Anda di halaman 1dari 36

30

BAB III
METODE PENULISAN
A. Rancangan Solusi Yang ditawarkan
Penulisan ini disusun menggunakan design studi kasus atau case ctudy.
Case study adalah metode yang digunkan untuk memahami individu yang
dilakukan secara integrative dan menyeluruh, dengan tujuan didapatkannya
pemahaman yang mendalam mengenai kondisi individu tersebut beserta
masalah yang dihadapinnya, dengan tujuan untuk menyelesaikan permasalahan
dan memperoleh perkembangan diri yang baik (Rahardjo & Gudnanto 2010).
B. Teknik Pengumpulan Data
1. Tekhnik pengumpulan data dengan melakukan skrining pasien di Ruang
Flamboyan Panti Pelayanan Sosial Lansia Pucang Gading
2. Pasien yang termasuk dalam kriteria inklusi kemudian dimintakan
persetujuan untuk dilakukan tindakan
3. Pasien mendapat penjelasan mengenai mekanisme dan tujuan senam
rematik
4. Apabila pasien setuju kemudian dilakukan intervensi
5. Catat hasil atau evaluasi setelah dilakukan tindakan atau intervensi.
C. Luaran Pasien
1. Mengetahui penerapan senam rematik di ruang Flamboyan Panti
Pelayanan Sosial Lansia Pucang Gading
2. Menganalisis bagaimana penerapan senam rematik untuk menurunkan
nyeri sendi pada penerima manfaat di ruang Flamboyan Panti Pelayanan
Sosial Lansia Pucang Gading
3. Melaporkan hasil yang didapatkan selama studi kasus ini mengenai
penerapan senam rematik untuk menurunkan nyeri sendi pada penerima
manfaat yang menderita rematik di Ruang Flamboyan Panti Pelayanan
Sosial Lansia Pucang Gading
31

D. Kriteria Pasien
4. Populasi dalam studi kasus ini adalah penerima manfaat yang menderita
rematik di Ruang Flamboyan Panti Pelayanan Sosial Lansia Pucang
Gading
1. Kriteria inklusi
Kriteria inklusi adalah kriteria yang apabila terpenuhi dapat
mengakibatkan calon objek menjadi objek penelitian (hijijah, 2012)
kriteria inklusi dalam studi kasus ini yaitu :
a. Penerima manfaat dengan orientasi baik
b. Penerima manfaat dengan rematik
2. Kriteria Eksklusi
Kriteria ekslusi yaitu kriteria di luari inklusi (Hijijah, 2012), kriteria
ekslusi dalam studi kasus ini yaitu :
a. Pasien dengan penurunan kesadaran
b. Pasien dengan gangguan pendengaran dan gangguan konsentrasi
E. Evidance Based Practice
1. Analisa PICO
P (Population) : populasi yang diambil yaitu penerima manfaat dengan
nyeri sendi
I (Intervention): Intervensi yang dilakukan yaitu dengan pemberian
Terapi senam rematik selama 5-10 menit

C (comparison): pada studi kasus ini tidak ada studi pembanding

O (Outcame) : outcame pada studi kasus ini yaitu adanya pengaruh

Pemberian senam rematik terhadap penurunan nyeri


sendi
32

Analisis Artikel

Jurnal

Judul :
PENGARUH SENAM REMATIK TERHADAP
PERUBAHAN SKOR NYERI SENDI PADA LANSIA DENGAN
RHEUMATOID ARHTHRITIS DI WILAYAH KERJA UPTD
PUSKESMAS KELURAHAN SUNGAI JAWI LUAR
KECAMATAN PONTIANAK BARAT KOTA PONTIANAK

Peneliti: Muthia Nanda Sari (2018)


P : Nyeri sendi
I : Senam rematik
C : Tidak ada pembanding atau intervensi lain
O : Keberhasilan senam rematik dalam mengatasi nyeri sendi

Judul :
PENGARUH SENAM REMATIK TERHADAP
PERUBAHAN SKALA NYERI PADA LANJUT USIA DENGAN
OSTEOARTHRITIS LUTUT

Peneliti: Vivi Meliana (2016)


P : Nyeri sendi
I : Senam rematik
C : Tidak ada pembanding atau intervensi lain
O : Pengaruh senam rematik dalam menurunkan skala nyeri
sendi

2. Implementasi EBP
Evidance Based Practice yang akan diterapkan pada studi kasus
ini yaitu penerapan senam rematik dalam menurunkan nyeri sendi
3. Evaluasi EBP
33

Evaluasi yang dilakukan yaitu studi kasus penerapan senam


rematik untuk menurunkan nyeri sendi pada lansia
F. Prosedur Intervensi Keperawatan Mandiri berdasarkan EBP
1. Penulis mengumpulkan data penerima manfaat yang mengalami nyeri
sendi
2. Penulis melakukan melakukan penilaian tingkat nyeri
3. Penulis meminta persetujuan kepada pasien untuk dilakukan terapi
senam rematik kepada penerima manfaat yang mengalami nyeri sendi
dengan menejelaskan metode dan cara pelaksanaan tersebut
4. Melaksanakan intervensi
5. Menilai ulang nyeri sendi pada penerima manfaat dengan instrument
yang sama setelah dilakukan intervensi.
34

BAB IV
LAPORAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA PENERIMA MANFAAT
Ny. P DENGAN GOUT ARTRITIS DI RUANG FLAMBOYAN RUMAH
PELAYANAN SOSIAL LANJUT USIA “PUCANG GADING” SEMARANG

I. PENGKAJIAN
A. Data Biografi Lansia
1. Nama : Ny. P
2. Umur : 89 Tahun
3. Agama : Islam
4. Pendidikan : SD
5. Suku : Jawa, Indonesia
6. Status perkawinan : Janda
7. Tanggal pengkajian : Selasa, 28 Januari 2020
B. Status Kesehatan Lansia Saat ini
1. Keluhan utama
Penerima manfaat mengatakan lutut dan kedua kakinya sering terasa
nyeri dan kaku.
2. Riwayat penyakit sekarang
Penerima manfaat mengatakan lutut dan kedua kakinya sering terasa
nyeri dan kaku. Penerima manfaat mengatakan nyeri dirasakan saat
terlalu banyak aktivitas. Nyeri seperti mencengkram. Nyeri di bagian
lutut dan kedua kaki. Penerima manfaat mengatakan skala nyeri 5.
Nyeri yang dirasakan hilang timbul. Penerima manfaat juga sulit dalam
melakukan aktivitas. Disamping itu, hasil pemeriksaan kadar asam urat
yaitu 8 mg/dL
35

3. Obat-obatan yang dikonsumsi


Nama Dosis Cara pemberian Fungsi
Colchine 500mg P.O Digunakan untuk
mengurangi rasa nyeri
asam urat
Amplodipin 10mg P.O Digunakan untuk
menurunkan tekanan
darah tinggi
Vitamin B1 500mg P.O Vitamin yang berguna
merubah karbohidrat
menjadi energi untuk
tubuh

C. Riwayat Kesehatan Masa Lalu


Penerima manfaat memiliki riwayat darah tinggi (hipertensi). Penerima
manfaat mengatakan lutut dan kedua kakinya sering terasa nyeri dan kaku.
Penerima manfaat saat ini berjalan menggunakan bantuan kruk. Nyeri sendi
dirasakan sudah 5 tahun yang lalu. Pada 5 tahun yang lalu penerima
manfaat sering makan kacang-kacangan, emping dan bayam. Penerima
manfaat mengatakan selalu dicek kesehatan rutin di poli rumah pelayanan
sosial pucang gading. Penerima manfaat diberi obat untuk mengatasi nyeri
sendi dan hipertensi.

D. Pengkajian Fisik
1. Pemeriksaan Kepala
NO KEPALA YA TIDAK KETERANGAN
1. Sakit Kepala V Penerima manfaat tidak ada gangguan
2. Riwayat trauma v pada kepala
3 Gatal kulit kepala v
4 Pusing v
36

2. Pemeriksaan Mata
NO MATA YA TIDAK KETERANGAN
1. Perubahan penglihatan v Penerima manfaat mengalami
2. Kacamata v gangguan pandangan kabur.
3 Air mata berlebihan v Jarak pandang berkurang dan
4 Pruiritus v tidak menggunakan alat bantu
5 Bengkak v pengelihatan.
6 Diplopia v
7. Pandangan kabur v
8. Fotophobia v
9. Riwayat infeksi v

3. Pemeriksaan Telinga
NO TELINGA YA TIDAK KETERANGAN
1. Perubahan pendengaran v Penerima manfaat tidak ada
2. Keluaran v gangguan pendengaran dan
3. Tinitus v tidak menggunakan alat bantu
4. Vertigo v pendengaran.
5. Sensifitas pendengaran v
6. Riwayat infeksi v
7. Alat protesa v

4. Pemeriksaan mulut tenggorokan


NO MULUT YA TIDAK KETERANGAN
TENGGOROKAN
1. Sakit tenggorokan v Tidak ada gangguan, gigi
2. Lesi / ulkus v penerima manfaat sudah
3. Serak/perubahan suara v banyak yang tanggal dan
4. Kesulitan menelan v hanya tersisa beberapa,
5. Peradangan gusi v kondisi gigi berwarna
6. Kondisi gigi v kuning sedikit kecoklatan
37

5. Pemeriksaan Leher
NO LEHER YA TIDAK KETERANGAN
1. Kekakuan v Penerima manfaat tidak
2. Nyeri v mengalami nyeri dan kaku pada
3. Benjolan/massa v tengkuk lehernya
4. Keterbatasan gerak v

6. Pemeriksaan Sistem Saraf Pusat


NO SISTEM SARAF PUSAT YA TIDAK KETERANGAN
1. Sakit kepala v Penerima manfaat tidak ada
2. Kejang v gangguan pada sistem saraf
3. Sinkope/serangan jantung v pusat
4. Paralisis v
5. Paresis v
6. Masalah koordinasi v
7. Tremor v
8. Parestesia v
9. Cedera kepala v
10. Masalah memori v

7. Pemeriksaan Sistem Endokrin


NO SISTEM ENDOKRIN YA TIDAK KETERANGAN
1. Intoleransi panas v Penerima manfaat tidak adaa
2. Intoleransi dingin v ganguan pada sistem endokrin
3. Goiter (kelenjar gondok) v
4. Pigmentasi kulit v
5. Poliphagia v
6. Polidipsi v
7. Poliuri v

8. Pemeriksaan Sistem Kardiovaskuler


NO SYSTEM YA TIDAK KETERANGAN
CARDIOVASKULER
1. Nyeri dada v Penerima manfaat tidak ada
2. Palpitasi (sensasi nyeri v gangguan pada sistem
jantung) cardiovaskuler
3. Sesak nafas v
4. Dispnoe (sesak aktifitas) v
38

5. Dispnoe noktural (sesak v


malam hari)
6. Orthopnoe (sesak saat v
berbaring)
7. Murmur (bunyi jantung v
abnormal)
8. Edema v
9. Varises v
10. Perestesia v
11. Perubahan warna kulit v

9. Pemeriksaan Sistem Gastrointestinal


NO SYSTEM YA TIDAK KETERANGAN
GASTROINTESTINAL
1. Disphagia (kesulitan v Penerima manfaat tidak
2. menelan) ada gangguan Sistem
3. Nyeri ulu hati v Gastrointestinal
4. Mual/muntah v
5. Hematemesis v
6. Perubahan nafsu makan v
7. Intoleran makan v
8. Ikterus v
9. Diare v
10. Konstipasi v
11. Perdarahan rektum v
Haemoroid

10. Pemeriksaan Sistem Integumen


NO SISTEM INTEGUMEN YA TIDAK KETERANGAN

1. Lesi/ luka v Penerima manfaat tidak ada


2. Pruritus v pada gangguan Sistem
3. Perubahan pigmentasi v integumen
4. Perubahan tekstur v
5. Sering memar v
39

11. Pemeriksaan Sistem Hemopoetik


NO SISTEM HEMOPOETIK YA TIDAK KETERANGAN
1. Perdarahan/memar v Penerima manfaat tidak
abnormal ada gangguan Sistem
2. Pembengkakan kelenjar v Hemopoetik, Penerima
limfe manfaat tidak dilakukan
3. Anemia v pemeriksaan HB hanya
4. Riwayat tranfusi darah v dilakukan pemeriksaan
head to toe yaitu dengan
pemeriksaan dilihat
konjungtivanya yaitu
konjungtiva tidak anemis.

12. Pemeriksaan Sistem Perkemihan


NO SISTEM YA TIDAK KETERANGAN
PERKEMIHAN
1. Disuria v Penerima manfaat mengatakan
a. Frekwensi BAK lancar, BAK lebih dari 3x
b. Menetes sehari
c. Ragu-ragu
d. Dorongan
e. Hematuria v
f. Poliuria v
g. Oliguria v
h. Nokturia v
i. Inkontinensia v
j. Batu v
k. Infeksi v

13. Pemeriksaan Sistem Muskuloskeletal


NO SISTEM YA TIDAK KETERANGAN
MUSKULOSKELETAL
1. Nyeri persendian v Nyeri dan kaku terjadi pada
2. Nyeri pinggang v persendian lutut kedua
3. Kekakuan v kakinya. Terdapat
4. Pembengkakan sendi v pembengkakan pada lutut
5. Spasme v sebelah kanan dan
6. Kelemahan otot v pembengkakan pada telapak
40

7. Masalah cara berjalan v kaki sebelah kanan selain itu


terdapat nyeri pada pinggang
saat duduk terlalu lama, pada
penilaian kekuatan otot yaitu
3 ( bisa melawan gravitasi
tetapi tidak dapat menahan
atau melawan tahanan
pemeriksa), Penerima
manfaat berjalan
menggunakan bantuan kruk.

E. Pengkajian Fungsional Pada Lansia


Aktifitas yang dinilai: Bathing, Dressing, Toiletting, Transfering,
Continence, Feeding
No Bathing Dressing Toiletting Transfering Continence Feeding
Klien: Mandiri Mandiri Mandiri Mandiri Mandiri Mandiri
HASIL : Indeks Katz A, Ny. P dapat mandi, ganti baju, BAB/BAK, berpindah tempat,
mengontrol BAK dan makan secara mandiri.

F. Pengkajian Keseimbangan Pada Lansia


NO TEST KOORDINASI KETERANGAN NILAI
1. Berdiri dengan postur normal PM mampu melakukan aktivitas 2
dengan bantuan alat (kruk)
2. Berdiri dengan postur normal PM mampu melakukan aktivitas 2
menutup mata dengan bantuan alat (kruk)
3. Berdiri dengan kaki rapat PM mampu melakukan aktivitas 2
dengan bantuan alat (kruk)
4. Berdiri dengan satu kaki PM mampu melakukan aktivitas 2
dengan bantuan alat (kruk)
5. Berdiri fleksi trunk dan berdiri PM mampu melakukan aktivitas 2
keposisi netral dengan bantuan alat (kruk)
6. Berdiri lateral dan fleksi trunk PM mampu melakukan aktivitas 2
dengan bantuan alat (kruk)
7. Berjalan, tempatkan tumit salah PM tidak mampu melakukan 1
satu kaki didepan jari kaki yang aktivitas
lain
41

8. Berjalan sepanjang garis lurus PM mampu melakukan aktivitas 2


dengan bantuan alat (kruk)
9. Berjalan mengikuti tanda PM mampu melakukan aktivitas 2
gambar pada lantai dengan bantuan alat (kruk)
10. Berjalan menyamping PM mampu melakukan aktivitas 2
dengan bantuan alat (kruk)
11. Berjalan mundur PM mampu melakukan aktivitas 2
dengan bantuan alat (kruk)
12. Berjalan mengikuti lingkaran PM mampu melakukan aktivitas 2
dengan bantuan alat (kruk)
13. Berjalan pada tumit PM tidak mampu melakukan 1
aktivitas
14. Berjalan dengan ujung kaki PM tidak mampu melakukan 1
aktivitas
JUMLAH 25
Kesimpulan : Berdasarkan pengkajian keseimbangan pada lansia didapatkan hasil
skor 25, yaitu PM mampu melakukan aktivitas dengan bantuan maksimal (alat bantu
kruk) (keseimbangan menurun, resiko jatuh).

Keterangan kategori penilaian:


Skor 1 – 4
4 : mampu melakukan aktivitas
3 : mampu melakukan aktivitas dengan bantuan
2 : mampu melakukan aktivitas dengan bantuan maksimal
1 : tidak mampu melakukan aktivitas
Nilai :
42 – 54 : mampu melakukan aktivitas (keseimbangan sangat baik)
28 – 41 : mampu melakukan sedikit bantuan (keseimbangan baik)
14 – 27 : mampu melakukan aktivitas bantuan maksimal (keseimbangan
menurun, resiko jatuh)
< 14 : tidak mampu melakukan aktivitas
HASIL : jumlah nilai penerima manfaat adalah 25, penerima manfaat Ny. P
berjalan dengan bantuan kruk sudah 4 tahun dan mengatakan sudah
beberapa kali terjatuh di panti sosial
42

G. Pengkajian Fungsi Kognitif Pada Lansia


NO Pertanyaan Jawaban PM Benar Salah
1. Tanggal berapa hari ini ? Hari ini tanggal 28 Januari 2020 V
2. Hari apa sekarang? Hari ini hari Selasa V
3. Apa nama tempat ini? Tempat ini adalah rumah V
pelayanan sosial lansia pucang
gading semarang
4. Dimana alamat anda? Alamat rumah saya di Boyolali V
5. Berapa umur anda? Umur saya 80 tahun V
6. Kapan anda lahir? Saya lahir tahun 1940 V
7. Siapa presiden indonesia Presiden sekarang adalah pak V
sekarang? jokowi
8. Siapa presiden sebelumnya? Presiden sebelumnya adalah SBY V
9. Siapa nama ibu anda? Nama ibu saya adalah Sumarni V
10. Kurangi 3 dari 20 dan tetap 17, 14, 11, 8, 5, 2 V
pengurangan 3 dari setiap
angka baru, semua secara
menurun
JUMLAH 10
Kesimpulan : Berdasarkan pengkajian Fungsi Kognitif Pada Lansia didapatkan hasil salah
0, yaitu fungsi intelektual PM utuh.

Interpretasi Hasil :
Salah 0 – 3 : Fungsi Intelektual utuh
Salah 4 – 5 : kerusakan intelektual ringan
Salah 6 – 8 : kerusakan intelektual sedang
Salah 9 – 10 :kerusakan intelektual berat
H. Pengkajian Psikososial Pada Lansia
1. Assestment Tool geriatric depression scale (GDS)
No Pernyataan Ya Tidak Skor
1 Apakah bapak/ibu sekarang merasa puas dengan kehidupannya? v 0
2 Apakah bapak/ibu telah meninggalkan banyak kegiatan atau v 0
kesenangan akhir-akhir ini?
3 Apakah bapak/ibu merasa hampa/kosong dalam hidup ini? v 0
4 Apakah bapak/ibu sering merasa bosan? v 0
5 Apakah bapak/ibu merasa mempunyai harapan yang baik di masa v 0
depan?
43

6 Apakah bapak/ibu mempunyai pikiran jelek yang mengganggu v 0


terus menerus?
7 Apakah bapak/ibu memiliki semangat yang baik setiap saat? v 1
8 Apakah bapak/ibu takut bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi v 1
pada anda?
9 Apakah bapak/ibu merasa bahagia pada sebagian besar waktu? v 0
10 Apakah bapak/ibu sering merasa tidak mampu untuk berbuat apa-apa v 1
?
11 Apakah bapak/ibu sering merasa resah dan gelisah ? v 0
12 Apakah bapak/ibu senang tinggal dirumah daripada keluar rumah v 0
dan mengerjakan sesuatu ?
13 Apakah bapak/ibu sering merasa khawatir tentang masa depan ? v 0
14 Apakah bapak/ibu akhir-akhir ini sering lupa ? v 1
15 Apakah bapak/ibu pikir bahwa hidup bapak/ibu sekarang v 0
menyenangkan ?
16 Apakah bapak/ibu sering merasa sedih dan putus asa ? v 0
17 Apakah bapak/ibu merasa tidak berharga akhir-akhir ini ? v 0
18 Apakah bapak/ibu sering merasa khawatir tentang masa lalu ? v 1
19 Apakah bapak/ibu merasa hidup ini menggembirakan ? v 1
20 Apakah bapak/ibu kesulitan untuk memulai kegiatan yang baru ? v 0
21 Apakah bapak/ibu merasa penuh semangat ? v 0
22 Apakah bapak/ibu merasa situasi sekarang ini tidak ada harapan ? v 0
23 Apakah bapak/ibu berpikir bahwa orang lain lebih baik keadaannya v 1
daripada bapak/ibuk ?
24 Apakah bapak/ibu sering marah karena hal-hal yang sepele ? v 0
25 Apakah bapak/ibu sering merasa ingin menangis ? v 1
26 Apakah bapak/ibu sering sulit berkonsentrasi ? v 0
27 Apakah bapak/ibu merasa senang waktu bangun tidur ? v 0
28 Apakah bapak/ibu tidak suka berkumpul di pertemuan sosial ? v 0
29 Apakah mudah bagi bapak/ibu membuat suatu keputusan ? v 0
30 Apakah pikiran bapak/ibu masih tetap mudah dalam memikirkan v 0
sesuatu seperti dulu ?
Total 8
Kesimpulan : Berdasarkan pengkajian depresi menggunakan Assestment Tool geriatric
depression scale (GDS) didapatkan hasil skor 8, yaitu PM tidak mengalami depresi.
Keterangan :
a. Skor 0-10 : menunjukkan tidak ada depresi
b. Skor 11-20 : Depresi Ringan
c. Skor 21-30 : Depresi Sedang/Berat
44

2. APGAR Keluarga

No. Uraian Fungsi Skor


Saya puas bahwa saya dapat kembali pada teman-
1. teman saya untuk membantu pada waktu sesuatu Adaptation 2
menyusahkan saya
Saya puas dengan cara teman-teman saya
2. membicarakan sesuatu dengan saya dan Patnership 1
mengungkapkan masalah dengansaya
Saya puas bahwa teman-teman saya menerima dan
3. mendukung keinginan saya untuk melakukan Growth 2
aktivitas atau arah baru.
Saya puas dengan cara teman-teman
4. mengekspresikan afek dan berespon terhadap emosi- Affection 1
emosi saya seperti marah, sedih atau mencintai
Saya puas dengan cara teman-teman saya dan saya
5. Resolve 2
menyediakan waktu bersama-sama
Nilai 8
Kesimpulan:
Dari hasil pengkajian APGAR Keluarga didapatkan penerima manfaat menjawab
pernyataan yang diberikan dari lima pernyataan yang diajukan penerima manfaat
menjawab 3 pernyataan dengan jawaban selalu dan 2 pernyataan dengan jawaban
kadang-kadang sehingga diperoleh APGAR keluarga penerima manfaat dengan
nilai total 8 yaitu berada pada rentang nilai >6 yang artinya tidak terjadi disfungsi
sosial.

2. Identifikasi masalah emosional


Pertanyaan tahap I
a. Apakah klien sering mengalami kesulitan tidur? ya
b. Apakah klien sering mengalami gelisah ? tidak
c. Apakah klien murung dan menangis sendiri ? tidak
d. Apakah klien sering was-was dankuatir ? tidak
Lanjutkan kepertanyaan - pertanyaan tahap 2 jika lebih dari satu
atau cukup 1 jawaban “ya”
Pertanyaan tahap 2
45

a. Keluhan lebih dari 3 bulan atau lebih dari 1 kali dalam 1 bulan?
ya
b. Ada atau banyak pikiran ? tidak
c. Ada gangguan / masalah dengan keluarga lain ? tidak
d. Menggunakan obat tidur/penenang atas anjuran dokter? tidak
e. Cenderung mengurung diri? tidak
Bila lebih dari 1 atau 1 jawaban “ya”.
Kesimpulan:
Berdasarkan pertanyaan yang diajukan kepada penerima manfaat
didapatkan hasil bahwa dari 4 pertanyaan di tahap 1 penerima manfaat
menjawab 1 pertanyaan dengan jawaban “ya” dan dari 4 pertanyaan
ditahap 2 penerima manfaat menjawab 1 pertanyaan dengan jawaban
“ya” maka dapat disimpulkan masalah emosional penerima manfaat
positif.

3. Spiritual
Penerima manfaat beragama Islam. Kegiatan agama yang dilakukan
adalah solat rutin 5 waktu, penerima manfaat rajin beribadah semenjak
di panti. Karena keterbatasan aktivitas, penerima manfaat sholat di
tempat tidur.
46

I. ANALISA DATA
NO DATA FOKUS PROBLEM ETIOLOGI
1. DS: Nyeri Penurunan fungsi
-Penerima manfaat mengatakan lutut kronis tulang dan proses
dan kedua kakinya sering terasa nyeri inflamasi sendi
dan kaku dengan hasil pengkajian
PQRST:
P: Proses penyakit
Q: Seperti mencengkram
R: Lutut dan kedua kaki
S: Skala 5
T: Hilang timbul
-Penerima manfaat mengatakan 5
tahun yang lalu sering makan kacang-
kacangan, emping dan bayam.
-Penerima manfaat mengatakan nyeri
sendi sudah 5 tahun yang lalu
-Penerima manfaat mengatakan diberi
obat untuk mengatasi nyeri sendi dari
poli rumah pelayanan sosial pucang
gading

DO:
-PM menggunakan bantuan kruk
selama 4 tahun
-Hasil TTV:
TD: 150/90 mmHg, N: 80x/mnt,
RR:20x/mnt, S: 36,5 ˚C
-Kadar asam urat : 8 mg/dL.
2 DS: Hambata Nyeri
-Penerima manfaat mengatakan lutut dan n
kedua kakinya sering terasa nyeri dan mobilitas
kaku fisik
-Penerima manfaat mengatakan sulit
melakukan aktivitas
DO:
-Penerima manfaat menggunakan
bantuan kruk untuk berjalan selama 4
tahun
47

-Pengkajian keseimbangan lansia


dengan skor 25 yaitu mampu melakukan
aktivitas dengan bantuan maksimal
-Kekuatan otot 3 (bisa melawan
kekuatan gravitasi tetapi tidak dapat
menahan atau melawan tekanan
pemeriksa)

II. DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Nyeri kronis berhubungan dengan penurunan fungsi tulang dan
proses inflamasi sendi
2. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri lutut kaki
III. RENCANA KEPERAWATAN
DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI
KEPERAWATAN
Setelah dilakukan 1. Monitoring TTV
tindakan keperawatan 2. Kaji tingkat nyeri secara
3x8 jam diharapkan komprehensif
penerima manfaat: 3. Berikan terapi nonfarmakologis
a. nyeri dan kaku sendi (kompres hangat)
berkurang dengan 4. Ajarkan teknik: senam rematik
tanda: 5. Anjurkan penerima manfaat
Nyeri kronis
 PM tidak untuk memeriksakan asam urat
berhubungan
mengeluh nyeri rutin di poli rumah sosial
dengan penurunan
pada lututnya 6. Berikan health education tentang
fungsi tulang dan
 Skala nyeri gout artritis
proses inflamasi
berkurang dari 5 7. Anjurkan penerima manfaat
sendi
menjadi 3 untuk rutin minum obat.
b. mampu melakukan
aktifitas secara rutin
(senam pagi dan
kegiatan di panti)
tanpa absen

Hambatan Setelah dilakukan 1. Kaji kekuatan otot


mobilitas fisik tindakan keperawatan 2. Ajarkan PM tentang tindakan
berhubungan 3x8 jam diharapkan ROM
48

dengan nyeri lutut penerima manfaat dapat 3. Tingkatkan realitas bahwa masih
kaki melaksanakan aktivitas dapat menggunakan sisi yang
fisik sesuai dengan sakit dan mengontrol sisi yang
kemampuannya dengan sehat
kriteria hasil: 4. Anjurkan orang terdekat untuk
a. Bertambahnya mengijinkan PM melakukan hal
kekuatan otot dari 3 sebanyak mungkin untuk dirinya
menjadi 4 secara mandiri
b. Mampu mengikuti 5. Kolaborasi dengan ahli
kegiatan rutin di fisioterapis
panti tanpa absen
(senam pagi dan
kegiatan di panti
pada pagi hari)

IV. IMPLEMENTASI
Tanggal/ Dx IMPLEMTASI RESPON
jam
29/01/2020
10.00 WIB 1 1. Mengobservasi tanda-tanda vital S: -
(tekanan darah, suhu, nadi dan O:
RR) PM Ny. P TD: 140/90 S: 36,5℃
N: 80x/mnt RR:20x/mnt

10.15 WIB 2. Mengkaji nyeri secara S: PM mengatakan nyeri


komprehensif pada PM Ny. P pada lutut dan kedua
kakinya
O: PM terlihat menahan
nyeri saat melakukan
aktivitas mengangkat kaki
ke tempat tidur
P: proses penyakit
Q: mencengkram
R: lutut dan kedua kaki
S: 5
T: hilang timbul setelah
aktivitas

10.30 WIB 3. Menganjurkan PM Ny. P untuk S: PM mengatakan ketika


49

memeriksakan dirinya secara kambuh nyerinya sering cek


rutin di poli rumah pelayanan rutin ke poli yang sudah
sosial difasilitaskan untuk
meminta obat
O: -

12.00 WIB 4. Menganjurkan PM Ny. P untuk S: PM mengatakan mau


rutin minum obat minum obat rutin setiap hari
Amlodipin 10 mg 1x sehari O: PM tampak paham apa
(20.00 WIB) yang dijelaskan perawat.
Colchicine 0,5 mg 2x sehari
(08.00 WIB dan 20.00 WIB)
Vitamin B1 25 mg 2x sehari
(08.00 WIB dan 20.00 WIB)
S: PM mengatakan bersedia
5. Mengajarkan PM Ny. P teknik untuk diajarkan tentang
13.00 WIB :senam rematik senam rematik
O: PM tampak paham apa
yang di jelaskan perawat
dan dapat mengikuti
gerakan senam rematik
yang diajarkan perawat

S: PM mengatakan lebih
6. Memberikan health education mengetahui tentang gout
13.30 WIB tentang gout artritis artritis dan penyebab-
penyebabnya
O: PM tampak paham apa
yang dijelaskan perawat
29/01/2020
11.00 WIB 2 1. Mengobservasi kekuatan otot PM S: PM mengatakan kakinya
Ny. P sudah sulit untuk berjalan
cepat
O: Hasil pemeriksaan
kekuatan otot PM yaitu 3
(bisa melawan gravitasi
tetapi tidak dapat menahan
atau melawan tahanan
pemeriksa)
50

11.15 WIB 2. Meningkatkan realitas bahwa S: PM mengatakan kedua


masih dapat menggunakan sisi lututnya sakit namun masih
yang sakit dan mengontrol sisi bisa digunakan untuk
yang sehat berjalan secara perlahan
O: PM tampak masih
bersemangat menggunakan
kedua kakinya untuk
berjalan

S: PM mengatakan
11.30 WIB 3. Menganjurkan orang terdekat meminta bantuan teman
untuk mengijinkan PM melakukan sebelahnya untuk mencuci
hal sebanyak mungkin untuk dan menjemur pakaian
dirinya secara mandiri O: perawat menganjurkan
PM untuk tetap
melanjutkan aktivitas lain
yang masih dapat
dilakukannya

30/01/2020
10.00 WIB 1 1. Mengobservasi tanda-tanda vital S: -
(tekanan darah, suhu, nadi dan O:
RR) PM Ny. P TD: 150/90 S: 36,5℃
N: 80x/mnt RR: 20x/mnt

2. Mengkaji nyeri PM Ny. P secara S: PM mengatakan nyeri


komprehensif pada lutut dan kedua
10.15 WIB kakinya
O: PM terlihat menahan
nyeri setelah melakukan
aktivitas
P: proses penyakit
Q: mencengkram
R: lutut dan kedua kaki
S: 5
T: hilang timbul setelah
aktivitas
51

12.00 WIB 3. Menganjurkan PM Ny. P untuk S: PM mengatakan minum


rutin minum obat obat rutin setelah makan pagi
Amlodipin 10 mg 1x sehari hari dan sore hari
Colchicine 0,5 mg 2x sehari O: PM dapat menjelaskan
Vitamin B1 25 mg 2x sehari obat mana saja yang diminum
pagi hari dan sore hari

13.00 WIB 4. Mengajarkan PM Ny. P teknik S: PM mengatakan senang


:senam rematik diajarkan senam rematik
O: PM dapat mengikuti
gerakan senam rematik yang
diajarkan perawat
30/01/2020
11.00 WIB 2 1. Mengobservasi kekuatan otot PM S: PM mengatakan kakinya
Ny. P sudah sulit untuk berjalan
cepat
O: Hasil pemeriksaan
kekuatan otot PM yaitu 3
(bisa melawan gravitasi
tetapi tidak dapat menahan
atau melawan tahanan
pemeriksa)

11.15 WIB 2. Meningkatkan realitas bahwa S: PM mengatakan kedua


masih dapat menggunakan sisi lututnya sakit namun masih
yang sakit dan mengontrol sisi bisa digunakan untuk
yang sehat berjalan secara perlahan
O: PM tampak masih
bersemangat menggunakan
kedua kakinya untuk
berjalan

11.30 WIB 3. Menganjurkan orang terdekat S: PM mengatakan


untuk mengijinkan PM meminta bantuan teman
melakukan hal sebanyak sebelahnya untuk mencuci
mungkin untuk dirinya secara dan menjemur pakaian
mandiri O: perawat menganjurkan PM
untuk tetap melanjutkan
aktivitas lain yang masih
dapat dilakukannya
52

31/01/2020
10.00 WIB 1 1. Mengobservasi tanda-tanda vital S: -
(tekanan darah, suhu, nadi dan O:
RR) PM Ny. P TD: 140/90 S: 36,5℃
N: 80x/mnt RR:20x/mnt

10.15 WIB 2. Mengkaji nyeri PM Ny. P secara S: PM mengatakan nyeri


komprehensif pada lutut dan kedua
kakinya
O: PM terlihat menahan
nyeri saat melakukan
aktivitas mengangkat kaki
ke tempat tidur
P: proses penyakit
Q: mencengkram
R: lutut dan kedua kaki
S: 4
T: hilang timbul setelah
aktivitas

10.30 WIB 3. Menganjurkan PM Ny. P untuk S: PM mengatakan akan


memeriksakan rematik secara cek rutin ke poli yang sudah
rutin di poli rumah pelayanan difasilitaskan untuk
sosial meminta obat
O: -

12.00 WIB 4. Menganjurkan PM Ny. P untuk S: PM mengatakan mau


rutin minum obat minum obat rutin setiap hari
Amlodipin 10 mg 1x sehari O: PM dapat menunjukkan
Colchicine 0,5 mg 2x sehari obat yang diminum pagi
Vitamin B1 25 mg 2x sehari hari dan sore hari secara
tepat

13.00 WIB 5. Mengajarkan PM Ny. P teknik S: PM mengatakan senang


:senam rematik diajarkan senam rematik
dan mengatakan lutut terasa
lebih rileks
O: PM dapat mengikuti
gerakan senam rematik
53

yang diajarkan perawat

31/01/2020
11.00 WIB 2 1. Mengobservasi kekuatan otot PM S: PM mengatakan kakinya
Ny. P sulit untuk berjalan cepat
O: Hasil pemeriksaan
kekuatan otot PM yaitu 3
(bisa melawan gravitasi
tetapi tidak dapat menahan
atau melawan tahanan
pemeriksa)

11.15 WIB 2. Meningkatkan realitas bahwa S: PM mengatakan kedua


masih dapat menggunakan sisi lututnya sakit namun masih
yang sakit dan mengontrol sisi bisa digunakan untuk
yang sehat berjalan secara perlahan
O: PM tampak masih
bersemangat menggunakan
kedua kakinya dengan
bantuan kruk untuk berjalan

11.30 WIB 3. Menganjurkan orang terdekat S: PM mengatakan


untuk mengijinkan PM meminta bantuan teman
melakukan hal sebanyak sebelahnya untuk mencuci
mungkin untuk dirinya secara dan menjemur pakaian
mandiri O: perawat menganjurkan PM
untuk tetap melanjutkan
aktivitas lain yang masih
dapat dilakukannya

V. EVALUASI
Tanggal DIAGNOSA EVALUASI
29/01/2020 S: PM mengatakan nyeri pada lutut dan kedua lututnya, PM
14.00 WIB mengatakan mau minum obat secara rutin, PM mengatakan
nyaman dan rileks kakinya setelah melakukan senam rematik
1 O: PM Ny. P terlihat menahan nyeri saat mengangkat kakinya
ke tempat tidur
TD: 140/90 S: 36,5℃ N: 80x/mnt RR:20x/mnt
P: proses penyakit
54

Q: mencengkram
R: lutut dan kedua kaki
S: 5
T: hilang timbul setelah aktivitas
A: Masalah teratasi sebagian
P: Lanjutkan intervensi 1-5
1. Monitor TTV
2. Kaji tingkat nyeri secara komprehensif
3. Ajarkan teknik: senam rematik
4. Anjurkan penerima manfaat untuk memeriksakan asam
urat rutin di poli rumah sosial
5. Anjurkan penerima manfaat untuk rutin minum obat.
S: PM mengatakan kakinya sakit dan sudah berjalan
menggunakan kruk selama 4 tahun dengan kadang meminta
bantuan mencuci dan menjemur kepada teman sebelahnya
O: PM berjalan menggunakan kruk dan berjalan sangat pelan.
Hasil pemeriksaan kekuatan otot yaitu 3 (bisa melawan
gravitasi tetapi tidak dapat menahan atau melawan tahanan
pemeriksa)
2 A: Masalah belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi 1-3
1. Kaji kekuatan otot
2. Tingkatkan realitas bahwa masih dapat menggunakan
sisi yang sakit dan mengontrol sisi yang sehat
3. Anjurkan orang terdekat untuk mengijinkan PM
melakukan hal sebanyak mungkin untuk dirinya secara
mandiri
30/01/2020 S: PM mengatakan nyeri pada lutut dan kedua lututnya, PM
14.00 WIB mengatakan mau minum obat secara rutin dan dapat
menunjukkan obat yang diminum pada pagi hari dan sore hari
secara tepat, PM mengatakan nyaman dan rileks kakinya
setelah melakukan senam rematik
O: TD: 150/90 S: 36,5℃ N: 80x/mnt RR: 20x/mnt
1 PM dapat mengikuti senam reumatik yang telah diajarkan
perawat
P: proses penyakit
Q: mencengkram
R: lutut dan kedua kaki
S: 5
T: hilang timbul setelah aktivitas
55

A: Masalah teratasi sebagian


P: Lanjutkan intervensi 1-5
1. Monitor TTV
2. Kaji tingkat nyeri secara komprehensif
3. Ajarkan teknik: senam rematik
4. Anjurkan penerima manfaat untuk memeriksakan asam
urat rutin di poli rumah sosial
5. Anjurkan penerima manfaat untuk rutin minum obat.
S: PM mengatakan kakinya sakit dan sudah berjalan
menggunakan kruk selama 4 tahun dengan kadang meminta
bantuan mencuci dan menjemur kepada teman sebelahnya
O: PM berjalan menggunakan kruk dan berjalan sangat pelan.
Hasil pemeriksaan kekuatan otot yaitu 3 (bisa melawan
gravitasi tetapi tidak dapat menahan atau melawan tahanan
pemeriksa)
2 A: Masalah belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi 1-3
1. Kaji kekuatan otot
2. Tingkatkan realitas bahwa masih dapat menggunakan
sisi yang sakit dan mengontrol sisi yang sehat
3. Anjurkan orang terdekat untuk mengijinkan PM
melakukan hal sebanyak mungkin untuk dirinya secara
mandiri
31/01/2020 S: PM mengatakan nyeri pada lutut dan kedua lututnya, PM
14.00 WIB mengatakan mau minum obat secara rutin dan dapat
menunjukkan obat yang diminum pada pagi hari dan sore hari
secara tepat, PM mengatakan nyaman dan rileks kakinya
setelah melakukan senam rematik
O: TD: TD: 140/90 S: 36,5℃ N: 80x/mnt RR:20x/mnt
PM dapat mengikuti senam reumatik yang telah diajarkan
perawat
1 P: proses penyakit
Q: mencengkram
R: lutut dan kedua kaki
S: 4
T: hilang timbul setelah aktivitas
A: Masalah teratasi sebagian
P: Lanjutkan intervensi 1-5
1. Monitor TTV
2. Kaji tingkat nyeri secara komprehensif
56

3. Ajarkan teknik: senam rematik


4. Anjurkan penerima manfaat untuk memeriksakan asam
urat rutin di poli rumah sosial
5. Anjurkan penerima manfaat untuk rutin minum obat.

S:
PM mengatakan kakinya sakit dan sudah berjalan
menggunakan kruk selama 4 tahun dengan kadang meminta
bantuan mencuci dan menjemur kepada teman sebelahnya
O:
 PM berjalan menggunakan kruk dan berjalan sangat
pelan. Hasil pemeriksaan kekuatan otot yaitu 3 (bisa
melawan gravitasi tetapi tidak dapat menahan atau
melawan tahanan pemeriksa)
 Pengkajian keseimbangan lansia dengan skor 23 yaitu
2
mampu melakukan aktivitas dengan bantuan maksimal

A: Masalah belum teratasi


P: Lanjutkan intervensi 1-3
1. Kaji kekuatan otot
2. Tingkatkan realitas bahwa masih dapat menggunakan
sisi yang sakit dan mengontrol sisi yang sehat
3. Anjurkan orang terdekat untuk mengijinkan PM
melakukan hal sebanyak mungkin untuk dirinya secara
mandiri
57

BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
1. Hasil pengkajian
Hasil pengkajian pada kasus ini adalah sebagai berikut :
DS:

 Penerima manfaat mengatakan lutut dan kedua kakinya sering


terasa nyeri dan kaku dengan hasil pengkajian PQRST:
P: Proses penyakit

Q: Seperti mencengkram

R: Lutut dan kedua kaki

S: Skala 5

T: Hilang timbul

 Penerima manfaat mengatakan 5 tahun yang lalu sering makan


kacang-kacangan, emping dan bayam.
 Penerima manfaat mengatakan nyeri sendi sudah 5 tahun yang
lalu
 Penerima manfaat mengatakan diberi obat untuk mengatasi nyeri
sendi dari poli rumah pelayanan sosial pucang gading
 Penerima manfaat mengatakan lutut dan kedua kakinya sering
terasa nyeri dan kaku
 Penerima manfaat mengatakan sulit melakukan aktivitas

DO:

 PM menggunakan bantuan kruk selama 4 tahun


 Hasil TTV: TD: 150/90 mmHg, N: 80x/mnt, RR:20x/mnt, S:
36,5 ˚C
 Penerima manfaat menggunakan bantuan kruk untuk berjalan
selama 4 tahun
 Pengkajian keseimbangan lansia dengan skor 25 yaitu mampu
melakukan aktivitas dengan bantuan maksimal
 Kekuatan otot 3 (bisa melawan kekuatan gravitasi tetapi tidak
dapat menahan atau melawan tekanan pemeriksa)
 Nilai kadar asam urat 8 dL
58

2. Diagnosa keperawatan
Diagnose keperawatan pada kasus ini adalah sebagai berikut :
a. Nyeri kronis berhubungan dengan penurunan fungsi tulang dan
proses inflamasi sendi
b. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri lutut kaki
3. Intervensi Keperawatan
Intervensi keperawatan pada kasus ini adalah sebagai berikut :
a. Monitoring TTV
b. Kaji tingkat nyeri secara komprehensif
c. Berikan terapi nonfarmakologis (kompres hangat)
d. Ajarkan teknik: senam rematik
e. Anjurkan penerima manfaat untuk memeriksakan asam urat rutin
di poli rumah sosial
f. Berikan health education tentang gout artritis
g. Anjurkan penerima manfaat untuk rutin minum obat.
4. Implementasi Keperawatan
Implementasi keperawatan pada kasus ini adalah sebagai berikut :
a. Mengobservasi tanda-tanda vital (tekanan darah, suhu, nadi dan
RR) PM Ny. P
b. Mengkaji nyeri secara komprehensif pada PM Ny. P
c. Menganjurkan PM Ny. P untuk memeriksakan dirinya secara
rutin di poli rumah pelayanan sosial
d. Menganjurkan PM Ny. P untuk rutin minum obat
e. Mengajarkan PM Ny. P teknik :senam rematik
f. Memberikan health education tentang gout artritis
5. Evaluasi Keperawatan
Hasil Evaluasi keperawatan pada kasus ini adalah sebagai berikut :
a. Nyeri kronis berhubungan dengan penurunan fungsi tulang dan
proses inflamasi sendi

DS :
PM mengatakan nyeri pada lutut dan kedua lututnya, PM
mengatakan mau minum obat secara rutin dan dapat
menunjukkan obat yang diminum pada pagi hari dan sore hari
secara tepat, PM mengatakan nyaman dan rileks kakinya setelah
melakukan senam rematik
O:
TD: TD: 140/90 S: 36,5℃ N: 80x/mnt RR:20x/mnt
59

PM dapat mengikuti senam reumatik yang telah diajarkan


perawat
P: proses penyakit

Q: mencengkram

R: lutut dan kedua kaki

S: 4

T: hilang timbul setelah aktivitas

b. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri lutut kaki


S:
PM mengatakan kakinya sakit dan sudah berjalan menggunakan
kruk selama 4 tahun dengan kadang meminta bantuan mencuci dan
menjemur kepada teman sebelahnya
O:
PM berjalan menggunakan kruk dan berjalan sangat pelan. Hasil
pemeriksaan kekuatan otot yaitu 3 (bisa melawan gravitasi tetapi
tidak dapat menahan atau melawan tahanan pemeriksa), Pengkajian
keseimbangan lansia dengan skor 23 yaitu mampu melakukan
aktivitas dengan bantuan maksimal
B. Pembahasan
1. Diagnosa Keperawatan
Diagnose ini sesuai dengan pedoman penulisan diagnose
keperawatan Nanda Internasional 2018-2020.
2. Dari hasil pengkajian diatas penulis mengangkat diagnose
keparawatan nyeri kronis berhubungan dengan Penurunan fungsi
tulang dan proses inflamasi sendi dengan data penunjang sebagai
berikut :
DS:

 Penerima manfaat mengatakan lutut dan kedua kakinya


sering terasa nyeri dan kaku dengan hasil pengkajian
PQRST:
P: Proses penyakit
60

Q: Seperti mencengkram

R: Lutut dan kedua kaki

S: Skala 5

T: Hilang timbul

 Penerima manfaat mengatakan 5 tahun yang lalu sering


makan kacang-kacangan, emping dan bayam.
 Penerima manfaat mengatakan nyeri sendi sudah 5 tahun
yang lalu
 Penerima manfaat mengatakan diberi obat untuk mengatasi
nyeri sendi dari poli rumah pelayanan sosial pucang gading
 Penerima manfaat mengatakan lutut dan kedua kakinya
sering terasa nyeri dan kaku
 Penerima manfaat mengatakan sulit melakukan aktivitas
DO:

 PM menggunakan bantuan kruk selama 4 tahun


 Hasil TTV: TD: 150/90 mmHg, N: 80x/mnt, RR:20x/mnt, S:
36,5 ˚C
3. Diagnose hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri
lutut dengan data penunjang sebagai berikut :
DS:

 Penerima manfaat mengatakan lutut dan kedua kakinya


sering terasa nyeri dan kaku
 Penerima manfaat mengatakan sulit melakukan aktivitas

DO:

 Penerima manfaat menggunakan bantuan kruk untuk berjalan


selama 4 tahun
 Pengkajian keseimbangan lansia dengan skor 25 yaitu mampu
melakukan aktivitas dengan bantuan maksimal
 Kekuatan otot 3 (bisa melawan kekuatan gravitasi tetapi tidak
dapat menahan atau melawan tekanan pemeriksa)
2. Intervensi Keperawatan
61

Intervensi ini sesuai dengan pedoman perumusan intervensi


keperawatan (NIC) edisi ke enam tahun 2013. Intervensi ini sejalan
juga dengan teori Nurarif dan Kusuma (2015).
a. Monitor TTV
Monitor TTV di rencanakan karena PM mengalami
tekanan darah tingggi sehingga dilakukan monitor TTV. Intervensi
ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Kozier (2010)
Setelah umur 45 tahun, dinding arteri akan mengalami penebalan
oleh karena adanya penumpukan zat kolagen dan hilangnya fungsi
serat-serat elastis pada lapisan otot, sehingga pembuluh darah akan
berangsur-angsur menebal, menyempit, tidak lurus, dan menjadi
kaku. Tekanan darah sistolik dan diastolic meningkat karena
kelenturan pembuluh darah besar yang berkurang pada
penambahan umur.
b. Kaji tingkat nyeri secara komprehensif
Intervensi ini dilakukan karena PM mengeluh merasakan
nyeri. Intervensi ini sesuai juga dengan teori yang dikemukakan
oleh Kozier (2010) bahwa salah satu tindakan yang diberikan pada
seseorang mengalami nyeri yaitu mengkaji nyerinya secara
komprehensi agar bisa mendapatkan data yang menjadi acuan
dalam memberikan tindakan selanjutnya.
c. Ajarkan teknik: senam rematik
Intervensi ini sesuai dengan teori Millar (2013) Olahraga
senam dapat menstimulasi peningkatan pelepasan hormon
endorfin. Endorfin memberikan efek analgesia dengan memblokir
proses pelepasan substansi p dari neuron sensorik sehingga proses
transmisi impuls nyeri di medula spinalis menjadi terhambat dan
sensasi nyeri menjadi berkurang
d. Lakukan pemeriksaan kadar asam urat secara rutin.
Intervensi ini diberikan agar mengetahuan perkembangan
kesehatan PM Ny. P
e. Berikan health education tentang gout artritis
62

Intervensi ini diberikan agar PM mengetahui tanda dan

gejala serta makanan yang harus boleh di konsumsi sehingga

kadar purin didalam darah tidak meningkat. Intervensi ini sesuai

dengan teori yang dikemukakan oleh Lingga, (2012). Bahwa

penderita Gout artritis itu harus mengurangi asupan purin dari

makanan yang di konsumsi. Artinya, semakin banyak

mengkonsumsi purin, semakin tinggi kadar asam urat.

f. Anjurkan penerima manfaat untuk rutin minum obat.


Intervensi ini diberikan agar Nyeri yang dirasakan PM bisa cepat
menurun dan keluhan yang lain bisa teratasi.
3. Implementasi Keperawatan
Implementasi keperawatan pada kasus ini diberikan kepada PM
sesuai dengan intervensi yang sudah disusun yaitu Memonitor TTV,
Mengkaji nyeri secara komprehensif, memberikan health education
(HE) tentang Gout atritis, Menganjurkan PM Ny. P untuk
memeriksakan dirinya secara rutin di poli rumah pelayanan social,
Menganjurkan PM Ny. P untuk rutin minum obat dan Mengajarkan
PM teknik :senam rematik
Olahraga senam Rematik dapat menstimulasi peningkatan
pelepasan hormone endorfin. Endorfin memberikan efek analgesia
dengan memblokir proses pelepasan substansi p dari neuron sensorik
sehingga proses transmisi impuls nyeri di medula spinalis menjadi
terhambat dan sensasi nyeri menjadi berkurang. Nyeri yang
dirasakan pada saat melakukan aktivitas sehari-hari, pembengkakan
pada sendi, kaku sendi, kelelahan, bahkan kelainan bentuk tubuh
sering dialami orang yang menderita arthritis, fokus penanganan
penderita Arthritis adalah mengontrol rasa nyeri, mengurangi
kerusakan sendi, serta mempertahankan fungsi kualitas gerak. Pada
orang yang normal gerakan menjadi terjaga karena dapat bergerak
63

aktif. Kapasitas konsentrasi senam rematik terletak pada gerakan


sendi yang meregangkan dan menguatkan otot, karena otot-otot
tersebut yang membantu sendi untuk menopang tubuh. Senam yang
diberikan kepada responden tidak perlu terlalu berat, cukup dengan
gerakan pelan dan dapat diikuti oleh responden serta mengandung
unsur pemanasan dan pendinginan. Di dalam senam rematik untuk
lansia sudah mengandung unsur yang melibatkan kontraksi otot yang
dinamis dan melibatkan banyak otot yang dapat meningkatkan
volume curah jantung.
Senam rematik memiliki 6 tahapan yaitu latihan pernapasan,
latihan kekuatan, latihan pemanasan, latihan persendian, latihan
kardio, dan peregangan. Menurut penelitian Bender et al., (2007),
latihan atau senam dalam hal ini termasuk senam rematik memiliki
dampak psikologis langsung yakni membantu memberi perasaan
santai, mengurangi ketegangan, dan meningkatkan perasaan senang
karena saat senam kelenjar pituitari menambah produksi atau
meningkatkan level beta-endorfin. Hal ini didukung oleh Kozier
(2010), selain produksi beta-endorfin, senam juga meningkatkan
aktivitas penyaluran saraf didalam otak yaitu peningkatan
neurotransmitter parasimpatis (norepinephrine, dopamine, dan
serotonin). Peningkatan konsentrasi beta-endorfindi dalam darah dan
saraf parasimpatis menurunkan denyut jantung dan denyut nadi
sehingga menyebabkan nyeri yang memunculkan kekakuan sendi
berkurang.
Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Vivi et all (2016)
yang
menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan dari pemberian
perlakuan yang berupa pemberian senam rematik terhadap
penurunan skala nyeri pada Gout Artritis
4. Evaluasi Keperawatan
64

Hasil Evaluasi didapatkan pada diagnose nyeri kronis bahwa


terjadi penurunan skala nyeri pada PM Ny. P dari skala 5 menjadi
skala 4 dengan menggunakan pengkajian nyeri Numeric Ratting
Scale (NRS). Dan pada diagnose hambatan mobilitas fisik terjadi
penurunan nilai keseimbangan lansia dari skor 25 menjadi skor 23.
65

BAB VI
PENUTUP

A. Simpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah dipaparkan tentang
diagnosa Nyeri berhubungan dengan penurunan fungsi tulang dan proses
inflamasi sendi. Penulis melakukan tindakan keperawatan sesuai dengan
yang telah direncanakan, selain itu penulis menganalisa pengaruh
penerapan senam ramtik terhadap penurunan nyeri pada sendi. Hasil
intervensi senam rematik menunjukkan terdapat pengaruh terhadap nyeri
sendi PM yang mengalami penurunan walaupun penurunan nyeri sendi
yang tidak signifikan. Sehingga diperlukan terapi lanjutan senam rematik
yaitu 1 minggu 3 x atau dengan intensitas sedang dapat dilakukan rutin 2
kali seminggu sesuai dengan hasil penelitian untuk untuk menurunkan
nyeri pada persendian.

B. Saran
1. Bagi Rumah Pelayanan Sosial Lanjut Usia
Diharapkan petugas dapat melakukan tindakan baik secara
farmakologis maupun nonfarmakologis secara maksimal.
Mengobservasi PM guna mengetahui kondisi terkini klien. Selain itu
penerapan intervensi senam rematik dapat diaplikasikan oleh petugas
Rumah Pelayanan Sosial Lanjut Usia sebagai tindakan yang efektif
bagi penerima manfaatt yang mengalami gangguan nyeri sendi.
2. Bagi Penerima Manfaat
Diharapkan PM dapat melakukan intervensi senam rematik secara
mandiri guna mempertahankan status kesehatan dalam kondisi yang
optimal terutama untuk menurunkan nyeri pada sendi.

Anda mungkin juga menyukai