Anda di halaman 1dari 56

I.

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pengenalan pertanian merupakan salah satu cara untuk mengenalkan pertanian


pada mahasiswa pertanian, kegiatan yang dimaksud yaitu pengenalan profil tanah,
jenis tanah, kesesusaian lahan, pengenalan tahap pra produksi yaitu berupa
pengolahan tanah, kebutuhan sarana produksi, dan teknik budidayanya.
Sedangkan pengenalan tahap produksi berupa pemeliharaan, identifikasi
agroklimat, pengamatan pertumbuhan serta gejala penyimpangan, pascaa panen,
pemasaran serta pengelolaan usaha yang terkait dengan pertanian,kegiatan-
kegiatan tersebut dibuat supaya mahasiswa lebih mengerti, mengenal, dan
memahami dunia pertanian sedini mungkin.Pengenalan pertanian dilakukan
karena kurangnya minat mahasiswa untuk lebih memahami pertanian. Pesatnya
arus globalisasi membuat teknologi informasi dan komunikasi lebih canggih
sehingga membuat mahasiswa lebih menyukai gadget-gadget yang mereka miliki
daripada turun langsung kelapangan.

Praktik pengenalan pertanian adalah salah satu mata kuliah yang diselenggarakan
dengan tujuan mengenalkan kegiatan pertanian di lapangan. Hal ini dilakukan
karena tidak sedikit mahasiwa khususnya jurusan agribisnis yang berasal dari
daerah perkotaan dan tidak mengenal proses pertanian. Dengan
diselenggarakannya praktik pengenalan pertanian, mahasiswa diharapkan
memiliki pengalaman langsung di lapangan dan lebih memahami kegiatan
pertanian serta kehidupan sosial para petani khususnya di desa Gunung Rejo.

Selain dapat mengetahui dan mempraktikkan kegiatan pertanian secara langsung,


mahasiswa juga dapat mengetahui usahatani, pengolahan atau agroindustri, dan

1
subsistem jasa layanan penunjang yang ada di desa Cinta Mulya, Kecamatan
Candipuro, Kabupaten Lampung Selatan. Mahasiswa juga dapat mengetahui
bagaimana sistem pemasaran komoditi, sistem sosial petani, dan sumber daya
serta kesejahteraan petani di desa tersebut.

Kuliah Pengenalan Pertanian merupakan mata kuliah wajib. Waktu pelaksanaanya


selama 1 (satu) minggu setara dengan satu sks. Selama mahasiswa di lapangan,
dosen dan asisten dosen memberikan fasilitas, mendampingi, dan memantau
kegiatan mahasiswa bersama keluarga petani yang ditumpanginya.

1.2 Tujuan Praktik Pengenalan Pertanian

Adapun tujuan dari Praktik Pengenalan Pertanian bagi mahasiswa Jurusan


Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung yaitu sebagai berikut:
1. Mengetahui dan mempelajari berbagai macam usahatani yang ada di
pedesaan.
2. Mengetahui dan mempelajari berbagai macam agroindustri yang ada di
pedesaan.
3. Mengetahui dan mempelajari berbagai macam pemasaran yang ada di
pedesaan.
4. Mengetahui dan mempelajari berbagai macam subsistem dan jasa layanan
penunjang yang ada di pedesaan.
5. Mengetahui dan mempelajari berbagai macam sumberdaya dan
kesejahteraan petani yang ada di pedesaan.
6. Mengetahui dan mempelajari berbagai macam sistem sosial petani yang
ada di pedesaan.

1.3 Manfaat Praktik Pengenalan Pertanian

Adapun manfaat yang akan didapatkan mahasiswa setelah mengikuti praktik


pengenalan pertanian yaitu sebagai berikut.
1. Mahasiswa mampu mengenal dan mengetahui berbagai usahatani yang ada
di pedesaan.

2
2. Mahasiswa mampu mengenal dan mengetahui berbagai agroindustri yang
ada di pedesaan.
3. Mahasiswa mampu mengenal dan mengetahui proses pemasaran yang ada
di pedesaan.
4. Mahasiswa mampu mengenal dan mengetahui berbagai subsistem dan jasa
layanan pendukung yang ada di pedesaan.
5. Mahasiswa mampu mengenal dan mengetahui sumberdaya dan
kesejateraan petani yang ada di pedesaan.
6. Mahasiswa mampu mengenal dan mengetahui berbagai sistem sosisal
petani yang ada di pedesaan.

3
II. GAMBARAN UMUM LOKASI

2.1 Sejarah Desa

unungrejo awalnya merupakan salah satu pedukuhan di wilayah Desa Wates way
ratai yang kenal dengan nama ANGLO (nama AFDELING wilayah kerja
perkebunan karet kopi Way ratai), meliputi dusun Totoharjo dan Dusun
Gunungrejo.

Pada sekitar pertengahan tahun tepatnya 23 Oktober 1986 Dusun Gunungrejo


resmi di mekarkan dari Desa Wates Way Ratai, menjadi Desa Persiapan
Gunungrejo yang terdiri dari dua belas (12) Dusun/Pedukuhan, antara lain Dusun :
Kalipasir I, Kalipasir II, Gunungrejo, Kaliawi, Fajarbulan, Gunungsari, Lebaksari,
Tamansari, Totoharjo, Merawan, Sidorejo dan Candipuro. yang pada saat itu di
Jabat oleh Penjabat Kepala Desa BASNU MS.
Pada tahun 1990 Kepala Desa Gunungrejo di Jabat oleh Penjabat sementara, yaitu
Bpk. SAMSURI, pada tahun 1991 Desa persiapan Gunungrejo ditetapkan menjadi
desa Definitif (kbbi: sudah pasti, bukan untuk sementara) menjadi Desa
Gunungrejo yang masih di jabat oleh Pejabat Sementara Kepala Desa Gunungrejo
SAMSURI sampai dengan bulan September 1992. Pada akhir Desember 1992
Desa Gunungrejo melaksanakan pemilihan Kepala Desa yang pertama.
Pada tahun 2013, Desa Gunungrejo dimekarkan menjadi 3 desa, yang pada saat
itu Desa Gunungrejo masih berada di kecamatan padang cermin, desa tersebut :
1. Desa Gunungrejo
2. Desa Mulyosari
3. Desa Poncorejo
Setelah terjadinya pemekaran desa saat ini desa Gunungrejo terbagi atas 9 dusun
yaitu Dusun Kalipasir, Dusun Ngadirejo, Dususn Gunungrejo 1, Dusun
Gunungrejo II, Dusun Kaliawi, Dusun Candisari I, Dusun Candisari II, Dusun
Tegalrejo, Dusun Talangbandung.
Pada tahun 2014, Kecamatan Padangcermin dimekarkan menjadi tiga Kecamatan
sesuai dengan PERDA Kabupaten Pesawaran Nomor 12 Tahun 2014, Tentang
Pembentukan Kecamatan Teluk Pandan dan Kecamatan Way Ratai di Kabupaten
Pesawaran, dan sat ini Desa Gunungrejo terletak di wilayah kecamatan Way
Ratai.

4
Pada akhir desember 1992 desa Gunung Rejo melaksanakan pemilihan
Kepala Desa yang pertama, secara kronologis Jabatan Kepala Desa gunung
Rejo adalah sebagai berikut:
1. Tahun 1986 sampai dengan tahun 1990 di jabat oleh bapak Basnu.
2. Tahun 1990 sampai dengan tahun 1992 di jabat oleh bapak Samsuri.
3. Tahun 1992 sampai dengan tahun 1994 di jabat oleh bapak Suwardi.
4. Tahun 1994 sampai dengan tahun 2002 di jabat oleh bapak Mulyanto.
5. Tahun 2002 sampai dengan tahun 2008 di jabat oleh bapak Rudi
Sunandar.
6. Tahun 2009 sampai sekarang di jabat oleh bapak Suranto.
2.2 Struktur Desa
Susunan organisasi pemerintahan di setiap desa tidak selalu sama. Hal ini karena
tergantung dari kebutuhan dan keadaan desa masing-masing. Pemerintahan desa
terdiri atas pemerintah desa (yang meliputi kepala desa dan perangkat desa) dan
Badan Permusyawaratan Desa (BPD).Adapun susunan struktur organisasi dari
pemerintahan Desa Gunung Rejo sebagai berikut :

BPD KEPALA DESA


LPM
SURANTO

SEKRETARIS DESA
MUNARDI

KASI PEMERINTAHAN
ANDRI SURYAWAN
KAUR TU/UMUM KAUR PERENCANAAN
SUTIKNO
KASI PELAYANAN
NANO SURYANO
KAUR KEUANGAN
MANGIHUT . T.
KASI KESEJAHTERAAN
EKO YULIONO

KEPALA DUSUN 1 KEPALA DUSUN 1 KEPALA DUSUN 1 KEPALA DUSUN 1


SUMASDAR SUMASDAR SUMASDAR

5
Gambar 1. Struktur Organisasi Desa Cinta Mulya

Berdasarkan struktur organisasi di atas dapat dilihat bahwa Desa Gunung Rejo
dipimpin oleh seorang Kepala Desa/Pekon yaitu Bapak Suranto yang memiliki
tugas untuk menyelenggarakan urusan pemerintahan, pembangunan, dan
kemasyarakatan. Di Desa Gunung Rejo, Bapak Suranto dibantu oleh sembilan
Kepala Dusun (Kadus) di masing-masing dusunnya, Dusun 1 (Kalipasir) yang
dipimpin oleh Bapak Ansori, Dusun 2 (Ngadirejo) oleh Bapak Sugiono, Dusun 3
(Gunungrejo 1) oleh Bapak Nurudin, Dusun 4 (Gunungrejo 2) oleh Bapak
Nakim, Dusun 5 (Kaliawi) oleh Bapak Iwan. H., Dusun 6 (Candi Sari 2) oleh
Bapak Srinoto, Dusun 7 (Candi Sari 1) oleh bapak Subandi, Dusun 8 (Tegal Rejo)
oleh bapak Nur Kholis, Dusun 9 (Talang Bandung) oleh Bapak Teguh. Selain
kesembilan Kadus yang membantu Suranto, dalam menunjang sistem
pemerintahan Desa Gunung Rejo, terdapat juga Juru Teknis Lapangan yang
bertugas untukbeserta Juru Tulis yang memiliki peran sebagai penyelenggara
administrasi pemerintah pembangunan dan kemasyarakatan serta membantu
pelayanan ketatausahaan kepala desa yang dijabat oleh Bapak Sauqi.Tf,S.Pd.

Juru Tulis dibantu oleh lima Kepala Urusan (Kaur) yang merupakan pelaksana
dalam pemerintahan desa atas petunjuk Juru Tulis Desa, kelima Kaur. tersebut
antara lain Kaur. Pemerintah yang dijabat oleh Bapak Mursyid.AT, Kaur.
Pembangunan oleh Bapak Pawit Ansori, Kaur. Umum oleh Bapak Muhammad
Fauzy, Kaur. Kesejahteraan oleh Bapak Imawan, Kaur.Perencanaan oleh Bapak
Slamet Sunardi. Dan Kaur. Keuangan oleh Yeyen Fitriani.

2.3 Profil Desa

Desa Gunung Rejo terletak di Kecamatan Way Rantai, Kabupaten Pesawaran, dan
resmi di mekarkan dari desa Wates Way Rantai pada tahun 1986. Jika diamati dan
ditinjau dari data yang ada, penduduk di desa ini dapat dikatakan cukup banyak.
Menurut data statistik, jumlah penduduk Desa Gunung Rejo pada tahun terakhir
tercatat sebanyak 3.328 jiwa. Yang terdiri atas 1.740 laki-laki dan 1.588
perempuan.

6
Masyarakat di desa ini 99,7% beragama Islam dan 0,3% beragama Kristen.
Masyarakat di desa ini hidup damai dengan tingginya tingkat toleransi sesama.
Selain itu, dalam hal sarana dan prasarana yang terdapat di Desa Gunung Rejo
sudah mulai memadai. Hal ini dibuktikan dengan jalan aspal yangmemiliki
panjang km, ataupun jalan tanah yaitu 5 km. Sedangkan sepertiprasarana
angkutan, seperti truk jumlahnya sebanyak 5 persen, mobil 5 persen, sepeda10
persen, serta sepeda motor 80 persen.

7
III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Usaha Tani

Usahatani adalah ilmu yang mempelajari sumber daya yang dimiliki petani agar
berjalan secara efektif dan efisien dan memanfaatkan sumber daya tersebut agar
memperoleh keuntungan yang setinggi-tingginyaSoekartawi (2011). Adapun juga
menurut Kadarsan (2011) yang mengartikan bahwa usahatani ialah pengelolaan
sumber daya alam, pemodalan dan skill lainnya untuk menghasilkan suatu produk
pertanian secara efektif dan efisien. Berdasarkan pengertian kedua ahli tersebut
dapat disimpulkan bahwa usahatani ialah segala bentuk pengorganisasian dan
pengelolaan aset serta tata cara yang dilakukan dalam bidang pertanian dengan
tujuan untuk menambah kesejahteraan dan memperbaiki taraf kehidupan petani.
Berdasarkan data yang telah diperoleh, berikut ulasan data usahatani di Desa
Gunung Rejo sebagai berikut.

3.1.1 Identitas Responden


3.1.1.1 Umur Responden

Umur atau usia adalah satuan waktu yang mengukur waktu keberadaan suatu
benda atau makhluk, baik yang hidup maupun yang mati. Capaian usia produktif,
manusia harus berumur minimal 17 tahun. Kematangan usia mempengaruhi
seberapa besar manusia dapat melakukan aktifitas kerja. Pada sebagian besar
petani, usia kerja produktif yaitu antara usia 18 tahun sampai 60 tahun,akan tetapi,

8
kemampuan seorang petani dalam bekerja tergantung akan kondisi fisik yang
dimiliknya. Berdasarkan data yang diperoleh, usia petani di Desa Gunung Rejo
tersaji pada tabel 1.

Tabel 1. Sebaran petani menurut umur di Desa Gunung Rejo

No. Kelompok Umur (Tahun) Jumlah (Orang) Presentase (%)


1. 20 – 40 5 33,33 %
2. 41 – 60 9 60 %
3. 61 – 80 1 6,67 %
Jumlah 15 100 %

Berdasarkan hasil wawancara terhadap 15 orang responden di Desa Gunung Rejo


Kecamatan Way Ratai Kabupaten Pesawaran, diperoleh bahwa umur responden
yang termuda adalah 30 tahun dan tertua berumur 80 tahun. Jika dilihat dari
pengelompokkan umur, jumlah yang diperoleh paling besar yaitu pada umur 41-
60 yaitu sebesar 60 persen.

3.1.1.2 Pendidikan Responden

Pendidikan merupakan suatu hal yang harus diterapkan sejak dini. Pendidikan
ialah sebuah proses pembelajaran bagi setiap individu untuk mencapai
pengetahuan dan pemahaman yang lebih tinggi mengenai obyek tertentu dan
spesifik. Pengetahuan yang diperoleh secara formal tersebut berakibat pada setiap
individu yaitu memiliki pola pikir, perilaku dan akhlak yang sesuai dengan
pendidikan yang diperolehnya. Jadi pendidikan ialah suatu hal yang penting bagi
setiap orang, karena dengan pendidikan seseorang akan lebih terarah dan teratur
hidupnya. Begitu juga dengan petani, petani pun memiliki jenjang pendidikan
yang telah ditempuh. Berdasarkan data yang diperoleh, pendidikanpetani di Desa
Gunung Rejo tersaji pada tabel 2.

Tabel 2. Sebaran PendidikanPetani di Desa Gunung Rejo

No. Pendidikan Terakhir Jumlah (Orang) Presentase (%)


1. Tamat SD 4 26,67 %
2. Tamat SMP 7 46,66%
3. Tamat SMA / sederajat 4 26,67%

9
Jumlah 15 100%

Berdasarkan data 15 responden di atas, bahwa di Desa Gunung Rejo 15 responden


dengan jenjang pendidikan terakhir paling banyak yaitu tamat SMP dengan
persentase 46,66 persen, dan jenjang pendidikan terakhir paling sedikit yaitu
tamat SD dan SMA dengan persentase 26,67 persen.

3.1.1.3 Tanggungan Keluarga

Tanggungan sebuah keluarga merupakan kewajiban yang dibebankan kepada


kepala keluarga untuk membiayai semua kebutuhan para angggota keluarganya.
Kepala keluarga merupakan orang yang menjadi penanggung kebutuhan hidup di
dalam rumah tangga. Begitu pula juga dengan petani, oleh karena itu petani
bekerja untuk mencari nafkah dalam menghidupi keluarganya. Berdasarkan data
yang diperoleh, jumlah tanggunganpetani di Desa Gunung Rejo tersaji pada tabel
3.

Tabel 3. Sebaran petani menurut jumlahtanggungan keluarga di DesaGunung Rejo

No. Tanggungan Keluarga Jumlah (Orang) Presentase (%)


1. 0–2 6 40 %
2. 3–4 8 53,33 %
3. 5–6 1 6,67 %
Jumlah 15 100 %

Berdasarkan pada table 3, petani Desa Gunung Rejo dengan jumlah tanggungan
keluarga terbanyak berkisar 3 - 4 orang dengan persentase 53,33 persen dan paling
sedikit berkisar 5 - 6 orang dengan persentase 6,67 persen.

3.1.1.4 Status Lahan

Lahan ialah lingkungan fisik dan biotik yang berkaitan dengan daya dukungnya
terhadap kehidupan dan kesejahteraan hidup manusia. Dalam bidang pertanian,

10
lahan sangat berperan penting sebagai sarana tempat penanaman. Setiap lahan
memiliki sebuah status kepemilikan.Status lahan dapat diartikan sebagai informasi
yang menggambarkan kepemilikan atau hak seseorang akan suatu lahan yang
telah mendapatkan sebuah izin. Status kepemilikan lahan petani di Desa Gunung
Rejo berdasarkan 15 respondenbahwa petani di Desa Gunung Rejo umumnya
dengan status kepemilikan lahan petani yaitu milik sendiri dengan persentase 100
persen.

3.1.1.5 Sumber Modal Petani

Inti dasar dari suatu bidang usaha dapat menjalankan kegiatan usahanya adalah
dengan adanya modal. Listyawan Ardi Nugraha (2011:9) menyatakan bahwa
modal usaha adalah uang yang dipakai sebagai pokok (induk) untuk berdagang,
melepas uang, dan sebagainya; harta benda (uang, barang, dan sebagainya) yang
dapat dipergunakan untuk menghasilkan sesuatu yang menambah kekayaan. Jika
ditinjau dari arti lain, modal ialah sesuatu yang dibutuhkan berupa uang atau yang
lainnya untuk memulai suatu kegiatan yang menghasilkan keuntungan. Pada
bidang pertanian, modal pun dibutuhkan bagi petani agar petani pun dapat
menanam tanaman di lahannya. Suatu modal didapatkan petani dari berbagai
macam hal. Berdasarkan data yang diperoleh, sumber modal petani di Desa
Gunung Rejo paling banyak sudah memiliki sumber modal sendiri dengan
persentase 100 persen.

3.1.2 Aktivitas Usahatani

Dr. Mosher mengemukakan bahwa usahatani ialah pertanian rakyat yang


terhimpun dari berbagai sumber daya alam. Sedangkan menurut Adiwilaga
(2011) usahatani ialah kegiatan untuk meninjau dan menyelidiki berbagai seluk
beluk masalah pertanian dan menemukan masalahnya. Jadi usahatani ialah
kegiatan usaha mengenai berbagai persoalan pertanian dan bagaimana cara
memanfaatkan sumber daya alam guna menghasilkan hasil panen yang
memuaskan. Jika dilihat dari penerapannya, usahatani memiliki cara agar
bagaimana usahatani tersebut dapat berjalan baik dan optimal. Berdasarkan

11
pengamatan dan data yang diperoleh berikut beberapa budidaya usahatani yang
ada di Desa Gunung Rejo.

3.1.2.1 Budidaya Usahatani Kopi


A. Teknik Budidaya

Teknik budidaya tanaman adalah proses menghasilkan bahan pangan serta


produk-produk agroindustri dengan memanfaatkan sumberdaya tumbuhan.Obyek
budidaya tanaman meliputi tanaman pangan, hortikultura, dan
perkebunan.Sebagaimana dapat dilihat, penggolongan ini dilakukan berdasarkan
budidayanya. Melakukan budidaya usahatani padi, petani pun memiliki cara
tersendiri dalam bercocok tanam, hal inilah yang dinamakan teknik budidaya.
Berikut teknik budidaya usahatani padi yang dilakukan petani.

1. Pembibitan
Pembibitan ialah menabur atau menyebar tumbuhan atau menanam biji/benih
pada suatu tempat khusus yang memenuhi persyaratan-persyaratan untuk
tumbuhnya biji atau benih hingga diperoleh perkecambahan atau pertunasan(bibit)
yang baik tumbuhnya. Tujuan pembibitan adalah untuk menyiapkan benih yang
berbentuk biji sehingga menjadi bibit atau tanaman muda yang siap ditanam
dilahan. Berdasarkan hasil wawancara dengan 15 responden, para petani di desa
Gunung Rejo 100 persen memperoleh benih dari membeli di kelompok tani atau
toko pertanian yang ada di desa.

2. Penyiapan tanah
adalah kegiatan menyiapakan lahan yang sesuai dengan jenis tanaman budidaya
untuk pertumbuhan tanaman secara optimal Sebagai media tempat tumbuh
tanaman yang akan di ambil produktivitasnya perlu di olah sedemikian rupa untuk
menghasilkan tanaman yang baik. tujuan penyiapan lahana untuk menjamin
pertumbuhan tanaman secara optimal. Sasaran penyiapan lahan adalah Lahan

12
bebas dari gulma, tunggul, semak belukan, sisa akar dan dahan yang bisa
mengganggu proses petumbuhan tanaman. Alat dan bahan yang digunakan untuk
penyiapan tanah adalah cangkul, pupuk. Cangkul digunakan untuk membersihkan
sisa-sisa perakaran, untuk menggemburkan tanah, membuat beedengan, parit atau
saluran drainase dan untuk membuat lubang tanam. Sedangkan pupuk kandang
sebagai pupuk dasar untuk memperbaiki struktur tanah dan menambah unsur hara
NPK di tanah yang dibutuhkan tanaman untuk tumbuh maksimal.

3. Penanaman
Pekerjaan penanaman didahului dengan pekerjaan pencabutan bibit di pesemaian.
Bibit yang akan dicabut adalah bibit yang sudah berumur 25-40 hari (tergantung
jenisnya), berdaun 5-7 helai. Caranya, 7 sampai 10 batang bibit kita pegang
menjadi satu kemudian ditarik ke arah badan kita. Bibit yang telah dicabut lalu
diikat dalam satu ikatan besar. Penanaman padi berjalan mundur dengan tangan
kiri memegang bibit dan tangan kanan menanam, tiap lubang 3 atau 4 batang
bibit, diusahakan penanaman tegak lurus jangan sampai miring. Penanaman padi
yang baik harus menggunakan larikan ke kanan dan ke kiri dengan jarak 20 x 20
cm, hal ini untuk memudahkan pemeliharaan, baik penyiangan atau pemupukan
dan memungkinkan setiap tanaman memperoleh sinar matahari yang cukup dan
zat-zat makanan secara merata.Berdasarkan hasil wawancara dengan 15
responden di Desa Gunung Rejo, rata-rata petani menggunakan tenaga dari luar
keluarga atau jasa orang lain untuk menanam bibit di lahan sawah yang telah
disiapkan sebelumnya.

4. Pemupukan
Pemupukan merupakan salah satu faktor penting yang membuat hasil panen
menjadi maksimal. Pemupukan bertujuan untuk menambah zat-zat dan unsur-
unsur makanan yang dibutuhkan oleh tanaman di dalam tanah. Pemupukan
diawali pada saat padi berumur satu hari setelah tanam dengan menggunakan
pupuk dasar yaitu organik. Setelah berumur 15 hari dilakukan pemupukan lagi,
pupuk yang sering digunakan oleh petani di Desa Gunung Rejo yaitu phonska dan
urea. Selanjutnya dilakukan secara bertahap.

13
5. Penyiangan
Setelah penanaman, Apabila tanaman padi ada yang mati harus segera diganti
(disulam). Tanaman sulam itu dapat menyamai yang lain, apabila penggantian
bibit baru jangan sampai lewat 10 hari sesudah tanam. Selain penyulaman yang
perlu dilakukan adalah penyiangan agar rumput-rumput liar yang tumbuh di
sekitar tanaman padi tidak bertumbuh banyak dan mengambil zat-zat makanan
yang dibutuhkan tanaman padi. Penyiangan dilakukan dua kali yang pertama
setelah padi berumur 3 minggu dan yang kedua setelah padi berumur 6 minggu.

6. Pengairan
Pengairan merupakan syarat mutlak bagi tanaman padi agar hasil produksi yang
dihasilkan dapat optimal. Air yang dipergunakan untuk pengairan padi di sawah
adalah air yang berasal dari sungai, sebab air sungai banyak mengandung lumpur
dan kotoran-kotoran yang sangat berguna untuk menambah kesuburan tanah dan
tanaman.

7. Pengendalian Hama dan Penyakit


Begitu banyak cara pengendalian hama dan penyakit dari tanaman padi. Setiap
hama berbeda penanganannya, tergantung jenis hama yang menyerang. Mulai
dari pemberian obat hingga memasang perangkap ataupun pengusir hama.
Sedangkan pemberantasan penyakit tanaman padi dengan pestisida dengan cara
penyemprotan. Jenis hama dan penyakit yang sering menyerang padi di Desa
Gunung Rejo berdasarkan wawancara 15 responden yaitu ulat, orong-orong,
keong, walang sangit, kresek, jamur, dan lain-lain. Obat-obatan yang umumnya
digunakan untuk memberantas hama dan penyakit tersebut yaitu prevathon,
plenum, fillia, puradan, rodamin, dan lain-lain.

8. Panen Padi
Tahap terkhir pada teknik budidaya usahatani padi ialah panen padi. Ciri –ciri
dari padi siap panen yaitu 95 % butir sudah menguning, bagian bawah malai
masih terdapat sedikit gabah hijau, dan butir hijau rendah. Setelah kita
mengetahui padi telah siap panen, maka hal pertama yang dilakukan yaitu
mengeringkan sawah 7-10 hari sebelum panen, lalu dengan menggunakan sabit

14
tajam potong pangkal batang, setelah itu simpan hasil panen di suatu wadah atau
tempat yang telah dialasi.

9. Pasca Panen
Setelah panen, maka ada beberapa hal yang harus dilakukan pada padi yang telah
dipanen yaitu seperti perontokan. Cara melakukan perontokan yaitu dengan cara
diinjak-injak, dihempas atau dibanting, ataupun dengan menggunakan mesin
perontokan. Lalu setelah itu melakukan pembersihan dengan cara gabah diayak
atau ditapi atau juga dengan cara blower manual. Setelah itu, gabah pun di jemur
selama 2-3 hari di halaman. Setelah dikeringkan, kemudian gabah pun disimpan
di penyimpanan. Gabah pun siap dibawa ke tempat penggilingan beras.

B. Pola Tanam Usahatani Padi

Pola tanam adalah merupakan suatu urutan tanam pada sebidang lahan dalam satu
tahun, termasuk didalamnya masa pengolahan tanah. Pola tanam merupakan
bagian atau sub sistem dari sistem budidaya tanaman, maka dari sistem budidaya
tanaman ini dapat dikembangkan satu atau lebih sistem pola tanam. Pola tanam ni
diterapkan dengan tujuan memanfaatkan sumber daya secara optimal dan untuk
menghindari resiko kegagalan. Namun yang penting persyaratan tumbuh antara
kedua tanman atau lebih terhadap lahan hendaklah mendekati kesamaan.

Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, budidaya usahatani padi yang


dilakukan di Desa Gunung Rejo, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lampung
Selatan pola tanam yang digunakan berbasis Monokultur. Asal kata monokultur
berasal dari kata mono dan culture. Mono berarti satu dan Culture berarti
pengelolaan /pengolahan. Jadi pola tanam monokultur merupakan suatu usaha
pengolahan tanah pada suatu lahan pertanian dengan tujuan membudidayakan satu
jenis tanaman dalam waktu satu tahun. Lebih ringkas, monokultur merupakan
pola tanam dengan membudidayakan hanya satu jenis tanaman dalam satu lahan
pertanian selama satu musim. Hal ini dapat dilihat dari penanaman padi yang
hanya ditanami padi saja dalam satu lahan, dan dilakukan dua kali musim tanam

15
dalam setahun. Berdasarkan data yang didapat, berikut pola tanam budidaya
usahatani padi di Desa Gunung Rejo.

Padi Padi

Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt
Gambar 2. Pola Tanam Budidaya Usahatani Padi 2015/2016
Berdasarkan gambar di atas, dapat dilihat bahwa musim tanam 1 pada padi terjadi
pada bulan Desember sampai Maret, dan musim tanam 2 pada padi terjadi dari
bulan Juni sampai September.

C. Sarana Produksi Pertanian

Sarana produksi dalam pertanian terdiri dari alat-alat pertanian, pupuk dan
pestisida, dimana alat-alat pertanian untuk mengelolah lahan dan tanaman
digunakan alat-alat seperti cangkul, parang babat, arit dan traktor. Dengan sistem
pengelolaan lahan dengan baik dan benar akan memperoleh hasil yang lebih
bagus. Pupuk juga sangat diperlukan juga untuk pertumbuhan tanaman karena
akan membantu proses pertumbuhan tanaman, dengan pemberian pupuk sesuai
dengan dosis yang di berikan akan membuat tanaman lebih subur lagi. Pestisida
digunakan untuk membasmi hama dan penyakit, dengan menggunakan pestisida
yang berlebihan maka akan membuat tanaman mati dan hama tanaman menjadi
resisten/tahan akan kekebalan tubuhnya . ( Suratiyah K, 2008)

Pengembangan teknologi pada sistem pertanian konvensional tidak berbasis


sumber daya lokal. Petani yang menjadi pemakai. Setelah besusah payah selama
beberapa generasi petani mengembangkan benih dari proses bercocok
tanamannya, benih tersebut diotak atik secara revolusioner oleh para pendukung
revolusi hijau sehingga lahirlah benih-benih hibrida dan benih-benih yang
mengalami modifikasi genetika. Benih-benih tersebut tidak boleh dan tidak bisa di
perbanyak oleh petani karena didukung oleh seperangkat undangan-undangan
yang mengatur hak paten.

16
Tantangan pengembangan pertanian organik saat ini adalah industrialisasi sarana
produksi pertanian orgsnik tidak berbasis sumber daya lokal, baik sumber daya
manusia, sumber daya alam, sumber daya sosial, sumber daya keuangan maupun
sumber daya infrastruktur yang dimiliki petani (S. Sabastian Eliyas, 2008).

Dalam memasyarakatkan pengelolahan hara terpadu dilaksanakan dengan


mengkombinasikan penggunaan pupuk kimia dan pupuk organik. Tetapi perlu
dikaji lebih mendalam kombinasi yang tepat penggunaan hara yang bersal dari
dua sumber yang berbeda, berdasarkan jenis tanaman dan sistem pertanaman
dengan memperhatikan kondisi agroekosistem setempat. Diperlukan penelitian
kebutuhan bahan organik secara kuantitatif dan berbagai sumber dengan
memperhatikan kualitas tanah. Penamabahan tersebut harus mempertimbangkan
pengembangan jangka pendek atau jangka panjang dengan memperhitungkan
potensi produksi tanaman. Pengolahan hara terpadu harus dibawa ke dalam upaya
pengelolahan hara yang berkelanjutan, yang secara ekonomi menguntungkan dan
merupakan teknologi berkelanjutan dan berwawasan lingkungan (Sutanto
Rachman, 2002)

D. Produksi dan Penerimaan

Budidaya usahatani padi, setelah pasca panen maka akan menghasilkan jumlah
produksi dan penerimaan yang didapat. Produksi ialah jumlah yang dihasilkan
dalam sekali panen, sedangkan penerimaan adalah uang yang diperoleh dari
penjualan hasil produksi dikalikan dengan harga jual per kilonya. Berdasarkan
data yang diperoleh, produksi dan penerimaan usahatani di Desa Gunung Rejo
tersaji pada tabel 1.

Tabel 4. Sebaran Produksi dan Penerimaan Usahatani Padi Desa Gunung Rejo

K e t e r a n g a n B a n y a k n y a
Produksi padi rata-rata per responden 2.567 kg gabah kering
H a r g a j u a l r a t a r a t a 4 . 5 0 0 / k g
Penerimaan rata rata per responde n 1 1 . 5 5 0 . 0 0 0 , 0 0

17
P e m b e l i Tengkulak/pabrik

Berdasarkan tabeldi atasproduksi dan penerimaan budidaya usahatani padi


tertinggi yaitu nomor responden 1 dan 10 dengan produksi sebesar 8.000 kg dan
penerimaan sebesar Rp 36.000.000,00 . Sedangkan produksi dan penerimaan
terendah yaitu dengan jumlah produksi sebesar 2000 kg dan penerimaan Rp
9.000.000,00 .

3.1.2.2 Budidaya Usahatani Perikanan


A. Teknik Budidaya

Teknik budidaya ikan merupakan cara pembudidayaan ikan dengan cara


pemeliharaan serta pembesaran ikan tersebut. Adanya teknik budidaya ini, maka
usaha pun menjadi lancar dan berhasil. Maka dari itu dalam pembudidayaan
diperlukan ketelitian, keteraturan, dan kesabaran dalam hal usahatani ikan.
Berdasarkan data yang diperoleh, berikut beberapa teknik pembudidayaan ikan.

1. Teknik Budidaya Ikan Lele

a. Pengeringan dan Pengolahan Tanah

Sebelum benih ikan lele ditebarkan, kolam harus dikeringkan telebih dahulu.
Lama pegeringan berkisar 3-7 hari atau bergantung pada teriknya sinar matahari.
Sebagai patokan, apabila permukaan tanah sudah retak-retak, kolam bisa dianggap
sudah cukup kering. Pengeringan kolam bertujuan untuk memutus keberadaan
mikroorganisme jahat yang menyebabkan bibit penyakit. Mikroorganisme
tersebut bisa bekembang dari periode budidaya ikan lele sebelumnya.
Pengeringan dan penjemuran, sebagian besar mikroorganisme patogen akan mati.
Setelah dikeringkan, permukaan tanah dibajak atau dibalik dengan cangkul.
Pembajakan tanah diperlukan untuk memperbaiki kegemburan tanah dan
membuang gas beracun yang tertimbun di dalam tanah. Bersamaan dengan proses
pembajakan, angkat lapisan lumpur hitam yang terdapat di dasar kolam. Lumpur
tersebut biasanya berbau busuk karena menyimpan gas-gas beracun seperti

18
amonia dan hidrogen sulfida. Gas-gas itu terbentuk dari tumpukan sisa pakan
yang tidak dimakan ikan.

b. Pengapuran dan Pemupukan

Pengapuran berfungsi untuk menyeimbangkan keasaman kolam dan membantu


memberantas mikroorganisme patogen. Jenis kapur yang digunakan adalah
dolomit atau kapur tohor. Pengapuran dilakukan dengan cara ditebar secara
merata di permukaan dasar kolam. Setelah ditebari kapur, balik tanah agar kapur
meresap ke bagian dalam. Langkah selanjutnya pemupukan.
Gunakan paduan pupuk organik ditambah urea dan TSP. Jenis pupuk organik
yang dianjurkan adalah pupuk kandang atau pupuk kompos.Pemupukan dasar
kolam bertujuan untuk menyediakan nutrisi bagi biota air seperti fitoplankton dan
cacing. Biota tersebut berguna untuk makanan alami ikan lele.

c. Pengaturan Air Kolam

Ketinggian air yang ideal untuk budidaya ikan lele adalah 100-120 cm. Pengisian
kolam dilakukan secara bertahap. Setelah kolam dipupuk, isi dengan air sampai
batas 30-40 cm. Biarkan kolam tersinari matahari selama satu minggu. Sinar
matahari masih bisa tembus hingga dasar kolam dan memungkinkan biota dasar
kolam seperti fitoplankton tumbuh dengan baik. Air kolam yang sudah ditumbuhi
fitoplankton berwarna kehijauan. Setelah satu minggu, benih ikan lele siap
ditebar. Selanjutnya, air kolam ditambah secara berkala sesuai dengan
pertumbuhan ikan lele sampai pada ketinggian ideal.

d. Pemilihan Benih Ikan Lele

Tingkat kesuksesan budidaya ikan lele sangat ditentukan oleh kualitas benih yang
ditebar. Benih ikan lele bisa kita dapatkan dengan cara membeli atau melakukan
pembenihan ikan lele sendiri. Untuk membuat pembenihan sendiri silahkan baca
cara pembenihan ikan lele dan teknik pemijahan ikan lele. Benih yang ditebar
harus benih yang benar-benar sehat. Ciri-ciri benih yang sehat gerakannya lincah,
tidak terdapat cacat atau luka dipermukaan tubuhnya, bebas dari bibit penyakit

19
dan gerakan renangnya normal. Ukuran benih untuk budidaya ikan lele
biasanya memiliki panjang sekitar 5-7 cm. Sebelum benih ditebar, lakukan
penyesuaian iklim terlebih dahulu. Tebarkan benih ikan lele ke dalam kolam
dengan kepadatan 200-400 ekor per meter persegi. Pengisian kolam berikutnya
disesuaikan dengan ukuran tubuh ikan sampai mencapai ketinggian air yang ideal.

e. Pakan Untuk Budidaya Ikan Lele

Pakan merupakan komponen biaya terbesar dalam budidaya ikan lele. Ada
banyak sekali merek dan ragam pakan di pasaran. Pakan ikan lele yang baik
adalah pakan yang menawarkan Food Convertion Ratio(FCR) lebih kecil dari
satu. FCR adalah rasio jumlah pakan berbanding pertumbuhan daging. Bila
pakan pabrik terasa mahal, silahkan coba membuat sendiri pakan lele
alternatif.Berbagai pelet yang dijual dipasaran rata-rata sudah dilengkapi dengan
keterangan kandungan nutrisi. Pakan harus diberikan sesuai dengan kebutuhan.
Secara umum setiap harinya ikan lele memerlukan pakan 3-6% dari bobot
tubuhnya. Jadwal pemberian pakan sebaiknya disesuaikan dengan nafsu makan
ikan. Frekuensinya 4-5 kali sehari. Frekuensi pemberian pakan pada ikan yang
masih kecil harus lebih sering. Waktu pemberian pakan bisa pagi, siang, sore dan
malam hari. Berikan pakan saat ikan lele agresif menyantap pakan dan berhenti
apabila ikan sudah terlihat malas untuk menyantapnya.

f. Panen Budidaya Ikan Lele

Ikan lele bisa dipanen setelah mencapai ukuran 9-12 ekor per kg. Ukuran sebesar
itu bisa dicapai dalam tempo 2,5-3,5 bulan dari benih berukuran 5-7 cm. Berbeda
dengan konsumsi domestik, ikan lele untuk tujuan ekspor biasanya mencapai
ukuran 500 gram per ekor. Satu hari (24 jam) sebelum panen, sebaiknya ikan lele
tidak diberi pakan agar tidak buang kotoran saat diangkut. Pada saat ikan lele
dipanen lakukan sortasi untuk misahkan lele berdasarkan ukurannya. Pemisahan
ukuran berdampak pada harga. Ikan lele yang sudah disortasi berdasarkan ukuran
akan meningkatkan pendapatan bagi peternak.

20
B. Pola Usaha Budidaya Ikan

Pola usaha dalam budidaya ikan merupakan jenjang seberapa lama ikan
dibudidayakan dari awal pembibitan hingga siap panen. Berikut data pola
budidaya usahatani ikan yang ada di Desa Gunung Rejo.

1. Ikan Lele

Ikan Lele

Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep
Gambar 3. Pola Budidaya Usahatani Lele Desa Gunung Rejo
Berdasarkan gambar pola di atas, bahwa ikan lele di Desa Gunung Rejotidak
dipanen untuk diperjual belikan melainkan untuk konsumsi sehari-hari.

3.1.2.3 Budidaya Usahatani Perkebunan


A. Teknik Budidaya

Teknik budidaya tanaman adalah proses menghasilkan bahan pangan serta


produk-produk agroindustri dengan memanfaatkan sumberdaya tumbuhan.
Cakupan obyek budidaya tanaman meliputi tanaman pangan, hortikultura, dan
perkebunan. Sebagaimana dapat dilihat, penggolongan ini dilakukan berdasarkan
objek budidayanya.Jika ditinjau dari melakukan budidaya usahatani perkebunan,
petani pun memiliki cara tersendiri dalam bercocok tanam, hal inilah yang
dinamakan teknik budidaya. Berikut teknik budidaya usahatani perkebunan yang
ada di Desa Gunung Rejo yaitu sebagai berikut.

1. Teknik Budidaya Usahatani Kopi


a. Pemilihan Jenis dan Varietas
Pemilihan jenis tanaman untuk budidaya kopi, harus disesuaikan dengan tempat
atau lokasi lahan. Selain dari sisi teknis budidaya, hal yang patut
dipertimbangkan adalah harga jual produk akhir. Kopi arabika cenderung

21
dihargai lebih tinggi dari jenis lainnya. Namun robusta memiliki produktivitas
yang paling tinggi, rendemennya juga tinggi.

b. Penyiapan bibit budidaya kopi


Setelah memutuskan budidaya kopi yang cocok, langkah selanjutnya adalah
mencari bibit yang unggul, menyiapkan lahan dan pohon peneduh. Sementara itu,
pohon peneduh harus sudah disiapkan setidaknya 2 tahun sebelum budidaya kopi
dilaksanakan.

c. Penyiapan lahan dan pohon peneduh


Budidaya kopi bisa dilakukan baik didataran tinggi maupun rendah, tergantung
dari jenisnya. Secara umum kopi menghendaki tanah gembur yang kaya bahan
organik. Untuk menambah kesuburan berikan pupuk organik dan penyubur tanah
di sekitar area tanaman. Hal yang harus disiapkan sebelum memulai budidaya
kopi adalah menanam pohon peneduh. Guna pohon peneduh untuk mengatur
intensitas cahaya matahari yang masuk. Tanaman kopi termasuk tumbuhan yang
menghendaki intensitas cahaya mataheri tidak penuh.

d. Penanaman bibit kopi


Apabila lahan, pohon peneduh dan bibit sudah siap, langkah selanjutnya adalah
memindahkan bibit dari polybag ke lubang tanam di areal kebun. Jarak tanam ini
divariasikan dengan ketinggian lahan. Semakin tinggi lahan semakin jarang dan
semakin rendah semakin rapat jarak tanamnya. Saat penggali lubang tanam
pisahkan tanah galian bagian atas dan tanah galian bagian bawah. Biarkan lubang
tanam tersebut terbuka. Dua bulan sebelum penanaman campurkan belerang dan
kapur dengan tanah galian bagian bawah. Kemudian masukkan kedalam lubang
tanam. Sekitar 1 bulan sebelum bibit ditanam campurkan pupuk kompos dengan
tanah galian atas, kemudian masukkan ke lubang tanam.Kini bibit kopi siap
ditanam dalam lubang tanam. Sebelumnya papas daun yang terdapat pada bibit
hingga tersisa ⅓ bagian untuk mengurangi penguapan. Keluarkan bibit kopi dari
polybag, kemudian gali sedikit lubang tanam yang telah dipersiapkan. Kedalaman
galian menyesuaikan dengan panjang akar. Tutup lubang tanam agar tanaman
berdiri kokoh.

22
e. Perawatan budidaya kopi
Langkah yang diperlukan untuk pemeliharaan budidaya kopi adalah penyulaman,
pemupukan, pemangkasan pohon dan penyiangan gulma.

f. Hama dan penyakit


Lahan budidaya kopi yang terserang hama dan penyakit akan mengalami
penurunan produktivitas, kualitas mutu kopi dan bahkan kematian tanaman.
Hama dan penyakit yang sering menyerang kopi yaitu hama penggerek buah kopi,
penyakit karat daun (HV), dan penyakit serangan nematoda

g. Panen dan pasca panen


Tanaman yang dibudidayakan secara intensif sudah bisa berbuah pada umur 2,5-3
tahun untuk jenis robusta dan 3-4 tahun untuk arabika. Hasil panen pertama
biasanya tidak terlalu banyak, produktivitas tanaman kopi akan mencapai
puncaknya pada umur 7-9 tahun. Panen budidaya kopi dilakukan secara bertahap,
panen raya bisa terjadi dalam 4-5 bulan dengan interval waktu pemetikan setiap
10-14 hari. Pemanenan dan pengolahan pasca panen akan menentukan mutu
produk akhir.

2. Teknik Budidaya Usahatani Lada


a. Syarat Tumbuh
Tanaman lada ini merupakan salah satu jenis tanaman yang bisa tumbuh subur di
wilayah yang memiliki curah hujan 2.000 sampai dengan 3.000 mm per tahunnya.
Selain itu suhu udara yang bagus untuk budidaya lada adalah 20 sampai dengan
34 derajat celcius. Tanaman lada juga membutuhkan sinar matahari yang cukup,
jadi tanaman ini bisa tumbuh dengan baik jika terkena sinar matahari setidaknya
10 jam per hari. Jenis tanah yang baik untuk budidaya lada adalah tanah yang
berwarna merah sampai dengan kekuning-kuningan.

b. Media Tanam
Media tanam yang dijadikan tempat budidaya tanaman lada sebaiknya adalah
tanah yang sebur, gembur, dan mengandung banyak unsur hara. Tanah yang
digunakan untuk budidaya sebaiknya tidak terlalu kering, dan juga tidak

23
tergenang air. Sebelum tanah digunakan untuk budidaya sebaiknya dilakukan
pengolahan dengan cara penyiangan dan penggemburan tanah.

c. Pemilihan Bibit
Pemilihan bibit merica sebaiknya diambil dari indukan yang sehat. Hal tersebut
akan berpengaruh pada pertumbuhan dan hasil yang didapat. Bibit sebaiknya
diambil dari indukan yang sudah berumur setidaknya 10 bulan sampai dengan 3
tahun.

d. Penanaman
Penanaman bisa dilakukan setelah tanah diolah. Pengolahan tanah meliputi
penggemburan dengan cara menjangkulnya sedalam 20 sampai dengan 35 cm.
Setelah dicangkul taburkan kapur, dosis kapur yang diberikan disesuaikan dengan
kondisi tingkat keasaman tanah. Penanaman sebaiknya dilakukan pada saat
musim hujan atau saat musim peralihan dari musim kemarau ke musim
penghujan. Selain itu juga diperlukan pemupukan dengan cara menaburkan
pupuk setelah tanaman ditanam.

e. Perawatan
Setelah lada selesai ditanam, sebaiknya dilakukan dengan perawatan seperti
pengitakatan sulur rambat, penyiangan, penyiraman rutin, pemupukan rutin,
perempelan, pemberian mulsa, sampai dengan pembuatan ajir. Selain itu
perhatikan agar tanaman tak terserang hama atau penyakit. Panen tanaman lada
biasanya dapat dilakuakan setelah lada berusia 3 tahun.

3. Teknik Budidaya Usahatani Cabai Jawa


a. Persiapan Tanaman Panjat
Penanaman tanaman panjat harus dilakukan sebelum penanaman bibit cabe jawa,
karena cabe jawa termasuk tanaman merambat. Tanaman panjat harus cepat
tumbuh, kuat, tahan pangkat, murah dan mudah didapat seperti pohon dadap,
pohon kapuk, atau pohon gamal.

b. Penyiapan Bibit

24
Dipasaran jaran terdapat penjualan bibit cabe jawa oleh sebab itu anda harus
mengusahakan sendiri dengan cara setek. Pilih bibit induk sehat dan berumur
lebih dari setahun, pilih tunas yang subur, mulai mengayu, lurus, berumur sekitar
6 bulan, dan tidak terlalu tua atau terlalu muda. Potong tunas sepanjang 3 – 4
ruas, celupkan bekas luka ke dalam larutan perangsang pertumbuhan. Selanjutnya
semai tunas pada plastik polibag dan padatkan, siram dengan air sampai lembab.
Lakukan penyemprotan pupuk daun untuk merangsang pertumbuhan. Pada umur
5-6 bualan bibit sudah siap dipindahkan ke lahan penanaman.

c. Persiapan Lahan
Buat lubang dengan ukuran 40 x 40 cm dengan kedalaman 30 cm. Diamkan
selama tiga minggu dan taburkan pupuk kandang setebal 10 cm sebagai pupuk
dasar dan diamkan kembali selama 2 minggu.

d. Penanaman
Buat lubang kecil dengan cangkul pada daerah di sekitar tanaman panjat. Buka
polibag bibit, dan tanam bibit tegak lurus. Padatkan tanah disekitar bibit, lulu
siram tanah tersebut supaya bibit tidak layu.

e. Pemupukan
Dilakukan setelah tanaman berumur 3 minggu, pupuk dengan dosis 1/2 kg Urea,
1/2 kg TSP, 1/2 kg KCL pada setiap batang.

f. Perawatan
Tanaman cabe bisa tumbuh merambat hingga tinggi, tetu hal ini akan merepotkan
pada saat pemanenan. Pohon cabe jawa tidak harus tinggi karena yang
dibutuhkan adalah hasil produksinya, sehingga harus dilakukan pemangkasan
secara rutin.

g. Panen
Pohon cabe jawa akan mulai berbuah pada tahun pertama dengan catatan lahan
cukup subur.

4. Teknik Budidaya Usahatani Jagung

25
a. Persiapan
Tanaman jagung memerlukan aerasi dan drainase yang baik sehingga perlu
penggemburan tanah. Pada umumnya persiapan lahan untuk tanaman jagung
dilakukan dengan cara dibajak sedalam 15-20 cm, diikuti dengan penggaruan
tanah sampai rata. Ketika mempersiapkan lahan, sebaiknya tanah jangan
terlampau basah tetapi cukup lembab sehingga mudah dikerjakan dan tidak
lengket. Untuk jenis tanah berat dengan kelebihan, perlu dibuatkan saluran
drainase.
b. Penanaman

Pada saat penanaman tanah harus cukup lembab tetapi tidak becek. Jarak tanaman
harus diusahakan teratur agar ruang tumbuh tanaman seragam dan pemeliharaan
tanaman mudah. Beberapa varietas mempunyai populasi optimum yang berbeda.
Populasi optimum dari beberapa varietas yang telah beredar dipasaran sekitar
50.000 tanaman/ha Jagung dapat ditanam dengan menggunakan jarak tanam 100
cm x 40 cm dengan dua tanaman perlubang atau 100 cm x 20 cm dengan satu
tanaman perlubang atau 75 cm x 25 cm dengan satu tanaman perlubang. Lubang
dibuat sedalam 3-5 cm menggunkan tugal, setiap lubang diisi 2-3 biji jagung
kemudian lubang ditutup dengan tanah.

c. Pemupukan

 Dari semua unsur hara yang diperlukan tanaman yang paling banyak diserap
tanaman adalah unsur Nitrogen (N), fosfor (P) dan kalium (K).
 Nitrogen dibutuhkan tanaman jagung selama masa pertumbuhan sampai
pematangan biji. Tanaman ini menghendaki tersedianya nitrogen secara terus
menerus pada semua stadia pertumbuhan sampai pembentukan biji.
Kekurangan nitrogen dalam tanaman walaupun pada stadia permulaan akan
menurunkan hasil.
 Tanaman jagung membutuhkan pasokan unsur P sampai stadia lanjut,
khususnya saat tanaman masih muda. Gejala kekurangan fosfat akan terlihat
sebelum tanaman setinggi lutut.
 Sejumlah besar kalium diambil tanaman sejak tanaman setinggi lutut sampai
selesai pembungaan.

26
d. Pemeliharaan

Tindakan pemeliharaan yang dilakukan antara lain penyulaman, penjarangan,


penyiangan, pembubuan dan pemangkasan daun. Penyulaman dapat dilakukan
dengan penyulaman bibit sekitar 1 minggu. Penjarangan tanaman dilakukan 2-3
minggu setelah tanam. Tanaman yang sehat dan tegap terus di pelihara sehingga
diperoleh populasi tanaman yang diinginkan. Penurunan hasil yang disebabkan
oleh persaingan gulma sangat beragam sesuai dengan jenis tanaman, jenis lahan,
populasi dan jenis gulma serta faktor budidaya lainnya. Periode kritis persaingan
tanaman dan gulma terjadi sejak tanam sampai seperempat atau sepertiga dari
daur hidup tanaman tersebut.
Agar tidak merugi, lahan jagung harus bebas dari gulma. Penyiangan dilakukan
pada umur 15 hari setelah tanam dan harus dijaga jangan sampai menganggu atau
merusak akar tanaman. Penyiangan kedua dilakukan sekaligus dengan pembubuan
pada waktu pemupukan kedua. Pembubuan selain untuk memperkokoh batang
juga untuk memperbaiki drainase dan mempermudah pengairan. Tindakan
pemeliharaan lainnya yaitu pemangkasan daun.Daun jagung segar dapat
digunakan sebagai makanan ternak. Dari hasil penelitian pemangkasan seluruh
daun pada fase kemasakan tidak menurunkan hasil secara nyata karena pada fase
itu biji telah terisi penuh.

e. Pengairan

Air sangat diperlukan pada saat penanaman, pembungaan (45-55 hari sesudah
tanam) dan pengisian biji (60-80 hari setelah tanam). Pada masa pertumbuhan
kebutuhan airnya tidak begitu tinggi dibandingkan dengan waktu berbunga yang
membutuhkan air terbanyak. Pada masa berbunga ini waktu hujan pendek
diselingi dengan matahari jauh lebih baik dari pada huja terus menerus. Pengairan
sangat penting untuk mencegah tanaman jagung agar tidak layu. Pengairan yang
terlambat mengakibatkan daun layu. Daerah dengan curah hujan yang tinggi,
pengairan melalui air hujan dapat mencukupi. Pengairan juga dapat dilakukan
dengan mengalirkan air melalui parit diantara barisan jagung atau menggunakan
pompa air bila kesulitan air.

27
f. Penyakit dan hama

Tanaman jagung terdiri atas akar, batang, daun, bunga dan biji. Beberapa jenis
hama dan penyakit tanaman jagung yang sering merusak dan menggangu
pertumbuhan jagung dan mempengaruhi produktivitas antara lain :

 Hama tanaman jagung, macam-macamnya : hama lundi, lalat bibit, ulat tanah,
ulat daun, penggerek batang, ulat tentara, ulat tongkol.
 Penyakit tanaman jagung, macam-macamnya : bulai, cendawan, bercak ungu,
karat.
Sebelum terjadinya serangan hama dan penyakit pada tanaman jagung tersebut
maka dapat dilaksanakan langkah-langkah pencegahan dengan cara:

 Penggunaan varietas bibit yang resisten


 Penggunaan teknik-teknik agronomi
 Penggunaan desinfektan pada benih yang akan ditanam
 Pemeliharaan dan pemanfaatan musuh-musuh alami

g. Panen

Waktu panen jagung di pengaruhi oleh jenis varietas yang ditanam, ketinggian
lahan, cuaca dan derajat masak. Umur panen jagung umumnya sudah cukup
masak dan siap dipanen pada umur 7 minggu setelah berbunga. Pemanenan
dilakukan apabila jagung cukup tua yaitu bila kulit jagung sudah kuning.
Pemeriksaan dikebun dapat dilakukan dengan menekankan kuku ibu jari pada
bijinya, bila tidak membekas jagung dapat segera dipanen. Jagung yang dipanen
prematur butirannya keriput dan setelah dikeringkan akan menghasilkan butir
pecah atau butirnya rusak setelah proses pemipilan. Apabila dipanen lewat
waktunya juga akan banyak butiran jagung yang rusak. Pemanenan sebaiknya
dilakukan saat tidak turun hujan sehingga pengeringan dapat segera dilakukan.
Umumya jagung dipanen dalam keadaan tongkol berkelobot (berkulit).

B. Produksi dan Penerimaan

Budidaya usahatani perkebunan, setelah panen maka akan menghasilkan jumlah


produksi dan penerimaan yang didapat. Produksi ialah jumlah yang dihasilkan

28
dalam sekali panen, sedangkan penerimaan adalah uang yang diperoleh dari
penjualan hasil produksi dikalikan dengan harga jual per kilonya. Berikut data
produksi dan penerimaan pada kopi, lada, jagung, dan cabai tersaji pada tabel 5.

Tabel 5.Produksi dan Penerimaan Perkebunan di Desa Gunung Rejo

N o Jenis Tanaman Jumlah Produksi (Kg) H a r ga ( R p ) Penerimaan (Rp)


2 K o p i 3 0 0 0 25.000,00 75.000.000,00
3 L a d a 1 0 0 0 20.000,00 20.000.000,00
4 J a g u n g 7 . 3 0 0 3.000,00 21.900.000,00
5 C a b a i 5 0 0 60.000,00 30.000.000,00
J u m l a h 146.900.000,00
R a t a – R a t a 36.725.000,00

Berdasarkan tabel di atas dari 15 responden petani di Desa Gunung Rejo bahwa
rata-rata penerimaan hasil panen perkebunan sebesar Rp 36.725.000,00.

3.2 Pengolahan/Agroindustri

Agroindustri berasal dari dua kata, yaitu agricultural dan industry yang berarti
suatu industri yang menggunakan hasil komoditi pertanian sebagai bahan baku
utamanya. Definisi agroindustri dapat dijabarkan sebagai kegiatan industri yang
memanfaatkan hasil komoditi pertanian sebagai bahan baku yang dapat diolah
menjadi produk yang mempunyai nilai tambah serta mempunyai manfaat lebih
dari hasil komoditi pertanian sebelumnya. Berdasarkan penjabaran diatas, dapat
dikatakan agroindustri adalah sebuah revolusi dari pengolahan hasil pertanian
dengan memberikan nilai tambah untuk menyukseskan pertanian.

Pengertian agroindustri menurut Manalili dan Sajise (1996) adalah fase


pertumbuhan setelah pembangunan pertanian, tetapi sebelum pembangunan
tersebut memulai ke tahapan pembangunan industri. Jadi setelah pembangunan
pertanian diikuti oleh pembangunan agroindustri kemudian pembangunan

29
industri. Maka dari itu agroindustri merupakan bagian dari enam subsistem
agribisnis yang disepakati selama ini yaitu subsistem penyediaan sarana produksi
dan peralatan , usaha tani, pengolahan hasil (agroindustri), pemasaran, sarana dan
pembinaan.

Jadi agroindustri adalah kegiatan yang memanfaatkan hasil pertanian sebagai


bahan baku, merancang dan menyediakan peralatan serta jasa untuk kegiatan
tersebut. Secara eksplisit pengertian Agroindustri pertama kali diungkapkan oleh
Austin (1981) yaitu perusahaan yang memproses bahan nabati (yang berasal dari
tanaman) atau hewani (yang dihasilkan oleh hewan). Proses yang digunakan
mencakup pengubahan dan pengawetan melalui perlakuan fisik atau kimiawi,
penyimpanan, pengemasan dan distribusi. Jadi dapat disimpulkan bahwa
agroindustri adalah jenis kegiatan usaha pengolahan hasil dari bidang pertanian
yang menghasilkan bahan baku berwujud lain yang fungsinya dapat digunakan
oleh masyarakat. Dilihat dari segi pengindustrinya, agroindustri dibedakan
menjadi pasca panen dan pengolahan. Berikut data agroindustri yang ada di Desa
Gunung Rejo yaitu sebagai berikut.

3.2.1 Pasca Panen

Pascapanen hasil pertanian adalah tahapan kegiatan yang dimulai sejak


pemungutan (pemanenan) hasil pertanian yang meliputi hasil tanaman pangan,
holtikultura, perkebunan, peternakan, dan perikanan sampai siap untuk
dipasarkan. Hasil utama pertanian adalah hasil pertanian yang merupakan produk
utama untuk tujuan usaha pertanian dan diperoleh hasil melalui maupun tidak
melalui proses pengolahan. Penanganan pascapanen adalah tindakan yang
disiapkan atau dilakukan pada tahapan pascapanen agar hasil pertanian siap dan
aman digunakan oleh konsumen dan atau diolah lebih lanjut oleh
agroindustri.Berdasarkan data yang diperoleh, berikut agroindutri yang mengolah
hasil pasca panen di Desa Gunung Rejo yaitu sebagai berikut.

A. Padi

Padi merupakan tanaman yang jika diolah akan menghasilkan beras. Beras
merupakan makanan pokok manusia yang kaya akan karbohidrat. Ditinjau dari

30
sisi agroindustri, padi diolah sedemikian rupa sehingga menghasilkan beras yang
baik dan bermutu. Berdasarkan pengamatan dan data yang diperoleh dari Desa
Gunung Rejo, bahan baku dari agroindustri padi yaitu gabah. Ditunjang dengan
menggunakan mesin dan alat pengolahan agroindustri, gabah pun berubah wujud
menjadi beras. Jika dilihat dari pengerjaannya, agroindustri padi memerlukan
tenaga kerja sebanyak 2 hingga 3 orang buruh. Peralatan yang digunakan dalam
mengolah gabah sama seperti peralatan pengolahan gabah pada umumnya,
peralatan tersebut mencakup mesin penggilingan padi, karung, dan ember.

Pengolahan gabah dibutuhkan waktu 10 menit untuk per setiap karung beras.
Setelah pengolahan selesai dan menghasilkan beras dan beras telah di kemas,
maka selanjutnya adalah pemasaran beras kepada tengkulak yang akan datang
langsung ke tempat pengolahan agroindustri di Desa Gunung Rejo. Penjualan
beras dikenai harga sebesar Rp. 8.000/kg , sedangkan untuk harga gabahnya
dikenai harga sebesar 300.000/kw. Disebabkan adanya pengolahan agroindustri
ini di Desa Gunung Rejo, membuat para petani ataupun masyarakat yang
menggeluti usaha ini menjadi sejahtera dan mendapatkan penghasilan yang dapat
dikatakan cukup untuk menjalankan kehidupan sehari-hari mereka. Jadi
agroindustri padi sangat berperan penting bagi masyarakat Desa Gunung Rejo.

A. Jagung

Jagung merupakan salah satu tanaman pangan dunia yang terpenting,


selain gandum dan padi. Sebagai sumber karbohidrat utama di Amerika
Tengah dan Selatan, jagung juga menjadi alternatif sumber pangan di Amerika
Serikat. Penduduk beberapa daerah di Indonesia (misalnya di Madura dan Nusa
Tenggara) juga menggunakan jagung sebagai pangan pokok. makanan pokok
manusia yang kaya akan karbohidrat. Ditinjau dari sisi agroindustri, jagung
diolah sedemikian rupa sehingga menghasilkan jagung yang baik dan bermutu.
Berdasarkan pengamatan dan data yang diperoleh dari Desa Gunung Rejo, bahan
baku dari agroindustri jagung yaitu jagung. Ditunjang dengan menggunakan
mesin penggiling, alat angkut dan alat pengolahan agroindustri, jagung pun

31
berubah wujud menjadi jagung yang layak konsumsi. Jika dilihat dari
pengerjaannya, agroindustri jagung memerlukan tenaga kerja sebanyak 2 hingga 3
orang buruh.

Periode produksi jagung dibutuhkan waktu 4 bulan sekali untuk memanennya.


Setelah pengolahan selesai jagung di kemas, maka selanjutnya adalah pemasaran
jagung untuk di stor ke gudangagroindustri di Desa Gunung Rejo. Penjualan
jagung dikenai harga sebesar Rp. 450.000/kw. Disebabkan adanya pengolahan
agroindustri ini di Desa Cinta Mulya, membuat para petani ataupun masyarakat
yang menggeluti usaha ini menjadi sejahtera dan mendapatkan penghasilan yang
dapat dikatakan cukup untuk menjalankan kehidupan sehari-hari mereka.

3.2.2 Pengolahan (Agroindustri)

Agroindustri pengolahan banyak kita jumpai di berbagai tempat. Banyak ragam


pengolahan yang dilakukan oleh agroindustri pengolahan sehingga menghasilkan
sesuatu berupa wujud yang berbeda dari bahan baku utama. Berdasarkan
pengamatan dan data yang diperoleh, di Desa Gunung Rejo terdapat beberapa
agroindustri pengolahan. Berikut agroindustri pengolahan yang ada di Desa
Gunung Rejo yaitu sebagai berikut.

A. Tempe

Tempe adalah makanan yang dibuat dari fermentasi kedelai. Tempe merupakan
makanan khas Indonesia yang mulai populer di seluruh dunia. Bukan hanya
karena harganya yang murah meriah tetapi juga kandungan nutrisinya yang tinggi.
Apalagi jika dibuat dari bahan baku yang baik dan bermutu, tempe akan dapat
memenuhi kebutuhan tubuh akan protein yang sangat tinggi. Berdasarkan
pengamatan dan data yang diperoleh, di Desa Gunung Rejo terdapat agaroindustri
pengolahan tempe. Bahan baku pembuatan tempe ini ialah berupa kedelai, ragi,
dan daun pisang. Ditinjau dari pengolahannya, pembuatan tempe membutuhkan
tenaga kerja 1 hingga 2 orang anggota luar keluarga pemilik agroindustri.
Peralatan yang digunakan yaitu berupa mesin pengolahan tampah, keranjang,
baskom, dan juga dandang. Waktu yang dibutuhkan untuk memproduksi tempe

32
tersebut ialah kurang lebih 2-3 hari. Setelah pengolahan selesai dan menghasilkan
tempe yang bermutu, maka selanjutnya yaitu dipasarkan. Tujuan pemasaran
biasanya dituju kepada pedagang warung ataupun pasar, selain itu juga dijual
keliiling desa dan ditawarkan kepada warga sekitar.

B. Jamu
Jamu adalah salah satu warisan budaya Indonesia yang sampai saat ini masih
bertahan dan terus dilestarikan. Minuman sehat racikan asli Indonesia ini masih
jadi pilihan masyarakat tradisional walaupun produk obat-obatan modern sudah
muncul di pasaran. Tidak hanya di Indonesia saja jamu dikenal, bahkan di kancah
internasional jamu pun sudah mulai dikenal dan diakui oleh bangsa luar.
Berdasarkan pengamatan dan data yang diperoleh, di Desa Gunung Rejo terdapat
agroindustri pengolahan jamu. Bahan baku dari pembuatan jamu ini ialah kunyit,
kencur, jahe, temulawak, dan cabai jawa. Karena bahan tersebut itulah
menghasilkan jamu yang berkualitas dan menyehatkan. Dilihat dari tenaga
kerjanya, pembuatan jamu membutuhkan tenaga kerja 1 hingga 2 orang anggota
dalam keluarga pemilik agroindustri tersebut. Peralatan yang digunakan dalam
pembuatan jamu ini ialah tumbukan,saringan, dan lap. Proses pembuatannya
membutuhkan waktu hingga 1 hari. Jamu yang telah jadi, maka selanjutnya
dijual kepada masyarakat Desa Gunung Rejo keliiing desa.

3.3 Pemasaran

Menurut William J. Stanton, mengemukakan definisi dari pemasaran ialah sistem


keseluruhan dari berbagai kegiatan bisnis atau usaha yang ditujukan untuk
merencanakan, menentukan harga barang atau jasa, mempromosikannya, dan
mendistribusikannya kepada konsumen dan bisa memuaskan konsumen. Selain
itu, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) tahun 2008, menyatakan
bahwapemasaran ialah proses; cara; perbuatan dalam memasarkan barang
dagangan; perihal menyebarluaskan di tengah-tengah masyarakat pada umumnya.

33
Jadi dapat disimpulkan bahwa pemasaran ialah kegiatan menjual atau
menyalurkan suatu barang atau produk kepada konsumen melalui agen ataupun
penyalur distribusi produk pemasaran. Pada kegiatannya, pemasaran terdiri dari
beberapa agen yang ambil andil dalam terciptanya pemsaran tersebut.
Berdasarkan pengamatan dan data yang diperoleh bahwa produk hasil panen
petani di Desa Gunung Rejo akan didistribusikan oleh beberapa agen pemasaran
yang nantinya akan disalurkan kepada konsumen. Berikut jenis kegiatan
pemasaran hasil panen petani yang ada di Desa Gunung Rejo.

A. Pemasaran Padi

Padi merupakan bahan pokok sumber utama makanan manusia. Ditinjau dari
pengolahannya, padi akan diubah menjadi beras. Setelah diolah sehingga
menjadi beras, maka padi siap dipasarkan. Berdasarkan data yang diperoleh,
berikut alur pemasaran padi di Desa Gunung Rejo.

Petani Pengolahan

Tengkulak Pedagang
(Pengepul)
Besar

Gambar 4. Pemasaran Padi di Desa Gunung Rejo

Berdasarkan alur pemasaran padi di atas, bahwa setelah petani memanen padinya
maka selanjutnya petani menjual padi kepada tengkulak (pengepul). Pejualan
kepada tengkulak ini dilakukan langsung di rumah petani, karena tengkulak
langsung yang mendatangi petani untuk membeli hasil panen petani. Setelah itu,
tengkulak akan membawa padi ke industri pengolahan untuk diolah menjadi
beras. Pada industri pengolahan ini aktivitas yang dilakukan yaitu penggilingan
padi, setelah padi digiling maka padi pun berubah menjadi wujud yang berbeda
yaitu menjadi beras yang siap di jual. Pengolahan padi membutuhkan peralatan

34
seperti mesin penggilingan, karung, dan juga ember. Setelah padi selesai diolah
menjadi beras, maka selanjutnya beras didistribusikan kepada pedagang besar.

B. Pemasaran Hasil Perkebunan

Usahatani Perkebunan merupakan salah satu usaha budidaya tanaman perkebunan


seperti kakao, kopi, lada, cengkeh, ataupun tanaman lainnya yang hasilnya akan
dipasarkan dan dijadikan sebagai suatu produk hasil olahan yang siap dikonsumsi
oleh konsumen. Berdasarkan data yang diperoleh, tanaman perkebunan yang ada
di Desa Gunung Rejo meliputi kopi, lada, cabai, dan jagung. Indonesia dikenal
sebagai salah satu penghasil kopi terbanyak di dunia dengan cita rasa tinggi dan
kaya akan khasiat. Begitupun juga dengan lada. Tanaman rempah-rempah alami
khas Indonesia tersebut sudah melalang buana di negeri kita hingga manca negara.
Ditinjau dari segi pemasarannya, hasil perkebunan Indonesia sudah menjadi
barang ekspor Indonesia ke seluruh jagad. Berdasarkan data yang diperoleh,
berikut alur pemasaran hasil perkebunan di Desa Gunung Rejo.

Tengkulak
Petani
(Pengepul)

Gambar 5. Pemasaran Hasil Perkebunan di Desa Gunung Rejo.

Berdasarkan alur pemasaran hasil perkebunan di atas, bahwa setelah petani


memanen hasil perkebunannya dan melakukan pengolahan pasca panen seperti
menjemur dan sebagainya, maka selanjutnya petani menjual hasil perkebunannya
kepada tengkulak(pengepul). Pejualan kepada tengkulak ini dilakukan langsung
di rumah petani, karena tengkulak langsung yang mendatangi petani untuk
membeli hasil panen petani.

C. Pemasaran Tempe dan Jamu

Tempe adalah makanan yang dibuat dari fermentasi kedelai. Tempe merupakan
makanan khas Indonesia yang mulai populer di seluruh dunia. Bukan hanya
karena harganya yang murah meriah tetapi juga kandungan nutrisinya yang tinggi.

35
Berdasarkan pengamatan dan data yang diperoleh, di Desa Gunung Rejo terdapat
agroindustri pengolahan tempe.

Jamu adalah salah satu warisan budaya Indonesia yang sampai saat ini masih
bertahan dan terus dilestarikan. Minuman sehat racikan asli Indonesia ini masih
jadi pilihan masyarakat tradisional walaupun produk obat-obatan modern sudah
muncul di pasaran. Berdasarkan data yang diperoleh, di Desa Gunung Rejo
terdapat industri pengolahan jamu. Berdasarkan data yang diperoleh, berikut
pemasaran alur tempe dan jamu di Desa Gunung Rejo.

Pedagang
Produsen
Pengecer/Pasar

Gambar 6. Pemasaran Jamu dan Tempe di Desa Gunung Rejo

Dari alur distribusi di atas dapat diketahui bahwa proses pemasaran tempe
melalui pabrik agroindustri pengolahan akan menjual produknya pada pedagang
di pasar. Lalu pedagang di pasar menjual tempe tersebut kepada pengecer hingga
akhirnya sampai kepada konsumen atau pabrik akan menjual tempe kepada
pedagang di pasar, lalu pedagang tersebut menjualnya kepada konsumen.
Sedangkan Alur distribusi pemasaran jamu di atas merupakan alur distribusi
yang paling sederhana. Pabrik agroindustri pengolahan jamu langsung menjual
produknya kepada konsumen tanpa melalui perantara. Di Desa Gunung Rejo
proses pemasaran jamu ini dilalukan dengan cara berjualan keliling desa.

3.4. Subsistem Jasa Layanan Penunjang

Sistem agribisnis terdiri atas empat subsistem, yaitu (a) subsistem agribisnis hulu
atau downstream agribusiness, (b) subsistem agribisnis usahatani atau on-farm
agribusiness, (c) subsistem agribisnis hilir atau upstream agribusiness, dan (d)
subsistem jasa layanan pendukung agribisnis atau supporting institution.

Subsistem jasa layanan pendukung atau kelembagaan penunjang agribisnis adalah


semua jenis kegiatan yang berfungsi mendukung dan melayani serta

36
mengembangkan kegiatan ketiga subsistem agribisnis yang lain. Lembaga-
lembaga yang terlibat dalam kegiatan ini adalah penyuluhan, konsultan, keuangan,
dan penelitian.

Subsistem yang akan dibahas di sini adalah lembaga ekonomi, sarana dan
prasarana angkutan, sarana teknologi informasi dan komunikasi, dan program
pemerintah yang ada di Desa Gunung Rejo khususnya pada manfaat dan pengaruh
subsistem tersebut pada kegiatan pertanian yang dilakukan masyarakat di desa
tersebut.

3.4.1. Lembaga Ekonomi

Lembaga ekonomi adalah suatu lembaga yang memiliki kegiatan di bidang


ekonomi demi terpenuhinya kebutuhaan masyarakat. Definisi dari
lembaga ekonomi yang lainnya yaitu suatu lembaga yang mengatasi berbagai
masalah menganai cara produksi, pendistribusian atau pelayanan suatu jasa yang
di perlukan oleh masyarakat supaya kebutuhan masyarakat tersebut dapat
terpenuhi.

Lembaga ekonomi yang terdapat di Desa Gunung Rejo adalah lumbung padi.
Lumbung padi adalah sebuah lumbung yang digunakan untuk menyimpan dan
mengeringkan padi yang telah dipanen. Kepengurusan lumbung padi ini dilakukan
oleh anggota masyarakat setempat. Jenis layanan yang digunakan adalah simpan
pinjam dalam bentuk padi. Petani yang kekurangan modal bisa meminjam padi di
lumbung, dan ketika panen mengembalikan padi yang dipinjam. Lumbung padi
ini sangat bermanfaat dalam membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat
setempat. Lumbung padi ini tidak berbadan hukum dan memiliki anggota sekitar
30 sampai 40 orang.

Lembaga Ekonomi yang kedua adalah Kelompok tani. Kelompok tani


adalahsekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama, yang berinteraksi satu
sama lain untuk mencapai tujuan bersama, mengenal satu sama lainnya, dan
memandang mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut (Mulyana, 2000).
Kelompok tani yang ada di Desa Gunung Rejo terdiri dari 19 kelompok tani. Jenis

37
layanan yang digunakan adalah untuk pelayanan pupuk. Hal ini untuk
mempermudah kelompok tani dalam masalah pupuk. Kelompok tani ini tidak
berbadan hukum.

3.4.2. Sarana dan Prasarana Angkutan

Sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dalam mencapai
maksud atau tujuan. Sedangkan prasarana adalah segala sesuatu yang merupakan
penunjang utama terselenggaranya suatu proses (usaha, pembangunan, proyek).
Agar lebih memudahkan membedakan keduanya, sarana lebih ditujukan untuk
benda-benda yang bergerak seperti komputer dan mesin-mesin, sedangkan
prasarana lebih ditujukan untuk benda-benda yang tidak bergerak seperti gedung.

Transportasi adalah pemindahan barang dan manusia dari tempat asal ke tempat
tujuan. Sedangkan menurut Sukarto, transportasi adalah perpindahandari suatu
tempat ke tempat lain dengan menggunakan alat pengangkutan, baik yang
digerakkan oleh tenaga manusia, hewan (kuda, sapi, kerbau), atau mesin.
Berdasarkan pengamatan dan data yang diperoleh di Desa Gunung Rejo banyak
sekali sarana dan prasarana penunjang angkutan, yaitu.

A. Jalan Aspal
Jalan aspal didaerah Gunung Rejo diperkirakan sepanjang 15 KM, jalan ini
dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar untuk transportasi mereka, baik yang
berprofesi sebagai pedagang atau petani, mereka selalu melewati jalan ini, karena
jalan ini juga merupakan jalan penghubung antar dusun yang ada di Desa Gunung
Rejo, dan sesuai pengamatan yang dilakukan jalan aspal di daerah tersebut sudah
masuk kategori baik,karena tidak ada jalan aspal yang berlubang atau rusak,
namun badan jalan yang kurang lebar terkadang menjadi kendala tersendiri jika
ada truk-truk yang bersimpangan. Kurangnya lampu penerangan di sekitar bahu
jalanpun terkadang menjadi kendala bagi masyarakat sekitar.

B. Jalan Tanah

38
Jalan tanah diDesaGunung Rejo diperkirakan sepanjang 5 KM, hal ini sungguh
memprihatinkan, dimana jalan tanah ingin akan mengganggu aktivitas warga desa
apabila hujan turun, hal ini seharusnya menjadi pekerjaan rumah pemerintah
untuk lebih serius menangani daerah pedesaan. Walaupun demikian jalan ini
tetap dimanfaatkan oleh warga sekitar untuk transportasi menuju perkebunan atau
persawahan dan lain sebagainya, kontur jalan yang kurang baik dan terkesan licin
ketika musim hujan menyebabkan masyarakat harus ekstra hati-hati ketika
melewati jalanan ini.

C. Jembatan
Berdasarkan pengamatan di Desa Gunung Rejo terdapat satu buah jembatan yang
digunakan masyarakat sekitar sebagai sarana transportasi dan penghubung antar
dusun di Desa Gunung Rejo. Jembatan ini terletak di tengah sawah sepanjang
jalan tanah di daerah tersebut, namun secara keseluruhan jembatan di
DesaGunung Rejo masuk kategori baik.

D. Kendaraan
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan di Desa Gunung Rejo, ada beberapa
macam kendaraan yang digunakan oleh masyarakat sekitar diantaranya.

1. Truk
Seluruh masyarakat di Desa Gunung Rejo ada sekitar 5 persenwarga yang
memiliki truk yang berfungsi sebagai angkutan hasil bumi yang diproduksi dari
lahan-lahan milik warga. Truk-truk ini biasa disewakan kepada warga yang
membutuhkan jasa angkutan.Dan sesuai pengamatan, truk-truk di Desa
Gunung Rejo dalam keadaaan baik baik mesinnya maupun body truk tersebut.

2. Mobil
Masyarakat di Desa Gunung Rejo yang sudah memiliki mobil berbagai jenis
sebanyak 5 persen orang yang mana kendaraan pribadi dimanfaatkan sebagai
alat transportasi, sedangkan mobil sejenis L-300 dimanfaatkan untuk
menunjang bisnis masyarakat dan alat angkutan hasil panen masyarakat.
Secara keseluruhan mobil-mobil di Desa Gunung Rejo dalam keadaan baik.

3. Sepeda Motor

39
Sepeda motor di Desa Gunung Rejo dimanfaatkan sebagai alat angkut hasil
panen masyarakat, namun ada pula yang dimanfaatkan untuk berdagang sayur
keliling atau berdagang di pasar, transportasi ke sekolah, atau transportasi antar
dusun/daerah lainnya, oleh sebab itu hampir 80% masyarakat desa sudah
memiliki sepeda motor, namun Secara garis besar ada sebagian ada sepeda
motor yang sudah tidak layak pakai, sebagian masih baik dan ada beberapa
yang masih baru.
4. Sepeda
Hanya sekitar 10 persen masyarakat yang memiliki sepeda, karena dewasa ini,
sepeda sudah kurang peminatnya, hanya kawula muda dan anak-anak yang
menggunakan sepeda untuk bermain dan sedikit dari masyarakat yang
menggunakannya ntuk berolahraga.Sebagian besar sepeda didaerah tersebut
adalah sepeda gunung dan sepeda BMX yang dalam kondisi baik dan beberapa
masih baru.

3.4.3 Sarana Teknologi Informasi dan Komunikasi

Teknologi Informasi dan Komunikasi adalah payung besar terminologi yang


mencakup seluruh peralatan teknis untuk memproses dan menyampaikan
informasi. TIK mencakup dua aspek yaitu teknologi informasi dan teknologi
komunikasi. Teknologi informasi meliputi segala hal yang berkaitan dengan
proses, penggunaan sebagai alat bantu, manipulasi, dan pengelolaan informasi.
Sedangkan, teknologi komunikasi adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan
penggunaan alat bantu untuk memproses dan mentransfer data dari perangkat
yang satu ke lainnya. Oleh karena itu, teknologi informasi dan teknologi
komunikasi adalah dua buah konsep yang tidak terpisahkan. Jadi Teknologi
Informasi dan Komunikasi mengandung pengertian luas yaitu segala kegiatan
yang terkait dengan pemrosesan, manipulasi, pengelolaan, pemindahan informasi
antar media.Istilah TIK muncul setelah adanya perpaduan antara
teknologi komputer (baik perangkat keras maupunperangkat lunak) dengan
teknologi komunikasi.

40
Berdasarkan pengamatan di Desa Gunung Rejo didapatkan data bahwa hampir
100 persen masyarakat desa memiliki televisi.Hal ini sangat diwajarkan dimana
pada zaman sekarang ini, televisi seakan-akan menjadi barang yang wajib ada di
setiap bilik warga, bahkan ada sebagian masyarakat yang memiliki lebih dari satu
televisi yang dimanfaatkan sebagai hiburan dan penyampai informasi.Adapun
penggunaan DVD hampir 50 persen masyarakat memiliki DVD Player yang
digunakan untuk sarana hiburan mereka. Sedangkan untuk telepon genggam,
hampir 80 persen masyarakat memiliki telepon genggam yang mereka manfaatkan
untuk berkomunikasi dengan sanak saudara dan memudahkankan bisnis yang
mereka kerjakan, untuk smartphone hanya sekitar 50 persen masyarakat yang
memiliki smartphone yang sebagian besar dimiliki para kawula muda yang
mereka gunakan untuk berkomunikasi, berinteraksi di social media, dan ada
beberapa yang mengerjakan bisnis online. Sedangkan untuk komputer atau laptop
hanya ada sekitar 15 persen masyarakat yang memiliki laptop dan didominasi para
pekerja kantor, siswa dan mahasiswa yang ada di Desa Gunung Rejo, serta kadus,
kades dan carik-carik desa.

Jika dilihat dari penggunaan internet dirasakan masih sangat minim, karena hanya
ada sekitar 10 persen yang menggunakan internet dan mereka gunakan untuk
mencari informasi seputar pertanian, perikanan dan umum. Selain itu untukkoran,
hanya 10 persen warga yang berlangganan koran, yaitu koran umum sedangkan
koran pertanian tidak ada, dan mereka memanfaatkan koran tersebut untuk
mencari informasi, begitupula dengan perpustakaan, masyarakat diDesa Gunung
Rejo memiliki perpustakaan desa hanya 5 persen, perpustakaan hanya ditemukan
disekolah-sekolah, dan buku yang ada di perpustakaan sekolah kurang dari kata
standar, sehingga dapat disimpulkan bahwa minat baca mereka sangatlah rendah.

3.4.4 Program Pemerintah

Program adalah unsur pertama yang harus ada demi terciptanya suatu kegiatan. Di
dalam program dibuat beberapa aspek, disebutkan bahwa di dalam setiap program
dijelaskan mengenai tujuan kegiatan yang akan dicapai, kegiatan yang diambil
dalam mencapai tujuan, aturan yang harus dipegang dan prosedur yang harus

41
dilalui, perkiraan anggaran yang dibutuhkan, dan strategi pelaksanaan. Pemerintah
di Indonesia membuat beberapa program yaitu salah satunya Program Usaha
Agribisnis Perdesaan (PUAP).

PUAP sebagai program yang berbasis pemberdayaan dan memiliki tujuan untuk
menumbuhkembangkan usaha agribisnis untuk mengurangi kemiskinan dan
pengangguran di pedesaan. Meningkatkan kemampuan utama pelaku usaha
agribisnis, dan meningkatkan fungsi kelembagaan ekonomi seperti koperasi,
menjadi jejaring atau mitra lembaga keuangan dalam rangka kemudahan akses
permodalan, program ini bisa menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari PNPM
Mandiri. Program ini juga sekaligus sebagai program yang mempersempit
kesenjangan pembangunan antara wilayah pusat dan daerah serta antar sektor.

PUAP dapat membantu meningkatkan kesejahteraan anggota kelompok dan


menggerakan perekonomian pedesaan. Peran serta para petani dan anggota unit
usaha pun menjadi penting akan terwujudnya tujuan PUAP ini. Dibutuhkan
kegigihan dan kemantapan komitmen dari seluruh pihak-pihak terkait untuk
mewujudkan keberhasilan PUAP dalam menciptakan kesejahteraan anggota dan
menggerakkan perekonomian pedesaan. Kegigihan dan kemantapan komitmen
ini, harus mampu meningkatkan pengetahuan anggota kelompok atau petani agar
dapat melaksanakan fungsi-fungsinya dalam mencapai tujuan PUAP.Partisipasi
masyarakat terhadap PUAP yang ada di Desa Gunung Rejo ini sangat bagus dan
baik.

3.5 Sumberdaya dan Kesejahteraan Petani

Menurut Ensiklopedia Webster, mendefinisikan sumber daya ialah kemampuan


untuk memenuhi atau menangani sesuatu; sumber pesediaan, penunjang, atau
bantuan; dan sarana yang dihasilkan oleh kemampuan atau pemikiran seseorang.
Secara umum, sumber daya didefinisikan sebagai sesuatu yang dipandang
memiliki nilai ekonomi. Sumber daya merupakan komponen dari ekosistem yang
menyediakan barang dan jasa yang bermanfaat bagi kebutuhan manusia. Jika
membahas hal mengenai sumber daya, tidak lepas dari yang namanya

42
kesejahteraan. Bila sumber daya tercukupi, maka kesejahteraan pun akan
meningkat. Sebaliknya, jika sumber daya tidak tercukupi, maka tidak akan ada
kesejahteraan di dalam lingkup tersebut. Hal ini pula yang dapat dilihat dari
kehidupan keluarga petani, dimana sumber daya merupakan hal penting yang
menjadi penentu kesejahteraan para petani. Berdasarkan pengamatan dan data
yang diperoleh, berikut penjelasan lebih lanjut mengenai sumberdaya dan
kesejahteraan petani di Desa Gunung Rejo.

3.5.1 Sumberdaya Materi

Sumberdaya materi merupakan suatu penunjang dalam kehidupan masyarakat


dalam hal aset atau barang yang dimiliki yang berguna untuk menopang
kehidupan sehari-hari. Sumberdaya materi yang dimaksud disini ialah berupa aset
rumah tangga masyarakat di Desa Gunung Rejo berupa rumah, tanah, ataupun
barang lainnya. Berdasarkan pengamatan dan data yang diperoleh, masyarakat di
Desa Gunung Rejo mayoritas sudah memiliki rumah sendiri dengan sarana dan
prasarana rumah tangga yang cukup memadai. Jika dilihat dari ukuran dan
kondisi rumah yang dimiliki masyarakat, mayoritas rumah sudah dapat dikatan
layak huni, dikarenakan selain ukuran rumah yang mumpuni, ketersediaan kamar,
ruangan, dapur, ataupun WC sudah dapat dikatakan lengkap dan cukup baik.

Jika ditinjau dari kepemilikan aset rumah tangga berupa barang elektronik, mebel
ataupun perabotan dapur, masyarakat Desa Gunung Rejo sudah memiliki aset
rumah tangga yang modern dan layak pakai. Selain itu, jika dilihat dari
kepemilikan alat transportasi, masyarakat Desa Gunung Rejo mayoritas sudah
memiliki kendaraan berupa sepeda motor. Lalu, jika dilihat dari kepemilikan
ternak, masyarakat mayoritas memilki ternak unggas dan ikan. Jadi dari
pengamatan tersebut dapat disimpulkan bahwa masyarakat Desa Gunung Rejo
telah memiliki sumberdaya materi yang mumpuni dan memadai.

3.5.2 Pendapatan dan PengeluaranRumahTangga

43
Menurut Rukmana (2003:225) : Pendapatan rumah tangga adalahpenghasilan dari
seluruhanggota keluarga yang disambungkan untuk memenuhi kebutuhan
bersama ataupun perorangan dalah rumah tangga. Sedangkan menurut Wirartha
(2004:147) pendapatan rumah tangga adalah pendapatan atau penghasilan yang
diterima oleh rumah tangga bersangkutan baik yang berasal dari pendapatan
kepala rumah tangga maupun pendapatan anggota-anggota rumah tangga.
Berdasarkan defenisi pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pendapatan
rumah tangga adalah pendapatan yang diperoleh dari seluruh anggota rumah
tangga keluarga baik yang berasal dari kepala keluarga atau seluruh anggota
keluarga untuk memenuhi kebutuhan hidup.Sedangkan pengertian pengeluaran
yaitu uang yang dikeluarkan untuk digunakan membeli barang atau jasa yang
dibutuhkan. Sumber pendapatan ataupun pengeluaran tiap-tiap orang sangatlah
berbeda, begitu pula halnya dengan masyarakat petani di pedesaan. Pendapatan
ataupun pengeluaran di setiap keluarga petani sangatlah berpengaruh dalam
kesejahteraan keluarga petani. Berdasarkan data 15 responden yang diperoleh,
pendapatan dan pengeluaran petani di Desa Gunung Rejo tersaji pada tabel 6.

Tabel 6. Sebaran Pendapatan dan Pengeluaran Rumah Tangga di Desa Gunung


Rejo dalam satu Bulan

P e n d a p a t a n R T
Nomor Responden Total Pendapatan(Rp) Pengeluaran RT (Rp)
Pertanian (Rp) Non-Pertanian (Rp)
1 18.000.000,00 - 18.000.000,00 1.930.000,00
2 4.500.000,00 - 4 .500.000,0 0 1.240.000,00
3 9.000.000,00 ‐ 9 .000.000,0 0 1.130.000,00
4 4.500.000,00 ‐ 4.500 .000,0 0 2.160.000,00
5 5.750.000,00 - 27.000.000,00 1.920.000,00
6 36.000.000,00 ‐ 36.000.000,00 2.690.000,00
7 4.500.000,00 ‐ 4 .500.000,0 0 2.430.000,00
8 4.500.000,00 - 4 .500.000,0 0 1.985.000,00
9 4.500.000,00 - 4.50 0.000,0 0 1.500.000,00
1 0 18.000.000,00 - 18.000.000,00 1.955.000,00
1 1 4.500.000,00 ‐ 4 .500.000,0 0 2.340.000,00
1 2 15.750.000,00 - 15.750.000,00 3.175.000,00
1 3 6.750.000,00 - 6 .750.000,0 0 1.215.000,00
1 4 9.000.000,00 ‐ 9 .000.000,0 0 1.950.000,00
1 5 6.750.000,00 ‐ 6. 750.000,0 0 790.000,00
Jumlah 173.250.500,00 - 173.250.500,00 28.410.000,00
Rata-rata 11.550.000,00 - 11.550.000,00 1.894.000,00

44
Berdasarkan tabel di atas setiap rumah tangga di Desa Gunung Rejo memiliki
total pendapatan yang berbeda-beda. Pendapatan yang mereka peroleh
dipengaruhi oleh pekerjaan yang mereka tekuni sehari-hari. Mayoritas penduduk
memiliki pekerjaan utama sebagai petani. Sumber pendapatan mereka rata-rata
berasal dari sektor pertanian. Mulai dari persawahan, perkebunan hingga
perikanan yang menjadi andalan mereka dalam memperoleh pendapatan.
Berdasarkan tabel di atas bahwa dari 15 responden masyarakat Desa Cintaulya
yang memiliki pendapatan rumah tangga di sektor pertanian rata-rata dalam satu
bulan sebesar Rp11.550.000,00.

Selain itu jika ditinjau dari sisi pengeluaran rumah tangga di Desa Gunung Rejo,
bahwa rata-rata pengeluaran rumah tangga sesuai dengan pendapatan yang
diperoleh masyarakat. Berdasarkan tabel 15 responden di atas dapat dilihat bahwa
rata-rata pengeluaran rumah tangga dalam satu bulan di Desa Gunung Rejo
sebesar Rp 1.894.000,00. Jadi dapat disimpulkan bahwa pendapatan dan
pengeluaran rumah tangga di Desa Gunung Rejo dapat dikatakan seimbang dan
memenuhi kategori yang cukup baik.

3.5.3 Sumberdaya Waktu Keluarga

Sumberdaya waktu merupakan waktu yang dimiliki seseorang untuk melakukan


suatu kegiatan. Jadi sumber daya waktu keluarga merupakan waktu yang setiap
anggota keluaga miliki untuk menjalankan kegiatan aktifitas kesehariannya, baik
dalam segi waktu sosial, pribadi, senggang, ataupun kerja. Berdasarkan
pengamatan dan data yang diperoleh, bahwa setiap anggota keluarga masyarakat
Desa Gunung Rejo memiliki alokasi waktu dalam melakukan kegiatan
kesehariannya yang dapat dikatakan memanfatkan waktu dengan produktif.
Berikut alokasi waktu masyarakat Desa Gunung Rejo berdasarkan 15 responden.

A. Waktu Pribadi

Waktu pribadi merupakan waktu yang digunakan setiap anggota masyarakat


dalam melakukan kegiatan yang bersifat pribadi dalam kesehariannya.

45
Berdasarkan data yang diperoleh, berikut penggunaaan waktu pribadi di Desa
Gunung Rejo.

Total waktu alokasi = 359 jam


Jumlah responden = 38 orang
Jumlahtotalwaktualokasi
Waktu rata-rata =
Jumlahresponden
359 jam
Waktu rata-rata =
38 orang

= 9,45jam

Waktu rata−rata
Alokasi waktu = x 100%
24 jam
9,45 jam
= x 100%
24 jam

= 39,37%

Berdasarkan perhitungan yang diperoleh, bahwa alokasi waktu pribadi yang


digunakan warga Desa Gunung Rejo berdasarkan 38warga responden ialah
sebesar 39,37% dari waktu 24 jam yang digunakan dalam satu hari.

B. Waktu Kerja

Waktu kerja merupakan waktu yang diguanakan oleh seseorang dalam


melakukakan kegiatan kerja selama satu hari. Berdasarkan data yang diperoleh,
berikut alokasi waktu kerja penduduk Desa Gunung Rejo.

Total waktu alokasi = 223 jam


Jumlah responden = 38 orang

Jumlahtotalwaktualokasi
Waktu rata-rata =
Jumlahresponden
223jam
=
38 orang

= 5,87 jam

46
Waktu rata−rata
Alokasi waktu = x 100%
24 jam
5,87 jam
= x 100%
24 jam

= 24,45%

Berdasarkan perhitungan yang diperoleh, bahwa alokasi waktu kerja yang


digunakan warga Desa Gunung Rejo berdasarkan 38 warga responden ialah
sebesar 24,45 persen dari waktu 24 jam yang digunakan dalam satu hari.

C. Waktu Sosial

Waktu sosial merupakan waku yang digunakan seseorang dalam melakukan


kegiatan yang berhubungan dengan sosial, seperti kegiatan yang berhubungan
langsung dengan masyarakat. Berdasrkan data yang diperoleh, berikut alokasi
penggunaan waktu sosial oleh masyarakat Desa Gunung Rejo.

Total waktu alokasi = 179 jam


Jumlah responden = 38 orang

Jumlahtotalwaktualokasi
Waktu rata-rata =
Jumlahresponden
179 jam
=
38 orang

= 4,7 jam

Waktu rata−rata
Alokasi waktu = x 100%
24 jam
4,7 jam
= x 100%
24 jam

= 19,58%

Berdasarkan perhitungan yang diperoleh, bahwa alokasi waktu sosial yang


digunakan warga Desa Gunung Rejo berdasarkan 38 warga responden ialah
sebesar 19,58 persen dari waktu 24 jam yang digunakan dalam satu hari.

47
D. Waktu Senggang

Waktu senggang merupakan waktu yang digunakan pada saat tidak bekerja
ataupun tidak tidur. Maksud dari waktu tersebut ialah waktu yang dalam arti
kosong untuk digunakan dalam melakukan aktivitas-aktivitas meningkatkan
kesenangan seperti melakukan kegiatan hobi, olahraga, dan sebagainya.
Berdasarkan data yang diperoleh, berikut penggunaaan alokasi waktu senggang di
Desa Gunung Rejo.

Total waktu alokasi = 171 jam


Jumlah responden = 38 orang

Jumlahtotalwaktualokasi
Waktu rata-rata =
Jumlahresponden
171 jam
=
38 orang

= 4,5 jam

Waktu rata−rata
Alokasi waktu = x 100%
24 jam
4,5 jam
= x 100%
24 jam

= 18,75%

Berdasarkan perhitungan yang diperoleh, bahwa alokasi waktu senggang yang


digunakan warga Desa Gunung Rejo berdasarkan 38 warga responden ialah
sebesar 23,33 persen dari waktu 24 jam yang digunakan dalam satu hari.

3.5.4 KetahananPangan

Ketahananpanganmenurutdefinisi FAO (1997)


merupakansituasidimanasemuarumahtanggamempunyai
aksesbaikfisikmaupunekonomiuntukmemperolehpanganbagiseluruhanggotakelua

48
rganya,
dimanarumahtanggatidakberesikomengalamikehilangankeduaaksestersebut.
Berdasarkandefinisidapatdisimpulkanbahwaketahananpanganmemiliki 5 unsur
yang harusdipenuhiyaituberorientasipadarumahtanggadanindividu,
dimensiwaktusetiapsaatpangantersediadandapatdiakses,
menekankanpadaaksespanganrumahtanggadanindividu, baikfisik, ekonomidan
social, berorientasipadapemenuhangizisertaditujukanuntukhidupsehatdan
produktif.

Jika ditinjau dari konsepketahananpangan, ruangnyalingkupberdedadengan yang


lainyaitumeliputirumahtanggadanindividu. Strategi yang
diterapkandalamkonsepketahanpanganadalahpeningkatanketersediaanpangan,
aksespangan, danpenyerapanpangan.
Capaianutamadalamkonsepinimeliputipeningkatan status gizi
(penurunankelaparan, gizikurangdangiziburuk).Hasil yang
diharapkanadalahmanusiasehatdanproduktif (angkaharapanhiduptinggi)
padakonsepketahananlebihmengutamakanaksessetiapindividuuntukmemperolehp
angan yang bergiziuntuksehatdanproduktif.

Berdasarkan pengamatan dan data yang diperoleh, bahwa ketahanan pangan di


Desa Gunung Rejo dalam kondisi yang cukup baik, hal ini dapat dilihat
berdasarkan 15 responden, bahwa jika dilihat dari ketersediaan pangan beras,
jenis lauk pauk, dan jenis sayuran atau buah-buahan yang dikonsumsi
menunjukkan bahwa masyarakat mayoritas telah memenuhi dan mencukupi hal
tersebut. Ini membuktikan bahwa ketahanan pangan yang dimiliki masyarakat
Desa Gunung Rejo menunjukkan tidak adanya adanya kekurangan akan pangan
serta tidak adanya menunjukkan tanda kurang gizi atau gizi buruk pada
masyarakat desa.

3.6 Sistem Sosial Petani

49
Sistem sosial pertanian (sosiologi pertanian) menurut Ulrich Planck (1993) adalah
sosiologi yang membahas fenomena sosial dalam bidang ekonomi pertanian.
Sosiologi memutuskan hampir semua perhatiannya pada petani dan permasalahan
hidup petani. Ruang lingkup pertanian meliputi objek sosiologi pedesaan dan
objek sosiologi pertanian. Objek sosiologi pedesaan adalah seluruh penduduk
pedesaan yang terus-menerus atau sementara tinggal disana. Objek sosiologi
pertanian meliputi keseluruhan penduduk yang bertani tanpa memperhatikan jenis
tempat tinggalnya. Sistem sosial sangat berperan penting di desa Gunung Rejo,
karena dari sinilah masyarakat berbaur saling membahu mengerjakan kegiatan
pertanian tersebut. Ada beberapa sistem sosial di Desa Gunung Rejo yaitu :

3.6.1 Proses Sosial

Proses sosial diartikan sebagai pengaruh timbal balik antara berbagai segi
kehidupan bersama, antara berbagai segi kehidupan orang perorang atau
kelompok secara bersama. Proses sosial perlu dipelajari dan dipahami dalam
menelaah masyarakat agar bisa memperoleh pengertian dari pergerakan yang ada
di dalammasyarakat (dinamikanya). Munculnya perhatian terhadap proses sosial
ini di awali dari masyarakat yang memiliki dua sisi. Sisi pertama yakni statis
(tetap), yang cenderung sama dan tidak berubah seperti struktur masyarakat dan
segi kedua yakni dinamis (bergerak) yang bisa diamati dari fungsi masyarakat.
Jadi dengan demikian proses sosial dapat didefinisikan sebagai cara-cara
berhubungan yang dapat dilihat apabila para individu dan kelompok saling
bertemu dan menentukan sistem serta bentuk hubungan tersebut atau apa yang
akan terjadi apabila ada perubahan-perubahan yang menyebabkan goyahnya cara-
cara hidup yang telah ada. Atau menurut Soekanto (2012), proses sosial diartikan
sebagai pengaruh timbal balik antara berbagai segi kehidupan bersama.
Berdasarkan paparan diatas menurut Soekanto jelas bahwa proses sosial sangatlah
penting dalam kehidupan masyarakat bteutama di pedesaan seperti di Gunung
Rejo, ada dua sifat proses sosial yaitu.

A. Proses Sosial Bersifat Asosiatif

50
Menurut Gillin, proses sosial yang timbul dari akibat interaksi sosial ada dua
macam yaitu proses sosial asosiatif (process of association) dan proses sosial
disosiatif (process of dissociation). Proses sosial asosiatif adalah proses interaksi
yang cenderung menjalin kesatuan dan meningkatkan solidaritas anggota
kelompok. Berdasarkan pengamatan dan data yang diperoleh, proses sosial
bersifat asosiatif masyarakat yang ada di Desa Gunung Rejo tersaji pada tabel 7.

Tabel 7. Proses Sosial Bersifat Asosiatif Masyarakat Desa Gunung Rejo

N o . Proses sosial bersifat Asosiatif Hal yang mendorong timbulnya proses sosial
1 K e r j a s a m a Kesamaan rasa, solidaritas yang tinggi
2 A k o m o d a s i Masalah yang menyangkut orang banyak
3 A s i m i l a s i P e r k a w i n a n

Berdasarkan data di atas bahwa di Desa Gunung Rejo sifat asosiatif yang terjalin
adalah kerjasama yaitu tentang kesamaan rasa dan solidaritas yang tinggi.
Contohnya saat salah satu warga yang sedang merenovasi rumah maka para warga
yang lain turut membantu. Ada juga contoh lain yaitu saat salah satu warga di
dusun 3 Cirebon sedang sakit maka para warga lainnya datang untuk menjenguk
dan memberikan semangat agar lekas sembuh.

Ada pula akomodasi yaitu tentang masalah yang menyangkut orang banyak.
Masyarakat desa Gunung Rejo dalam menyelesaikan masalah yang menyangkut
orang banyak yaitu dengan cara musyawarah untuk menemukan jalan keluar
bersama. Proses sosial asimilasi yang juga terjadi di desa Gunung Rejo yaitu saat
perkawinan.

B. Proses Sosial Bersifat Disosiatif

Akomodasi adalah suatu proses penyesuaian diri individu atau kelompok manusia
dengan semula saling bertentangan untuk upaya mengatasi ketegangan.
Akomodasi berarti adanya keseimbangan interaksi sosial dengan norma dan nilai
yang ada dalam masyarakat. Akomodasi sering kali merupakan cara untuk

51
menyelesaikan pertentangan, entah dengan cara menghargai kepribadian yang
berkonflik ataupun paksaan (tekanan). Berdasarkan pengamatan dan data yang
diperoleh di Desa Gunung Rejo hampir tidak pernah terjadi persaingan, konflik
bahkan kontravensi.

3.6.2 KelembagaanSosial

Kelembagaan sosial ialah suatu sistem tata kelakuan dan hubungan yang berpusat
kepada aktivitas – aktivitas untuk memenuhi kompleks – kompleks kebutuhan
khusus dalam kehidupan masyarakat (Koentjaraningrat, 1964). Kelembagaan
sosial juga dimaknai sebagai himpunan norma-norma dari segala tingkatan yang
berkisar pada suatu kebutuhan pokok di dalam kehidupan masyarakat (Soerjono
Soekanto, 1990).

Adapun fungsi kelembagaan sosial yaitu:

1. Memberi pedoman kepada individu/masyarakat;


2. Menjaga keutuhan;
3. Memberi pegangan kepada masyarakat untuk mengadakan kontrol sosial.

Berdasarkan pengamatan dan data yang diperoleh,kelembagaan sosialyang ada di


Desa Gunung Rejo tersaji pada tabel 8.

Tabel 8. Lembaga Sosial Desa Gunung Rejo

L E M B A G A S O S I A L

N o Jenis Lembaga Sosial Bentuk Lembaga Sosial Tujuan Lembaga Sosial Anggota Lembaga Sosial Eksistensi Lembaga Sosial

1 Lembaga kekerabatan - - - -

2 Lembaga ekonomi K U R B R I Memberikan modal Orang Bank K U R B R I

3 Lembaga pendidikan PAUD, TK, SD, SMP Mencerdaskan anak-anak Anak-anak desa PAUD, TK, SD, SMP Gunung Rejo

52
4 Lembaga keagamaan Kelompok Pengajian Meningkatkan keamanan Seluruh Warga -

Berdasarkan paparan data tersebut lembaga sosial dapat menjadi suatu wadah atau
organisasi yang dapat menjadikan manusia lebih mengetauhui norma-norma
dalam kehidupan ataupun sebagai sarana berbagi informasi mengenai
perkembangan desa ataupun perkembangan lainnya yang berpengaruh dalam
masyarakat desa tersebut. Kelembagaan ini juga berfungsi sebagai sarana untuk
meningkatkan taraf hidup masyarakat di desa tersebut. Pada Desa Gunung Rejo
terdapat beberapa lembaga yaitulembaga ekonomi, lembaga pendidikan dan
lembaga keagamaan.

3.6.3 StratifikasiSosial

Menurut ilmu sosiologi, pengelompokan masyarakat berdasarkan tingkatan-


tingkatan tertentu itu disebut dengan stratifikasi sosial. Stratifikasi sosial atau
pelapisan sosial secara umum dapat diartikan sebagai pembedaan atau
pengelompokan anggota masyarakat secara vertikal. Stratifikasi sosial merupakan
gejala sosial yang sifatnya umum pada setiap masyarakat. Bahkan pada
zamanYunani Kuno, Aristoteles (384–322 SM) telah menyatakan bahwa di dalam
tiap-tiap negara selalu terdapat tiga unsur, yaitu mereka yang kaya sekali, mereka
yang melarat, dan mereka yang berada di tengah-tengahnya. Secara garis besar
stratifikasi itu adalah pengelompokan berdasarkan hal tertentu, sebagaimana yang
ada pada Desa Gunung Rejo ini.

Tabel 9.Stratifikasi Sosial Masyarakat Desa Gunung Rejo

S T R A T I F I K A S I S O S I A L
No. Hal yang menjadi dasar Alasan menjadi dasar Derajat kekuatan Orang yang menempati Sifat stratifikasi sosial

-Imam Agrori
1 Kesolehan A k h l a k Sangat Kuat Terbuka
-Rodinur
2 J a b a t a n Kepala Dusun K u a t -Saefulloh Terbuka

53
Berdasarkan data yang diperoleh di atas menunjukan bahwa derajat tertinggi
itu dipegang oleh orang yang memiliki akhlak yang mulia, yang dermawan
ataupun yang lainnya yang termasuk akhlak terpuji. Kemudian tingkatan ke-
dua yaitu pada orang yang memiliki jabatan. Di Desa Gunung Rejo harta
tidak jadi alasan utama untuk menunjukan bahwa ia di tingkat paling atas.
Semua itu tergantung kepada akhlak yang terpuji dan santun kepada
masyarakat setempat.

54
IV. KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan kegiatan Praktik Pengenalan Pertanian yang telah dilakukan di


Desa Gunung Rejodidapat beberapa kesimpulan, antara lain.

1. Penduduk Desa Gunung Rejo memiliki berbagai macam usahatani yaitu


padi, budidaya ikan, perkebunan cabai, kelapa sawit, jagung dan lada.
2. Desa Gunung Rejo terdapat beberapa usaha agroindustri yang dijalankan
rumah tangga sebagai sumber mata pencaharian selain bertani, serta
beberapa sarana pemasaran seperti tengkulak yang menjadi wadah petani
menjual hasil panennya.
3. Petani Desa Gunung Rejo melakukan pemasaran dengan cara langsung
menjual kepada pabrik atau tengkulak dan menjual langsung kepada
konsumen.
4. Desa Gunung Rejosudah memiliki beberapa subsistem jasa layanan
penunjang yang berguna bagi petani dalam menjalankan pekerjaannya.
5. Desa Gunung Rejo sudah memiliki sumberdaya yang memadai serta
sistem sosial masyarakat desa yang terbilang baik.
6. Desa Gunung Rejo memiliki sistem sosial asosiatif dan tidak ada konflik
atau pertentangan (disosiatif) antar warganya.

4.2 Saran

55
Adapun saran yang dapat diberikan untuk program Praktik Pengenalan
Pertanian yang telah dijalani selama satu minggu di Desa Gunung Rejo
adalah sebagai berikut :

1. Perlu adanya lumbung pangan untuk menstabilkan harga padi.


2. Perlu adanya peningkatan manajemen produksi agar keuntungan yang
didapat dari produksi mereka dapat meningkat.
3. Perlu adanya sosialisasi mengenai penggunaan pupuk agar tanah tidak
semakin rusak.

56

Anda mungkin juga menyukai