana etiologic pada sindrom nefrotik?
c. Apa saja tanda dan gejala sindrom nefrotik?
d. Bagaimana dengan anatomi fisiologi pada sindrom nefrotik?
e. Bagaimana dengan patofisilogi pada sindrom nefrotik?
f. Apa saja pemeriksaan penunjang pada sindrom nefrotik?
g. Bagaimana dengan penalaksanaan sindrom nefrotik?
h. Bagaimana dengan proses keperawatan sindrom nefrotik ?

1
C. Tujuan
a. Agar mahasiswa dapat memahami definisi pada sindrom nefrotik
b. Agar mahasiswa dapat memahami etiologic pada sindrom
Nefrotik
c. agar mahasiswa dapat memahami tanda dan gejala sindrom nefrotik
d. Agar mahasiswa dapat memahami anatomi fisiologi sindrom nefrotik
e. Agar mahasiswa dapat memahami patofisiologi sindorm nefrotik
f. Agar mahasiswa dapat memahami pemeriksaan penunjang sindrom
nefrotik
g. Agar mahasiswa dapat memahami penatalaksanaan sindrom nefrotik
h. Agar mahasiswa dapat memahami proses keperawatan sindrom
nefrotik

2
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Pengertian
Sindrom nefrotik adalah keadaan klinis yang di sebabkan oleh
kerusakan glomerulus karena adanya peningkatan perneabilitas glomerulus
terhadap protein plasma menimbulkan protein urea, hipoalbunemia,
hiperglipedimia dan edema (Betz dan Sowden 2009)

Sindrom nefrotik adalah penyakit dengan gejala edema, proteinuria,


hipoalbunimea, dan hiperkolestrolemia. Kadang-kadang terdapat hematuria,
hipertensi dan penurunan fungsi ginjal (Nuratf dan Kusuma 2013). Sindrom
nefrotik merupakan keadaan klinis yang meliputi proteinuria pasif,
hipoalbuminemia, hiperlipemia dan edema (Wong, 2008)

Berdasarkan pengertian diatas, sindrom nefrotik pada anak


merupakan kumpulan gejala yang terjadi pada anak dengan karakteristik
proteinuria, hipoalbuminemia, hiperlipemia yang disertai edema.

B. Etiologi
Menurut nuratif & kusuma (2013) penyebab sindroma nefrotik yang
pasti belum di ketahui.akhir akhir ini dianggap sebagai suatu penyakit
autoimun,yaitu reaksi antigen antibody.umumnya etiologi dibagi menjadi :
a. Sindrom nefrotik bawaan
Diturunkan sebagai resesif autoimun atau karena reaksi
maternofetal.resisten terhadap suatu pengobatan.gejala edema pada
masa neonates.pernah dicoba pencangkokan ginjal pada neonates tetapi
tidak berhasil.prognosis buruk dan biasanya pasien meninggal pada
bulan nulan pertama kehidupannya.

3
b. Sindrom nefrotik sekunder
Disebabkan oleh :
 Malaria quartana atau parasite lainnya
 Penyakit kolagen seperti SLE,,purpura anafilaktoid
 Glomerulonephritis akut atau glomerulonephritis kronis,
thrombosis vena renalis

c. Sindrom nefrotik idiopatik


Adalah sindrom nefrotik yang tidak diketahui penyebabnya atau juga
disebut sindrom nefrotik primer.berdasarkan histopatologis yang tampak
pada biopsy ginjal dengan pemeriksaan mikroskopi biasa dan mikroskopi
electron,churg dkk membagi dalam 4 golongan yaitu kelainan minimal,
nefropati membranosa, glomerulonefiritis proliferative,glomerulosklerosis
fokal segmentasi. nuratif & kusuma (2013)

C. Tanda dan gejala


Tanda dan gejala sindrom nefrotik adalah sebagai berikut : terdapat
adanya proteinuria,retensi cairan,edema,berat badan meningkat, edema
periorbital,edemia fasial,asites,distensi abdomen,penurunan jumlah
urine,urine tampak berbusa dan gelap,hematuria,nafsu makan menurun dan
kepucatan. nuratif & kusuma (2013)

D. Anatomi dan fisiologi


Menurut Gibson, John (2013), setiap ginjal memiliki panjang sekitar
12 cm, lebar 7 cm, dan tebal maksimum 2,7 cm, dan terletak pada bagian
belakang abdomen, posterior terhadap peritoneum, pada cekungan yang
berjalan di sepanjang sisi corpus vertebrae. Lemak perinefrik adalah lemak
yang melapisi ginjal. Ginjal kanan terletak agak lebih rendah daripada ginjal
kiri karena adanya hepar pada sisi kanan. Sebuah glandula adrenalis terletak
pada bagian atas setiap ginjal.

4
Setiap ginjal memiliki ujung atas dan bawah yang membulat (ujung
superior dan inferior). Margo lateral yang membulat konveks, dan pada
margo medialis terhadap cekungan yang di sebut hilum. Arteria dan vena,
pembuluh limfe, nervis renalis, dan ujung atas renalis bergabung dengan
ginjal pada hilum.
Berikut penjelasan bagian-bagain didalm ginjal :
1. Ginjal terletak dibagian perut
2. Calyces adalah tempat penampung berbentuk cangkir dimana urin
terkumpul sebelum mencapai kandyng kemih melalui ureter
3. Pelvis adalah tempat bermuaranya tubulus yaitu tempat
penampungan urin sementara yang akan dialirkan menuju kandung
kemih melalui ureter dan dikeluarkan dari tubuh melalui uretra.
4. Medulla terdiri atas beberapa badan berbentukk kerucut (piramida)
didalam medulla terdapat lengkung henle yang menghubungkan
tubulus kontroktus proksimal dan tubulus kontroktus distal
5. Korteks didalmnya terdapat jutaan nefron yang terdiri dari bagian
badan malphigi.badan malphigi tersusun atas glomerulus yang di
selubung kapsul bowman dan tubulus yang terdiri dari tubulus
kontortus proksimal,tubulus kontroktus distal,dan tubulus kolektivitus.
6. Ureter adalah suatu saluran muscular yang berbentuk selinder yang
mengantarkan urin dari ginjal menuju kandung kemih
7. Vena ginjal merupakan pembuluh balik yang berfungsi untuk
membawa darah keluar dari ginjal menuju vena cava inferior
kemudain kembali ke jantung
8. Arteri ginjal merupakan pembuluh nadi yang berfungsi untuk
membawa darah kedalam ginjal untuk disaring di glomerulus

Didalam korteks terdapat jutaan nefron.nefron adalah unit fungsional


terkecil dari ginjal atas tubulus kontroktus proksimal,tubulus konrtoktus
distal dan duktus koligentes.berikut adalah penjelasan bagian didalm
neforn:

5
a. Nefron adalah tempat penyaringan darah,didalam ginjal terdapat
lebih dari 1 juta buah nefron.1 nefron terdiri dari glomerulus,kapsul
bowman,tubulus kontroktus proksimal,lengkung henle,tubulus
kontroktus distal,tubulus kolektivitus.
b. Glomerulus merupakan tempat penyaringan darah yang akan
menyaring air,garam asam amino,glukosa dan urea menghasilkan
urin primer
c. Kapsul bowman adalah semacam kantong atau kapsul yang
membungkus glomerulus.kapsul bowman ditemukan oleh sir wiliam
bowman.
d. Tubulus kontortus proksimal adalah tempat penyerapan kembali atau
reapsorbsi urin primer yang menyerap glukosa ,air dan asam
amino,menghasilkan uri sekunder.
e. Lengkung henle merupakan penghubung tubulus kontortus proksimal
dengan tubulus kontortus distal
f. Tubulus kontortus distal merupakan tempat untuk melepaskan zat zat
yang tidak berguna lagi atau berlebihan ke dalam urin
sekunder,menghasilan urin sesungguhnya.
g. Tubulus kolektive adalah lubang sempit panjang dalam ginjal yang
menampung urin ari nefron,untuk di salurkan ke pelvis menuju
kandung kemih.

E. Patofisiologi
Menurut betz & sowden (2009),sindrom nefrotik adalah keadaan klinis
yang disebabkan oleh kerusakan glomerulus.peningkatan permeabilitas
glomerulus terhadap protein plasma menimbulkan
protein,hipoalbuminemia,hiperlipidemia dan edema. hilangnya protein dari
rongga vaskuler menyebabkan penurunan tekanan osmotic plasmadan
peningkatan tekanan hidrostatik,yang menyebabkan terjadinya akumulasi
cairan dalam rongga interstisial dan rongga abdomen,penurunan volume

6
cairan vaskuler menstimulasi system renin angiotensin yang mengakibatkan
diskresikannya hormone antdiuretikdan aldosterone.reabsorpsi tubular
terhadap natrium dan air mengalami peningkatan dan akhirnya menambah
volume intrasvaskuler. Retensi cairan ini mengarah pada peningkatan
edema, koagulasi dan thrombosis vena dapat terjadi karena penurunan
volume vaskuler yang mengakibatkan hemokonsentrasi dan hilangnya urin
dari koagulasi protein,kehilangan immunoglobulin pada urin dapat mengarah
pada peningkatan kerentanan terhadap infeksi.

7
8
F. Pemeriksaan penunjang
Menurut betz & sowden (2009),pemeriksaan penunjang sebagai
berikut :
1. Uji urin
a. Urinarisis : proteinuria dapat mencapai lebih ari 2
g/m/hari), bentuk hialin dan granular,hematuria
b. Uji dipstick urine : hasil positif unutk protein dan darah
c. Berat jenis urin : meningkat palsu karena proteinuria
d. Osmolalitas urin : meningkat
2. Uji darah
a. Kadar albumin serum :menurun (kurang ari 2 g/dl)
b. Kadar kolestrol serum : meningkat (kurang mencapai 450
sampai 1000 mg.dl)
c. Kadar trigliserid serum : meningkat
d. Kadar haemoglobin : meningkat
e. Hitung trombosit : meningkat (mencapai
500.000sampai 1.000.000/ul).
f. Kadar elekrolit serum : bervariasi sesuai dengan keadaan
penyakit
3. Uji diagnostic
a. Biopsy ginjal (tidak dilakukan secara rutin)

G. Penatalaksanaan
menurut wong (2008),pelaksanaan media untuk sindrom nefrotik mencakup:
1. Pemberian kortikosteroid (prednisone atau prednusolon) untuk
menginduksi remisi.dosis akan diturunkan setelah 4 sampai 8 minggu
terapi.kekambuhan diatasi dnegan kortikosteroid dosis tinggi untuk
beberapa hari
2. Penggantian protein (albumin dari makanan atau intravena)
3. Pengurangan edema

9
a. Terapi diuretic (diuretic hendaknya digunakan secara cermat
unutk mencegah terjadinya penurunan volume
intravascular,pembentukan trombs dan atau
ketidakseimbangan elektrolit)
b. Pembatasan natrium (mengurangi edema)
4. Mempertahankan keseimbangan elektrolit
5. Pengobatan nyeri (untuk mengatasi ketidaknyaman yang
berhubungan dengan edema dan terapi invasive
6. Pemberian antibiotic untuk anak yang gagal berespon terhadap
steroid.

10
H. Proses keperawatan sindroma nefrotik
1.Pengkajian
Menurut wong (2008),pengkajian kasus sindroma nefrotik sebagai berikut :
a. Lakukan pengkajian fisik,termasuk pengkajian luasnya edema
b. Kaji riwayat kesehatan,khususnya yang berhubungan dengan
adanya peningkatan berat badan dan kegagalan fungsi ginjal
c. Observasi adanya menifestasi dari sindrom nefrotik yaitu kenaikan
berat badan,edema,bengkak pada wajah khususnya di sekitar
mata yang timbul pada saat bangun pagi,berkurang disiang hari
).pembengkakan abdomen (asites),kesulitan bernapas (efusi
pleura),oucat pada kulit,mudah lelah,perubahan pada urin
(peningkatan volume, urine berbusa).
d. Pengkajian diagnostic meliputi analisa urin untuk protein dan sel
darah merah ,analisa darah untuk serum protein(total albumin
/globulin ratio,kolestrol)jumlah darh,serum sodium.

2. Diagnosa keperawatan

a. kelebihan volume cairan berhubungan dengan akumulasi cairan


dalam jaringan dan ruang ketiga (wong,2008)
b. kerusakan integritas kulit berhubungan dengan perubahan turgor
kulit (nuratif &kusuma,2013)
c. intoleransi aaktivitas berhubungan dengan kelemahan
(wong,2008).
d. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan mual,muntah dan anoreksia (wong,2008).
e. Kurang pengetahuan berhubungan dnegan kurangnya informasi
mengenai proses penyakit (Wilkinson,2011)
f. Ketakutan berhubungan dengan tindakan keperawatan
(Wilkinson,2011)
g. Risiko infeksi berhubungan dengan menurunnya respon imun
(wong,2008)

11
3. Rencana asuhan keperawatan
a. kelebihan volume cairan berhubungan dengan akumulasi cairan
dalam jaringan dan ruang ketiga (wong,2008).
Batasan karakteristik mayor :
 edema (perifer sacral)
 kulit menegang
 mengkilap

sedangkan batasan karakteristik minor :

 asupan lebih banyak daripada keluaran


 sesak nafas
 peningkatan berat badan (carpenito)

tujuan : pasien tidak menunjukan bukti bukti akumulasi cairan


atau bukti akumulasi cairan ditunjukkan pasien minimum.

Kriteria hasil :

 berat badan stabil


 tanda tanda vital dalam batas normal
 asites dan edema berkurang
 berat jenis urin dalam batas normal

intervensi :

a. kaji lokasi dan luas edema


b. monitor tanda tanda vital
c. monitor masukan makanan dan cairan
d. timbang berat badan setiap hari
e. ukut lingkar perut
f. tekan derajat pitting edema bila ada
g. observasiwarna dan tekstur kulir
h. monitor hasil urin

12
i. kolaborasi pemberian terapi diuretic
b. kerusakan integritas kulit berhubungan dengan perubahan turgor
kulit (nuratif &kusuma,2013).
Batasan karakteristik mayor :
 gangguan jaringan epidermis dan dermis

batasan karakteristik minor :

 pencukuran kulit
 lesi
 eritema
 pruritis (carpenito,2009)

tujuan : kulit anak tidak menunjukkan adanya kerusakan


integritas ,kemerehan atau iritasi.

Kriteria hasil :

 tidak ada luka atau lesi


 perfusi jaringan baik
 mampu melindungi kulit dan mempertahankan
kelembapan kulit

intervensi :

a. anjurkan pasien untuk menggunakan pakaian yang


longgar
b. hindari kerutan pada tempat tidur
c. jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering
d. mobilisasi pasien setiap dua jam sekali
e. monitor kulit akan adanya kemerahan
f. oleskan lotion atau minyak pada daerah yang tertekan
g. memandikan pasien dengan sabun dan air hangat

13
c. intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan
(wong,2008).
Batasan karakteristik mayor :
 kelemahan
 pusing
 dispnea

batasan karakteristik minor :

 pusing
 dispnea
 keletihan
 frekuensi akibat aktivitas (carpenito,2009)

tujuan : anak dapat melakukan aktivitas sesuai dengan


kemampuan dan mendapatkan istirahat dan tidur yang
adekuat.

Kriteria hasil :

Anak mampu melakukan aktivitas dan latihan secara


mandiri

Intervensi :

a. pertahankan tirah baring awal bila terjadi edema hebat


b. seimbangkan istirahat dan aktivitas bila ambulasi
c. rencanakan dan berikan aktivitas tenang
d. intruksikan anak untuk istirahat bila ia mulai merasa
lelah.

14
d. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan mual,muntah dan anoreksia (wong,2008).
Tujuan : kebutuhan nutrisi terpenuhi
Kriteria hasil :
 Tidak terjadi mual dan muntah
 Menunjukkan masukan yang adekuat
 Mempertahankan berat badan

Intervensi :

a. Tanyakan makanan kesukaan pasien


b. Anjurkan keluarga untuk mendampingi anak pada
saat makan
c. Pantau adanya mual dan muntah
d. Bantu pasien untuk makan
e. Berikan makanan sedikit tapi sering
f. Berikan informasi pada keluarga tentang diet klien
e. Ketakutan berhubungan dengan tindakan keperawatan
(Wilkinson,2011)
Tujuan : ketakutan anak berkurang
Kriteria hasil:anak merasa tenang dan anak kooperatif
Intervensi :
a. Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan
b. Jelaskan semua prosedur termasuk sensasi
diperkirakan akan dialami selama prosedur dilakukan
c. Berusaha memahami perspektif pasien dari situasi
stress
d. Dorong keluarga untuk tinggal dengan pasien
e. Lakukan terapi bermain
f. Kurang pengetahuan berhubungan dnegan kurangnya
informasi mengenai proses penyakit (Wilkinson,2011)
Tujuan : pengetahuan pasien dan keluarga bertambah

15
Kriteria hasil : informasi mengenai proses penyakit bertambah
Intervensi :
a. Kaji pengetahuan orang tua tentang penyakit dan
keperawatannta
b. Identifikasi kebutuhan terhadap informasi tambahan
mengenai perilaku promosi kesehatan program terapi
c. Berikan waktu kepada pasien untuk mengajukan
pertanyaan
d. Gunakan berbagai strategi penyuluhan
g. Risiko infeksi berhubungan dengan menurunnya respon imun
(wong,2008).
Tujuan :anak tidak menunjukkan bukti-bukti infeksi
Kriteria hasil :hasil laboratorium normal,tanda tanda vital
normal.tidak ada tanda-tanda infeksi.
Intervensi :
a. Lindungi anak dari kontak individu terinfeksi
b. Gunakan teknik mencuci tangan dengan baik
c. Jaga anak agar tetap hangat dan kering
d. Pantau suhu
e. Ajarkan orang tua tentang tanda dan gejala infeksi

16
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Sindrom nefrotik adalah keadaan klinis yang di sebabkan oleh


kerusakan glomerulus karena adanya peningkatan perneabilitas
glomerulus terhadap protein plasma menimbulkan protein urea,
hipoalbunemia, hiperglipedimia dan edema (Betz dan Sowden 2009)

Sindrom nefrotik adalah penyakit dengan gejala edema,


proteinuria, hipoalbunimea, dan hiperkolestrolemia. Kadang-kadang
terdapat hematuria, hipertensi dan penurunan fungsi ginjal (Nuratf
dan Kusuma 2013). Sindrom nefrotik merupakan keadaan klinis yang
meliputi proteinuria pasif, hipoalbuminemia, hiperlipemia dan edema
(Wong, 2008)

B. Saran
Dengan adanya makalah ini diharapkan kita sebagai seorang
perawat harus mampu mendiagnosis secara dini mengenai penyakit
sindroma nefrotik,sehingga kita mampu memberikan asuhan
keperawatan yang maksimal terhadap anak tersebut.tentunya dalam
pembuatan makalah ini masih terdapat banyak kesalahan maka dari
itu kami mohon kritik dan saran dari semua pihak.

17
DAFTAR PUSTAKA

Betz dan Sowden ( 2009)definisi sindrom nefrotik pada anak

Wong (2008). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis NANDA


NIC-NOC.Edisi Revisi. Jakarta : EGC

Nuratif &kusuma,2013). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis


& NANDA NIC-NOC.Edisi Revisi. Jakarta : EGC

18

Anda mungkin juga menyukai