TUGAS KE – 3
BAHASA PEMOGRAMAN
ULVA YULYANTI
2019
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha Penyanyang. Saya
panjatkan puji syukur kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, serta inayah-
NyA kepada saya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ilmiah tentang limbah dan
manfaatnya untuk masyarakat.
Tugas ini sudah saya susun dengan maksimal dan melihat referensi dari berbagai pihak
sehingga bisa memperlancar pembuatan tugas ini. Untuk itu saya menyampaikan terima kasih
kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan tugas ini.
Terlepas dari segala hal tersebut, Saya sadar sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karenanya saya dengan lapang dada
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar saya dapat memperbaiki makalah ilmiah
ini.
Akhir kata saya berharap semoga makalah ilmiah tentang limbah dan manfaatnya ini bisa
memberikan manfaat maupun inspirasi untuk pembaca.
Penyusun
Ulva Yulyanti
BAB I
PENGERTIAN INTEGRAL
𝑏
∫𝑎 𝑓 (𝑥)𝑑𝑥 =][𝐹(𝑥)]𝑏𝑎 = F(b) – F(a)
𝑏
𝑏
1. ∫ 𝑘 𝑓(𝑥) 𝑑𝑥 = 𝑘 ∫ 𝑓(𝑥)𝑑𝑥
𝑎
𝑎
𝑏
𝑏 𝑏
2. ∫ [𝑓(𝑥) 𝑑𝑥 + 𝑔(𝑥)]𝑑𝑥 = ∫ 𝑓(𝑥)𝑑𝑥 + ∫ 𝑔(𝑥)𝑑𝑥
𝑎 𝑎
𝑎
𝑏
𝑏 𝑏
3. ∫ [𝑓(𝑥) − 𝑔(𝑥)]𝑑𝑥 = ∫ 𝑓(𝑥)𝑑𝑥 − ∫ 𝑔(𝑥)𝑑𝑥
𝑎 𝑎
𝑎
𝑐 𝑐
𝑏
4. ∫ 𝑓(𝑥) 𝑑𝑥 + ∫ 𝑓(𝑥)𝑑𝑥 = ∫ 𝑓(𝑥)𝑑𝑥 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑎 < 𝑏 < 𝑐
𝑎
𝑎 𝑎
𝑎
𝑏
∫ 𝑓(𝑥) 𝑑𝑥 = − ∫ 𝑓(𝑥)𝑑𝑥
𝑎
𝑏
Berikut adalah beberapa bentuk integral (bentuk baku) yang diketahui dalam
pengintegralan dengan metode subsitusi.
1. ∫ 𝑘 𝑑𝑢 = 𝑘𝑢 + 𝑐
1
2. ∫ Un du = 𝑛+1 Un+1 +c, dengan n ≠ -1
1
3. ∫ 𝑢 𝑑𝑢 = ln ⎸u⎹ + c
4. ∫ eu du = eu +c
5. ∫ au du=
6. ∫ sin u du = - cos u + c
7. ∫ cos u du = sin u + c
8. ∫ sec2 u du = tan u + c
9. ∫ cos ec2u du = - cot u + c
10. ∫ sec u . tan u du =sec u + c
11. ∫ cot u . cosec u du = - cosec u + c
12. ∫ tan u du = - ln ⎸cos u⎹ + c
13. ∫ cot u du = ln ⎸sin u⎹ + c
𝑏 𝑔(𝑏)
Sehingga,
𝑏 𝑔(𝑏)
∫𝑎 𝑓(𝑔(𝑥)𝑔′ (𝑥)𝑑𝑥 = ∫𝑔(𝑎) 𝑓(𝑢)𝑑𝑢
Pada gambar (a) , kurva y = f(x) merupakan fungsi kontinu dan tak negatif ( f(x) ≥ 0)
dalam interval tertutup a ≤ x ≤ b. Daerah yang dibatasi oleh kurva y= f(x), sumbu x,
garis x = a dan garis x = b pada gambar adalah daerah A1.
Luas daerah A1 ditentukan oleh
𝑏
𝐿(𝐴1) = ∫ 𝑓(𝑥)𝑑𝑥
𝑎
Pada gambar (b), kurva y = f(x) merupakan fungsi kontinu dan tak positif (f(x) ≤ 0)
dalam interval tertutup a ≤ x ≤ b. Daerah yang dibatasi oleh kurva y= f(x), sumbu x,
garis x = a dan garis x = b pada gambar adalah daerah A2.
Luas daerah A1 ditentukan oleh
𝑏
𝐿(𝐴2) = − ∫ 𝑓(𝑥)𝑑𝑥
𝑎
𝐿 = ∫(𝑓(𝑥) − 𝑔(𝑥))𝑑𝑥
𝑎
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan luas daerah antara dua kurva
adalah sebagai berikut.
1. Untuk merumuskan dan menghitung luas daerah antara dua kurva perlu dilukiskan
terlebih dahulu sketsa grafik kedua kurva tersebut dalam bidang Cartesius
2. Batas-batas pengintegralan x = a dan atau x = b perlu ditentukan terlebih dahulu.
Nilai x = a atau x = b dapat diperoleh dari arah titik potong kedua kurva.
Jika daerah yang dibatasi oleh kurva y = f(x), sumbu x, garis x = a, dan garis x = b
diputar sejauh 360o mengelilingi sumbu x, maka volume atau isi benda putar yang
terjadi ditentukan oleh :
𝑏 𝑏
𝑉 = 𝜋 ∫𝑎 𝑦 2 dx atau V = π ∫𝑎 ((𝑓𝑥))2 dx
𝑑 𝑑
𝑉 = 𝜋 ∫𝑐 𝑥 2 dy atau V = π ∫𝑐 (𝑔(𝑥))2 dy
𝑑
V= π∫𝑐 (x12 – x22)dx
Atau
𝑑
V= π ∫𝑐 (f2 (y) – g2 (y))dy
- Apabila n bilangan bulat genap dan positif, gunakan rumus setengah sudut
berikut.
1−cos 2𝑥 1+cos 2𝑥
Sin2x = dan cos2x =
2 2
2𝑧 1 − 𝑧2 2 𝑑𝑧
sin 𝑥 = cos 𝑥 = 𝑑𝑥 =
1+𝑧 2 ′ 1+ 𝑧 2 ′ 1 + 𝑧2
BAB III
INTEGRAL SUBSTITUSI
BAB IV
INTEGRAL PARSIAL
1. Pengintegralan dengan Menggunakan Integral Parsial
Pengintegralan dengan menggunakan rumus integral parsial diperoleh dari
pengintegralan turunan hasil fungsi kali fungsi-fungsi. Misalkan terdapat fungsi 𝑢 dan
fungsi 𝑣 yang hasil kalinya adalah 𝑦 = 𝑢𝑣. dengan menggunakan aturan turunan hasil
kali fungsi-fungsi diperoleh hubungan:
𝑦 ′ = 𝑢′ 𝑣 + 𝑢𝑣′
𝑑𝑦 𝑑𝑢 𝑑𝑣
↔ = 𝑣+𝑢
𝑑𝑥 𝑑𝑥 𝑥
↔ 𝑑𝑦 = 𝑣𝑑𝑢 + 𝑢𝑑𝑣
∫ 𝑑𝑦 = ∫(𝑣𝑑𝑢 + 𝑢𝑑𝑣)
↔ 𝑦 = ∫ 𝑣𝑑𝑢 + ∫ 𝑢𝑑𝑣
↔ 𝑢𝑣 = ∫ 𝑣𝑑𝑢 + ∫ 𝑢𝑑𝑣
↔ ∫ 𝑣𝑑𝑢 = 𝑢𝑣 − ∫ 𝑢𝑑𝑣
𝑁(𝑥) 𝑁 (𝑥)
Asumsikan bahwa kita ingin mengevaluasi ∫ 𝐷(𝑥) 𝑑𝑥, di mana 𝐷 (𝑥) adalah
fungsi kuadrat irredusibel. Metode ini akan tergantung pada faktorisasi. Dalam
metode ini akan mempertimbangkan banyak kasus.
Kasus I
𝐴
Nyatakan integral sebagai jumlah dari suku-suku berbentuk 𝑥−𝑎 untuk tiap
faktor linear 𝑥 − 𝑎 dari penyebut, di mana A adalah konstanta yang tidak diketahui.
Selesaikan konstanta tersebut. Integrasi menghasilkan jumlah suku-suku berbentuk
𝐴𝐼𝑛|𝑥 − 𝑎|. Asumsi ini tanpa bukti bahwa integral selalu mempunyai representasi
jenis yang dikehendaki. Untuk tiap soal khusus, hal ini dapat diperiksa pada akhir
perhitungan
Kasus II
D(x) adalah hasil kali faktor-faktor linear yang beberapa di antaranya muncul
lebih dari satu kali.
Untuk tiap faktor linear berulang (x – r) yang muncul k kali pada penyebut,
1 𝐴 𝐴2 𝐴𝑘
gunakan 𝑥−𝑟 + (𝑥−𝑟)2
+ …+ (𝑥−𝑟)𝑘
sebagai bagian dari representasi integran. Tiap
faktor linear yang muncul hanya sekali diganti seperti dalam kasus I.
Kasus III
D(x) adalah hasil kali satu atau lebih faktor-faktor kuadrat iredusibel yang
berbeda dan mungkin juga beberapa faktor linear (yang mungkin muncul lebih dari
sekali).
Faktor-faktor linear ditangani seperti pada kasus I-II. Untuk tiap faktor kuadrat
𝐴𝑥+𝐵
iredusibel 𝑥 2 + 𝑏𝑥 + 𝑐, ditempatkan suku 𝑥 2 + 𝑏𝑥+𝑐 pada representasi integran.
Kasus IV
D(x) adalah hasil kali nol atau lebih faktor linear dengan satu atau lebih
faktor-faktor kuadratik iredusibel.
𝐴1 𝑥+𝐵1 𝐴2 𝑥 +𝐵 𝐴𝑘 𝑥 + 𝐵𝑘
2
+ (𝑥 2 + 𝑏𝑥+𝑐) +…+
𝑥 2 +𝑏𝑥+𝑐 2 (𝑥 2 + 𝑏𝑥+𝑐)𝑘
BAB V
APLIKASI INTEGRAL
A. Pengaplikasian Integral
Dalam pengaplikasian integral, disini saya akan membahas mengenai peranan
integral di dunia teknik. Penggunaan integral sangat membantu dan mempermudah
dalam perhitungan.
a. Runtuhnya Jembatan Tacoma, Washington
Jembatan Tacoma yang panjangnya 1,8 km di buka pada 1 Juli 1940. Empat
bulan kemudian jembatan tersebut runtuh karena badai yang berkekuatan 68
km/jam. Untuk membangunnya kembali membutuhkan perhitungan yang tepat,
agar tidak terjadi bencana yang sama.
Robohnya jembatan tersebut karena putusnya tali baja yang mengikat jembatan
agar tidak roboh. Disini diperlukan seorang ahli teknik sipil agar tali dan luas
daerah jembatan untuk menghubungkannya kembali. Pilar-pilar jembatan pada
gambar di atas membentuk partisi-partisi yang akan kita temukan dalam pokok
bahasan menghitung luas daerah dengan menggunakan integral.
Penerapannya
Untuk penerapannya sang ahli teknik sipil menggunakan prinsip integral
tertentu, Secara geometri dari bentuk jembatan seperti itu didefinisikan sebagai
integral yang dapat diartikan sebagai luas daerah di bawah kurva y = f(x) pada
interval [a, b].
b n
L f (x) dx lim f (xi ) xi
a n i 1
Kegiatan pokok dalam menghitung luas daerah dengan integral tentu adalah:
1. Gambar daerahnya.
2. Partisi daerahnya
3. Aproksimasi luas sebuah partisi Li f(xi) xi
4. Jumlahkan luas partisi L f(xi) xi
5. Ambil limitnya L = lim f(xi) xi
a
6. Nyatakan dalam integral L f ( x) dx dan hitung nilainya
0
Sebagai contohnya kita bisa misalkan talinya yang seperti kurva sebagai kurva
y = x2 yang dibatasi jembatan sebagai sumbu x, dan tiang jenmbatannya sebagai
sumbu y, dimisalkan dibatasi oleh garis x=3. Sehingga dapat dilukskan pada
gambar dibawah ini.
Dengan mengikuti langkah pokok dalam perhitungan luas daerah integral, di
3
dapat persamaan integralnya L x 2 dx , kemudian dihitung nilainya.
L
x3
3 0
3
0 9
33
3
0
𝒗 = 𝝅 ∫ 𝒚𝟐 𝒅𝒙
𝒂
Kurva x = f(y) diputar 3600 terhadap sumbu y, batas y, sumbu putar y. Dapat
dirumuskan sebagai berikut:
𝒃
𝒗 = 𝝅 ∫ 𝒙𝟐 𝒅𝒚
𝒂
(Bintang, 2011)
Aturan eksponensial
DAFTAR PUSTAKA
Sudaryono,Untung Rahaja. 2010. Langkah Mudah Belajar kalkulus for IT. Yogyakarta:
ANDI.
Chiang, Alpha C. 2006. Dasar – Dasar Matematika Ekonomi Edisi 4. Jakarta: Erlangga.
Departemen Pendidikan dan Kedudayaan. 1990. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:
Balai Pustaka.
Purcell, Edwin J. 1996. Kalkulus dan Geometri Analitis Jilid 1. Jakarta: Erlangga.