Anda di halaman 1dari 12

MENGAMBIL INSTRUMEN/BARANG STERIL DI CENTERAL STERIL

SUPPLY UNIT ( CSSD )

NO Dokumen : NO. REVISI HALAMAN

Ditetapkan :
Tanggal Terbit
STANDAR
PROSEDUR
OPERSIONAL
DR.dr.H.Leo Prawirodiharjo,Sp.OG(K),M.Kes,.MM.Ph.D
. Nip. 19610811 199003 1 007
PENGERTIAN Mengambil barang instrumen / barang steril di central steril supply unit ( CSSU ) oleh
unit pelayanan streilisasi adalah proses mengambil instrumen / barang steril dari
CSSU oleh petugas Instalasi Rawat Inap
TUJUAN Memenuhi kebutuhan alat barang / instrument / yang sudah steril ke seluruh unit
pelayanan untuk perawatan pasien
KEBIJAKAN Keputusan direktur No. 785 b/SK-DIR/RSKDIASF/2018 TENTANG Kebijakan
pencegahan dan pengendalian infeksi RSKD Ibu dan Anak Siti Fatimah Makassar
PROSEDUR 1. Petugas ruangan membawa box warna hijau dan buku ekspedisi pengambilan
alat steril
2. Petugas ruangan menyerahkan buku ekspedisi pengambilan alat jepada petugas
CSSU dan menyerahkan jenis alat yang akan di ambil melalui loker pengambilan
alat steril
3. Petugas CCSU cuci tangan menggunakan antiseptic berbasis alcohol
4. Ambil barang di ruangan steril sesuai dengan nama alat dan jumlah. Barang yang
tercatat pada buku ekspedisi oleh petugas CSSU
5. Petugas CSSU mengecek kemasan alat / barang yang disterilkan dan keluarkan
barang steril melalui loker barang bersih
6. Lakukan serah terima barang steril nama maupun jumlahnya sengan petugas
ruangan ( menandai barang yang sudah di serahkan dengan cara mencongtren
nama barang di buku ekspedisi ) dank kedua belah puhak saling menanda tangani
buku ekspedisi
7. Tulis nama alat yang sudah di serahkan ( jumlah, set, tanggal, bulan, dan tahun )
8. Masukkan alat steril ke dalam kit container plastic warna hijau untuk dibawa ke
ruangan rawat inap / rawat jalan
9. Cuci tangan menggunakan antiseptic berbasic alcohol sesuia standar
UNIT TERKAIT Tim PPI – RS/ Bidang keperawatan / pelayanan medis / Bidang penunjang medis
DOKUMEN
TERKAIT
PENATALAKSANAAN TERTUSUK JARUM ATAU BENDA TAJAM

Nomor Dokumen : No. Revisi Halaman

Ditetapkan Direktur :
Tanggal Terbit
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
DR.dr.H.Leo Prawirodiharjo,Sp.OG(K),M.Kes,.MM.Ph.D
. Nip. 19610811 199003 1 007
PENGERTIAN Penatalaksanaan tertusuk jarum dan benda tajam adalah satu upaya pencegahan dan
pengandalian infeksi terhadap petugas yang tertusuk benda yang memiliki sudut
tajam atau rinciang yang menusuk, memotong, melalui kulit seperti jarum suntik,
jarum jahit bedah, piasu, skapel, gunting, atau benang kawat
TUJUAN Melindungi petugas kesehatan, mahasiswa, petugas kebersihan, pengunjung dari
perlukaan dan tertular penyakit seperti hepatitis B, hepatitis C, dan HIV
KEBIJAKAN 1. Undangan – Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang
kesehatan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1087 / MenKes / SK / VIII /
2010 tentang Standar Kesehatan dan keselamatn Kerja di Rumah Sakit
PROSEDUR Prosedur penatalaksanaan tertusuk jarum bekas pakai dan benda tajam :
1. Pertolongan Pertama
a. Jangan oanik
b. Penatalaksanaan lokasi terpapar
1) Segera cuci bagian yang terpapar dengan sabun antiseptic dan air
mengalir
2) Bilas dengan air bila terpapar pada daerah membrane mukosa
3) Bilas dengn air atau cairan NaCL bila terpapar pada daerah mata
2. Penanganan Lanjutan
a. Bila terjadi di luar jam kerja segera ke Instalasi Gawat Darurat ( IGD ) untuk
pematalaksanaan selanjutnya
b. Bila terjadi di dalam jam kerja segera ke poliklinik Penyakit Dalam dengan
membawah surat konsul dari dokter ruangan unit kerja
3. Laporan dan pendokumentasian
a. Laporan meliputi : Hari, tanggal, jam, dimana, bagaimana kejadian, bagian
mana yang terkena, penyebab, jenis sumber ( darah, urine, faeces ) dan
jumlah sumber yang mencemari ( banyak / sedikit )
b. Tentukan status pasien sebagai sumber jarum dan benda tajam ( pasien
dengan riwayat sakit apa )
c. Tentukan status petugas yang terpapar : Apakah menderita Hepatitis B,
apakah pernah mendapatkan imunisasi Hepatisis B, apakah sedang
hamil/menyusui
d. Jika tidak diketahui sumber paparanya, petugas yang terpapar diperiksa status
HIV, HBV, HCV
e. Bila status pasien bebas HIV, HBV, HCV dan bukan dalam masa inkubasi
tidak perlu tindakan khusus untuk petugas, tetapi bila diragukan dapat
dilakukan konseling
f. Pemberian propilaksis Pasca Pajanan n:
1) Pasca pajanan HIV
a. Apabila Status pasien HIV harus diberikan Prolaksis Pasca Pajanan
berupa obat ARV 4 jam setelah paparan maksimal 48 – 72 jam
diberikan selama 28 hari
b. Tes HIV diulang setelah 6 minggu, 3 bulan, dan 6 bulan.
2) Pasca pajanan Hepatitis B
a) Jika pernah vaksinasi periksa anti HBs
a. Anti HBs (+), titer ≤ 10, lakukan Booster
b. Anti HBs (+), Titer ≥ 10, lakukan observasi
b) Jika belum pernah vaksinasi maka :
a. Segera vaksinasi sesuai standar
b. Cek HBsAg bulan ke 1, bulam ke 3, bulan ke 6
c. Jika HBsAg (+), rujuk ke gasttrohepatologi penyakit dalam
untuk penanganan lebih lanjut
3) Evaluasi pencemaran berdasarkan mode, rute, beratnya yang terpapar :
a. Cairan resiko tinggi yang perlu diwaspadai dan dapat menimbulkan
pencemaran adalah darah, cairan sperma, secret vagina, cairan
cerebro spinal
b. Cairan tubuh yang tidak menimbulkan pencemaran: urine, sputum
non putulen, ingus, air mata keringat, faese \s.
c. Evaluasi yang terpapar pasien terinfeksi hepatitis B dan HIV, yang
perlu di follow up, dengan indikasi :
1. Tertusuk jarum terpapar cairan tubuh pada mukosa
2. Terpapar cairan tubuh pada mukosa
3. Terpapar pada kulit yang tidak utuh/bekas luka
4. Terpapar serangga yang bekas mengigit pasien dengan kasusu
HIV, hepatitis B
4. Laporan kejadian di lkukan oleh unit kerja tempat terjadinya kecelakaan
kepada K3RS dan komite PPIRS
PENATALAKSANAAN TERTUSUK JARUM ATAU BENDA TAJAM

Nomor Dokumen : No. Revisi Halaman

Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur :

STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
DR.dr.H.Leo Prawirodiharjo,Sp.OG(K),M.Kes,.MM.Ph.D
. Nip. 19610811 199003 1 007
UNIT TERKAIT 1. Instalasi rawat inap
2. Instalasi bedah
3. Penunjang medis
DOKUMEN
TERKAIT
PENCEGAHAN PENGENDALIAN INFEKSI PADA KARYAWAN RUMAH
SAKIT KHUSUS DAERAH IBU DAN ANAK SITI FATIMAH MAL\KASSAR

NO DOKUMEN No. Revisi Halaman

Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur:

STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
DR.dr.H.Leo Prawirodiharjo,Sp.OG(K),M.Kes,.MM.Ph.D
Direktur
PENGERTIAN Pencegahan dan pengendalian infeksi adalah upaya mencegah terjadinya kejadian
infeksi yang didapatkaryawan di rumah sakit
TUJUAN 1. Terlaksananya kegiatan pencegahan dan pengendalian infeksi ( PPI )
dilingkungan rumah sakitb
2. Mencegah resiko terjadinya infeksi rumah sakit pada keryawan rumah sakit
dalam rangka kesehatan dan keselamatan kerja
KEBIJAKAN Keputusan Direkstur Utama : No. 785 /SK-DIR/RSKDIASF/2018 tentang kebijakan
pengedalian infeksi di RSKDIA Siti Fatimah Makassar
PROSEDUR 1. Rumah Sakit menyediakan fasilitas PPI bagi karyawan rumah sakit, seperti
fasilitasi cuci tangan, fasilitas alat pelindung diri ( APD ), fasilitasi pengendalian
lingkungan dan limbah
2. Seluruh karyawan rumah sakit melakukan kegiatan cuci tangan yang baik dan
benar
3. Karyawan rumah sakit yang beresiko terpajan darah, cairan tubuh, secret pasien
maupun pemukaan lingkungan yang terkontaminasi wajib menggunakan alat
pelindung diri ( APD ). Yang disediakan oleh manajeman rumah sakit
4. Meningkat pemahaman dan keterampilan karyawan rumah sakit terhadap PPI
melalui penyelenggaraan diklat PPI bagi karyawan rumah sakit
UNIT TERKAIT Tim PPI/Bidang leperawatan/bidang pelayanan medis/Bidang penunjang medis/
Bidang rumah tangga ? Tim K3 – RS
PENCATATAN DAN PELAPORAN PELAYANAN STERILISASI

Nomor Dokumen No. Revisi00 Halaman 1

Ditetapkan Direktur:
Tanggal Terbit
SPO

DR.dr.H.Leo Prawirodiharjo,Sp.OG(K),M.Kes,.MM.Ph.D
. Nip. 19610811 199003 1 007
PENGERTIAN Pencatatan dan pelaporan pelayanan sterilisasi adalah melakukan perhitungan ,
pencatatan dan pelaporan semua pelayanan dan distribusi instrumen / barang steril
pelayanan pasien
TUJUAN 1. Meningkatkan mutu pelayanan sterilisasi sentral
2. Menjaga keutuhan instrument / barang dan ketersediaan barang steril untuk
pelayanan pasien
KEBIJAKAN Keputusan direktur 785/SK-DIR/RSKDIASF/1/2018 TENTANG Kebijakan
pencegahan dan pengendalian infeksi RSKD Ibu dan Anak Siti Fatimah Makassar
PROSEDUR A. Prosedur penghitungan, pencatatan dan pelaporan :
1. Setiap pelayanan sterilisasi alat, petugas, pemerimaan instrumen / barang
diwajibkan mengisi buku / formulir yang tersedia, terdiri dari :
2. Penghitungan alat kotor dilakukan bersama – sama oleh petugas CCSU dan
petugas dari unit yang bersangkutan agar tidak terjadi kekeliruan
3. Instrumen / barang yang sudah di set / pacing / di kelompokkan sesuai
ruangan yang mengirim, kemudian di catat dalam buku ekspedisi / cek list
sterilisasi yang terdiri dari :
a. Ruangan yang mengirim
b. Tanggal jam pemerimaan, jenis dan jumlah instrumen / barang
c. Nama petugas
d. Tanggal pensterilan
e. Tanggal kadaluarsa
4. Distribusi instrument / barang steril ke ruang perawatan, dilaksanakan oleh
petugas CCSU setelah unit yang bersangkutan menunjukkan bukti
pengiriman barang yang di sterilkan ( cek dalam buku ekspedisi )
5. Pengeluaran instrumen ini di catat pada buku monitoring strelisasi di masing
masing instansi yang kemudian akan di rekap setiap akhir bulan
6. Bila terjadi kekeliruan dalam jumlah atau jenis tidak sesuai dengan buku /
formulir permintaan sterilisasi diselesaikan oleh petugas distribut dan petugas
dari unit yang bersangkutan
B. Pelaporan
1. Petugas distribusi instrumen / barang steril merekap semua kegiatan pada
setiap akhir bulan dengan cara mengelompokkan jenis instrumen / barang,
ruangan dan jumlahnya
2. Laporan bulanan terdiri dari
a. Data pensterilan
b. Data pemakaian instrumen / barang
c. Data pemakaian linen
3. Data laporan di sampaikan kepada Tim PPI – RS yang akan membuat
eksekutif report

UNIT TERKAIT Tim PPIRS / Bidang keperawatan / pelayanan medis


DOKUMEN
TERKAIT
CUCI TANGAN DENGAN SABUN DAN AIR

Kode Nomor : No. Revisi : Halaman :

Ditetapkan :

SPO

DR.dr.H.Leo Prawirodiharjo,Sp.OG(K),M.Kes,.MM.Ph.D
Direktur
PENGERTIAN 1. Cuci tangan dengan sabun dan air adalah proses yang secara mekanik
melepaskan kotoran dan debris dari kulit tangan dengan sabun dan iar
2. Yang harus cuci tangan adalah semua personil yang mengadakan kontak
langsung maupun tidak langsung dengan penderita untuk melindungi dirinya
sendiri ataupun orang lain
3. 5 ( lima ) saat cuci tangan :
a. Sebelumnya kontak dengan pasien
b. Sebelum melakukan tindakan aseptic
c. Setelah terkena cairan tubuh
d. Setelah kontak dengan pasien
e. Setelah kontak dengan lingkungan pasien
TUJUAN Untuk menghilangkan semua kotoran dan debris serta menghambat atau membunuh
mikroorganisme pada kulit
KEBIJAKAN Keputusan direktur No. 2016/SK-DIR/RSKDIASF/I/2018 TENTANG kebijakan
pencegahan dan pengendalian infeksi RSKD Ibu dan Anak Siti Fatimah
PROSEDUR 1. Sebelum mencuci tangan lepaskan cincin, gelang serta jam tangan yang dipakai
2. Basahi telapak tangan dengan air mengalir di wastafel
3. Tuangkan sabun 3-5 cc untuk menyabuni seluruh permukaan tangan
4. Gosok kedua telapak tangan hingga merata
5. Gosok punggung dan sela –sela jari tangan dengan kanan dan sebaliknya
6. Gosokkan telapak tangan kanan pada telapak tangan kiri dengan jari-jari
menyilang
7. Gosok jari-jari dalam genggaman tangan kanan dan sebalinya
8. Putar dan gosok ibu jari kiri dalam genggaman tangan kanan dan sebaliknya
9. Gosok dengan memutar ujung jari-jari tangan kanan di telapak tangan kiri dan
sebaliknya ( kea rah ibu jari )
10. Keringkan kedua telapak tangan tanpa menggunakan tissue / lap tangan
11. Lakukan semua gerakan di atas selama 20-30 menit
UNIT TERKAIT Tim PPIRS/Bidang Keperawatan / Pelayanan Medis

CUCI TANGAN BEDAH

Kode Nomor : No. Revisi : Halaman :

Ditetapkan :

SPO

DR.dr.H.Leo Prawirodiharjo,Sp.OG(K),M.Kes,.MM.Ph.D
Direktur
PENGERTIAN 1. Cuci tangan bedah adalah kegiatan mencuci tangan menggunakan sabun
antimicrobial sebelum operasi untuk menghilangkan kuman transien dan
menurunkan kuman resident flora di tangan
2. Pelaksana adalah dokter, perawat, badan instansi kamar operasi
TUJUAN 1. Membersihkan tangan untuk menhilangkan kuman transien dan mengurangi
resident flora agar tidak terjadi kontaminasi saat cuci tangan
2. Tindakan utama dalam pencegahan pengendalian infeksi
KEBIJAKAN Keputusan direktur No. 2016/SK-DIR/RSKDIASF/1/2018 TENTANG Kebijakan
pencegahan dan pengendalian infeksi RSKD ibu dan Anak Siti Fatimah Makassar
mengenai kebersihan tangan
PROSEDUR 1. Persiapan alat :
2. Petugas CSSU lakukan cuci tangan dengan sabun dan air mengalir
3. Petugas menggunakan sarung tangan
4. Lakukan pengemasan dengan cara :
a. Menggunakan wrapping paper / non waven
 Bengtangkan wrapping / non wonen yang akan di gunakan
 Letakkan alat yang akan di sterilkan di bagian tengan
 Beri indicator internal yang diletakkan pada bagian alat yang akan di
sterilkan
 Lipat kertas / linen dengan teknik amplop dan pada bagian penutupnya
kertas disisakan sedikit sehingga pada saat membuka tidak menyentuh
bagian dalam alat
 Fiksasi dengan menggunakan tali pengikat
 Berikan indicator eksternal pada bagian luar yang dilengkapi dengan
data : nama alat, nama petugas, tanggal dan jam penyetrilan
b. Menggunakan linen pembungkus :
 Bentangkan linen pembungkus pertama yang akan di gunakan sesuai
ukuran
 Letakkan alat yang akan di streilkan di bagian tengah
 Beri indicator internal dibangian dalam antara alat yang di sterilkan
 Bungkus alat menggunakan linen pembungkus pertama
 Bentangkan kembali linen pembungkus kedua, letakkan alat yang sudah
di bungkus linen pembungkus pertama di bagian tengan, lipat linen
dengan teknik amplop dan pada bagian penutupnya sisakan sedikit
sehingga pada saat membuka tidak menyentuh bagian dalam alat
 Fiksasi dengan menggunakan tali pengikat
 Beri indicator eksternal pada bagian luar yang dilengkapi dengan data
nama alat, nama petugas, tanggal, dan jam penyetrilan
c. Menggunakan pouches :
 Siapakan pouches yang akan di gunakan sesuai ukuran
 Susun alat yang akan di sterilkan kedalam pouches
 Beri indicator internal yang diletakkan pada bagian dalam antara alat
yang akan disterilkan
 Beri indicator eksternal pada bagian luar yang di lengkapi dengan data :
nama aalat, petugas, tanggal, dan jam penyeterilan
 Lakukan rapping untuk merekatkan pouches menggunakan alat khusus
5. Rapikan kembali alat-alat
UNIT TERKAIT Timm PPI-RS/Bidang Keperawatan / Bidang Pelayanan Medis / Bidang Penunjang
Medis
PEMBERSIHAN
( DEKONTAMINASI DAN PENCUCIAN INSTRUMEN KOTOR )

Kode Nomor : No. Revisi : Halaman :

Ditetapkan :

SPO

DR.dr.H.Leo Prawirodiharjo,Sp.OG(K),M.Kes,.MM.Ph.D
Direktur
PENGERTIAN 1. Barang kotor adalah semua peralatan dasar bedah/instrument maupun peralatan
penunjang untuk tindakan pe,bedahan yang sudah terkontaminasi
2. Pembersihan adalah proses menhilangkan kotoran dengan cara :
3. Alat pelindung diri ( APD ) adalah alat pelindung diri yang terdiri dari topi,
pelindung wajah / mata, masker, sarung tangan tebal dan panjang , apron / skort
plastic, sepatu boot
4. Cairan detergen adalah cairan cairan yang mengandung enxym sebagai media
untuk melakukan pencucian instrument peralatan cairan enzyme dengan
perbandingan 1 liret air bersih : 5 ml cairan enzyme
TUJUAN 1. Sebagai acuan penerapan langkah – langkah untuk melakukan dekontaminasi
dan pencucian barang kotor
2. Mencegah terjadinya kontaminasi yang berasal dari cairan tubuh
KEBIJAKAN Keputusan direktur No. 2016/SK-DIR/RSKDIASF/1/2018 Tentang kebijakan
pencegahan dan pengendalian infeksi RSKD Ibu dan Anak Siti Fatimah Fatimah
Makassar
PROSEDUR 1. Cuci tangan menggunakan sabun dengan air mengalir sebelum melakukan
pekerjaan
2. Gunakan alat pelindung diri ( APD ) : sarung tangan , masker, skort, sepatu boot
3. Pisahkan antara instrument tajam dengan instrument
4. Bilas dengan air mengalir, pindahkan kedalam container plastic
5. Rendam instrument dalam contraner plastic berisi larutan enzyme selama 5 – 10
menit dengan 26-50 derajat celcius, perbandingan 5 ml enzyme di dlm 1 ( satu )
liter air
6. Cuci tangan dan sikat instrument di dalam rendam air
7. Pastikan instrument sudah bersih
8. Bilas dengan air bersih dan pastikan tidak ada sisi darah / kotoran yang
menempel
9. Tiris dan keringkan dengan lap pengering hingga kering
10. Masukkan ke dalam pass box / loket serah terima dengan petugas inspeksi setting
packing
11. Lepaskan APD
12. Cuci tangan menggunakan sabun dan iar mengalir setelah melakukan pekerjaan
UNIT TERKAIT Tim PPI-RS/Bidang Keperawatan / Pelayanan Medis / bidang Penunjang Medis

Anda mungkin juga menyukai