Anda di halaman 1dari 8

Nama : Siti Hindun /167000008

Tugas : Standar Mutu Pelayanan Imunisasi BCG

TINJAUAN TEORI IMUNISASI


 Pengertian Imunisasi
Imunisasi adalah suatu cara yang dilakukan untuk meningkatkan kekebalan
tubuh seseorang terhadap suatu penyakit, sehingga jika nanti terjangkit penyakit,
tubuh tidak akan menderita penyakit tersebut karena telah memiliki sistem memori
(daya ingat), ketika vaksin dimasukan kedalam tubuh maka akan terbentuk antibodi
untuk melawan vaksin tersebut dan sistem memori akan menyimpan sebagai suatu
yang pernah terjadi (Mulyani, 2013).
Imunisasi adalah pemberian vaksin ke dalam tubuh seseorang untuk
mencegah terjadinya penyakit tertentu. Sedangkan vaksin adalah suatu obat yang
dimasukan kedalam tubuh untuk membantu mencegah suatu penyakit. Vaksin
membantu tubuh untuk menghasilkan antibodi-antibodi yang berfungsi untuk
melindungi tubuh dari penyakit infeksi (Theophilus, 2007).
Imunisasi adalah suatu usaha yang dilakukan untuk memberikan kekebalan
pada tubuh bayi, anak dan juga orang dewasa terhadap serangan penyakit infeksi
(Indiarti, 2008)
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa imunisasi adalah suatu
usaha untuk meningkatkan kekebalan tubuh seseorang terhadap suatu penyakit
dengan cara memasukkan vaksin ke dalam tubuh.
 Tujuan Imunisasi
Menurut Notoatmodjo (2007) Program imunisasi bertujuan untuk menurunkan angka
kesakitan dan kematian dari penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi.
penyakit-penyakitnya seperti disentri, tetanus, batuk rejan (pertusis), campak
(measles), polio, dan tuberkolusis. Selain itu ada lagi pendapat lain menurut
Muslihatun (2010) tujuan dalam pemberian imunisasi adalah untuk :
A. Tujuan imunisasi adalah untuk mencegah terjadinya penyakit yang
membahayakan pada tubuh seseorang.
B. Tujuan imunisasi adalah untuk mencegah dan melindungi tubuh bayi dari
penyakit-penyakit yang sangat berbahaya
C. Tujuan imunisasi diharapkan kekebalan tubuh anak dapat meningkat sehingga
angka kesakitan dan kematian semakin menurun serta dapat mengurangi
kecacatan akibat penyakit tertentu.
D. Tujuan imunisasi adalah untuk menurunkan angka kesakitan kematian serta
kecacatan dan bila memungkinkan dapat menghilangkan sesuatu penyakit dari
suatu daerah atau negeri.
E. Tujuan imunisasi adalah untuk mengurangi angka penderita yang mengalami
suatu penyakit yang sangat membahayakan serta dapat mengakibatkan
kematian.
Dari tujuan diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan pemberian imunisasi
adalah memberikan kekebalan pada bayi dengan maksud menurunkan angka
kesakitan, Kecacatan serta kematian dari penyakit yang dapat dicegah dengan
imunisasi.
 Manfaat Imunisasi
Manfaat pemberian imunisasi menurut Proverawati & Andhini (2010) dan Mulyani
(2013) yaitu :
a. Bagi keluarga : dapat menghilangkan kecemasan dan mencegah biaya
pengobatan yang tinggi jika anak sakit. Bayi yang mendapatkan imunisasi dasar
lengkap maka tubuhnya akan terlindungi dari penyakit berbahaya dan akan
mencegah penularan ke sudaranya atau teman-teman disekitarnya serta masa
kanak-kanaknya pun akan tenang.
b. Bagi anak : dapat mencegah kesakitan yang ditimbulkan oleh penyakit infeksi
berbahaya yang kemungkinan akan menyebabkan kecacatan atau kematian
pada anak.
c. Bagi Bangsa : dapat memperbaiki tingkat kesehatan dan mampu menciptakan
penerus bangsa yang sehat dan kuat.

IMUNISASI BCG
Imunisasi BCG Menurut Hidayat (2008), imunisasi BCG (Bacillus Calmett Guerin)
merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit TBC yang berat.
Penyakit TBC yang primer atau yang ringan juga dapat terjadi walaupun sudah dilakukannya
imunisasi BCG. Imunisasi BCG dilakukan untuk mencegah imunisasi TBC yang berat seperti
TBC Meningitis (pada selaput otak), TBC Milier (pada seluruh paru-paru) atau TBC tulang.
Imunisasi BCG dapat memakan waktu 6-12 minggu untuk menghasilkan efek
(perlindungan) kekebalannya. Imunisasi BCG memberikan perlindungan yang bervariasi
antara 50-80% terhadap TBC. Pemberian imunsasi BCG sangat bermanfaat bagi anak,
sedangkan bagi orang dewasa manfaatnya masih kurang jelas (Cahyono dkk, 2010)
Di Indonesia, imunisasi BCG merupakan imunisasi yang diwajibkan pemerintah.
Imunisasi ini diberikan pada bayi yang baru lahir dan sebaiknya diberikan sebelum umur 2
bulan. Saat memberikan imunisasi BCG, imunisasi primer lainnya juga diberikan. Setelah
imunisasi BCG diberikan akan timbul papul (bintik) merah yang kecil dalam waktu 1-3
minggu, papul ini akan lunak, hancur, dan menimbulkan bekas. Luka ini mungkin akan
memakan waktu sampai 3 bulan untuk sembuh, biarkan tempat imunisasi ini sembuh sendiri
dan pastikan agar tetap bersih dan kering. Jangan menggunakan krim atau salep, plester
yang melekat, kapas atau kain langsung pada tempat imunisasi. Lengan yang digunakan
untuk imunisasi BCG jangan lagi digunakan untuk imunisasi lain selama minimal 3 bulan,
agar tidak terjadi limphadenitis. (Cahyono dkk, 2010).
Sesuai Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2013
Tentang Penyelenggaraan Imunisasi, pengertian Imunisasi adalah suatu upaya untuk
menimbulkan/ meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit,
sehingga bila suatu saat terpajan dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya
mengalami sakit ringan.
Sebagaimana pada umumnya penyusunan sebuah SOP, Standar Operasional
Prosedur program imunisasi juga disusun berdasarkan beberapa sub pokok bahasan,
seperti Tujuan, Ruang Lingkup, Prosedur, dan pokok bahasan lainnya.

 TUJUAN PENYUSUNAN SOP IMUNISASI


Sebagai acuan dalam pelayanan imunisasi bagi bayi, balita dan anak sekolah di
Posyandu, Polindes, Pustu, Puskesmas, Rumah Sakit, maupun di Sekolah. Sedangkan
ruang lingkup SOP ini meliputi pelayanan imunisasi bagi bayi, balita dan anak sekolah,
serta Wanita Usia Subur (WUS)
Pelayanan imunisasi dimulai dengan adanya petugas yang menuju lokasi pelayanan
imunisasi, baik di Posyandu, sekolah yang ditentukan, dengan terlebih dahulu mengambil
peralatan imunisasi dan vaksin di Puskesmas. Setelah proses penyuntikan vaksin
selesai, kemudian dilakukan pencatatan di buku KIA, kohort bayi, dan register. Setelah
pelaksanaan selesai pelayanan imunisasi vaksin yang masih utuh belum dibuka
dikembalikan ke Puskesmas, sedangkan sisa atau wadah dibuang kedalam incinerator.
Syarat keterampilan petugas imunisasi dapat berlatar belakang pendidikan Dokter,
Bidan, serta Perawat. Sedangkan jenis pelayanan imunisasi terdiri dari pelayanan
imunisasi rutin, tambahan, dan khusus. Imunisasi wajib terdiri atas Imunisasi rutin;
Imunisasi tambahan; dan Imunisasi khusus.
 PROSEDUR KERJA
Prosedur kerja pelayanan imunisasi meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
a. Penyiapan Pelayanan Imunisasi
b. Persiapan Tempat Pelayanan Imunisasi
c. Pelaksanaan Pelayanan Imunisasi
d. Pemantauan Kejadian Ikutan Paska Imunisasi

 PENYIAPAN PELAYANAN IMUNISASI


Meliputi peralatan logistik imunisas. Logistik yang dimaksud antara lain
meliputi vaksin, Auto Disable Syringe, safety box, emergency kit, dan dokumen
pencatatan status imunisasi. Peralatan yang diperlukan untuk pelaksanaan
pelayanan imunisasi tergantung pada perkiraan jumlah sasaran yang akan
diimunisasi. Jenis peralatan yang diperlukan untuk pelayanan imuniasi secara
lengkap antara lain:
1. Termos/Vaksin carrier
2. Cool Pack / Kotak dingin cair
3. Vaksin, Pelarut dan penetes (dropper)
4. Alat suntik
5. Safety box (kotak pengaman)
6. Pemotong/kikir ampul pelarut
7. Formulir
8. Kapas dan wadah
9. Bahan penyuluhan (poster, leaflet, dan lainnya)
10. Alat tulis (kertas, pensil dan pena)
11. Kartu-kartu Imunisasi (KMS, kartu TT)
12. Buku register bayi dan WUS
13. Tempat sampah
14. Sabun untuk cuci tangan

 PROSEDUR PENGELUARAN VAKSIN DAN PELARUT DARI LEMARI ES


a. Sebelum membuka lemari es, tentukan seberapa banyak vial vaksin yang
dibutuhkan untuk pelayanan.
b. Catat suhu di dalam lemari es.
c. Pilih dan keluarkan vaksin sesuai ketentuan yang telah ditetapkan untuk VVM dan
tanggal kedaluarsa (EEFO, FIFO).
 PROSEDUR PEMERIKSAAN KEAMANAN VAKSIN
Sebelum melakukan imunisasi, kita harus yakin bahwa vaksin telah aman untuk
diberikan, dengan prosedur sebagai berikut:
a. Periksa label vaksin dan pelarut. Jika label tidak ada, jangan gunkan vaksin
atau pelarut tersebut.
b. Periksa alat pemantau botol vaksin (VVM). Jika vaksin sudah masuk kriteria
C dan D jangan dipergunakan.
c. Periksa tanggal kadaluarsa, jangan gunakan vaksin dan pelarut jika tanggal
kadaluarsa telah lewat.
d. Periksa alat pemantau suhu beku dalam lemari es. Jika indikator ini
menunjukkan adanya pembekuan atau anda menduga bahwa vaksin yang
sensitif beku (vaksin-vaksin DTP, DT, TT, HepB, DTP-HepB ) telah
membeku, anda sebaiknya melakukan tes kocok.
Penting diperhatikan, bahwa selama proses pelayanan imunisasi harus
diperhatikan pemeliharaan cold chain, dengan beberapa poin penting berikut:
1. Selama pelayanan imunisasi, vaksin dan pelarut harus disimpan dalam vaccine
carrier dengan menggunakan cool pack, agar suhu tetap terjaga pada
temperature 20-80 C dan vaksin yang sensitive terhadap pembekuan tidak beku.
2. Hindari vaccine carrier yang berisi vaccine dari cahaya matahari langsung.
3. Sebelum sasaran datang vaksin dan pelarut harus tersimpan dalam vaccine
carrier yang tertutup rapat.
4. Jangan membuka vaccine atau melarutkan vaccine bila belum ada sasaran
datang.
5. Pada saat pelarutan suhu pelarut dan vaksin harus sama.
6. Petugas imunisasi tidak diperbolehkan membuka vial baru sebelum vial lama
habis.
7. Bila sasaran belum datang, vaksin yang sudah dilarutkan harus dilindungi dari
cahaya matahari dan suhu luar, seharusnya dengan cara diletakkan di lubang
busa yang terdapat diatas vaksin carrier (lihat gambar di bawah).
8. Dalam setiap vaccine carrier sebaiknya terdapat empat cool pack.
9. Bila vaksin yang sudah dilarutkan sudah habis, pelarutan selanjutnya dilakukan
bila telah ada anak yang hendak diimunisasi.
 PENYIAPAN TEMPAT PELAYANAN IMUNISASI
Beberapa persyaratan ruangan pelayanan imunisasi yang menetap (fasilitas pelayanan
kesehatan), antara lain:
 Mudah diakses
 Tidak terkena langsung oleh sinar matahari, hujan atau debu;
 Cukup tenang
Sedangkan syarat tempat pelayanan imunisasi lapangan (outreach)
 Jika di dalam gedung maka harus cukup terang dan cukup ventilasi.
 Jika di tempat terbuka dan di dalam cuaca yang panas, tempat itu harus teduh.
Dalam mengatur tempat imunisasi, kita juga harus memperhatikan beberapa hal berikut:
1. Pintu masuk terpisah dari pintu keluar sehingga orang-orang dapat masuk dan
keluar dari pelayanan dengan lebih cepat dan mudah;
2. Tempat menunggu bersih, nyaman dan dalam cuaca yang panas tidak terkena
sinar matahari;
3. Mengatur letak meja dan menyiapkan perlengkapan yang diperlukan
4. Melaksanakan kegiatan system 5 meja yaitu pelayanan terpadu yang lengkap
yang memberikan pelayanan 5 program (KB, KIA, Diare, Imunisasi dan Gizi);
5. Jumlah orang yang ada di tempat imunisasi atau tempat lain dibatasi sehingga
tidak penuh sesak;
6. Segala sesuatu yang anda perlukan berada dalam jangkauan atau dekat dengan
meja imunisasi anda.
 SOP IMUNISASI BCG
1. Nama Pekerjaan
Pemberian Imunisasi BCG
2. Tujuan
Sebagai acuan dalam pemberian imunisasi Bacillus Calmette – Guerin (BCG
)agar anak mempunyai daya tahan terhadap penyakit Tuberkulosis (TBC)
3. Ruang Lingkup
Semua pasien yang akan di imunisasi BCG di unit pelayanan KIA pada anak
berumur 0 - 11 bln
4. Ketrampilan Petugas
- Dokter
- Bidan
- Perawat
5. Uraian Umum
- Tuberkulosis adalah penyakit yang disebabkan oleh Mycrobacterium
tuberculosa ( batuk darah )
- Vaksin yang sudah dilarutkan harus digunakan sebelum lewat 3 jam
6. Alat dan Bahan
6.1 Alat
Tidak ada
6.2 Bahan
- Vaksin BCG
- Jarum dan semprit disposibel 1 ml
- Disposibel 5 cc untuk melarutkan
- Kapas
- Kartu imunisasi
7. Instruksi Kerja
1. Petugas mencuci tangan
2. Pastikan vaksin dan spuit yang akan di gunakan
3. Larutkan vaksin dengan cairan pelarut BCG 1 ampul ( 4 cc )
4. Pastikan anak belum pernah di BCG dengan menanyakan pada orang tua
anak tersebut
5. Ambil 0.05 cc vaksin BCG yang telah kita larutkan tadi
6. Bersihkan lengan dengan kapas yang telah dibasahi air bersih, jangan
menggunakan alkohol / desinfektan sebab akan merusak vaksin tersebut
7. Suntikan vaksin tersebut sepertiga bagian lengan kanan atas (tepatnya
pada insertio musculus deltoideus) secara intrakutan (ic) / dibawah kulit.
Rapikan alat-alat, Petugas mencuci tangan, Mencatat dalam buku
8. Indikator Kinerja
Mendapatkan hasil yang baik , tepat dan akurat
9. Catatan Mutu
- Buku register bayi
- Kohor bayi
- Status bayi
- Kartu KMS

Anda mungkin juga menyukai