Anda di halaman 1dari 2

3.

F
PATOFISIOLOGI DIARE

Istilah diare digunakan jika feses kehilangan konsistensi normalnya yang padat. Hal ini biasanya
berhubungan dengan peningkatan beratnya (pada laki-laki>235 g/hari dan
perempuan>175g/hari) dan frekuensinya (>2 perhari).

Diare dapat memiliki banyak penyebab :

- Diare osmotic : terjadi akibat asupan sejumlah makanan yang sukar diserap bahkan dalam
keadaan normal atau pada malabsorbsi. Termasuk dalam kelompok pertama adalah sorbitol(ada
dalam obat bebas gula dan permen serte buah-buahan tertentu), fruktosa (jeruk, lemon, berbagai
buah, madu), garam magnesium (antasida, laktasif) serta anion yang sukar diserap seperti sulfat,
fosfat atau sitrat.

Zat yang tidak diserap bersifat aktif secara osmotic pada usus halus sehingga menarik air ke
dalam lumen. Dan hal ini tergambarkan dalam beberapa percobaan. Misalnya, asupan zat yang
tidak diserap sebesar 150 mmol dalam 250 mL air akan memulai sekresi air secara osmitik di
duodenum sehingga volumenya meningkat hingga 750 mL.

Pada malabsorbsi karbohidrat, penurunan absorbsi Na di usus halus bagian atas menyebabkan
penyerapan air menjadi berkurang . Aktivitas osmotic dari karbohidrat yang tidak diserap juga
menyebabkan sekresi air. Akan tetapi, bakteri di dalam usus besar dapat memetabolisme
karbohidrat yang tidak diserap hingga sekitar 80 g/hari menjadi asam organic yang berguna
untuk menghasilkan energi, yang bersama-sama dengan air akan diserap di dalam kolon. Hanya
gas yang dihasilkan dalam jumlah besar yang akan memberikan bukti terjadinya malabsorbsi
karbohidrat. Namun, jika jumlah yang tidak diserap >80 g/hari atau bakteri usus dihancurkan
oleh antibiotic , akan terjadi diare.

- Diare sekretorik : dalam pemahaman yang lebih sempit terjadi jika sekresi Cl di mukosa usus
halus diaktifkan. Di dalam sel mukosa , Cl secara sekunder aktif diperkaya oleh pembawa
simport Na-K-2Cl basolateral dan disekeresi melalui kanal Cl di dalam lumen. Kanal ini akan
lebih sering membuka ketika konsentrasi cAMP intrasel meningkat. cAMP dibentuk dalam
jumlah yang lebih besar jika terdapat misal laktasif dan toksin bakteri tertentu (kolera). Toksin
kolera menyebabkan diare massif (hingga 1000mL/jan) yang dapat secara cepat mengancam
nyawa akibat kehilangan air, K dan HCO3.

Pembentukan VIP (vasoactive intestinal peptide) yang berlebihan oleh sel tumor pulau pancreas
juga menyebabkan tingginya kadar cAMP di mukosa usus sehingga mengakibatkan diare yang
berlebihan dan mengancam nyawa yang biasa disebut dengan kolera pankreatik.
Terdapat beberapa alasan mengapa diare terjadi setelah reaksi ileum dan sebagian kolon. Garam
empedu, yang normalnya diabsorbsi di ileum, akan mempercepat aliran yang melalui
kolon(absorbsi air menurun). Selain itu, garam empedu yang tidak diserap akan dehidroksilasi
oleh bakteri dikolon. Metabolit garam empedu yang terbentuk akan merangsang sekresi NaCl
dan H2O dikolon. Akhirnya, juga terjadi kekurangan absorbsi aktif Na pada segmen usus yang
direseksi.

Sya’roni, Akmal. 2007. Disentri Basiler. In : Sudoyo, dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi IV.
Jakarta : Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI

P.S: AKU KIRIM 1-1 YA hapeku baru bener :’(

Anda mungkin juga menyukai