PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Orang-orang Arab pada zaman jahiliah telah mengenal ibadah haji ini
yang mereka warisi dari nenek moyang terdahulu dengan melakukan
perubahan disana-sini. Akan tetapi, bentuk umum pelaksanaannya masih
tetap ada, seperti thawaf, sa'i, wukuf, dan melontar jumrah. Hanya saja
pelaksanaannya banyak yang tidak sesuai lagi dengan syariat yang
sebenarnya. Untuk itu, Islam datang dan memperbaiki segi-segi yang salah
dan tetap menjalankan apa-apa yang telah sesuai dengan petunjuk syara'
(syariat), sebagaimana yang diatur dalam al-Qur'an dan sunnah rasul. Latar
belakang ibadah haji ini juga didasarkan pada ibadah serupa yang
dilaksanakan oleh nabi-nabi dalam agama Islam, terutama nabi Ibrahim
(nabinya agama Tauhid). Ritual thawaf didasarkan pada ibadah serupa yang
dilaksanakan oleh umat-umat sebelum nabi Ibarahim. Ritual sa'i, yakni berlari
antara bukit Shafa dan Marwah (daerah agak tinggi di sekitar Ka'bah yang
sudah menjadi satu kesatuan Masjid Al Haram, Makkah), juga didasarkan
untuk mengenang ritual istri kedua nabi Ibrahim ketika mencari susu untuk
anaknya nabi Ismail. Sementara wukuf di Arafah adalah ritual untuk
mengenang tempat bertemunya nabi Adam dan Siti Hawa di muka bumi,
yaitu asal mula dari kelahiran seluruh umat manusia.
2. Pengertian Haji
Menurut bahasa “Haji” ialah ziarah, mengunjungi atau menuju,
sedangkan menurut istilah adalah berkunjung ke Baitullah, untuk melakukan
Thawaf, Sa’i, Wukuf di Arafah dan melakukan amalan – amalan yang lain
dalam waktu tertentu (antara 1 syawal sampai 13 Dzulhijjah) untuk
mendapatkan keridhaan Allah SWT”.
Hukum melaksanakan Haji adalah wajib satu kali seumur hidup bagi orang-
orang yang telah mampu untuk melaksanakannya
Firman Allah SWT :
َآمنً َاو ِللّ ِه َعلَىالنَّا ِس ِح ُّج ْالبَ ْيتِ َم ِن
ِ فِي ِهآيَاتٌبَ ِيّنَات ٌ َّمقَا ُمإِب َْراهِي َم َو َمندَ َخلَ ُه َكان
سبِيالً َو َمنَ عإِلَ ْي ِه
َ طا َ َ َكفَ َرفَإِنَّاللهغَنِيٌّعَنِ ْال َعالَ ِمينَ ا ْست
Artinya :
Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, (di antaranya) maqam Ibrahim;
barangsiapa memasukinya (Baitullah itu) menjadi amanlah dia; mengerjakan
haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang
sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barangsiapa mengingkari
(kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan
sesuatu) dari semesta alam. (QS. Ali Imran:97)
Orang kafir diperintahkan untuk masuk Islam terlebih dahulu. Jika dia telah
masuk Islam, maka kita perintahkan untuk melakukan shalat, puasa, zakat,
haji dan seluruh syariat Islam.
B. Berakal Sehat
C. Baligh
Berdasarkan sabda Nabi sallallahu’alaihi wa sallam:
ع ْن ْالقَلَ ُم ُر ِف َع
َ ع ْن ثَالثَةٍ؛
َ ظ َحتَّى النَّا ِئ ِم َ َي ْست َ ْي ِق، ع ْن َو
َ ِي َّ َحتَّى ال
ّ ِصب
يَحْ ت َ ِل َم، ع ْن َو ِ ُيَ ْع ِق َل َحتَّى ْال َمجْ ن
َ ون
"Pena Diangkat (kewajiban digugurkan) dari tiga (golongan); Orang yang
tidur sampai bangun, anak kecil hingga bermimpi (baligh), dan orang gila
hingga berakal (sembuh)." (HR. Abu Daud, no. 4403, dishahihkan oleh Al-
Albany dalam shahih Abu Daud)
Maka anak kecil tidak diwajibkan haji. Akan tetapi kalau walinya
menghajikannya, maka hajinya sah dan pahala haji bagi anak kecil dan
walinya juga. Berdasarkan sabda Nabi sallallahu’alaihi wa sallam ketika ada
seorang wanita mengangkat anak kecilnya dan bertanya, "Apakah anak ini
dapat melakukan haji? Beliau menjawab, "Ya, dan bagimu mendapat pahala."
(HR. Muslim)
D. Merdeka
yaitu seorang budak tidak diwajibkan haji, karena dia sibuk memenuhi
hak tuannya.
E. Mampu
Allah berfirman:
ِعلَى َو ِ ََّّلل ِ ع َم ْن ْالبَ ْي
ِ َّت ِح ُّج الن
َ اس َ َ سبِيال إِلَ ْي ِه ا ْست
َ طا َ ( عمران آل سورة:97)
"Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi)
orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah." (QS. Ali Imran:
97)
8. Rukun Haji
Rukun haji adalah suatu perbuatan apabila tidak dilakukan menyebabkan
tidak syahnya haji. Perbuatan itu tidak boleh diganti dengan dam (denda) dan
harus mengulang lagi.
Yang dimaksudkan rukun haji antara lain :
a. IHRAM : niat mengerjakan ibadah haji dengan memakai pakaian ihram
(pakaian yang tidak dijahit).
b. WUQUF : (berdiam diri) di Arafah yaitu berkumpul di padang arafah
untuk beberapa saat (berdiam).
c. THAWAF : mengelilingi Ka’bah 7 (tujuh) kali.
d. SA’I : lari-lari kecil antara shafa dan marwah.
e. TAHALLUL : mencukur atau menggunting rambut.
f. TERTIB : mengerjakannya harus berurutan.
9. Wajib Haji
Wajib haji adalah sesuatu yang perlu dikerjakan, tetapi mengenai syah atau
tidaknya haji seseorang tidak tergantung atasnya, karena boleh diganti dengan
dam (denda).
Wajib haji antara lain :
a. Ihram dari miqat
b. Mabit di Mudzdalifah
c. Bermalam di Mina
d. Melempar tiga jumrah : aqobah, ula, wustha
e. Thawaf wada’
f. Meninggalkan semua yang diharamkan dalam ihram
c. Mabit
Melaksanakan mabit atau bermalam di Muzdalifah, dari tengah malam
hingga terbitnya fajar. Beberapa kegiatan yang dilaksanakan meliputi
mengumpulkan batu kerikil sebanyak 7 butir, berdzikir, membaca Al-
Qur’an, berdoa, dan melaksanakan shalat Subuh sebelum melanjutkan
perjalanan ke Mina. Di tempat ini terdapat monumen suci yang
dinamakan masy’ar al haram dimana jamaah haji dapat berdzikir dan
memanjatkan doa.
d. Melempar Jumrah
Melemparkan atau melontarkan batu kerikil sebanyak 7 buah yang
sebelumnya telah dibawa di bukit yang bernama al Aqabah. Rukun alam
tata cara ibadah haji ini dilaksanakan pada tanggal 10 Dzulhijjah. Setelah
itu baru melaksanakan penyembelihan hewan.
e. Tahalul
Melaksanakan tahalul atau melepaskan pakaian ihram sebagai tanda telah
selesainya pelaksanaan amalan haji yang dilakukan dengan memotong
atau mencukur rambut. Setelah itu jamaah dapat memakai pakaian biasa
untuk menuntaskan amalan lainnya. Diantaranya pergi ke Masjidil Haram
di Mekkah untuk melaksanakan thawaf ifadah atau mengelilingi ka’bah.
Disini disunnahkan mencium Hajar Aswad, btu hitam yang terdapat di
Ka’bah, melaksanakan shalat sunah 2 rakaat di samping makam Nabi
Ibrahim, shalat sunah 2 rakaat di Hijr Ismail, serta berdoa di Multazam.
Setelah itu melaksanakan sa’i atau lari-lari kecil dari Bukit Shafa menuju
Bukit Marwa dan diakhiri dengan tahalul kedua berupa memotong atau
mencukur rambut.
f. Mabit di Mina
Melaksanakan mabit atau bermalam di Mina yang dilaksanakan pada hari
tasyrik, yaitu dari tanggal 11 hingga 13 Dzulhijjah. Di tempat ini jamaah
disunnahkan untuk melaksanakan jumrah atau melempar batu kerikil
diantaranya ula, wustha, dan aqabah, masing-masing dengan 7 butir
kerikil. Ini merupakan tahapan terakhir dari berbagai rangkaian haji dan
jamaah dapat kembali ke Mekkah.
g. Thawaf Ifadah
Untuk para jamaah yang belum sempat melakukan thawaf ifadah, maka
dapat melaksanakan thawaf wada dengan mengelilingi ka’bah untuk yang
terakhir kalinya sebelum pulang kemasing-masing Negara. Dengan
terpenuhinya rukun dan tata cara ibadah haji maka selesai pula seluruh
rangkaian pelaksaan haji yang diwajibkan.