Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PROSEDUR KHUSUS

MENJAHIT LUKA (HECTING)

DI IGD RSUD TUGUREJO SEMARANG

DISUSUN OLEH :

VIRGA HASNA GHAIDA

P1337420618117

PRODI SARJANA TERAPAN KEPERWATAN SEMARANG

JURUSAN KEPERAWATAN SEMARANG

POLTEKKES KEMENKES SEMARANG

2019

1
1. Pengertian Prosedur
Penjahitan luka (hecting) adalah suatu tindakan untuk mendekatkan tepi luka
dengan benang sampai sembuh dan cukup untuk menahan beban fisiologis. Jahitan
digunakan untuk hemostasis atau untuk menghubungkan struktur anatomi yang terpotong
(Potter dan Perry, 2008:1646-1647). Tujuan penjahitan luka adalah mempercepat
penyembuhan dan memulihkan fungsi sementara dan memperkecil risiko infeksi serta
pembentukan jaringan parut
Kasus : Ny M berusia 37 th sepulang bekerja tertabrak kerdaraan bermotor dan dibawa ke
IGD RSUD Ungaran pada hari 16 Agustus 2018, pukul 18.00 WIB. Terdapat luka
dibagain kening, tangan dan kaki sebelah kanan. Selain terdapat luka di kaki kanannya
tapi juga terdapat fraktur terbuka. Untuk mencegah perdarahan pada luka di femur dextra
yang mengalami fraktur dilakukan penjahitan luka (hecting) sebelum nantinya dilakukan
pemasangan bidai.
2. Indikasi Hecting
Setiap luka dimana untuk penyembuhannya perlu mendekatkan tepi luka.
Luka :
a. luka iris : vulnus scissum/incicivum
b. luka tusuk : vulnus ictum
c. luka gigitan : vulnus morsum
d. luka terbuka : vulnus apertum
3. Alat dan Bahan Prosedur
1) Hecting set (bak instrument, pisau bedah (scalpel), gunting jaringan, forceps, klem
arteri, pinset anatomis)

2
2) Spuit 3 cc

3) Lidokain

4) Benang kulit (side)

5) Kasa steril

6) Pengalas

3
7) Bengkok

8) Kom

9) Sarung tangan steril

10) Betadine

11) Nacl 0,9 %


12) Plaster
13) Obat sufra tulle

4
4. Sistematika Prosedur
1) Tahap Pra Interaksi
1. Mencuci tangan
2. Menyiapkan alat
2) Tahap Interaksi
1. Mengucapkan salam
2. Memperkenalkan diri dan menjelaskan prosedur
3. Menjaga privasi pasien
3) Tahap Kerja
1. Cuci tangan dan keringkan, kemudian pakai sarung tangan bersih
2. Bersihkan luka dengan Nacl 0,9%
3. Ganti sarung tangan dengan sarung tangan steril
4. Jaringan disekitar luka dianestesi dengan lidokain
5. Pasang pengalas
6. Gunakan jarum untuk menjahit kulit, masukan benang ke lubang
7. jarum, pada penggunaan jarum melengkung dari arah dalam keluar
8. Pegang jarum dengan menggunakan klem kemudian mulai menjahit luka
9. Jika luka dalam sampai jaringan otot, maka jahit lapis demi lapis (jenis benang
disesuaikan dengan jaringan yang robek
10. Potong benang dan sisakan sepanjang 1 cm
11. Lanjutkan jahitan luka sampai luka tetutup
12. Oleskan desinfektan (betadine) pada jahitan
13. Berikan obat sufratulle pada luka yang telah diberi betadine
14. Tutup jahitan dengan kasa steril
15. Pasang plaster
4) Tahap Terminasi
1) Evaluasi perasaan pasien
2) Cuci tangan
3) Dokumentasi

5
5. Hasil Pelaksanaan Prosedur
Terdapat 3 luka berukuran sekitar 5 dan 3 cm dibagian femur dextra, Pada luka yang
berukuran 5 cm terdapat tendon otot yang keluar sehingga darah banyak yang keluar dan
dijahit terlebih dahulu. Ny M kooperatif tidak banyak gerak ketika dibersihkan lukanya
dan dijahit lukanya. Setelah dilakukan penjahitan luka perdarahan pada kaki Ny M
berhenti dan setelah itu Ny M dilakukan tindakan pemasangan bidai karena pada femur
dextra Ny M mengalami fraktur terbuka.
6. Hal-hal yang perlu diperhatikan
1) Lakukan penjahitan luka dengan prinsip steril
2) Jarum ditusukkan pada kulit sisi pertama dengan sudut sekitar 90 derajat, masuk
subcutan terus kekulit sisi lainnya.
3) Perlu diingat lebar dan kedalam jaringan kulit dan subcutan diusahakan agar tepi luka
yang dijahit dapat mendekat dengan posisi membuka kearah luar (everted)
4) Dibuat simpul benang dengan memegang jarum dan benang diikat.
5) Penjahitan dilakukan dari ujung luka keujung luka yang lain.

Pembimbing Klinik, Mahasiswa

(………………….) (.........................)

Anda mungkin juga menyukai