PENDAHULUAN
Praktik pengenalan pertanian adalah salah satu mata kuliah yang diselenggarakan
dengan tujuan mengenalkan kegiatan pertanian di lapangan. Hal ini dilakukan
karena tidak sedikit mahasiwa khususnya jurusan agribisnis yang berasal dari
daerah perkotaan dan tidak mengenal proses pertanian. Dengan
diselenggarakannya praktik pengenalan pertanian, mahasiswa diharapkan
memiliki pengalaman langsung di lapangan dan lebih memahami kegiatan
pertanian serta kehidupan sosial para petani khususnya di desa Gunung Rejo.
1
subsistem jasa layanan penunjang yang ada di desa Cinta Mulya, Kecamatan
Candipuro, Kabupaten Lampung Selatan. Mahasiswa juga dapat mengetahui
bagaimana sistem pemasaran komoditi, sistem sosial petani, dan sumber daya
serta kesejahteraan petani di desa tersebut.
2
2. Mahasiswa mampu mengenal dan mengetahui berbagai agroindustri yang
ada di pedesaan.
3. Mahasiswa mampu mengenal dan mengetahui proses pemasaran yang ada
di pedesaan.
4. Mahasiswa mampu mengenal dan mengetahui berbagai subsistem dan jasa
layanan pendukung yang ada di pedesaan.
5. Mahasiswa mampu mengenal dan mengetahui sumberdaya dan
kesejateraan petani yang ada di pedesaan.
6. Mahasiswa mampu mengenal dan mengetahui berbagai sistem sosisal
petani yang ada di pedesaan.
3
II. GAMBARAN UMUM LOKASI
unungrejo awalnya merupakan salah satu pedukuhan di wilayah Desa Wates way
ratai yang kenal dengan nama ANGLO (nama AFDELING wilayah kerja
perkebunan karet kopi Way ratai), meliputi dusun Totoharjo dan Dusun
Gunungrejo.
4
Pada akhir desember 1992 desa Gunung Rejo melaksanakan pemilihan
Kepala Desa yang pertama, secara kronologis Jabatan Kepala Desa gunung
Rejo adalah sebagai berikut:
1. Tahun 1986 sampai dengan tahun 1990 di jabat oleh bapak Basnu.
2. Tahun 1990 sampai dengan tahun 1992 di jabat oleh bapak Samsuri.
3. Tahun 1992 sampai dengan tahun 1994 di jabat oleh bapak Suwardi.
4. Tahun 1994 sampai dengan tahun 2002 di jabat oleh bapak Mulyanto.
5. Tahun 2002 sampai dengan tahun 2008 di jabat oleh bapak Rudi
Sunandar.
6. Tahun 2009 sampai sekarang di jabat oleh bapak Suranto.
2.2 Struktur Desa
Susunan organisasi pemerintahan di setiap desa tidak selalu sama. Hal ini karena
tergantung dari kebutuhan dan keadaan desa masing-masing. Pemerintahan desa
terdiri atas pemerintah desa (yang meliputi kepala desa dan perangkat desa) dan
Badan Permusyawaratan Desa (BPD).Adapun susunan struktur organisasi dari
pemerintahan Desa Gunung Rejo sebagai berikut :
SEKRETARIS DESA
MUNARDI
KASI PEMERINTAHAN
ANDRI SURYAWAN
KAUR TU/UMUM KAUR PERENCANAAN
SUTIKNO
KASI PELAYANAN
NANO SURYANO
KAUR KEUANGAN
MANGIHUT . T.
KASI KESEJAHTERAAN
EKO YULIONO
5
Gambar 1. Struktur Organisasi Desa Cinta Mulya
Berdasarkan struktur organisasi di atas dapat dilihat bahwa Desa Gunung Rejo
dipimpin oleh seorang Kepala Desa/Pekon yaitu Bapak Suranto yang memiliki
tugas untuk menyelenggarakan urusan pemerintahan, pembangunan, dan
kemasyarakatan. Di Desa Gunung Rejo, Bapak Suranto dibantu oleh sembilan
Kepala Dusun (Kadus) di masing-masing dusunnya, Dusun 1 (Kalipasir) yang
dipimpin oleh Bapak Ansori, Dusun 2 (Ngadirejo) oleh Bapak Sugiono, Dusun 3
(Gunungrejo 1) oleh Bapak Nurudin, Dusun 4 (Gunungrejo 2) oleh Bapak
Nakim, Dusun 5 (Kaliawi) oleh Bapak Iwan. H., Dusun 6 (Candi Sari 2) oleh
Bapak Srinoto, Dusun 7 (Candi Sari 1) oleh bapak Subandi, Dusun 8 (Tegal Rejo)
oleh bapak Nur Kholis, Dusun 9 (Talang Bandung) oleh Bapak Teguh. Selain
kesembilan Kadus yang membantu Suranto, dalam menunjang sistem
pemerintahan Desa Gunung Rejo, terdapat juga Juru Teknis Lapangan yang
bertugas untukbeserta Juru Tulis yang memiliki peran sebagai penyelenggara
administrasi pemerintah pembangunan dan kemasyarakatan serta membantu
pelayanan ketatausahaan kepala desa yang dijabat oleh Bapak Sauqi.Tf,S.Pd.
Juru Tulis dibantu oleh lima Kepala Urusan (Kaur) yang merupakan pelaksana
dalam pemerintahan desa atas petunjuk Juru Tulis Desa, kelima Kaur. tersebut
antara lain Kaur. Pemerintah yang dijabat oleh Bapak Mursyid.AT, Kaur.
Pembangunan oleh Bapak Pawit Ansori, Kaur. Umum oleh Bapak Muhammad
Fauzy, Kaur. Kesejahteraan oleh Bapak Imawan, Kaur.Perencanaan oleh Bapak
Slamet Sunardi. Dan Kaur. Keuangan oleh Yeyen Fitriani.
Desa Gunung Rejo terletak di Kecamatan Way Rantai, Kabupaten Pesawaran, dan
resmi di mekarkan dari desa Wates Way Rantai pada tahun 1986. Jika diamati dan
ditinjau dari data yang ada, penduduk di desa ini dapat dikatakan cukup banyak.
Menurut data statistik, jumlah penduduk Desa Gunung Rejo pada tahun terakhir
tercatat sebanyak 3.328 jiwa. Yang terdiri atas 1.740 laki-laki dan 1.588
perempuan.
6
Masyarakat di desa ini 99,7% beragama Islam dan 0,3% beragama Kristen.
Masyarakat di desa ini hidup damai dengan tingginya tingkat toleransi sesama.
Selain itu, dalam hal sarana dan prasarana yang terdapat di Desa Gunung Rejo
sudah mulai memadai. Hal ini dibuktikan dengan jalan aspal yangmemiliki
panjang km, ataupun jalan tanah yaitu 5 km. Sedangkan sepertiprasarana
angkutan, seperti truk jumlahnya sebanyak 5 persen, mobil 5 persen, sepeda10
persen, serta sepeda motor 80 persen.
7
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Usahatani adalah ilmu yang mempelajari sumber daya yang dimiliki petani agar
berjalan secara efektif dan efisien dan memanfaatkan sumber daya tersebut agar
memperoleh keuntungan yang setinggi-tingginyaSoekartawi (2011). Adapun juga
menurut Kadarsan (2011) yang mengartikan bahwa usahatani ialah pengelolaan
sumber daya alam, pemodalan dan skill lainnya untuk menghasilkan suatu produk
pertanian secara efektif dan efisien. Berdasarkan pengertian kedua ahli tersebut
dapat disimpulkan bahwa usahatani ialah segala bentuk pengorganisasian dan
pengelolaan aset serta tata cara yang dilakukan dalam bidang pertanian dengan
tujuan untuk menambah kesejahteraan dan memperbaiki taraf kehidupan petani.
Berdasarkan data yang telah diperoleh, berikut ulasan data usahatani di Desa
Gunung Rejo sebagai berikut.
Umur atau usia adalah satuan waktu yang mengukur waktu keberadaan suatu
benda atau makhluk, baik yang hidup maupun yang mati. Capaian usia produktif,
manusia harus berumur minimal 17 tahun. Kematangan usia mempengaruhi
seberapa besar manusia dapat melakukan aktifitas kerja. Pada sebagian besar
petani, usia kerja produktif yaitu antara usia 18 tahun sampai 60 tahun,akan tetapi,
8
kemampuan seorang petani dalam bekerja tergantung akan kondisi fisik yang
dimiliknya. Berdasarkan data yang diperoleh, usia petani di Desa Gunung Rejo
tersaji pada tabel 1.
Pendidikan merupakan suatu hal yang harus diterapkan sejak dini. Pendidikan
ialah sebuah proses pembelajaran bagi setiap individu untuk mencapai
pengetahuan dan pemahaman yang lebih tinggi mengenai obyek tertentu dan
spesifik. Pengetahuan yang diperoleh secara formal tersebut berakibat pada setiap
individu yaitu memiliki pola pikir, perilaku dan akhlak yang sesuai dengan
pendidikan yang diperolehnya. Jadi pendidikan ialah suatu hal yang penting bagi
setiap orang, karena dengan pendidikan seseorang akan lebih terarah dan teratur
hidupnya. Begitu juga dengan petani, petani pun memiliki jenjang pendidikan
yang telah ditempuh. Berdasarkan data yang diperoleh, pendidikanpetani di Desa
Gunung Rejo tersaji pada tabel 2.
9
Jumlah 15 100%
Berdasarkan pada table 3, petani Desa Gunung Rejo dengan jumlah tanggungan
keluarga terbanyak berkisar 3 - 4 orang dengan persentase 53,33 persen dan paling
sedikit berkisar 5 - 6 orang dengan persentase 6,67 persen.
Lahan ialah lingkungan fisik dan biotik yang berkaitan dengan daya dukungnya
terhadap kehidupan dan kesejahteraan hidup manusia. Dalam bidang pertanian,
10
lahan sangat berperan penting sebagai sarana tempat penanaman. Setiap lahan
memiliki sebuah status kepemilikan.Status lahan dapat diartikan sebagai informasi
yang menggambarkan kepemilikan atau hak seseorang akan suatu lahan yang
telah mendapatkan sebuah izin. Status kepemilikan lahan petani di Desa Gunung
Rejo berdasarkan 15 respondenbahwa petani di Desa Gunung Rejo umumnya
dengan status kepemilikan lahan petani yaitu milik sendiri dengan persentase 100
persen.
Inti dasar dari suatu bidang usaha dapat menjalankan kegiatan usahanya adalah
dengan adanya modal. Listyawan Ardi Nugraha (2011:9) menyatakan bahwa
modal usaha adalah uang yang dipakai sebagai pokok (induk) untuk berdagang,
melepas uang, dan sebagainya; harta benda (uang, barang, dan sebagainya) yang
dapat dipergunakan untuk menghasilkan sesuatu yang menambah kekayaan. Jika
ditinjau dari arti lain, modal ialah sesuatu yang dibutuhkan berupa uang atau yang
lainnya untuk memulai suatu kegiatan yang menghasilkan keuntungan. Pada
bidang pertanian, modal pun dibutuhkan bagi petani agar petani pun dapat
menanam tanaman di lahannya. Suatu modal didapatkan petani dari berbagai
macam hal. Berdasarkan data yang diperoleh, sumber modal petani di Desa
Gunung Rejo paling banyak sudah memiliki sumber modal sendiri dengan
persentase 100 persen.
11
pengamatan dan data yang diperoleh berikut beberapa budidaya usahatani yang
ada di Desa Gunung Rejo.
1. Pembibitan
Pembibitan ialah menabur atau menyebar tumbuhan atau menanam biji/benih
pada suatu tempat khusus yang memenuhi persyaratan-persyaratan untuk
tumbuhnya biji atau benih hingga diperoleh perkecambahan atau pertunasan(bibit)
yang baik tumbuhnya. Tujuan pembibitan adalah untuk menyiapkan benih yang
berbentuk biji sehingga menjadi bibit atau tanaman muda yang siap ditanam
dilahan. Berdasarkan hasil wawancara dengan 15 responden, para petani di desa
Gunung Rejo 100 persen memperoleh benih dari membeli di kelompok tani atau
toko pertanian yang ada di desa.
2. Penyiapan tanah
adalah kegiatan menyiapakan lahan yang sesuai dengan jenis tanaman budidaya
untuk pertumbuhan tanaman secara optimal Sebagai media tempat tumbuh
tanaman yang akan di ambil produktivitasnya perlu di olah sedemikian rupa untuk
menghasilkan tanaman yang baik. tujuan penyiapan lahana untuk menjamin
pertumbuhan tanaman secara optimal. Sasaran penyiapan lahan adalah Lahan
12
bebas dari gulma, tunggul, semak belukan, sisa akar dan dahan yang bisa
mengganggu proses petumbuhan tanaman. Alat dan bahan yang digunakan untuk
penyiapan tanah adalah cangkul, pupuk. Cangkul digunakan untuk membersihkan
sisa-sisa perakaran, untuk menggemburkan tanah, membuat beedengan, parit atau
saluran drainase dan untuk membuat lubang tanam. Sedangkan pupuk kandang
sebagai pupuk dasar untuk memperbaiki struktur tanah dan menambah unsur hara
NPK di tanah yang dibutuhkan tanaman untuk tumbuh maksimal.
3. Penanaman
Pekerjaan penanaman didahului dengan pekerjaan pencabutan bibit di pesemaian.
Bibit yang akan dicabut adalah bibit yang sudah berumur 25-40 hari (tergantung
jenisnya), berdaun 5-7 helai. Caranya, 7 sampai 10 batang bibit kita pegang
menjadi satu kemudian ditarik ke arah badan kita. Bibit yang telah dicabut lalu
diikat dalam satu ikatan besar. Penanaman padi berjalan mundur dengan tangan
kiri memegang bibit dan tangan kanan menanam, tiap lubang 3 atau 4 batang
bibit, diusahakan penanaman tegak lurus jangan sampai miring. Penanaman padi
yang baik harus menggunakan larikan ke kanan dan ke kiri dengan jarak 20 x 20
cm, hal ini untuk memudahkan pemeliharaan, baik penyiangan atau pemupukan
dan memungkinkan setiap tanaman memperoleh sinar matahari yang cukup dan
zat-zat makanan secara merata.Berdasarkan hasil wawancara dengan 15
responden di Desa Gunung Rejo, rata-rata petani menggunakan tenaga dari luar
keluarga atau jasa orang lain untuk menanam bibit di lahan sawah yang telah
disiapkan sebelumnya.
4. Pemupukan
Pemupukan merupakan salah satu faktor penting yang membuat hasil panen
menjadi maksimal. Pemupukan bertujuan untuk menambah zat-zat dan unsur-
unsur makanan yang dibutuhkan oleh tanaman di dalam tanah. Pemupukan
diawali pada saat padi berumur satu hari setelah tanam dengan menggunakan
pupuk dasar yaitu organik. Setelah berumur 15 hari dilakukan pemupukan lagi,
pupuk yang sering digunakan oleh petani di Desa Gunung Rejo yaitu phonska dan
urea. Selanjutnya dilakukan secara bertahap.
13
5. Penyiangan
Setelah penanaman, Apabila tanaman padi ada yang mati harus segera diganti
(disulam). Tanaman sulam itu dapat menyamai yang lain, apabila penggantian
bibit baru jangan sampai lewat 10 hari sesudah tanam. Selain penyulaman yang
perlu dilakukan adalah penyiangan agar rumput-rumput liar yang tumbuh di
sekitar tanaman padi tidak bertumbuh banyak dan mengambil zat-zat makanan
yang dibutuhkan tanaman padi. Penyiangan dilakukan dua kali yang pertama
setelah padi berumur 3 minggu dan yang kedua setelah padi berumur 6 minggu.
6. Pengairan
Pengairan merupakan syarat mutlak bagi tanaman padi agar hasil produksi yang
dihasilkan dapat optimal. Air yang dipergunakan untuk pengairan padi di sawah
adalah air yang berasal dari sungai, sebab air sungai banyak mengandung lumpur
dan kotoran-kotoran yang sangat berguna untuk menambah kesuburan tanah dan
tanaman.
8. Panen Padi
Tahap terkhir pada teknik budidaya usahatani padi ialah panen padi. Ciri –ciri
dari padi siap panen yaitu 95 % butir sudah menguning, bagian bawah malai
masih terdapat sedikit gabah hijau, dan butir hijau rendah. Setelah kita
mengetahui padi telah siap panen, maka hal pertama yang dilakukan yaitu
mengeringkan sawah 7-10 hari sebelum panen, lalu dengan menggunakan sabit
14
tajam potong pangkal batang, setelah itu simpan hasil panen di suatu wadah atau
tempat yang telah dialasi.
9. Pasca Panen
Setelah panen, maka ada beberapa hal yang harus dilakukan pada padi yang telah
dipanen yaitu seperti perontokan. Cara melakukan perontokan yaitu dengan cara
diinjak-injak, dihempas atau dibanting, ataupun dengan menggunakan mesin
perontokan. Lalu setelah itu melakukan pembersihan dengan cara gabah diayak
atau ditapi atau juga dengan cara blower manual. Setelah itu, gabah pun di jemur
selama 2-3 hari di halaman. Setelah dikeringkan, kemudian gabah pun disimpan
di penyimpanan. Gabah pun siap dibawa ke tempat penggilingan beras.
Pola tanam adalah merupakan suatu urutan tanam pada sebidang lahan dalam satu
tahun, termasuk didalamnya masa pengolahan tanah. Pola tanam merupakan
bagian atau sub sistem dari sistem budidaya tanaman, maka dari sistem budidaya
tanaman ini dapat dikembangkan satu atau lebih sistem pola tanam. Pola tanam ni
diterapkan dengan tujuan memanfaatkan sumber daya secara optimal dan untuk
menghindari resiko kegagalan. Namun yang penting persyaratan tumbuh antara
kedua tanman atau lebih terhadap lahan hendaklah mendekati kesamaan.
15
dalam setahun. Berdasarkan data yang didapat, berikut pola tanam budidaya
usahatani padi di Desa Gunung Rejo.
Padi Padi
Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt
Gambar 2. Pola Tanam Budidaya Usahatani Padi 2015/2016
Berdasarkan gambar di atas, dapat dilihat bahwa musim tanam 1 pada padi terjadi
pada bulan Desember sampai Maret, dan musim tanam 2 pada padi terjadi dari
bulan Juni sampai September.
Sarana produksi dalam pertanian terdiri dari alat-alat pertanian, pupuk dan
pestisida, dimana alat-alat pertanian untuk mengelolah lahan dan tanaman
digunakan alat-alat seperti cangkul, parang babat, arit dan traktor. Dengan sistem
pengelolaan lahan dengan baik dan benar akan memperoleh hasil yang lebih
bagus. Pupuk juga sangat diperlukan juga untuk pertumbuhan tanaman karena
akan membantu proses pertumbuhan tanaman, dengan pemberian pupuk sesuai
dengan dosis yang di berikan akan membuat tanaman lebih subur lagi. Pestisida
digunakan untuk membasmi hama dan penyakit, dengan menggunakan pestisida
yang berlebihan maka akan membuat tanaman mati dan hama tanaman menjadi
resisten/tahan akan kekebalan tubuhnya . ( Suratiyah K, 2008)
16
Tantangan pengembangan pertanian organik saat ini adalah industrialisasi sarana
produksi pertanian orgsnik tidak berbasis sumber daya lokal, baik sumber daya
manusia, sumber daya alam, sumber daya sosial, sumber daya keuangan maupun
sumber daya infrastruktur yang dimiliki petani (S. Sabastian Eliyas, 2008).
Budidaya usahatani padi, setelah pasca panen maka akan menghasilkan jumlah
produksi dan penerimaan yang didapat. Produksi ialah jumlah yang dihasilkan
dalam sekali panen, sedangkan penerimaan adalah uang yang diperoleh dari
penjualan hasil produksi dikalikan dengan harga jual per kilonya. Berdasarkan
data yang diperoleh, produksi dan penerimaan usahatani di Desa Gunung Rejo
tersaji pada tabel 1.
Tabel 4. Sebaran Produksi dan Penerimaan Usahatani Padi Desa Gunung Rejo
K e t e r a n g a n B a n y a k n y a
Produksi padi rata-rata per responden 2.567 kg gabah kering
H a r g a j u a l r a t a r a t a 4 . 5 0 0 / k g
Penerimaan rata rata per responde n 1 1 . 5 5 0 . 0 0 0 , 0 0
17
P e m b e l i Tengkulak/pabrik
Sebelum benih ikan lele ditebarkan, kolam harus dikeringkan telebih dahulu.
Lama pegeringan berkisar 3-7 hari atau bergantung pada teriknya sinar matahari.
Sebagai patokan, apabila permukaan tanah sudah retak-retak, kolam bisa dianggap
sudah cukup kering. Pengeringan kolam bertujuan untuk memutus keberadaan
mikroorganisme jahat yang menyebabkan bibit penyakit. Mikroorganisme
tersebut bisa bekembang dari periode budidaya ikan lele sebelumnya.
Pengeringan dan penjemuran, sebagian besar mikroorganisme patogen akan mati.
Setelah dikeringkan, permukaan tanah dibajak atau dibalik dengan cangkul.
Pembajakan tanah diperlukan untuk memperbaiki kegemburan tanah dan
membuang gas beracun yang tertimbun di dalam tanah. Bersamaan dengan proses
pembajakan, angkat lapisan lumpur hitam yang terdapat di dasar kolam. Lumpur
tersebut biasanya berbau busuk karena menyimpan gas-gas beracun seperti
18
amonia dan hidrogen sulfida. Gas-gas itu terbentuk dari tumpukan sisa pakan
yang tidak dimakan ikan.
Ketinggian air yang ideal untuk budidaya ikan lele adalah 100-120 cm. Pengisian
kolam dilakukan secara bertahap. Setelah kolam dipupuk, isi dengan air sampai
batas 30-40 cm. Biarkan kolam tersinari matahari selama satu minggu. Sinar
matahari masih bisa tembus hingga dasar kolam dan memungkinkan biota dasar
kolam seperti fitoplankton tumbuh dengan baik. Air kolam yang sudah ditumbuhi
fitoplankton berwarna kehijauan. Setelah satu minggu, benih ikan lele siap
ditebar. Selanjutnya, air kolam ditambah secara berkala sesuai dengan
pertumbuhan ikan lele sampai pada ketinggian ideal.
Tingkat kesuksesan budidaya ikan lele sangat ditentukan oleh kualitas benih yang
ditebar. Benih ikan lele bisa kita dapatkan dengan cara membeli atau melakukan
pembenihan ikan lele sendiri. Untuk membuat pembenihan sendiri silahkan baca
cara pembenihan ikan lele dan teknik pemijahan ikan lele. Benih yang ditebar
harus benih yang benar-benar sehat. Ciri-ciri benih yang sehat gerakannya lincah,
tidak terdapat cacat atau luka dipermukaan tubuhnya, bebas dari bibit penyakit
19
dan gerakan renangnya normal. Ukuran benih untuk budidaya ikan lele
biasanya memiliki panjang sekitar 5-7 cm. Sebelum benih ditebar, lakukan
penyesuaian iklim terlebih dahulu. Tebarkan benih ikan lele ke dalam kolam
dengan kepadatan 200-400 ekor per meter persegi. Pengisian kolam berikutnya
disesuaikan dengan ukuran tubuh ikan sampai mencapai ketinggian air yang ideal.
Pakan merupakan komponen biaya terbesar dalam budidaya ikan lele. Ada
banyak sekali merek dan ragam pakan di pasaran. Pakan ikan lele yang baik
adalah pakan yang menawarkan Food Convertion Ratio(FCR) lebih kecil dari
satu. FCR adalah rasio jumlah pakan berbanding pertumbuhan daging. Bila
pakan pabrik terasa mahal, silahkan coba membuat sendiri pakan lele
alternatif.Berbagai pelet yang dijual dipasaran rata-rata sudah dilengkapi dengan
keterangan kandungan nutrisi. Pakan harus diberikan sesuai dengan kebutuhan.
Secara umum setiap harinya ikan lele memerlukan pakan 3-6% dari bobot
tubuhnya. Jadwal pemberian pakan sebaiknya disesuaikan dengan nafsu makan
ikan. Frekuensinya 4-5 kali sehari. Frekuensi pemberian pakan pada ikan yang
masih kecil harus lebih sering. Waktu pemberian pakan bisa pagi, siang, sore dan
malam hari. Berikan pakan saat ikan lele agresif menyantap pakan dan berhenti
apabila ikan sudah terlihat malas untuk menyantapnya.
Ikan lele bisa dipanen setelah mencapai ukuran 9-12 ekor per kg. Ukuran sebesar
itu bisa dicapai dalam tempo 2,5-3,5 bulan dari benih berukuran 5-7 cm. Berbeda
dengan konsumsi domestik, ikan lele untuk tujuan ekspor biasanya mencapai
ukuran 500 gram per ekor. Satu hari (24 jam) sebelum panen, sebaiknya ikan lele
tidak diberi pakan agar tidak buang kotoran saat diangkut. Pada saat ikan lele
dipanen lakukan sortasi untuk misahkan lele berdasarkan ukurannya. Pemisahan
ukuran berdampak pada harga. Ikan lele yang sudah disortasi berdasarkan ukuran
akan meningkatkan pendapatan bagi peternak.
20
B. Pola Usaha Budidaya Ikan
Pola usaha dalam budidaya ikan merupakan jenjang seberapa lama ikan
dibudidayakan dari awal pembibitan hingga siap panen. Berikut data pola
budidaya usahatani ikan yang ada di Desa Gunung Rejo.
1. Ikan Lele
Ikan Lele
Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep
Gambar 3. Pola Budidaya Usahatani Lele Desa Gunung Rejo
Berdasarkan gambar pola di atas, bahwa ikan lele di Desa Gunung Rejotidak
dipanen untuk diperjual belikan melainkan untuk konsumsi sehari-hari.
21
dihargai lebih tinggi dari jenis lainnya. Namun robusta memiliki produktivitas
yang paling tinggi, rendemennya juga tinggi.
22
e. Perawatan budidaya kopi
Langkah yang diperlukan untuk pemeliharaan budidaya kopi adalah penyulaman,
pemupukan, pemangkasan pohon dan penyiangan gulma.
b. Media Tanam
Media tanam yang dijadikan tempat budidaya tanaman lada sebaiknya adalah
tanah yang sebur, gembur, dan mengandung banyak unsur hara. Tanah yang
digunakan untuk budidaya sebaiknya tidak terlalu kering, dan juga tidak
23
tergenang air. Sebelum tanah digunakan untuk budidaya sebaiknya dilakukan
pengolahan dengan cara penyiangan dan penggemburan tanah.
c. Pemilihan Bibit
Pemilihan bibit merica sebaiknya diambil dari indukan yang sehat. Hal tersebut
akan berpengaruh pada pertumbuhan dan hasil yang didapat. Bibit sebaiknya
diambil dari indukan yang sudah berumur setidaknya 10 bulan sampai dengan 3
tahun.
d. Penanaman
Penanaman bisa dilakukan setelah tanah diolah. Pengolahan tanah meliputi
penggemburan dengan cara menjangkulnya sedalam 20 sampai dengan 35 cm.
Setelah dicangkul taburkan kapur, dosis kapur yang diberikan disesuaikan dengan
kondisi tingkat keasaman tanah. Penanaman sebaiknya dilakukan pada saat
musim hujan atau saat musim peralihan dari musim kemarau ke musim
penghujan. Selain itu juga diperlukan pemupukan dengan cara menaburkan
pupuk setelah tanaman ditanam.
e. Perawatan
Setelah lada selesai ditanam, sebaiknya dilakukan dengan perawatan seperti
pengitakatan sulur rambat, penyiangan, penyiraman rutin, pemupukan rutin,
perempelan, pemberian mulsa, sampai dengan pembuatan ajir. Selain itu
perhatikan agar tanaman tak terserang hama atau penyakit. Panen tanaman lada
biasanya dapat dilakuakan setelah lada berusia 3 tahun.
b. Penyiapan Bibit
24
Dipasaran jaran terdapat penjualan bibit cabe jawa oleh sebab itu anda harus
mengusahakan sendiri dengan cara setek. Pilih bibit induk sehat dan berumur
lebih dari setahun, pilih tunas yang subur, mulai mengayu, lurus, berumur sekitar
6 bulan, dan tidak terlalu tua atau terlalu muda. Potong tunas sepanjang 3 – 4
ruas, celupkan bekas luka ke dalam larutan perangsang pertumbuhan. Selanjutnya
semai tunas pada plastik polibag dan padatkan, siram dengan air sampai lembab.
Lakukan penyemprotan pupuk daun untuk merangsang pertumbuhan. Pada umur
5-6 bualan bibit sudah siap dipindahkan ke lahan penanaman.
c. Persiapan Lahan
Buat lubang dengan ukuran 40 x 40 cm dengan kedalaman 30 cm. Diamkan
selama tiga minggu dan taburkan pupuk kandang setebal 10 cm sebagai pupuk
dasar dan diamkan kembali selama 2 minggu.
d. Penanaman
Buat lubang kecil dengan cangkul pada daerah di sekitar tanaman panjat. Buka
polibag bibit, dan tanam bibit tegak lurus. Padatkan tanah disekitar bibit, lulu
siram tanah tersebut supaya bibit tidak layu.
e. Pemupukan
Dilakukan setelah tanaman berumur 3 minggu, pupuk dengan dosis 1/2 kg Urea,
1/2 kg TSP, 1/2 kg KCL pada setiap batang.
f. Perawatan
Tanaman cabe bisa tumbuh merambat hingga tinggi, tetu hal ini akan merepotkan
pada saat pemanenan. Pohon cabe jawa tidak harus tinggi karena yang
dibutuhkan adalah hasil produksinya, sehingga harus dilakukan pemangkasan
secara rutin.
g. Panen
Pohon cabe jawa akan mulai berbuah pada tahun pertama dengan catatan lahan
cukup subur.
25
a. Persiapan
Tanaman jagung memerlukan aerasi dan drainase yang baik sehingga perlu
penggemburan tanah. Pada umumnya persiapan lahan untuk tanaman jagung
dilakukan dengan cara dibajak sedalam 15-20 cm, diikuti dengan penggaruan
tanah sampai rata. Ketika mempersiapkan lahan, sebaiknya tanah jangan
terlampau basah tetapi cukup lembab sehingga mudah dikerjakan dan tidak
lengket. Untuk jenis tanah berat dengan kelebihan, perlu dibuatkan saluran
drainase.
b. Penanaman
Pada saat penanaman tanah harus cukup lembab tetapi tidak becek. Jarak tanaman
harus diusahakan teratur agar ruang tumbuh tanaman seragam dan pemeliharaan
tanaman mudah. Beberapa varietas mempunyai populasi optimum yang berbeda.
Populasi optimum dari beberapa varietas yang telah beredar dipasaran sekitar
50.000 tanaman/ha Jagung dapat ditanam dengan menggunakan jarak tanam 100
cm x 40 cm dengan dua tanaman perlubang atau 100 cm x 20 cm dengan satu
tanaman perlubang atau 75 cm x 25 cm dengan satu tanaman perlubang. Lubang
dibuat sedalam 3-5 cm menggunkan tugal, setiap lubang diisi 2-3 biji jagung
kemudian lubang ditutup dengan tanah.
c. Pemupukan
Dari semua unsur hara yang diperlukan tanaman yang paling banyak diserap
tanaman adalah unsur Nitrogen (N), fosfor (P) dan kalium (K).
Nitrogen dibutuhkan tanaman jagung selama masa pertumbuhan sampai
pematangan biji. Tanaman ini menghendaki tersedianya nitrogen secara terus
menerus pada semua stadia pertumbuhan sampai pembentukan biji.
Kekurangan nitrogen dalam tanaman walaupun pada stadia permulaan akan
menurunkan hasil.
Tanaman jagung membutuhkan pasokan unsur P sampai stadia lanjut,
khususnya saat tanaman masih muda. Gejala kekurangan fosfat akan terlihat
sebelum tanaman setinggi lutut.
Sejumlah besar kalium diambil tanaman sejak tanaman setinggi lutut sampai
selesai pembungaan.
26
d. Pemeliharaan
e. Pengairan
Air sangat diperlukan pada saat penanaman, pembungaan (45-55 hari sesudah
tanam) dan pengisian biji (60-80 hari setelah tanam). Pada masa pertumbuhan
kebutuhan airnya tidak begitu tinggi dibandingkan dengan waktu berbunga yang
membutuhkan air terbanyak. Pada masa berbunga ini waktu hujan pendek
diselingi dengan matahari jauh lebih baik dari pada huja terus menerus. Pengairan
sangat penting untuk mencegah tanaman jagung agar tidak layu. Pengairan yang
terlambat mengakibatkan daun layu. Daerah dengan curah hujan yang tinggi,
pengairan melalui air hujan dapat mencukupi. Pengairan juga dapat dilakukan
dengan mengalirkan air melalui parit diantara barisan jagung atau menggunakan
pompa air bila kesulitan air.
27
f. Penyakit dan hama
Tanaman jagung terdiri atas akar, batang, daun, bunga dan biji. Beberapa jenis
hama dan penyakit tanaman jagung yang sering merusak dan menggangu
pertumbuhan jagung dan mempengaruhi produktivitas antara lain :
Hama tanaman jagung, macam-macamnya : hama lundi, lalat bibit, ulat tanah,
ulat daun, penggerek batang, ulat tentara, ulat tongkol.
Penyakit tanaman jagung, macam-macamnya : bulai, cendawan, bercak ungu,
karat.
Sebelum terjadinya serangan hama dan penyakit pada tanaman jagung tersebut
maka dapat dilaksanakan langkah-langkah pencegahan dengan cara:
g. Panen
Waktu panen jagung di pengaruhi oleh jenis varietas yang ditanam, ketinggian
lahan, cuaca dan derajat masak. Umur panen jagung umumnya sudah cukup
masak dan siap dipanen pada umur 7 minggu setelah berbunga. Pemanenan
dilakukan apabila jagung cukup tua yaitu bila kulit jagung sudah kuning.
Pemeriksaan dikebun dapat dilakukan dengan menekankan kuku ibu jari pada
bijinya, bila tidak membekas jagung dapat segera dipanen. Jagung yang dipanen
prematur butirannya keriput dan setelah dikeringkan akan menghasilkan butir
pecah atau butirnya rusak setelah proses pemipilan. Apabila dipanen lewat
waktunya juga akan banyak butiran jagung yang rusak. Pemanenan sebaiknya
dilakukan saat tidak turun hujan sehingga pengeringan dapat segera dilakukan.
Umumya jagung dipanen dalam keadaan tongkol berkelobot (berkulit).
28
dalam sekali panen, sedangkan penerimaan adalah uang yang diperoleh dari
penjualan hasil produksi dikalikan dengan harga jual per kilonya. Berikut data
produksi dan penerimaan pada kopi, lada, jagung, dan cabai tersaji pada tabel 5.
Berdasarkan tabel di atas dari 15 responden petani di Desa Gunung Rejo bahwa
rata-rata penerimaan hasil panen perkebunan sebesar Rp 36.725.000,00.
3.2 Pengolahan/Agroindustri
Agroindustri berasal dari dua kata, yaitu agricultural dan industry yang berarti
suatu industri yang menggunakan hasil komoditi pertanian sebagai bahan baku
utamanya. Definisi agroindustri dapat dijabarkan sebagai kegiatan industri yang
memanfaatkan hasil komoditi pertanian sebagai bahan baku yang dapat diolah
menjadi produk yang mempunyai nilai tambah serta mempunyai manfaat lebih
dari hasil komoditi pertanian sebelumnya. Berdasarkan penjabaran diatas, dapat
dikatakan agroindustri adalah sebuah revolusi dari pengolahan hasil pertanian
dengan memberikan nilai tambah untuk menyukseskan pertanian.
29
industri. Maka dari itu agroindustri merupakan bagian dari enam subsistem
agribisnis yang disepakati selama ini yaitu subsistem penyediaan sarana produksi
dan peralatan , usaha tani, pengolahan hasil (agroindustri), pemasaran, sarana dan
pembinaan.
A. Padi
Padi merupakan tanaman yang jika diolah akan menghasilkan beras. Beras
merupakan makanan pokok manusia yang kaya akan karbohidrat. Ditinjau dari
30
sisi agroindustri, padi diolah sedemikian rupa sehingga menghasilkan beras yang
baik dan bermutu. Berdasarkan pengamatan dan data yang diperoleh dari Desa
Gunung Rejo, bahan baku dari agroindustri padi yaitu gabah. Ditunjang dengan
menggunakan mesin dan alat pengolahan agroindustri, gabah pun berubah wujud
menjadi beras. Jika dilihat dari pengerjaannya, agroindustri padi memerlukan
tenaga kerja sebanyak 2 hingga 3 orang buruh. Peralatan yang digunakan dalam
mengolah gabah sama seperti peralatan pengolahan gabah pada umumnya,
peralatan tersebut mencakup mesin penggilingan padi, karung, dan ember.
Pengolahan gabah dibutuhkan waktu 10 menit untuk per setiap karung beras.
Setelah pengolahan selesai dan menghasilkan beras dan beras telah di kemas,
maka selanjutnya adalah pemasaran beras kepada tengkulak yang akan datang
langsung ke tempat pengolahan agroindustri di Desa Gunung Rejo. Penjualan
beras dikenai harga sebesar Rp. 8.000/kg , sedangkan untuk harga gabahnya
dikenai harga sebesar 300.000/kw. Disebabkan adanya pengolahan agroindustri
ini di Desa Gunung Rejo, membuat para petani ataupun masyarakat yang
menggeluti usaha ini menjadi sejahtera dan mendapatkan penghasilan yang dapat
dikatakan cukup untuk menjalankan kehidupan sehari-hari mereka. Jadi
agroindustri padi sangat berperan penting bagi masyarakat Desa Gunung Rejo.
A. Jagung
31
berubah wujud menjadi jagung yang layak konsumsi. Jika dilihat dari
pengerjaannya, agroindustri jagung memerlukan tenaga kerja sebanyak 2 hingga 3
orang buruh.
A. Tempe
Tempe adalah makanan yang dibuat dari fermentasi kedelai. Tempe merupakan
makanan khas Indonesia yang mulai populer di seluruh dunia. Bukan hanya
karena harganya yang murah meriah tetapi juga kandungan nutrisinya yang tinggi.
Apalagi jika dibuat dari bahan baku yang baik dan bermutu, tempe akan dapat
memenuhi kebutuhan tubuh akan protein yang sangat tinggi. Berdasarkan
pengamatan dan data yang diperoleh, di Desa Gunung Rejo terdapat agaroindustri
pengolahan tempe. Bahan baku pembuatan tempe ini ialah berupa kedelai, ragi,
dan daun pisang. Ditinjau dari pengolahannya, pembuatan tempe membutuhkan
tenaga kerja 1 hingga 2 orang anggota luar keluarga pemilik agroindustri.
Peralatan yang digunakan yaitu berupa mesin pengolahan tampah, keranjang,
baskom, dan juga dandang. Waktu yang dibutuhkan untuk memproduksi tempe
32
tersebut ialah kurang lebih 2-3 hari. Setelah pengolahan selesai dan menghasilkan
tempe yang bermutu, maka selanjutnya yaitu dipasarkan. Tujuan pemasaran
biasanya dituju kepada pedagang warung ataupun pasar, selain itu juga dijual
keliiling desa dan ditawarkan kepada warga sekitar.
B. Jamu
Jamu adalah salah satu warisan budaya Indonesia yang sampai saat ini masih
bertahan dan terus dilestarikan. Minuman sehat racikan asli Indonesia ini masih
jadi pilihan masyarakat tradisional walaupun produk obat-obatan modern sudah
muncul di pasaran. Tidak hanya di Indonesia saja jamu dikenal, bahkan di kancah
internasional jamu pun sudah mulai dikenal dan diakui oleh bangsa luar.
Berdasarkan pengamatan dan data yang diperoleh, di Desa Gunung Rejo terdapat
agroindustri pengolahan jamu. Bahan baku dari pembuatan jamu ini ialah kunyit,
kencur, jahe, temulawak, dan cabai jawa. Karena bahan tersebut itulah
menghasilkan jamu yang berkualitas dan menyehatkan. Dilihat dari tenaga
kerjanya, pembuatan jamu membutuhkan tenaga kerja 1 hingga 2 orang anggota
dalam keluarga pemilik agroindustri tersebut. Peralatan yang digunakan dalam
pembuatan jamu ini ialah tumbukan,saringan, dan lap. Proses pembuatannya
membutuhkan waktu hingga 1 hari. Jamu yang telah jadi, maka selanjutnya
dijual kepada masyarakat Desa Gunung Rejo keliiing desa.
3.3 Pemasaran
33
Jadi dapat disimpulkan bahwa pemasaran ialah kegiatan menjual atau
menyalurkan suatu barang atau produk kepada konsumen melalui agen ataupun
penyalur distribusi produk pemasaran. Pada kegiatannya, pemasaran terdiri dari
beberapa agen yang ambil andil dalam terciptanya pemsaran tersebut.
Berdasarkan pengamatan dan data yang diperoleh bahwa produk hasil panen
petani di Desa Gunung Rejo akan didistribusikan oleh beberapa agen pemasaran
yang nantinya akan disalurkan kepada konsumen. Berikut jenis kegiatan
pemasaran hasil panen petani yang ada di Desa Gunung Rejo.
A. Pemasaran Padi
Padi merupakan bahan pokok sumber utama makanan manusia. Ditinjau dari
pengolahannya, padi akan diubah menjadi beras. Setelah diolah sehingga
menjadi beras, maka padi siap dipasarkan. Berdasarkan data yang diperoleh,
berikut alur pemasaran padi di Desa Gunung Rejo.
Petani Pengolahan
Tengkulak Pedagang
(Pengepul)
Besar
Berdasarkan alur pemasaran padi di atas, bahwa setelah petani memanen padinya
maka selanjutnya petani menjual padi kepada tengkulak (pengepul). Pejualan
kepada tengkulak ini dilakukan langsung di rumah petani, karena tengkulak
langsung yang mendatangi petani untuk membeli hasil panen petani. Setelah itu,
tengkulak akan membawa padi ke industri pengolahan untuk diolah menjadi
beras. Pada industri pengolahan ini aktivitas yang dilakukan yaitu penggilingan
padi, setelah padi digiling maka padi pun berubah menjadi wujud yang berbeda
yaitu menjadi beras yang siap di jual. Pengolahan padi membutuhkan peralatan
34
seperti mesin penggilingan, karung, dan juga ember. Setelah padi selesai diolah
menjadi beras, maka selanjutnya beras didistribusikan kepada pedagang besar.
Tengkulak
Petani
(Pengepul)
Tempe adalah makanan yang dibuat dari fermentasi kedelai. Tempe merupakan
makanan khas Indonesia yang mulai populer di seluruh dunia. Bukan hanya
karena harganya yang murah meriah tetapi juga kandungan nutrisinya yang tinggi.
35
Berdasarkan pengamatan dan data yang diperoleh, di Desa Gunung Rejo terdapat
agroindustri pengolahan tempe.
Jamu adalah salah satu warisan budaya Indonesia yang sampai saat ini masih
bertahan dan terus dilestarikan. Minuman sehat racikan asli Indonesia ini masih
jadi pilihan masyarakat tradisional walaupun produk obat-obatan modern sudah
muncul di pasaran. Berdasarkan data yang diperoleh, di Desa Gunung Rejo
terdapat industri pengolahan jamu. Berdasarkan data yang diperoleh, berikut
pemasaran alur tempe dan jamu di Desa Gunung Rejo.
Pedagang
Produsen
Pengecer/Pasar
Dari alur distribusi di atas dapat diketahui bahwa proses pemasaran tempe
melalui pabrik agroindustri pengolahan akan menjual produknya pada pedagang
di pasar. Lalu pedagang di pasar menjual tempe tersebut kepada pengecer hingga
akhirnya sampai kepada konsumen atau pabrik akan menjual tempe kepada
pedagang di pasar, lalu pedagang tersebut menjualnya kepada konsumen.
Sedangkan Alur distribusi pemasaran jamu di atas merupakan alur distribusi
yang paling sederhana. Pabrik agroindustri pengolahan jamu langsung menjual
produknya kepada konsumen tanpa melalui perantara. Di Desa Gunung Rejo
proses pemasaran jamu ini dilalukan dengan cara berjualan keliling desa.
Sistem agribisnis terdiri atas empat subsistem, yaitu (a) subsistem agribisnis hulu
atau downstream agribusiness, (b) subsistem agribisnis usahatani atau on-farm
agribusiness, (c) subsistem agribisnis hilir atau upstream agribusiness, dan (d)
subsistem jasa layanan pendukung agribisnis atau supporting institution.
36
mengembangkan kegiatan ketiga subsistem agribisnis yang lain. Lembaga-
lembaga yang terlibat dalam kegiatan ini adalah penyuluhan, konsultan, keuangan,
dan penelitian.
Subsistem yang akan dibahas di sini adalah lembaga ekonomi, sarana dan
prasarana angkutan, sarana teknologi informasi dan komunikasi, dan program
pemerintah yang ada di Desa Gunung Rejo khususnya pada manfaat dan pengaruh
subsistem tersebut pada kegiatan pertanian yang dilakukan masyarakat di desa
tersebut.
Lembaga ekonomi yang terdapat di Desa Gunung Rejo adalah lumbung padi.
Lumbung padi adalah sebuah lumbung yang digunakan untuk menyimpan dan
mengeringkan padi yang telah dipanen. Kepengurusan lumbung padi ini dilakukan
oleh anggota masyarakat setempat. Jenis layanan yang digunakan adalah simpan
pinjam dalam bentuk padi. Petani yang kekurangan modal bisa meminjam padi di
lumbung, dan ketika panen mengembalikan padi yang dipinjam. Lumbung padi
ini sangat bermanfaat dalam membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat
setempat. Lumbung padi ini tidak berbadan hukum dan memiliki anggota sekitar
30 sampai 40 orang.
37
layanan yang digunakan adalah untuk pelayanan pupuk. Hal ini untuk
mempermudah kelompok tani dalam masalah pupuk. Kelompok tani ini tidak
berbadan hukum.
Sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dalam mencapai
maksud atau tujuan. Sedangkan prasarana adalah segala sesuatu yang merupakan
penunjang utama terselenggaranya suatu proses (usaha, pembangunan, proyek).
Agar lebih memudahkan membedakan keduanya, sarana lebih ditujukan untuk
benda-benda yang bergerak seperti komputer dan mesin-mesin, sedangkan
prasarana lebih ditujukan untuk benda-benda yang tidak bergerak seperti gedung.
Transportasi adalah pemindahan barang dan manusia dari tempat asal ke tempat
tujuan. Sedangkan menurut Sukarto, transportasi adalah perpindahandari suatu
tempat ke tempat lain dengan menggunakan alat pengangkutan, baik yang
digerakkan oleh tenaga manusia, hewan (kuda, sapi, kerbau), atau mesin.
Berdasarkan pengamatan dan data yang diperoleh di Desa Gunung Rejo banyak
sekali sarana dan prasarana penunjang angkutan, yaitu.
A. Jalan Aspal
Jalan aspal didaerah Gunung Rejo diperkirakan sepanjang 15 KM, jalan ini
dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar untuk transportasi mereka, baik yang
berprofesi sebagai pedagang atau petani, mereka selalu melewati jalan ini, karena
jalan ini juga merupakan jalan penghubung antar dusun yang ada di Desa Gunung
Rejo, dan sesuai pengamatan yang dilakukan jalan aspal di daerah tersebut sudah
masuk kategori baik,karena tidak ada jalan aspal yang berlubang atau rusak,
namun badan jalan yang kurang lebar terkadang menjadi kendala tersendiri jika
ada truk-truk yang bersimpangan. Kurangnya lampu penerangan di sekitar bahu
jalanpun terkadang menjadi kendala bagi masyarakat sekitar.
B. Jalan Tanah
38
Jalan tanah diDesaGunung Rejo diperkirakan sepanjang 5 KM, hal ini sungguh
memprihatinkan, dimana jalan tanah ingin akan mengganggu aktivitas warga desa
apabila hujan turun, hal ini seharusnya menjadi pekerjaan rumah pemerintah
untuk lebih serius menangani daerah pedesaan. Walaupun demikian jalan ini
tetap dimanfaatkan oleh warga sekitar untuk transportasi menuju perkebunan atau
persawahan dan lain sebagainya, kontur jalan yang kurang baik dan terkesan licin
ketika musim hujan menyebabkan masyarakat harus ekstra hati-hati ketika
melewati jalanan ini.
C. Jembatan
Berdasarkan pengamatan di Desa Gunung Rejo terdapat satu buah jembatan yang
digunakan masyarakat sekitar sebagai sarana transportasi dan penghubung antar
dusun di Desa Gunung Rejo. Jembatan ini terletak di tengah sawah sepanjang
jalan tanah di daerah tersebut, namun secara keseluruhan jembatan di
DesaGunung Rejo masuk kategori baik.
D. Kendaraan
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan di Desa Gunung Rejo, ada beberapa
macam kendaraan yang digunakan oleh masyarakat sekitar diantaranya.
1. Truk
Seluruh masyarakat di Desa Gunung Rejo ada sekitar 5 persenwarga yang
memiliki truk yang berfungsi sebagai angkutan hasil bumi yang diproduksi dari
lahan-lahan milik warga. Truk-truk ini biasa disewakan kepada warga yang
membutuhkan jasa angkutan.Dan sesuai pengamatan, truk-truk di Desa
Gunung Rejo dalam keadaaan baik baik mesinnya maupun body truk tersebut.
2. Mobil
Masyarakat di Desa Gunung Rejo yang sudah memiliki mobil berbagai jenis
sebanyak 5 persen orang yang mana kendaraan pribadi dimanfaatkan sebagai
alat transportasi, sedangkan mobil sejenis L-300 dimanfaatkan untuk
menunjang bisnis masyarakat dan alat angkutan hasil panen masyarakat.
Secara keseluruhan mobil-mobil di Desa Gunung Rejo dalam keadaan baik.
3. Sepeda Motor
39
Sepeda motor di Desa Gunung Rejo dimanfaatkan sebagai alat angkut hasil
panen masyarakat, namun ada pula yang dimanfaatkan untuk berdagang sayur
keliling atau berdagang di pasar, transportasi ke sekolah, atau transportasi antar
dusun/daerah lainnya, oleh sebab itu hampir 80% masyarakat desa sudah
memiliki sepeda motor, namun Secara garis besar ada sebagian ada sepeda
motor yang sudah tidak layak pakai, sebagian masih baik dan ada beberapa
yang masih baru.
4. Sepeda
Hanya sekitar 10 persen masyarakat yang memiliki sepeda, karena dewasa ini,
sepeda sudah kurang peminatnya, hanya kawula muda dan anak-anak yang
menggunakan sepeda untuk bermain dan sedikit dari masyarakat yang
menggunakannya ntuk berolahraga.Sebagian besar sepeda didaerah tersebut
adalah sepeda gunung dan sepeda BMX yang dalam kondisi baik dan beberapa
masih baru.
40
Berdasarkan pengamatan di Desa Gunung Rejo didapatkan data bahwa hampir
100 persen masyarakat desa memiliki televisi.Hal ini sangat diwajarkan dimana
pada zaman sekarang ini, televisi seakan-akan menjadi barang yang wajib ada di
setiap bilik warga, bahkan ada sebagian masyarakat yang memiliki lebih dari satu
televisi yang dimanfaatkan sebagai hiburan dan penyampai informasi.Adapun
penggunaan DVD hampir 50 persen masyarakat memiliki DVD Player yang
digunakan untuk sarana hiburan mereka. Sedangkan untuk telepon genggam,
hampir 80 persen masyarakat memiliki telepon genggam yang mereka manfaatkan
untuk berkomunikasi dengan sanak saudara dan memudahkankan bisnis yang
mereka kerjakan, untuk smartphone hanya sekitar 50 persen masyarakat yang
memiliki smartphone yang sebagian besar dimiliki para kawula muda yang
mereka gunakan untuk berkomunikasi, berinteraksi di social media, dan ada
beberapa yang mengerjakan bisnis online. Sedangkan untuk komputer atau laptop
hanya ada sekitar 15 persen masyarakat yang memiliki laptop dan didominasi para
pekerja kantor, siswa dan mahasiswa yang ada di Desa Gunung Rejo, serta kadus,
kades dan carik-carik desa.
Jika dilihat dari penggunaan internet dirasakan masih sangat minim, karena hanya
ada sekitar 10 persen yang menggunakan internet dan mereka gunakan untuk
mencari informasi seputar pertanian, perikanan dan umum. Selain itu untukkoran,
hanya 10 persen warga yang berlangganan koran, yaitu koran umum sedangkan
koran pertanian tidak ada, dan mereka memanfaatkan koran tersebut untuk
mencari informasi, begitupula dengan perpustakaan, masyarakat diDesa Gunung
Rejo memiliki perpustakaan desa hanya 5 persen, perpustakaan hanya ditemukan
disekolah-sekolah, dan buku yang ada di perpustakaan sekolah kurang dari kata
standar, sehingga dapat disimpulkan bahwa minat baca mereka sangatlah rendah.
Program adalah unsur pertama yang harus ada demi terciptanya suatu kegiatan. Di
dalam program dibuat beberapa aspek, disebutkan bahwa di dalam setiap program
dijelaskan mengenai tujuan kegiatan yang akan dicapai, kegiatan yang diambil
dalam mencapai tujuan, aturan yang harus dipegang dan prosedur yang harus
41
dilalui, perkiraan anggaran yang dibutuhkan, dan strategi pelaksanaan. Pemerintah
di Indonesia membuat beberapa program yaitu salah satunya Program Usaha
Agribisnis Perdesaan (PUAP).
PUAP sebagai program yang berbasis pemberdayaan dan memiliki tujuan untuk
menumbuhkembangkan usaha agribisnis untuk mengurangi kemiskinan dan
pengangguran di pedesaan. Meningkatkan kemampuan utama pelaku usaha
agribisnis, dan meningkatkan fungsi kelembagaan ekonomi seperti koperasi,
menjadi jejaring atau mitra lembaga keuangan dalam rangka kemudahan akses
permodalan, program ini bisa menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari PNPM
Mandiri. Program ini juga sekaligus sebagai program yang mempersempit
kesenjangan pembangunan antara wilayah pusat dan daerah serta antar sektor.
42
kesejahteraan. Bila sumber daya tercukupi, maka kesejahteraan pun akan
meningkat. Sebaliknya, jika sumber daya tidak tercukupi, maka tidak akan ada
kesejahteraan di dalam lingkup tersebut. Hal ini pula yang dapat dilihat dari
kehidupan keluarga petani, dimana sumber daya merupakan hal penting yang
menjadi penentu kesejahteraan para petani. Berdasarkan pengamatan dan data
yang diperoleh, berikut penjelasan lebih lanjut mengenai sumberdaya dan
kesejahteraan petani di Desa Gunung Rejo.
Jika ditinjau dari kepemilikan aset rumah tangga berupa barang elektronik, mebel
ataupun perabotan dapur, masyarakat Desa Gunung Rejo sudah memiliki aset
rumah tangga yang modern dan layak pakai. Selain itu, jika dilihat dari
kepemilikan alat transportasi, masyarakat Desa Gunung Rejo mayoritas sudah
memiliki kendaraan berupa sepeda motor. Lalu, jika dilihat dari kepemilikan
ternak, masyarakat mayoritas memilki ternak unggas dan ikan. Jadi dari
pengamatan tersebut dapat disimpulkan bahwa masyarakat Desa Gunung Rejo
telah memiliki sumberdaya materi yang mumpuni dan memadai.
43
Menurut Rukmana (2003:225) : Pendapatan rumah tangga adalahpenghasilan dari
seluruhanggota keluarga yang disambungkan untuk memenuhi kebutuhan
bersama ataupun perorangan dalah rumah tangga. Sedangkan menurut Wirartha
(2004:147) pendapatan rumah tangga adalah pendapatan atau penghasilan yang
diterima oleh rumah tangga bersangkutan baik yang berasal dari pendapatan
kepala rumah tangga maupun pendapatan anggota-anggota rumah tangga.
Berdasarkan defenisi pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pendapatan
rumah tangga adalah pendapatan yang diperoleh dari seluruh anggota rumah
tangga keluarga baik yang berasal dari kepala keluarga atau seluruh anggota
keluarga untuk memenuhi kebutuhan hidup.Sedangkan pengertian pengeluaran
yaitu uang yang dikeluarkan untuk digunakan membeli barang atau jasa yang
dibutuhkan. Sumber pendapatan ataupun pengeluaran tiap-tiap orang sangatlah
berbeda, begitu pula halnya dengan masyarakat petani di pedesaan. Pendapatan
ataupun pengeluaran di setiap keluarga petani sangatlah berpengaruh dalam
kesejahteraan keluarga petani. Berdasarkan data 15 responden yang diperoleh,
pendapatan dan pengeluaran petani di Desa Gunung Rejo tersaji pada tabel 6.
P e n d a p a t a n R T
Nomor Responden Total Pendapatan(Rp) Pengeluaran RT (Rp)
Pertanian (Rp) Non-Pertanian (Rp)
1 18.000.000,00 - 18.000.000,00 1.930.000,00
2 4.500.000,00 - 4 .500.000,0 0 1.240.000,00
3 9.000.000,00 ‐ 9 .000.000,0 0 1.130.000,00
4 4.500.000,00 ‐ 4.500 .000,0 0 2.160.000,00
5 5.750.000,00 - 27.000.000,00 1.920.000,00
6 36.000.000,00 ‐ 36.000.000,00 2.690.000,00
7 4.500.000,00 ‐ 4 .500.000,0 0 2.430.000,00
8 4.500.000,00 - 4 .500.000,0 0 1.985.000,00
9 4.500.000,00 - 4.50 0.000,0 0 1.500.000,00
1 0 18.000.000,00 - 18.000.000,00 1.955.000,00
1 1 4.500.000,00 ‐ 4 .500.000,0 0 2.340.000,00
1 2 15.750.000,00 - 15.750.000,00 3.175.000,00
1 3 6.750.000,00 - 6 .750.000,0 0 1.215.000,00
1 4 9.000.000,00 ‐ 9 .000.000,0 0 1.950.000,00
1 5 6.750.000,00 ‐ 6. 750.000,0 0 790.000,00
Jumlah 173.250.500,00 - 173.250.500,00 28.410.000,00
Rata-rata 11.550.000,00 - 11.550.000,00 1.894.000,00
44
Berdasarkan tabel di atas setiap rumah tangga di Desa Gunung Rejo memiliki
total pendapatan yang berbeda-beda. Pendapatan yang mereka peroleh
dipengaruhi oleh pekerjaan yang mereka tekuni sehari-hari. Mayoritas penduduk
memiliki pekerjaan utama sebagai petani. Sumber pendapatan mereka rata-rata
berasal dari sektor pertanian. Mulai dari persawahan, perkebunan hingga
perikanan yang menjadi andalan mereka dalam memperoleh pendapatan.
Berdasarkan tabel di atas bahwa dari 15 responden masyarakat Desa Cintaulya
yang memiliki pendapatan rumah tangga di sektor pertanian rata-rata dalam satu
bulan sebesar Rp11.550.000,00.
Selain itu jika ditinjau dari sisi pengeluaran rumah tangga di Desa Gunung Rejo,
bahwa rata-rata pengeluaran rumah tangga sesuai dengan pendapatan yang
diperoleh masyarakat. Berdasarkan tabel 15 responden di atas dapat dilihat bahwa
rata-rata pengeluaran rumah tangga dalam satu bulan di Desa Gunung Rejo
sebesar Rp 1.894.000,00. Jadi dapat disimpulkan bahwa pendapatan dan
pengeluaran rumah tangga di Desa Gunung Rejo dapat dikatakan seimbang dan
memenuhi kategori yang cukup baik.
A. Waktu Pribadi
45
Berdasarkan data yang diperoleh, berikut penggunaaan waktu pribadi di Desa
Gunung Rejo.
= 9,45jam
Waktu rata−rata
Alokasi waktu = x 100%
24 jam
9,45 jam
= x 100%
24 jam
= 39,37%
B. Waktu Kerja
Jumlahtotalwaktualokasi
Waktu rata-rata =
Jumlahresponden
223jam
=
38 orang
= 5,87 jam
46
Waktu rata−rata
Alokasi waktu = x 100%
24 jam
5,87 jam
= x 100%
24 jam
= 24,45%
C. Waktu Sosial
Jumlahtotalwaktualokasi
Waktu rata-rata =
Jumlahresponden
179 jam
=
38 orang
= 4,7 jam
Waktu rata−rata
Alokasi waktu = x 100%
24 jam
4,7 jam
= x 100%
24 jam
= 19,58%
47
D. Waktu Senggang
Waktu senggang merupakan waktu yang digunakan pada saat tidak bekerja
ataupun tidak tidur. Maksud dari waktu tersebut ialah waktu yang dalam arti
kosong untuk digunakan dalam melakukan aktivitas-aktivitas meningkatkan
kesenangan seperti melakukan kegiatan hobi, olahraga, dan sebagainya.
Berdasarkan data yang diperoleh, berikut penggunaaan alokasi waktu senggang di
Desa Gunung Rejo.
Jumlahtotalwaktualokasi
Waktu rata-rata =
Jumlahresponden
171 jam
=
38 orang
= 4,5 jam
Waktu rata−rata
Alokasi waktu = x 100%
24 jam
4,5 jam
= x 100%
24 jam
= 18,75%
3.5.4 KetahananPangan
48
rganya,
dimanarumahtanggatidakberesikomengalamikehilangankeduaaksestersebut.
Berdasarkandefinisidapatdisimpulkanbahwaketahananpanganmemiliki 5 unsur
yang harusdipenuhiyaituberorientasipadarumahtanggadanindividu,
dimensiwaktusetiapsaatpangantersediadandapatdiakses,
menekankanpadaaksespanganrumahtanggadanindividu, baikfisik, ekonomidan
social, berorientasipadapemenuhangizisertaditujukanuntukhidupsehatdan
produktif.
49
Sistem sosial pertanian (sosiologi pertanian) menurut Ulrich Planck (1993) adalah
sosiologi yang membahas fenomena sosial dalam bidang ekonomi pertanian.
Sosiologi memutuskan hampir semua perhatiannya pada petani dan permasalahan
hidup petani. Ruang lingkup pertanian meliputi objek sosiologi pedesaan dan
objek sosiologi pertanian. Objek sosiologi pedesaan adalah seluruh penduduk
pedesaan yang terus-menerus atau sementara tinggal disana. Objek sosiologi
pertanian meliputi keseluruhan penduduk yang bertani tanpa memperhatikan jenis
tempat tinggalnya. Sistem sosial sangat berperan penting di desa Gunung Rejo,
karena dari sinilah masyarakat berbaur saling membahu mengerjakan kegiatan
pertanian tersebut. Ada beberapa sistem sosial di Desa Gunung Rejo yaitu :
Proses sosial diartikan sebagai pengaruh timbal balik antara berbagai segi
kehidupan bersama, antara berbagai segi kehidupan orang perorang atau
kelompok secara bersama. Proses sosial perlu dipelajari dan dipahami dalam
menelaah masyarakat agar bisa memperoleh pengertian dari pergerakan yang ada
di dalammasyarakat (dinamikanya). Munculnya perhatian terhadap proses sosial
ini di awali dari masyarakat yang memiliki dua sisi. Sisi pertama yakni statis
(tetap), yang cenderung sama dan tidak berubah seperti struktur masyarakat dan
segi kedua yakni dinamis (bergerak) yang bisa diamati dari fungsi masyarakat.
Jadi dengan demikian proses sosial dapat didefinisikan sebagai cara-cara
berhubungan yang dapat dilihat apabila para individu dan kelompok saling
bertemu dan menentukan sistem serta bentuk hubungan tersebut atau apa yang
akan terjadi apabila ada perubahan-perubahan yang menyebabkan goyahnya cara-
cara hidup yang telah ada. Atau menurut Soekanto (2012), proses sosial diartikan
sebagai pengaruh timbal balik antara berbagai segi kehidupan bersama.
Berdasarkan paparan diatas menurut Soekanto jelas bahwa proses sosial sangatlah
penting dalam kehidupan masyarakat bteutama di pedesaan seperti di Gunung
Rejo, ada dua sifat proses sosial yaitu.
50
Menurut Gillin, proses sosial yang timbul dari akibat interaksi sosial ada dua
macam yaitu proses sosial asosiatif (process of association) dan proses sosial
disosiatif (process of dissociation). Proses sosial asosiatif adalah proses interaksi
yang cenderung menjalin kesatuan dan meningkatkan solidaritas anggota
kelompok. Berdasarkan pengamatan dan data yang diperoleh, proses sosial
bersifat asosiatif masyarakat yang ada di Desa Gunung Rejo tersaji pada tabel 7.
N o . Proses sosial bersifat Asosiatif Hal yang mendorong timbulnya proses sosial
1 K e r j a s a m a Kesamaan rasa, solidaritas yang tinggi
2 A k o m o d a s i Masalah yang menyangkut orang banyak
3 A s i m i l a s i P e r k a w i n a n
Berdasarkan data di atas bahwa di Desa Gunung Rejo sifat asosiatif yang terjalin
adalah kerjasama yaitu tentang kesamaan rasa dan solidaritas yang tinggi.
Contohnya saat salah satu warga yang sedang merenovasi rumah maka para warga
yang lain turut membantu. Ada juga contoh lain yaitu saat salah satu warga di
dusun 3 Cirebon sedang sakit maka para warga lainnya datang untuk menjenguk
dan memberikan semangat agar lekas sembuh.
Ada pula akomodasi yaitu tentang masalah yang menyangkut orang banyak.
Masyarakat desa Gunung Rejo dalam menyelesaikan masalah yang menyangkut
orang banyak yaitu dengan cara musyawarah untuk menemukan jalan keluar
bersama. Proses sosial asimilasi yang juga terjadi di desa Gunung Rejo yaitu saat
perkawinan.
Akomodasi adalah suatu proses penyesuaian diri individu atau kelompok manusia
dengan semula saling bertentangan untuk upaya mengatasi ketegangan.
Akomodasi berarti adanya keseimbangan interaksi sosial dengan norma dan nilai
yang ada dalam masyarakat. Akomodasi sering kali merupakan cara untuk
51
menyelesaikan pertentangan, entah dengan cara menghargai kepribadian yang
berkonflik ataupun paksaan (tekanan). Berdasarkan pengamatan dan data yang
diperoleh di Desa Gunung Rejo hampir tidak pernah terjadi persaingan, konflik
bahkan kontravensi.
3.6.2 KelembagaanSosial
Kelembagaan sosial ialah suatu sistem tata kelakuan dan hubungan yang berpusat
kepada aktivitas – aktivitas untuk memenuhi kompleks – kompleks kebutuhan
khusus dalam kehidupan masyarakat (Koentjaraningrat, 1964). Kelembagaan
sosial juga dimaknai sebagai himpunan norma-norma dari segala tingkatan yang
berkisar pada suatu kebutuhan pokok di dalam kehidupan masyarakat (Soerjono
Soekanto, 1990).
L E M B A G A S O S I A L
N o Jenis Lembaga Sosial Bentuk Lembaga Sosial Tujuan Lembaga Sosial Anggota Lembaga Sosial Eksistensi Lembaga Sosial
1 Lembaga kekerabatan - - - -
3 Lembaga pendidikan PAUD, TK, SD, SMP Mencerdaskan anak-anak Anak-anak desa PAUD, TK, SD, SMP Gunung Rejo
52
4 Lembaga keagamaan Kelompok Pengajian Meningkatkan keamanan Seluruh Warga -
Berdasarkan paparan data tersebut lembaga sosial dapat menjadi suatu wadah atau
organisasi yang dapat menjadikan manusia lebih mengetauhui norma-norma
dalam kehidupan ataupun sebagai sarana berbagi informasi mengenai
perkembangan desa ataupun perkembangan lainnya yang berpengaruh dalam
masyarakat desa tersebut. Kelembagaan ini juga berfungsi sebagai sarana untuk
meningkatkan taraf hidup masyarakat di desa tersebut. Pada Desa Gunung Rejo
terdapat beberapa lembaga yaitulembaga ekonomi, lembaga pendidikan dan
lembaga keagamaan.
3.6.3 StratifikasiSosial
S T R A T I F I K A S I S O S I A L
No. Hal yang menjadi dasar Alasan menjadi dasar Derajat kekuatan Orang yang menempati Sifat stratifikasi sosial
-Imam Agrori
1 Kesolehan A k h l a k Sangat Kuat Terbuka
-Rodinur
2 J a b a t a n Kepala Dusun K u a t -Saefulloh Terbuka
53
Berdasarkan data yang diperoleh di atas menunjukan bahwa derajat tertinggi
itu dipegang oleh orang yang memiliki akhlak yang mulia, yang dermawan
ataupun yang lainnya yang termasuk akhlak terpuji. Kemudian tingkatan ke-
dua yaitu pada orang yang memiliki jabatan. Di Desa Gunung Rejo harta
tidak jadi alasan utama untuk menunjukan bahwa ia di tingkat paling atas.
Semua itu tergantung kepada akhlak yang terpuji dan santun kepada
masyarakat setempat.
54
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
55
Adapun saran yang dapat diberikan untuk program Praktik Pengenalan
Pertanian yang telah dijalani selama satu minggu di Desa Gunung Rejo
adalah sebagai berikut :
56