Andika Dwi CSSD
Andika Dwi CSSD
Sign in
Join now
Tidak hanya mengakibatkan dermatitis dan kanker paru, pajanan debu kayu yang tinggi juga
memainkan peranan penting dalam memicu terjadinya asma akibat kerja (occupational
asthma). Dilansir dari laman hse.gov.uk, setiap tahunnya lebih dari 3.000 pekerja
mengidapoccupational asthma akibat paparan zat/ bahan berbahaya di tempat kerja.
Pemicu tertinggi occupational asthma disebabkan karena debu, stres, bahan kimia, uap,
dan pewangi ruangan. Debu, termasuk debu kayu menjadi penyebab pertama terjadinya asma
di tempat kerja. Mengapa debu kayu bisa sangat berbahaya bagi pekerja?
Risiko terbesar sebenarnya berasal dari debu kayu yang halus. Debu halus yang terhirup bisa
masuk dan merusak paru-paru Anda.
Batuk
Nyeri pada dada
Mengi, kadang terjadi pada malam hari
Sesak napas
Hidung sengau atau tersumbat
Ingusan
Iritasi mata dan berair
Gejala occupational asthma pada setiap pekerja akan berbeda-beda, tergantung jenis
paparan, lama terkena paparan, nilai paparan, kondisi tubuh pekerja, dan banyak faktor
lainnya. Risiko occupational asthma juga bisa dipengaruhi oleh beberapa faktor, di
antaranya riwayat asma, memiliki asma sejak kecil, dan merokok.
Bila tidak segera dicegah, occupational asthma ini bisa berakibat serius bagi pekerja.
Terpaparnya para pekerja oleh debu kayu dalam jangka waktu yang lama dan terus-menerus
dapat memperburuk gejala asma, bahkan berpotensi menyebabkan pekerja tersebut menderita
asma seumur hidup.
Maka dari itu, Anda harus sesegera mungkin melakukan perawatan medis apabila merasakan
gejala asma, sebelum keadaan semakin memburuk. Tanda-tanda bila serangan asma
membutuhkan perawatan darurat, yaitu napas pendek atau mengi yang terjadi secara cepat,
napas terputus-putus, dan kondisi tidak kembali membaik setelah
menggunakan bronchodilators.
1. Kenali jenis kayu yang Anda gunakan. Anda bisa mencari tahu
informasi mengenai kayu tersebut melalui pemasok.
2. Pertimbangkan untuk mengganti jenis kayu yang berbahaya dengan
jenis kayu yang lebih aman.
3. Gunakan sistem LEV (local exhaust ventilation) untuk
mengendalikan paparan debu kayu.
4. Gunakan pelindung tangan atau respiratory protective
equipment (REP) apabila sistem LEV tidak dapat mengendalikan
debu kayu secara maksimal.
Perhatian:
Kode RPE yang digunakan harus sesuai dengan jenis pekerjaan dan
tingkat bahaya di area kerja.
Gunakan RPE dengan benar sesuai instruksi produsen.
RPE jenis reusable masks dan powered hoods/ helmets hanya
digunakan untuk mengontrol faktor risiko dari debu kayu.
1. Gunakan juga pakaian pelindung dan pelindung tangan untuk
melindungi kulit dari paparan debu kayu.
2. Pastikan sistem LEV dan alat pelindung diri (APD) mendapat
pemeliharaan yang baik.
3. Pastikan pekerja sudah terlatih menggunakan RPE dan APD dengan
benar.
4. Pastikan perusahaan menyediakan fasilitas kebersihan di area kerja
yang memadai.
Selain poin di atas, the Occupational Safety and Health Administration (OSHA) juga
merekomendasikan perusahaan untuk selalu menginformasikan bahwa pekerja akan bekerja
di lingkungan yang mengandung zat berbahaya, memberikan pelatihan kepada pekerja
tentang menangani zat berbahaya, dan menyediakan APD. Sebagai pekerja, Anda juga tidak
boleh mengabaikan penggunaan APD saat bekerja di lingkungan dengan paparan debu kayu
untuk meminimalkan risiko terkena occupational asthma.
Sumber: www.SafetySign.co.id
Hendrik Ambarita
HSE Palm Oil Mill & Plantation
info yg bermanfaat
2y
Like
Reply