Presiden
Pengertian
Kata presiden berasal dari Bahasa latin. Dalam Bahasa latin presiden berasal
dari dua kata yaitu pre dan sedere. Pre berarti sebelum dan sedere berarti
menduduki. Jika ditinjau dari arti katanya makan presiden berarti sebelum
menduduki. Kata menduduki disini merujuk pada makna duduk yang lebih luas
yaitu jabatan. Presiden merupakan suatu nama jabatan resmi yang digunakan
untuk pimpinan suatu organisasi, perkumpulan, perusahaan, perguruan tinggi,
atau pimpinan suatu negara. Umumnya istilah presiden digunakan untuk
seseorang yang memimpin suatu acara atau rapat atau biasa disebut ketua.
Namun istilah ini secara keseluruhan terus berkembang menjadi istilah yang
tujukan untuk seseorang yang memiliki kekuasaan atau jabatan eksklusif.
Secara lebih spesifik. Istilah presiden lebih utama digunakan untuk
menyebutkan nama kepala Negara suatu negara yang menganut pemerintahan
yang berbentuk Republik, baik dipilih secara langsung maupun tak langsung.
Tugas Presiden :
Memegang kekuasaan pemerintahan menurut UUD
Memegang kekuasaan yang tertinggi atas angkatan udara, laut dan darat.
Menetapkan calon Hakim Agung yang diusulkan oleh KY / Komisi Yudisial dengan
persetujuan DPR.
Memegang kekuasaan tertinggi atas AU / Angkatan Udara, AD / Angkatan Darat
dan AL / Angkatan Laut.
Menyatakan keadaan bahaya yang syarat-syaratnya ditetapkan oleh Undang-
Undang
Membuat perjanjian yang menyangkut hajat hidup orang banyak atau
mempengaruhi beban keuangan negara.
Menyatakan perang dengan negara lain, damai dengan negara lain dan
perjanjian dengan negara lain dengan persetujuan DPR.
Memberi gelar, tanda jasa, tanda kehormatan dan sebagainya yang diatur oleh
UU.
Memberi gelar, tanda jasa dan lain-lain tanda kehormatan yang diatur dengan
Hukum.
Dalam hal lkhwal kegentingan memaksa, Presiden berhak menetapkan
Peraturan Pemerintah sebagai pengganti UU.
Membahas Rancangan Undang-Undang untuk mendapatkan persetujuan
bersama DPR.
Mengkonfirmasi Rancangan Undang-Undang yang telah disetujui bersama DPR
untuk menjadi UU.
Menerima penempatan duta negara lain dengan memperhatikan pertimbangan
DPR.
Menyatakan perang, membuat perdamaian dan perjanjian dengan negara lain
dengan persetujuan DPR.
Membentuk dewan pertimbangan yang bertugas member nasehat dan
pertimbangan kepada Presiden, yang selanjutnya diatur dengan Undang-Undang.
Mengajukan RUU APBN untuk dibahas bersama DPR dengan memperhatikan
pertimbangan DPD.
Menetapkan dan mengajukan anggota hakim konstitusi.
Meresmikan anggota Badan Pemeriksa Keuangan yang telah dipilih oleh DPR
atas dasar pertimbangan DPD.
Menetapkan Calon Hakim Agung yang diusulkan Komisi Yudisial dan telah
mendapat persetujuan DPR untuk menjadi Hakim Agung.
Mengangkat dan memberhentikan anggota Komisi Yudisial dengan persetujuan
DPR.
Dapat mengajukan ke DPR RUU yang terkait dengan otonomi daerah, hubungan
pusat dan daerah, pembentukan dan pemerkaran serta penggabungan daerah,
pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya dan
pertimbangan keuangan pusat dan daerah.
Memberi pertimbangan kepada DPR atas RUU PABN dan RUU yang terkait
dengan pajak, pendidikan dan agama.
Melakukan pengawasan atas pelaksanaan UU yang terkait otonomi daerah,
hubungan pusat dan daerah, pembentukan dan pemekaran serta penggabungan
daerah, pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya dan
pertimbangan keuangan pusat dan daerah serta menyampaikan hasil pengawasan
kepada DPR.
Menerima hasil pemeriksaan keuangan dari BPK.
Ikut membahas RUU yang terkait dengan otonomi daerah, hubungan pusat dan
daerah, pembentukan dan pemekaran serta penggabungan daerah, pengelolaan
sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya dan pertimbangan keuangan
pusat dan daerah.
Hak hak DPD :
Menyampaikan usul dan pendapat
Membela diri
Protokoler
Imunitas
Kewajiban DPD:
Mengamalkan Pancasila
Memberikan pertanggung jawaban secara moral dan politis kepada pemilih dan
daerah pemilihannya
Mengusulkan calon hakim agung kepada DPR untuk mendapat kan persetujuan
dan selanjut nya ditetapkan sebagai hakim agung oleh presiden
Menjaga dan menegakkan kehormatan, kleluhuran martabat, serta perilaku
hakim.
Mengajukan Calon Hakim Agung ke DPR
Wewenang BPK :
Meminta keterangan dan/atau dokumen yang wajib diberikan oleh setiap orang
dan atau unit organisasi yang mengelola keuangan negara.
Meminta keterangan yang wajib diberikan oleh setiap orang, badan pemerintah
atau badan swasta sepanjang tidak bertentangan terhadap undang – undang.
Menetapkan standar pemeriksaan keuangan negara dan kode etik pemeriksaan
7. Mahkamah Konstitusi ( MK )
Pengertian
Mahkamah Konstitusi adalah lembaga kenegaraan yang dibuat untuk mengawal (to
guard) konstitusi, agar dilaksanakan dan dihormati baik dalam penyelenggaraan
kekuasaan negara maupun warga negara.
.Tugas Mahkamah konstitusi :
Wajib memberi keputusan atas pendapat Dewan Perwakilan Rakyat mengenai
digaan pelanggaran oleh Presiden dan Wakil Presiden Menurut UUD 1945.
memutus sengketa kewenangan lembaga Negara yang kewenangannya
diberikan oleh UUD 1945
memutus pembubaran partai politik dan memutus perselisihan tentang hasil
Pemilihan Umum.
Berwenang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang keputusannya
bersifat final
untuk menguji Undang-Undang terhadap Undang-Ungang Dasar,
Wewenang Mahkamah Konstitusi :
Menguji Undang-Undang terhadap UUD 1945
Memutus perselisihan tentang hasil Pemilu
Memutus pembubaran partai politik
Memutus sengketa kewenangan antara lembaga-lembaga Negara, yang
kewenangannya diberikan oleh UUD 1945
kewajiban mahkamah konstitusi :
Mahkamah Konstitusi wajib memberikan putusan atas pendapat DPR bahwa
Presiden dan/atau Wakil Presiden diduga:
1. Telah melakukan pelanggaran hukum berupa:
a) penyuapan T
b)korupsi
c) penghianatan terhadap negara
d) atau tindak pidana lainnya
2. atau perbuatan tercela, dan/atau
3. tidak lagi memenuhi syarat sebagai Presiden atau Wakil Presiden
sebagaimana dimaksud dalam UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
hak mahkamah konstitusi :
Kesatuan masyarakat hukum adat (untuk pengujian UU)
Perorangan warga negara Indonesia (untuk pengujian UU)
Pemerintah (untuk pembubaran partai politik)
Peserta pemilihan umum, baik pemilihan umum anggota DPR, DPD, dan DPRD,
maupun pemilihan umum Presiden dan Wakil Presiden (untuk perselisihan hasil
pemilu)
Badan hukum publik atau privat (untuk pengujian UU)
Lembaga negara (untuk pengujian UU dan sengketa antar lembaga)
fungsi mahkamah konstitusi :
menjaga konstitusi guna tegaknya prinsip konstitusionalitas hukum.
untuk menjamin tidak akan ada lagi produk hukum yang keluar dari koridor
konstitusi sehingga hak-hak konstitusional warga terjaga dan konstitusi itu sendiri
terkawal konstitusionalitasnya Untuk menguji apakah suatu undang-undang
bertentangan atau tidak dengan konstitusi.
Pengujian undang-undang itu tidak dapat lagi dihindari penerapannya dalam
ketatanegaraan Indonesia sebab UUD 1945 menegaskan bahwa anutan sistem
bukan lagi supremasi parlemen melainkan supremasi konstitusi.
8. Mahkamah Agung ( MA )
Pengertian
Mahkamah agung adalah lembaga tinggi negara dalam sistem keatanegaraan
Indonesa yang merupakan pemegang kekuasaan kehakiman bersama-sama
dengan mahkamah konstitusi. Mahkamah agung membawahi badan peradilan
dalam lingkungan peradilan umum, lingkungan agama, lingkungan peradilan
militer, lingkungan peradilan tata usaha negara.
Tugas dan.fungsi Mahkamah Agung :
fungsi peradilan :
Sebagai Pengadilan Negara Tertinggi, MA ialah pengadilan kasasi yang bertugas
membina keseragaman dalam penerapan hukum melalui putusan kasasi &
peninjauan kembali guna menjaga agar semua hukum dan undang-undang
diseluruh wilayah Indonesia diterapkan secara tepat, adil dan benar.
Berkaitan dengan fungsi peradilan adalah hak uji materiil, yaitu wewenang
menguji dan menilai secara materiil peraturan perundangan dibawah Undang-
undang tentang hal apakah suatu peraturan perlu ditinjau dari isinya (materinya)
dan bertentangan dengan peraturan dari tingkat yang lebih tinggi (Pasal 31
Undang-undang Mahkamah Agung Nomor 14 Tahun 1985).
Disamping tugasnya sebagai Pengadilan Kasasi, Mahkamah Agung berwenang
memeriksa dan memutuskan pada tingkat pertama dan terakhir.
fungsi mengatur :
Mahkamah Agung dapat mengatur lebih lanjut hal-hal yang diperlukan bagi
kelancaran penyelenggaraan peradilan apabila terdapat hal-hal yang belum cukup
diatur dalam Undang-undang tentang Mahkamah Agung sebagai pelengkap untuk
mengisi kekurangan atau kekosongan hukum yang diperlukan bagi kelancaran
penyelenggaraan peradilan (Pasal 27 Undang-undang No.14 Tahun 1970, Pasal 79
Undang-undang No.14 Tahun 1985)
Mahkamah Agung dapat membuat peraturan acara sendiri bilamana dianggap
perlu untuk mencukupi hukum acara yang sudah diatur Undang-undang
fungsi pengawasan :
Mahkamah Agung menjalankan pengawasan tertinggi terhadap jalannya
peradilan di semua lingkungan peradilan dengan tujuan agar peradilan yang
dilakukan Pengadilan-pengadilan diselenggarakan dengan seksama dan wajar serta
berpedoman pada azas peradilan yang cepat, sederhana dan biaya rendah, tanpa
mengurangi kebebasan Hakim dalam memeriksa dan memutuskan perkara (Pasal
4 dan Pasal 10 Undang-undang Ketentuan Pokok Kekuasaan Nomor 14 Tahun
1970).
Mahkamah Agung melakukan pengawasan, kepada penegak pengadilan serta
tingkah laku para Hakim dan para pejabat pengadilan dalam menjalankan tugas
yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas pokok kekuasaan, Kehakiman, yaitu
dalam hal Memeriksa, menerima, mengadili, dan menyelesaikan setiap perkara
yang diajukan kepadanya dan menerima keterangan tentang hal-hal yang
bersangkutan dengan teknis peradilan serta memberi teguran, peringatan serta
petunjuk yang diperlukan tanpa mengurangi Kebebasan Hakim (Pasal 32 Undang-
Undang Mahkamah Agung Nomor 14 Tahun 1985).
fungsi administratif :
Badan-badan Peradilan (Peradilan Umum, Peradilan Agama, Peradilan Militer
dan Peradilan Tata Usaha Negara) sebagaimana dimaksud Pasal 10 Ayat (1)
Undang-undang No.14 Tahun 1970 secara organisatoris, administrative dan
finansial sampai saat ini masih berada dibawah Departemen yang bersangkutan,
walaupun menurut Pasal 11 (1) Undang-undang Nomor 35 Tahun 1999 sudah
dialihkan dibawah kekuasaan Mahkamah Agung.
Mahkamah Agung berwenang mengatur tugas serta tanggung jawab, susunan
organisasi dan tata kerja Kepaniteraan Pengadilan (Undang-undang No. 35 Tahun
1999 tentang Perubahan Atas Undang-undang No.14 Tahun 1970 tentang
Ketentuan-ketentuan Pokok Kekuasaan Kehakiman).
fungsi nasehat :
Mahkamah Agung berwenang meminta keterangan dari dan memberi petunjuk
kepada pengadilan disemua lingkunga peradilan dalam rangka pelaksanaan
ketentuan Pasal 25 Undang-undang No.14 Tahun 1970 tentang Ketentuan-
ketentuan Pokok Kekuasaan Kehakiman. (Pasal 38 Undang-undang No.14 Tahun
1985 tentang Mahkamah Agung).
Mahkamah Agung memberikan nasihat kepada Presiden selaku Kepala Negara
dalam rangka pemberian atau penolakan grasi (Pasal 35 Undang-undang
Mahkamah Agung No.14 Tahun 1985).
Mahkamah Agung memberikan nasihat dan pertimbangan dalam bidang hukum
kepada Lembaga Tinggi Negara lain (Pasal 37 Undang-undang Mahkamah Agung
No.14 Tahun 1985).
Selanjutnya Perubahan Pertama Undang-undang Dasar Negara RI Tahun 1945
Pasal 14 Ayat (1), Mahkamah Agung diberi kewenangan untuk memberikan
pertimbangan kepada Presiden selaku Kepala Negara.
hak dan wewenang Mahkamah agung :
Berwenang mengadili pada tingkat kasasi, menguji peraturan
perundangundangan di bawah undang-undang terhadap undang-undang, dan
mempunyai wewenang lainnya yang diberikan oleh undang-undang;
memberikan pertimbangan dalam hal presiden memberi grasi dan rehabilitasi.
Kelas : X MIA B