BAB III
METODE PENULISAN
A. Rancangan Solusi Yang ditawarkan
Penulisan ini disusun menggunakan design studi kasus atau case ctudy.
Case study adalah metode yang digunkan untuk memahami individu yang
dilakukan secara integrative dan menyeluruh, dengan tujuan didapatkannya
pemahaman yang mendalam mengenai kondisi individu tersebut beserta
masalah yang dihadapinnya, dengan tujuan untuk menyelesaikan permasalahan
dan memperoleh perkembangan diri yang baik (Rahardjo & Gudnanto 2010).
B. Teknik Pengumpulan Data
1. Tekhnik pengumpulan data dengan melakukan skrining pasien di Ruang
Flamboyan Panti Pelayanan Sosial Lansia Pucang Gading
2. Pasien yang termasuk dalam kriteria inklusi kemudian dimintakan
persetujuan untuk dilakukan tindakan
3. Pasien mendapat penjelasan mengenai mekanisme dan tujuan senam
rematik
4. Apabila pasien setuju kemudian dilakukan intervensi
5. Catat hasil atau evaluasi setelah dilakukan tindakan atau intervensi.
C. Luaran Pasien
1. Mengetahui penerapan senam rematik di ruang Flamboyan Panti
Pelayanan Sosial Lansia Pucang Gading
2. Menganalisis bagaimana penerapan senam rematik untuk menurunkan
nyeri sendi pada penerima manfaat di ruang Flamboyan Panti Pelayanan
Sosial Lansia Pucang Gading
3. Melaporkan hasil yang didapatkan selama studi kasus ini mengenai
penerapan senam rematik untuk menurunkan nyeri sendi pada penerima
manfaat yang menderita rematik di Ruang Flamboyan Panti Pelayanan
Sosial Lansia Pucang Gading
31
D. Kriteria Pasien
4. Populasi dalam studi kasus ini adalah penerima manfaat yang menderita
rematik di Ruang Flamboyan Panti Pelayanan Sosial Lansia Pucang
Gading
1. Kriteria inklusi
Kriteria inklusi adalah kriteria yang apabila terpenuhi dapat
mengakibatkan calon objek menjadi objek penelitian (hijijah, 2012)
kriteria inklusi dalam studi kasus ini yaitu :
a. Penerima manfaat dengan orientasi baik
b. Penerima manfaat dengan rematik
2. Kriteria Eksklusi
Kriteria ekslusi yaitu kriteria di luari inklusi (Hijijah, 2012), kriteria
ekslusi dalam studi kasus ini yaitu :
a. Pasien dengan penurunan kesadaran
b. Pasien dengan gangguan pendengaran dan gangguan konsentrasi
E. Evidance Based Practice
1. Analisa PICO
P (Population) : populasi yang diambil yaitu penerima manfaat dengan
nyeri sendi
I (Intervention): Intervensi yang dilakukan yaitu dengan pemberian
Terapi senam rematik selama 5-10 menit
Analisis Artikel
Jurnal
Judul :
PENGARUH SENAM REMATIK TERHADAP
PERUBAHAN SKOR NYERI SENDI PADA LANSIA DENGAN
RHEUMATOID ARHTHRITIS DI WILAYAH KERJA UPTD
PUSKESMAS KELURAHAN SUNGAI JAWI LUAR
KECAMATAN PONTIANAK BARAT KOTA PONTIANAK
Judul :
PENGARUH SENAM REMATIK TERHADAP
PERUBAHAN SKALA NYERI PADA LANJUT USIA DENGAN
OSTEOARTHRITIS LUTUT
2. Implementasi EBP
Evidance Based Practice yang akan diterapkan pada studi kasus
ini yaitu penerapan senam rematik dalam menurunkan nyeri sendi
3. Evaluasi EBP
33
BAB IV
LAPORAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA PENERIMA MANFAAT
Ny. P DENGAN GOUT ARTRITIS DI RUANG FLAMBOYAN RUMAH
PELAYANAN SOSIAL LANJUT USIA “PUCANG GADING” SEMARANG
I. PENGKAJIAN
A. Data Biografi Lansia
1. Nama : Ny. P
2. Umur : 89 Tahun
3. Agama : Islam
4. Pendidikan : SD
5. Suku : Jawa, Indonesia
6. Status perkawinan : Janda
7. Tanggal pengkajian : Selasa, 28 Januari 2020
B. Status Kesehatan Lansia Saat ini
1. Keluhan utama
Penerima manfaat mengatakan lutut dan kedua kakinya sering terasa
nyeri dan kaku.
2. Riwayat penyakit sekarang
Penerima manfaat mengatakan lutut dan kedua kakinya sering terasa
nyeri dan kaku. Penerima manfaat mengatakan nyeri dirasakan saat
terlalu banyak aktivitas. Nyeri seperti mencengkram. Nyeri di bagian
lutut dan kedua kaki. Penerima manfaat mengatakan skala nyeri 5.
Nyeri yang dirasakan hilang timbul. Penerima manfaat juga sulit dalam
melakukan aktivitas. Disamping itu, hasil pemeriksaan kadar asam urat
yaitu 8 mg/dL
35
D. Pengkajian Fisik
1. Pemeriksaan Kepala
NO KEPALA YA TIDAK KETERANGAN
1. Sakit Kepala V Penerima manfaat tidak ada gangguan
2. Riwayat trauma v pada kepala
3 Gatal kulit kepala v
4 Pusing v
36
2. Pemeriksaan Mata
NO MATA YA TIDAK KETERANGAN
1. Perubahan penglihatan v Penerima manfaat mengalami
2. Kacamata v gangguan pandangan kabur.
3 Air mata berlebihan v Jarak pandang berkurang dan
4 Pruiritus v tidak menggunakan alat bantu
5 Bengkak v pengelihatan.
6 Diplopia v
7. Pandangan kabur v
8. Fotophobia v
9. Riwayat infeksi v
3. Pemeriksaan Telinga
NO TELINGA YA TIDAK KETERANGAN
1. Perubahan pendengaran v Penerima manfaat tidak ada
2. Keluaran v gangguan pendengaran dan
3. Tinitus v tidak menggunakan alat bantu
4. Vertigo v pendengaran.
5. Sensifitas pendengaran v
6. Riwayat infeksi v
7. Alat protesa v
5. Pemeriksaan Leher
NO LEHER YA TIDAK KETERANGAN
1. Kekakuan v Penerima manfaat tidak
2. Nyeri v mengalami nyeri dan kaku pada
3. Benjolan/massa v tengkuk lehernya
4. Keterbatasan gerak v
Interpretasi Hasil :
Salah 0 – 3 : Fungsi Intelektual utuh
Salah 4 – 5 : kerusakan intelektual ringan
Salah 6 – 8 : kerusakan intelektual sedang
Salah 9 – 10 :kerusakan intelektual berat
H. Pengkajian Psikososial Pada Lansia
1. Assestment Tool geriatric depression scale (GDS)
No Pernyataan Ya Tidak Skor
1 Apakah bapak/ibu sekarang merasa puas dengan kehidupannya? v 0
2 Apakah bapak/ibu telah meninggalkan banyak kegiatan atau v 0
kesenangan akhir-akhir ini?
3 Apakah bapak/ibu merasa hampa/kosong dalam hidup ini? v 0
4 Apakah bapak/ibu sering merasa bosan? v 0
5 Apakah bapak/ibu merasa mempunyai harapan yang baik di masa v 0
depan?
43
2. APGAR Keluarga
a. Keluhan lebih dari 3 bulan atau lebih dari 1 kali dalam 1 bulan?
ya
b. Ada atau banyak pikiran ? tidak
c. Ada gangguan / masalah dengan keluarga lain ? tidak
d. Menggunakan obat tidur/penenang atas anjuran dokter? tidak
e. Cenderung mengurung diri? tidak
Bila lebih dari 1 atau 1 jawaban “ya”.
Kesimpulan:
Berdasarkan pertanyaan yang diajukan kepada penerima manfaat
didapatkan hasil bahwa dari 4 pertanyaan di tahap 1 penerima manfaat
menjawab 1 pertanyaan dengan jawaban “ya” dan dari 4 pertanyaan
ditahap 2 penerima manfaat menjawab 1 pertanyaan dengan jawaban
“ya” maka dapat disimpulkan masalah emosional penerima manfaat
positif.
3. Spiritual
Penerima manfaat beragama Islam. Kegiatan agama yang dilakukan
adalah solat rutin 5 waktu, penerima manfaat rajin beribadah semenjak
di panti. Karena keterbatasan aktivitas, penerima manfaat sholat di
tempat tidur.
46
I. ANALISA DATA
NO DATA FOKUS PROBLEM ETIOLOGI
1. DS: Nyeri Penurunan fungsi
-Penerima manfaat mengatakan lutut kronis tulang dan proses
dan kedua kakinya sering terasa nyeri inflamasi sendi
dan kaku dengan hasil pengkajian
PQRST:
P: Proses penyakit
Q: Seperti mencengkram
R: Lutut dan kedua kaki
S: Skala 5
T: Hilang timbul
-Penerima manfaat mengatakan 5
tahun yang lalu sering makan kacang-
kacangan, emping dan bayam.
-Penerima manfaat mengatakan nyeri
sendi sudah 5 tahun yang lalu
-Penerima manfaat mengatakan diberi
obat untuk mengatasi nyeri sendi dari
poli rumah pelayanan sosial pucang
gading
DO:
-PM menggunakan bantuan kruk
selama 4 tahun
-Hasil TTV:
TD: 150/90 mmHg, N: 80x/mnt,
RR:20x/mnt, S: 36,5 ˚C
-Kadar asam urat : 8 mg/dL.
2 DS: Hambata Nyeri
-Penerima manfaat mengatakan lutut dan n
kedua kakinya sering terasa nyeri dan mobilitas
kaku fisik
-Penerima manfaat mengatakan sulit
melakukan aktivitas
DO:
-Penerima manfaat menggunakan
bantuan kruk untuk berjalan selama 4
tahun
47
dengan nyeri lutut penerima manfaat dapat 3. Tingkatkan realitas bahwa masih
kaki melaksanakan aktivitas dapat menggunakan sisi yang
fisik sesuai dengan sakit dan mengontrol sisi yang
kemampuannya dengan sehat
kriteria hasil: 4. Anjurkan orang terdekat untuk
a. Bertambahnya mengijinkan PM melakukan hal
kekuatan otot dari 3 sebanyak mungkin untuk dirinya
menjadi 4 secara mandiri
b. Mampu mengikuti 5. Kolaborasi dengan ahli
kegiatan rutin di fisioterapis
panti tanpa absen
(senam pagi dan
kegiatan di panti
pada pagi hari)
IV. IMPLEMENTASI
Tanggal/ Dx IMPLEMTASI RESPON
jam
29/01/2020
10.00 WIB 1 1. Mengobservasi tanda-tanda vital S: -
(tekanan darah, suhu, nadi dan O:
RR) PM Ny. P TD: 140/90 S: 36,5℃
N: 80x/mnt RR:20x/mnt
S: PM mengatakan lebih
6. Memberikan health education mengetahui tentang gout
13.30 WIB tentang gout artritis artritis dan penyebab-
penyebabnya
O: PM tampak paham apa
yang dijelaskan perawat
29/01/2020
11.00 WIB 2 1. Mengobservasi kekuatan otot PM S: PM mengatakan kakinya
Ny. P sudah sulit untuk berjalan
cepat
O: Hasil pemeriksaan
kekuatan otot PM yaitu 3
(bisa melawan gravitasi
tetapi tidak dapat menahan
atau melawan tahanan
pemeriksa)
50
S: PM mengatakan
11.30 WIB 3. Menganjurkan orang terdekat meminta bantuan teman
untuk mengijinkan PM melakukan sebelahnya untuk mencuci
hal sebanyak mungkin untuk dan menjemur pakaian
dirinya secara mandiri O: perawat menganjurkan
PM untuk tetap
melanjutkan aktivitas lain
yang masih dapat
dilakukannya
30/01/2020
10.00 WIB 1 1. Mengobservasi tanda-tanda vital S: -
(tekanan darah, suhu, nadi dan O:
RR) PM Ny. P TD: 150/90 S: 36,5℃
N: 80x/mnt RR: 20x/mnt
31/01/2020
10.00 WIB 1 1. Mengobservasi tanda-tanda vital S: -
(tekanan darah, suhu, nadi dan O:
RR) PM Ny. P TD: 140/90 S: 36,5℃
N: 80x/mnt RR:20x/mnt
31/01/2020
11.00 WIB 2 1. Mengobservasi kekuatan otot PM S: PM mengatakan kakinya
Ny. P sulit untuk berjalan cepat
O: Hasil pemeriksaan
kekuatan otot PM yaitu 3
(bisa melawan gravitasi
tetapi tidak dapat menahan
atau melawan tahanan
pemeriksa)
V. EVALUASI
Tanggal DIAGNOSA EVALUASI
29/01/2020 S: PM mengatakan nyeri pada lutut dan kedua lututnya, PM
14.00 WIB mengatakan mau minum obat secara rutin, PM mengatakan
nyaman dan rileks kakinya setelah melakukan senam rematik
1 O: PM Ny. P terlihat menahan nyeri saat mengangkat kakinya
ke tempat tidur
TD: 140/90 S: 36,5℃ N: 80x/mnt RR:20x/mnt
P: proses penyakit
54
Q: mencengkram
R: lutut dan kedua kaki
S: 5
T: hilang timbul setelah aktivitas
A: Masalah teratasi sebagian
P: Lanjutkan intervensi 1-5
1. Monitor TTV
2. Kaji tingkat nyeri secara komprehensif
3. Ajarkan teknik: senam rematik
4. Anjurkan penerima manfaat untuk memeriksakan asam
urat rutin di poli rumah sosial
5. Anjurkan penerima manfaat untuk rutin minum obat.
S: PM mengatakan kakinya sakit dan sudah berjalan
menggunakan kruk selama 4 tahun dengan kadang meminta
bantuan mencuci dan menjemur kepada teman sebelahnya
O: PM berjalan menggunakan kruk dan berjalan sangat pelan.
Hasil pemeriksaan kekuatan otot yaitu 3 (bisa melawan
gravitasi tetapi tidak dapat menahan atau melawan tahanan
pemeriksa)
2 A: Masalah belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi 1-3
1. Kaji kekuatan otot
2. Tingkatkan realitas bahwa masih dapat menggunakan
sisi yang sakit dan mengontrol sisi yang sehat
3. Anjurkan orang terdekat untuk mengijinkan PM
melakukan hal sebanyak mungkin untuk dirinya secara
mandiri
30/01/2020 S: PM mengatakan nyeri pada lutut dan kedua lututnya, PM
14.00 WIB mengatakan mau minum obat secara rutin dan dapat
menunjukkan obat yang diminum pada pagi hari dan sore hari
secara tepat, PM mengatakan nyaman dan rileks kakinya
setelah melakukan senam rematik
O: TD: 150/90 S: 36,5℃ N: 80x/mnt RR: 20x/mnt
1 PM dapat mengikuti senam reumatik yang telah diajarkan
perawat
P: proses penyakit
Q: mencengkram
R: lutut dan kedua kaki
S: 5
T: hilang timbul setelah aktivitas
55
S:
PM mengatakan kakinya sakit dan sudah berjalan
menggunakan kruk selama 4 tahun dengan kadang meminta
bantuan mencuci dan menjemur kepada teman sebelahnya
O:
PM berjalan menggunakan kruk dan berjalan sangat
pelan. Hasil pemeriksaan kekuatan otot yaitu 3 (bisa
melawan gravitasi tetapi tidak dapat menahan atau
melawan tahanan pemeriksa)
Pengkajian keseimbangan lansia dengan skor 23 yaitu
2
mampu melakukan aktivitas dengan bantuan maksimal
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
1. Hasil pengkajian
Hasil pengkajian pada kasus ini adalah sebagai berikut :
DS:
Q: Seperti mencengkram
S: Skala 5
T: Hilang timbul
DO:
2. Diagnosa keperawatan
Diagnose keperawatan pada kasus ini adalah sebagai berikut :
a. Nyeri kronis berhubungan dengan penurunan fungsi tulang dan
proses inflamasi sendi
b. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri lutut kaki
3. Intervensi Keperawatan
Intervensi keperawatan pada kasus ini adalah sebagai berikut :
a. Monitoring TTV
b. Kaji tingkat nyeri secara komprehensif
c. Berikan terapi nonfarmakologis (kompres hangat)
d. Ajarkan teknik: senam rematik
e. Anjurkan penerima manfaat untuk memeriksakan asam urat rutin
di poli rumah sosial
f. Berikan health education tentang gout artritis
g. Anjurkan penerima manfaat untuk rutin minum obat.
4. Implementasi Keperawatan
Implementasi keperawatan pada kasus ini adalah sebagai berikut :
a. Mengobservasi tanda-tanda vital (tekanan darah, suhu, nadi dan
RR) PM Ny. P
b. Mengkaji nyeri secara komprehensif pada PM Ny. P
c. Menganjurkan PM Ny. P untuk memeriksakan dirinya secara
rutin di poli rumah pelayanan sosial
d. Menganjurkan PM Ny. P untuk rutin minum obat
e. Mengajarkan PM Ny. P teknik :senam rematik
f. Memberikan health education tentang gout artritis
5. Evaluasi Keperawatan
Hasil Evaluasi keperawatan pada kasus ini adalah sebagai berikut :
a. Nyeri kronis berhubungan dengan penurunan fungsi tulang dan
proses inflamasi sendi
DS :
PM mengatakan nyeri pada lutut dan kedua lututnya, PM
mengatakan mau minum obat secara rutin dan dapat
menunjukkan obat yang diminum pada pagi hari dan sore hari
secara tepat, PM mengatakan nyaman dan rileks kakinya setelah
melakukan senam rematik
O:
TD: TD: 140/90 S: 36,5℃ N: 80x/mnt RR:20x/mnt
59
Q: mencengkram
S: 4
Q: Seperti mencengkram
S: Skala 5
T: Hilang timbul
DO:
BAB VI
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah dipaparkan tentang
diagnosa Nyeri berhubungan dengan penurunan fungsi tulang dan proses
inflamasi sendi. Penulis melakukan tindakan keperawatan sesuai dengan
yang telah direncanakan, selain itu penulis menganalisa pengaruh
penerapan senam ramtik terhadap penurunan nyeri pada sendi. Hasil
intervensi senam rematik menunjukkan terdapat pengaruh terhadap nyeri
sendi PM yang mengalami penurunan walaupun penurunan nyeri sendi
yang tidak signifikan. Sehingga diperlukan terapi lanjutan senam rematik
yaitu 1 minggu 3 x atau dengan intensitas sedang dapat dilakukan rutin 2
kali seminggu sesuai dengan hasil penelitian untuk untuk menurunkan
nyeri pada persendian.
B. Saran
1. Bagi Rumah Pelayanan Sosial Lanjut Usia
Diharapkan petugas dapat melakukan tindakan baik secara
farmakologis maupun nonfarmakologis secara maksimal.
Mengobservasi PM guna mengetahui kondisi terkini klien. Selain itu
penerapan intervensi senam rematik dapat diaplikasikan oleh petugas
Rumah Pelayanan Sosial Lanjut Usia sebagai tindakan yang efektif
bagi penerima manfaatt yang mengalami gangguan nyeri sendi.
2. Bagi Penerima Manfaat
Diharapkan PM dapat melakukan intervensi senam rematik secara
mandiri guna mempertahankan status kesehatan dalam kondisi yang
optimal terutama untuk menurunkan nyeri pada sendi.