Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN

PERANCAH
& BAGESTING
Yogi Nikman - 5153111049
Regular A

Dosen Pengampu :
Drs. Iskandar Tambunan, M.Pd.
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga laporan
akhir Praktek Perancah dan Bagesting ini dapat tersusun hingga selesai.

Maksud dari penyusunan laporan Perancah dan Bagesting ini adalah sebagai salah
satu komponen penilaian dan dapat dijadikan sebagai salah satu pegangan dalam proses
belajar mengajar mata kuliah Praktek Perancah dan Bagesting. Laporan ini disusun
berdasarkan hasil project maket bekisting yang telah diselesaikan. Harapan saya semoga
kumpulan laporan ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca,
serta dapat dijadikan referensi bagi pihak-pihak terkait.

Saya menyadari bahwa, tanpa bantuan dari berbagai pihak, tugas ini tidak akan selesai
dengan baik dan lancar. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih kepada:

(1) Drs. Iskandar Tambunan, M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah, yang telah
membimbing dan mengarahkan kami;
(2) Pegawai dan asisten Workshop Kayu Fakultas Teknik Unimed yang telah membantu
dan memfasilitasi kami dalam melakukan praktikum;
(3) Orang tua dan keluarga yang telah memberikan dukungan material serta moral dalam
penyelesaian tugas ini
(4) Sahabat dan senior yang telah bekerjasama dengan baik dalam melaksanakan
praktikum seta membantu mencari rujukan dalam penyusunan laporan ini.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman yang saya miliki, saya yakin
masih banyak kekurangan dalam laporan ini, Oleh karena itu saya sangat mengharapkan
saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan laporan ini.

Medan, 15 Desember 2017

Penulis,

Yogi Nikman

|i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................. i

DAFTAR ISI ............................................................................................................... ii

BAB I. PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang ......................................................................................... 1

1.2. Tujuan Praktek ......................................................................................... 1

BAB II. LANDASAN TEORI .................................................................................... 2

2.1. Pengertian dan Fungsi ............................................................................. 2

2.2. Syarat-Syarat Acuan Perancah ................................................................ 2

2.3. Kerugain Acuan Perancah ....................................................................... 3

2.4. Bagian-Bagian Acuan Perancah .............................................................. 4

BAB III. ALAT & BAHAN ........................................................................................ 6

3.1. Pengenalan Alat ....................................................................................... 6

3.2. Bahan yang Digunakan ............................................................................ 9

BAB IV. JOBSHEET .................................................................................................. 12

4.1. Perancangan Denah dan Titik Kolom ...................................................... 12

4.2. Pemilihan dan Pengolahan Bahan ............................................................ 13

4.3. Pembuatan Bingkai Alas Dasar Maket .................................................... 14

4.4. Penggambaran Titik-Titik Kolom Pada Bingkai Alas ............................ 15

4.5. Perakitan Bekisting Kolom & Cincin ....................................................... 16

4.6. Perakitan Bekisting Balok ........................................................................ 17

4.7. Pembuatan Tiang Perancah & Sokongan Balok ...................................... 19

4.8. Pembuatan Bekisting Plat Lantai ............................................................ 20

4.9. Proses Finishing ....................................................................................... 22

| ii
4.10. Dokumentasi Hasil Kerja Kelompok II ................................................... 23

BAB IV. PENUTUP ................................................................................................... 24

5.1. Kesimpulan .............................................................................................. 24

5.2. Saran ....................................................................................................... 24

LAMPIRAN ................................................................................................................. 25

A. Informasi Tugas & Anggota Kelompok

| iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pada masa sekarang ini bangunan-bangunan yang dibangun baik gedung, jembatan
maupun bangunan lainnya, mayoritas komponen bangunannya terbuat dari beton. Beton
merupakan struktur utama pada suatu bangunan yang terdiri dari campuran semen, air,
pasir, dan agregat kasar, yang berfungsi untuk menopang beban yang terjadi. Pada
awalnya beton merupakan bahan yang elastis, tetapi setelah umur tertentu akan mengeras
dan mempunyai kekuatan tertentu pula, sehingga dapat berfungsi sebagaimana mestinya.
Untuk membentuk beton menjadi bentuk yang diinginkan diperlukan suatu alat
bantu yang biasa dikenal dengan sebutan Acuan dan Perancah/ Bekisting/ Form Work
yang berupa cetakan, atau suatu konstruksi sementara dari suatu bangunan yang berfungsi
untuk mendapatkan suatu konstruksi beton yang diinginkan sesuai dengan porsinnya
sebagai bangunan pembantu. Acuan Perancah bersifat sementara yang harus kuat dan
kokoh, namun mudah dibongkar agar tidak menimbulkan kerusakan pada beton.
Baik buruk dari pengerjaan acuan dan perancah dapat mempengaruhi hasil akhir
dari mutu beton yang dikerjakan. Acuan yang kurang baik dapat menimbulkan kerugian
seperti kehilangan material, perubahan dimensi beton, perubahan struktur bangunan, dan
juga dapat mempengaruhi keselamatan pekerja. Dalam pelaksanaannya seorang ahli di
bidang tersebut harus mempunyai keterampilan khusus dan mempunyai pengetahuan
dasar yang cukup tentang acuan dan perancah.

1.2. Tujuan Praktek

Tujuan dari pelaksanaan praktikum perancah dan bekisting ini adalah sebagai berikut:
1. Menyelesaikan target materi perkuliahan semester V (lima) untuk kelas Regular A,
prodi Pendidikan Teknik Bangunan.
2. Mahasiswa diharapkan mampu mengaplikasikan teori tentang pekerjaan beton yang
mana harus menggunakan acuan ataupun perancah.
3. Mahasiswa diharapkan mampu melaksanakan pekerjaan acuan dan perancah secara
nyata seperti kenyataan yang terdapat dilapangan.

Praktek Perancah dan Bekisting - Yogi Nikman | 1


BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Pengertian dan Fungsi

Acuan dan perancah adalah suatu konstruksi yang bersifat sementara yang berupa
mal / cetakan pada bagian kedua sisi atas dan bawah dari bentuk beton yang dikehendaki.
Acuan berfungsi sebagai konstruksi yang diinginkan, sedangkan perancah berfungsi
sebagai pembantu memperkuat bentuk konstruksi. Acuan perancah memiliki beberapa
fungsi, yaitu :
a. Memberikan bentuk kepada konstruksi beton
b. Dapat mendapatkan permukaan struktur yang diharapkan
c. Menopang beton sebelum sampai kepada konstruksi yang cukup keras dan
mampu memikul beban sendiri maupun beban luar
d. Mencegah hilangnya air semen ( air pencampur ) pada saat pengecoran
e. Sebagai isolasi panas pada beton

2.2. Syarat-Syarat Acuan Perancah


a) Kuat
Didalam pekerjaan ini beban-beban beton yang berada pada bekisting dan beban
lain yang dipikul oleh bekisting itu sendiri. Oleh karena itu, diperlukan suatu acuan
perancah yang kuat untuk dapat memikul beban yang diterimanya.

b) Berat Hidup
Cetakan harus sanggup menahan beban hidup, yaitu : baik orang yang sedang
mengerjakan beton tersebut, Vibrator, dan adanya kemungkinan terjadinya suatu
Gempa atau Retakan.

c) Mudah Dibongkar
Acuan dan perancah harus mudah dibongkar karena acuan hanya bersifat
sementara, dan hal ini menyangkut efisiensi kerja, yaitu tidak merusak beton yang
sudah jadi dan acuan perancahnya dapat digunakan berkali-kali.

d) Ekonomis dan Efesien


Didalam pembuatan acuan dan perancah tidak perlu bahan yang terlalu bagus,
namun jangan pula bahan yang sudah tidak layak pakai. Karena kita harus membuat

Praktek Perancah dan Bekisting - Yogi Nikman | 2


acuan dan perancah sehemat mungkin dengan tidak mengurangi mutu dari bekisting
dan didalam pembongkarannya acuan dapat digunakan kembali sehingga menghemat
biaya.

e) Rapat
Kerapatan suatu bekisting sangat mempengaruhi didalam proses pengecoran.
Karena apabila bekisting yang kita pakai tidak rapat maka adukan yang kita pakai tadi
akan keluar dan akan mengakibatkan mutu beton yang kurang bagus karena pasta
semen keluar dari bekisting.

f) Rapi
Rapi dalam penyusunan sehingga bisa enak dilihat dengan kasat mata dan mudah
dalam penyusunan dan pembongkaran.

g) Bersih
Untuk mendapatkan hasil yang baik cetakan harus bersih apabila cetakan tidak
bersih, maka dalam proses pengecoran kotoran mungkin akan naik dan masuk ke
dalam adukan beton sehingga akan mengurangi mutu beton dan apabila kotoran tidak
naik maka kotoran tersebut akan melekat pada bagian bawah beton sehingga sulit
untuk dibersihkan.

2.3. Kerugian Acuan Perancah


1) Perubahan Geometrik
Perubahan ini mengakibatkan bentuk yang kita harapkan tidak sesuai dengan
rencana, misalkan : suatu konstruksi yang menyiku menjadi tidak siku, akibatnya akan
mengadakan perbaikan lagi atau misalkan perlu ditambahkan pekerjaan finishing lagi.
2) Penurunan Mutu Beton
Seperti halnya terjadi kebocoran pada acuannya, hal ini akan mengakibatkan air
yang diikuti semen tadi keluar sehingga mutu / kekuatan beton menjadi berkurang.

3) Perubahan Dimensi
Terjadinya perubahan ukuran dari dimensi yang kita rencanakan akibatnya jika
terjadi perubahan ini maka akan memperbesar dan memperkecil volumenya.
Sedangkan untuk melakukan perbaikan akan membutuhkan waktu dan biaya lagi, hal
ini akan menghambat pekerjaan yang lainnya.

Praktek Perancah dan Bekisting - Yogi Nikman | 3


2.4. Bagian-Bagian Acuan Perancah

1) Papan Cetakan
Dapat digunakan papan sebagai dinding acuan. Apabila digunakan papan maka
penyambungan dapat dilakukan dalam arah melebar ataupun memanjang, perlu
diiperhatikan dalam penyanbungan papan harus benar-benar rapat agar tidak ada air
yang keluar.
2) Klam Perangkai
Klam merupakan unsur acuan dan perancah yang mempunyai dua fungsi yaitu :
a. Sebagai bahan penyambung papan acuan pada arah memanjang maupun
melebar.
b. Sebagai bahan pengaku acuan pada arah melebar.
Klam dapat terbuat dari papan seperti papan acuan, namun perlu dipotong potong
sesuai ukuran yang dikehendaki atau cukup menggunakan papan sisa yang masih
cukup panjang dengan lebar papan yang disambung.

3) Tiang Acuan / Tiang Penyangga


Tiang acuan biasanya digunakan kasau, kayu gelam, ataupun berbahan besi.
Umumnya jumlah tiang kolom 4 buah dan diletakkan diluar sudut kolom. Jarak
pemasangan tiang penyangga tergantung dari :
a. Beban yang ditopang
b. Ukuran balok
c. Ukuran penampang maupun panjang tiang penyangga itu sendiri
d. Skur / pengaku.

4) Gelagar
Gelagar berfungsi sebagai penopang langsung dari acuan yang ada serta dapat
berfungsi untuk mengatur elevasi yang diinginkan dari acuan. Gelagar terbuat dari
bahan kayu berukuran balok maupun papan. Penggunaan bahan gelagar dari kayu
berukuran balok maupun berukuran papan tergantung dari perencanaan pemakaian
bahan, tetapi yang pasti gelagar yang berpenampang 8 x 12 cm akan digunakan untuk
menopang beban yang lebih berat jika dibandingkan balok kasau berukuran 4 x 6 cm
maupun papan 2 x 20 cm.

Praktek Perancah dan Bekisting - Yogi Nikman | 4


Gelagar dipasang pada tiang bagian atas sesuai dengan ketinggian yang
dibutuhkan. Pemasangan ini dimulai dari gelagar-gelagar bagian tepi, dan kemudian
gelagar bagian tengah. Gelagar bagian tepi dianggap sebagai papan duga terhadap
gelagar bagian tengah. Jarak pemasangan gelagar tergantung dari :
a. Ukuran penampang bahan gelagar
b. Beban yang dipikul
c. Ketebalan papan acuan

Gambar 2.1 Contoh perancah & bekisting di lapangan

Praktek Perancah dan Bekisting - Yogi Nikman | 5


BAB III
ALAT & BAHAN

3.1. Pengenalan Alat


1. Gergaji Potong
Gergaji dengan mata pisau sedang & pendek, digunakan untuk memotong kayu.

Gambar 3.1 gergaji potong

2. Pahat
Adalah alat yang biasa digunakan untuk memahat kayu dan membersihkan
lobang pada sambungan kayu.

Gambar 3.2 pahat

3. Palu Plastik
Palu berfungsi untuk memukul ujung pahat agar bisa menekan dan
memperkuat tekanan pada mata pahat sehingga dengan mudah membersihkan
lobang pada sambungan kayu. Terbuat dari plastik agar tidak merusak pahat yang
dipukulnya.

Praktek Perancah dan Bekisting - Yogi Nikman | 6


Gambar 3.3 palu plastik

4. Rol Siku
Digunakan untuk mengukur, melihat atau memastikan kesudutan suatu konstruksi
sudut.

Gambar 3.4 rol siku


5. Meter Gulung kecil
Meteran panjang yang dapat digulung sehingga berukuran pendek. Digunakan
untuk mengukur bahan yang akan digunakan/ diolah.

Gambar 3.5 meter gulung

Praktek Perancah dan Bekisting - Yogi Nikman | 7


6. Mesin Potong
Mesin ini digunakan untuk memotong kayu sesuai dengan ukuran yang telah
ditentukan, memiliki engsel putar untuk memotong kayu dengan derajat
kemiringan tertentu. Cara mengoperasikannya, tekan tombol pada gagang lalu
turunkan gergaji secara perlahan.

Gambar 3.6 mesin potong

7. Mesin Belah
Digunakan untuk membelah kayu/triplek sesuai dengan ukuran dan
kemiringan tertentu. Cara mengoperasikannya, tekan tombol on pada mesin, lalu
dorong kayu/triplek yang ingin dibelah.

Gambar 3.7 mesin belah

8. Mesin Ketam
Digunakan untuk mengetam dan menghaluskan permukaan kayu yang akan
di olah. Cara menggunakannya, masukkan sebagian kayu yang akan diketam, atur
ketinggian pada landasan agar kayu dapat masuk dan mengenai pisau, lalu tekan
tombol on pada mesin. Dorong kayu secara perlahan menggunakan alat bantu.
Ambil kayu yang telah diketam di sisi lain mesin.
Praktek Perancah dan Bekisting - Yogi Nikman | 8
Gambar 3.8 mesin ketam

3.2. Bahan yang Digunakan


1. Kayu

Gambar 3.9 Beberapa buah broti


2. Multiplek

Gambar 3.10 Lembaran multiplek kayu tebal 12 mm

Praktek Perancah dan Bekisting - Yogi Nikman | 9


3. Triplek

Gambar 3.11 Triplek tebal 5 mm

4. Paku

Gambar 3.12 Sekumpulan paku

5. Lem Kayu

Gambar 3.13 Lem kayu

Praktek Perancah dan Bekisting - Yogi Nikman | 10


6. Kertas Pasir

Gambar 3.14 Kertas pasir/ ampelas

7. Dempul/ Filler

Gambar 3.15 Dempul untuk menutup celah kayu

Praktek Perancah dan Bekisting - Yogi Nikman | 11


BAB IV
JOBSHEET

4.1. Perancangan Denah dan Titik Kolom


Langkah awal yang harus dilakukan sebelum membuat maket bekisting adalah
membuat gambar denah yang berisi informasi tentang layout gedung, nama-nama ruangan,
titik kolom, perletakan balok, tangga dan lift yang dilengkapi dengan ukuran tiap jenis
struktur tsb. Gambar dapat dibuat manual, maupun dengan bantuan program komputer dan
harus sesuai dengan kaidah/ aturan gambar arsitektur. Kali ini, gambar yang kami buat
menggunakan program AutoCAD 2012.
 Alat :
a) Laptop
b) Mesin cetak (printer)

 Bahan :
a) Kertas A4
b) Tinta

 Dokumentasi :

Gambar 4.1 Perancangan Denah dengan program AutoCAD

Praktek Perancah dan Bekisting - Yogi Nikman | 12


4.2. Pemilihan dan Pengolahan Bahan
Setelah tahap perancangan dan desain layout selesai, selanjutnya adalah memilih
bahan yang sesuai dengan spesifikasi rancangan dan kebutuhan agar maket perancah dan
bekisting dapat dibuat.
Bahan-bahan tersebut selanjutnya diolah, dipotong, dibentuk dan dipoles sehingga
tercapai bentuk yang serupa dan sesuai dengan hasil rancangan. Pengolahan bahan
dilakukan dengan bantuan mesin dan juga secara manual, yaitu dipotong dengan alat
maupun dipoles dengan tangan kosong.
 Alat :
a) Mesin potong
b) Mesin belah
c) Mesin ketam
d) Gergaji
e) Meter gulung kecil
f) Rol Siku

 Bahan :
a) Broti / balok kayu
b) Multiplek 12 mm
c) Triplek 5mm

 Dokumentasi :

Gambar 4.2 Pemotongan broti Gambar 4.3 Pengetaman broti agar halus

Praktek Perancah dan Bekisting - Yogi Nikman | 13


4.3. Pembuatan Bingkai Alas Dasar Maket
Jobsheet pertama dalam project pembuatan maket perancah dan bekisting ini
dimulai dari pembuatan bingkai untuk alas dasar. Bahan-bahan yang telah dibentuk dan
dipotong, kemudian dirakit dan disatukan sehingga membentuk suatu bingkai berukuran 1.2
x 1.6 meter. Di atas bingkai ini nantinya akan didirikan tiang-tiang dan balok struktur utama
bekisting rumah sakit yang kami buat (Kelompok 2).
 Alat :
a) Palu
b) Pahat
c) Gergaji

 Bahan :
a) Broti / balok kayu
b) Multiplek 12 mm
c) Triplek 5mm
d) Paku
e) Lem kayu
f) Kertas pasir

 Dokumentasi :

Gambar 4.4 Triplek untuk alas dasar Gambar 4.5 Pembuatan rangka bingkai

Praktek Perancah dan Bekisting - Yogi Nikman | 14


4.4. Penggambaran Titik-Titik Kolom Pada Bingkai Alas

Setelah bingkai jadi, langkah selanjutnya adalah pemberian tanda dengan


menggambar grid/ titik-titik kolom sesuai denah yang dibuat pada permukaan alas sebagai
letak kolom-kolom bekisting.

 Alat & Bahan yang digunakan :


a) Pulpen / pensil
b) Penggaris panjang
c) Kayu tipis yang panjang dan lurus / rata
d) Meter gulung

 Langkah Kerja :
1) Tarik meter gulung pada salah satu sisi alas maket / bingkai, dan ukur sesuai dengan
ukuran pada denah.
2) Beri tanda pada tiap ukuran dengan menggunakan pensil / pulpen.
3) Ulangi langkah 1 pada sisi diseberangnya.
4) Hubungkan titik pada tiap sisi tadi dengan menarik garis lurus menggunakan
penggaris panjang / potongan kayu panjang sehingga terbentuk grid / garis kotak-
kotak.
5) Beri tanda silang dengan pensil, pada persilangan garis yang akan didirikan kolom
bekisting.

 Dokumentasi :

Gambar 4.6 Pengukuran Gambar 4.7 Plotting pada alas maket


sebelum diberi tanda

Praktek Perancah dan Bekisting - Yogi Nikman | 15


4.5. Perakitan Bekisting Kolom & Cincin
Setelah tahap plotting, selanjutnya adalah proses perakitan kolom dan cincin
bekisting. Bekisting tiang/ kolom terbuat dari triplek 5 mm, sedangkan cincinnya dibuat dari
potongan-potongan multiplek 12 mm. Kolom bekisting berukuran 3 x 3 x 16 cm dan 2.2 x
2.2 x 16 cm, dari skala pengecilan dengan ukuran asli sebesar 60 x 60 x 400 cm dan 40 x 40
x 400 cm. Sedangkan cincinnya berukuran 0,5 x 0,5 x 6 cm.

 Alat : • Bahan :
a) Mesin belah a) Multiplek 12 mm
b) Pahat b) Triplek 5 mm
c) Penggaris panjang c) Lem kayu
d) Palu d) Paku
e) Pensil d) Kertas pasir

 Langkah Kerja :
1) Triplek 5mm yang masih utuh digambar dengan pola persegi panjang.
2) Triplek kemudian dipotong menggunakan pisau cutter sesuai pola yang telah
digambar.
3) 4 potong triplek dirangkai jadi satu menggunakan lem kayu, hingga berbentuk seperti
kolom.
4) Tunggu hingga kering, kemudian amplas kolom hingga rata dan halus pada tiap
sisinya.
5) Untuk bagian cincin, potong multiplek 12 mm dengan menggunakan mesin potong,
karena bagian ini cukup kecil sehingga sulit apabila dipotong dengan gergaji, dan
terlalu tebal untuk dipotong dengan cutter.
6) Beri alur pada potongan cincin tadi sebanyak 2 buah pada kedua ujungnya
menggunakan pahat. Alur yang seperti sambungan bibir lurus berkait ini berfungsi
agar potongan-potongan cincin dapat mengunci satu sama lain.
7) Ambil 4 buah potongan cincin bekisting, rekatkan dan susun hingga menyerupai
bentuk persegi.
8) Lem rangkaian cincin tadi pada bagian bawah, tengah dan atas bekisting kolom.
9) Kemudian letakkan dan lem rangkaian bekisting kolom pada titik yang telah
ditentukan pada alas maket.

Praktek Perancah dan Bekisting - Yogi Nikman | 16


 Dokumentasi :

Gambar 4.8 Bekisting kolom yang telah jadi Gambar 4.9 Proses perakitan

Gambar 4.10 Contoh cincin kolom Gambar 4.11 Pembuatan cincin kolom

4.6. Perakitan Bekisting Balok


Saat seluruh kolom maket bekisting telah berdiri, maka langkah berikutnya adalah
perakitan dan penyetelan bekisting balok-balok. Di lapangan, penyetelan balok dilakukan
dengan perancah, baik dari tiang-tiang kayu maupun scafolding. Pembuatan bekisting untuk
balok-balok beton bertulang haruslah kaku, tidak mudah lendut, cepat dalam pemasangan
dan mudah untuk dibongkar.
Balok bekisting yang direncanakan dalam pembuatan maket ini berukuran 4 cm x 3
cm x 3,2 cm. Tinggi papan triplek di sisi luar balok dibuat lebih tinggi, karena pada sisi
dalam balok akan menyatu dengan plat (lantai), sehingga sengaja dibuat lebih rendah.

Praktek Perancah dan Bekisting - Yogi Nikman | 17


 Alat : • Bahan :
a) Mesin belah a) Triplek 5 mm
b) Pensil b) Lem kayu
c) Penggaris panjang c) Kertas pasir / amplas

 Langkah Kerja :
1) Ukur jarak bentangan balok di atas kolom yang telah berdiri
2) Catat panjang bentangan balok pada tiap sisi dan baris denah maket
3) Gambar pola ukuran-ukuran tersebut pada triplek 5mm yang masih utuh
4) Potong triplek yang sudah diberi pola dengan mesin belah
5) Rangkai potongan triplek di atas kolom. Pertama letakkan alas balok yang bertumpu
pada cincin atas kolom/ bibir atas kolom.
6) Letakkan bagian sisi balok, di atas alas balok yang telah dirangkai.
7) Tekan-tekan bagian balok yang telah direkatkan agar menyatu dan lurus, dan tunggu
hingga kering
8) Amplas sisi atas dan samping balok hingga halus dan rata.

 Dokumentasi :

Gambar 4.12 Proses merangkai bekisting Gambar 4.13 Bekisting balok yang telah jadi
balok

Praktek Perancah dan Bekisting - Yogi Nikman | 18


4.7. Pembuatan Tiang Perancah & Sokongan Balok
Bentangan bekisting balok dan plat di lapangan tidak akan dapat berdiri kokoh tanpa
penyangga di bawahnya. Penyangga ini biasa disebut sebagai perancah. Selain tiang
penyangga/ perancah, ada pula rangkaian broti yang digunakan untuk menyokong balok.
Sokongan ini biasanya terletak di bagian luar bekisting dan dipasang dalam jarak tertentu.
Dalam pembuatan maket ini, tiang-tiang perancah dan sokongan balok dibuat dari
kepingan stick broti dan multiplek yang tersisa. Tiang perancah dibentuk seperti “huruf T”
dengan sokongan di kedua sisinya dengan ukuran penampang 1 x 1 cm. Sedangkan ukuran
sokongan balok yang dipakai adalah 0,5 x 0,5 x 4,8 cm (balok vertikal) dan 0,2 x 0,5 x 5 cm
(balok pengaku diagonal) untuk sokong sisi luar balok. Dan untuk sokong sisi dalam balok
terdiri dari stick berukuran 0,5 x 0,5 x 3,7 cm (balok vertikal) dan 0,2 x 0,5 x 3,4 cm (balok
pengaku diagonal).
 Alat & Bahan :
a) Mesin belah
b) Palu/ Martil
c) Triplek 5 mm
d) Multiplek 12 mm
e) Lem Kayu
f) Paku

 Langkah Kerja Tiang Perancah :


1) Ukur dan potong sisa triplek/ multiplek sampai ukuran penampangnya 0,5 x 0,5 cm
2) Setelah itu potong stick tersebut dengan ukuran yang telah ditentukan
3) Rangkai dua buah stick berpenampang 1 x 1 cm, letakkan salah satu stick di atas stick
lainnya, dengan pertemuan secara tegak lurus, sehingga membentuk seperti huruf “T”.
4) Paku kedua stick tersebut, lalu beri pengaku pada kedua sisi/ flens-nya dengan lem
kayu.
5) Letakkan tiang penyangga yang telah jadi, di bawah bekisting balok, dengan jarak
tertentu hingga dirasa pas.

 Langkah Kerja Sokongan Balok :


1) Hitung kebutuhan sokongan luar dan dalam, berdasarkan jumlah dan sisi tiang
perancah.

Praktek Perancah dan Bekisting - Yogi Nikman | 19


2) Ukur papan triplek yang tersisa, sesuai dengan ukuran sokongan yang telah
ditentukan.
3) Bedakan antara jumlah sokong luar dan dalam
4) Rekatkan balok vertikal, di atas salah satu sayap tiang perancah dan menempel pula
di dinding bekisting balok
5) Rekatkan balok pengaku diagonal sehingga menempel pada balok vertikal dan sayap
tiang perancah.
6) Lakukan langkah no (4) dan (5) pada sayap di sisi lain tiang perancah
7) Ulangi langkah no (4), (5) dan (6) pada tiang-tiang perancah lainnya.

 Dokumentasi :

Gambar 4.15 Pengeleman balok vertikal


sokongan balok luar

Gambar 4.14 Proses


merangkai tiang perancah

4.8. Pembuatan Bekisting Plat Lantai


Bagian struktur yang tak kalah penting dan harus dibuat bekistingnya adalah plat
lantai. Bekisting plat merupakan tempat bertumpunya tulangan-tulangan pada plat, dan juga
berfungsi sebagai cetakan beton, sehingga dapat menjadi plat seutuhnya.
Pembuatan bekisting plat pada maket yang kami buat hanya berupa lembaran triplek
yang ditempatkan pada blok-blok atau “bolongan” yang ada di tengah rangkaian bekisting
balok. Sehingga bekisting plat tersebut hanya terlihat sebagai penutup bagi bukaan-bukaan
yang ada di tengah susunan balok.

Praktek Perancah dan Bekisting - Yogi Nikman | 20


 Alat : • Bahan :
a) Mesin belah a) Triplek 5 mm
b) Pensil b) Lem kayu
c) Penggaris panjang c) Kertas pasir

 Langkah Kerja :
1) Ukur dimensi blok/bukaan yang akan diberi plat.
2) Gambar pola plat berdasarkan ukuran yang didapat pada langkah (1) di atas triplek
5mm
3) Potong pola tersebut menggunakan mesin belah
4) Letakkan lembaran tersebut pada blok yang telah ditentukan
5) Bila kurang pas, silahkan gosok sisi plat triplek menggunakan amplas
6) Jika sudah pas, beri lem pada sekeliling plat, lalu letakkan dan setel pada tempatnya
7) Jika terdapat celah antara plat dan balok, gunakan filler dengan mencampur serbuk
kayu dan lem Fox.
8) Rapikan dan tunggu hingga kering, lalu amplas bagian permukaannya sehingga rata
dan tampak menyatu dengan bekisting balok.
9) Ulangi langkah-langkah tersebut pada sisi lain maket.

 Dokumentasi :

Gambar 4.16 Perletakan triplek sebagai bekisting


plat lantai

Praktek Perancah dan Bekisting - Yogi Nikman | 21


4.9. Proses Finishing
Langkah yang paling akhir dari pembuatan maket bekisting ini adalah proses
pembersihan. Pembersihan dilakukan mulai dari menyingkirkan bahan-bahan sisa yang
masih ada pada bagian-bagian balok dan kolom, pembersihan dari debu dan serbuk-serbuk
kayu, kotoran, coretan pensil dan mengamplas sisi-sisi yang masih kasar dan kurang halus.
 Alat & Bahan :
a) Kertas Pasir/ Ampelas
b) Kuas

 Dokumentasi :

Gambar 4.17 Proses finishing dengan mengamplas


sisi yang masih kasar

Gambar 4.18 Pembersihan maket dengan kuas

Praktek Perancah dan Bekisting - Yogi Nikman | 22


4.10. Dokumentasi Hasil Kerja Kelompok II

Gambar 4.19 Hasil akhir maket bekisting bangunan Rumah Sakit

Gambar 4.20 Foto bersama anggota kelompok 2 bersama produk


maket yang dihasilkan

Praktek Perancah dan Bekisting - Yogi Nikman | 23


BAB V
PENUTUP

5.1. Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa proses praktek perancah dan bagesting yang dilakukan antara
lain :
1. Pengenalan alat dan bahan
2. Perancangan desain produk
3. Pemilihan bahan
4. Pengukuran dan pemotongan bahan
5. Pembuatan alas dasar
6. Penentuan layout pada alas
7. Perakitan bekisting kolom, balok dan perancah
8. Penghalusan bahan & pembersihan

5.2. Saran
Setelah melakukan praktek perancah dan bagesting disimpulkan bahwa tiap-tiap
pekerjaan dalam praktek tersebut harus direncanakan dengan baik dan sistematis. Hal ini
dimaksudkan agar proses pembuatan dan perakitan maket berjalan dengan baik dan lancar,
serta meminimalisir masalah, yang akan menghambat pekerjaan.
Selain itu kerjasama dan pembagian tugas antar anggota juga harus ditegaskan
dengan jelas di awal pekerjaan, agar tidak terjadi tumpang tindih pekerjaan atau kekosongan
sub-pekerjaan, misalnya: anggota yang memotong menjadi terlalu banyak, sedangkan
anggota yang merakit atau mengelem sedikit, sehingga terjadi penumpukan bahan dan
mengakibatkan kehilangan atau kesulitan mengelompokkan bahan.

Praktek Perancah dan Bekisting - Yogi Nikman | 24


LAMPIRAN

A. Informasi Tugas & Anggota Kelompok


 Nomor Kelompok : Kelompok 2
 Jenis Maket : Maket Bekisting Rumah Sakit
 Luas Lahan / Skala : 30 x 40 m (1200 m2) / Skala 1 : 25
 Jumlah Lantai : 3 Lantai
 Daftar Nama :
No. Nama NIM Tugas Dalam Praktek
1. Almasi R’ AR Al’ Ali 5143111002  Mengolah bahan
 Memaku & memotong bahan
2. Azwar Fadli 5151111011  Plotting denah ke alas maket
 Perakitan Tiang
3. Elvira Aprilla 5151111019  Pengeleman & perakitan
bekisting

4. Joko Aldianto 5151111030  Mengolah bahan


 Memaku & memotong bahan
5. Safaat Risto Pradana 5151111047  Mengolah bahan
 Memaku & memotong bahan
6. Sakinatun Najmi Sibarani 5153111042  Pembentukan keping kayu
bekisting
 Perakitan & Mengelem
7. Tri Fani Oktafiyanti 5153111045  Pembentukan keping kayu
bekisting
 Perakitan & Mengelem
8. Wennedi Sundoro 5153111047  Mengolah bahan
 Memaku & memotong bahan
9. Wildan Azhari Nasution 5151111061  Mengolah bahan
 Memaku & memotong bahan
10. Yogi Nikman 5153111049  Desain denah
 Mengatur perletakaan tiang &
balok pada maket

Praktek Perancah dan Bekisting - Yogi Nikman | 25

Anda mungkin juga menyukai