Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN ANALISA TINDAKAN KEPERAWATAN

PEMASANGAN NGT

ARWINDI PUTRI PRATIWI

116094

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI KESEHATAN TELOGOREJO

SEMARANG

2020
LAPORAN ANALISIS TINDAKAN KEPERAWATAN

1. Tindakan keperawatan Pemasangan NGT


yang dilakukan
Nama paien : Tn. C adalah prosedur memasukkan pipa panjang yang terbuat dari
Diagnosa Medis : SNH polyurethane atau silicone melalui hidung, esofagus sampai
Tanggal tindakan: 21 Mei kedalam lambung dengan indikasi tertentu
2017
2. Diagnosa Keperawatan Defisit nutrisi berhubungan dengan ketidak mampuan
menelan (D. 0019)
(PPNI.2017)

DS:
pasien mengeluh sulit menelen makan, nafsu makan
menurun, ketidakmampuan mencerna makanan dengan baik
yang berlangsung selama 3 hari, disertai mual (+),
muntah (-).

DO:
A: BB 45kg, TB 150cm
B: HB 9 Albumin 2,8 hematocrit
33%.
C: rambut terlihat rontok dan kering, membran mukosa bibir
tampak pucat, tampak lesu dan lemah, konjungtiva anemis
D: Ny. R tidak dapat menelan makanan,

3. Tujuan tindakan Memberikan nutrisi pada pasien yang tidak sadar dan pasien
yang mengalami kesulitan menelan. Mencegah terjadinya
atropi esophagus/lambung pada pasien tidak sadar. (Ali, 2010)
4. Prinsip-prinsip tindakan Naso gastric tube adalah melakukan pemasangan selang tube
dari rongga hidung kelambung
Persiapan alat:
Baki berisi :
ngt n. 16
jelly
spuit
plester
tisu
bengkok
Sepasang sarung tangan (Ali, 2010)
5. Analisa Tindakan  Tahap PraInteraksi
1. Melakukan pengecekan program terapi
2. Mencuci tangan
3. Menempatkan alat di dekat pasien
B. Tahap Orientasi
1. Memberikan salam dan menyapa nama pasien
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
3. Menanyakan persetujuan dan kesiapan klien
C. Tahap Kerja
1. Menjaga privacy
2. Mengatur posisi pasien dalam posisi semi fowler
atau fowler (jika tidak ada kontra indikasi)
3. Memakai sarung tangan
4. Membersihkan lubang hidung pasien
5. Memasang pengalas diatas dada
6. Meletakkan bengkok atau baskom muntah di
depan pasien.
7. Mengukur panjang selang yang akan dimasukkan
dengan cara menempatkan ujung selang dari hidung
klien ke ujung telinga atas lalu dilanjutkan sampai
processus xipodeus.
8. Mengolesi ujung NGT dengan jelly sepanjang
20-30 cm.
9. Meminta pasien untuk relaks dan tenang,
masukkan selang secara perlahan sepanjang 5-10 cm
lalu meminta pasien untuk menundukkan kepala
(fleksi) sambil menelan.
10. Masukkan selang sampai batas yang ditandai.
11. Jangan memasukkan selang secara paksa jika ada
tahanan.
a. Jika pasien batuk atau bersin, hentikan lalu ulangi lagi.
Anjurkan pasien untuk melakukan teknik nafas dalam.
b. Jika tetap ada tahanan, tarik selang perlahan-lahan dan
masukkan selang krmbali ke lubang hidung yang lain secara
perlahan.
c. Jika pasien terlihat akan muntah, tarik tube dan inspeksi
tenggorokan lalu melanjutkan memasukkan selang secara
perlahan.
 Mengatur pasien pada posisi fleksi kepala, dan
masukkan perlahan ujung NGT melalui hidung (bila
pasien sadar menganjurkan pasien untuk menelan
ludah berulang-ulang)
 Memastikan NGT masuk kedalam lambung
dengan cara: menginspirasi NGT dengan spuit atau
memasukkan udara 10 cc sambil di auskultasi di
region lambung atau memasukkan kedalam gelas
berisi air)
 Menutup ujung NGT dengan spuit/klem atau
disesuaikan dengan tujuan pemasangan
 Melakukan fiksasi NGT di depan hidung dan pipi
dengan menggunakan plester.
D. Tahap Terminasi
1. Melakukan evaluasi tindakan
2. Berpamitan dengan klien
3. Membereskan alat-alat
4. Mencuci tangan
5. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan
perawatan
(Fitriani,
2011)

6. Bahaya yang mungkin Komplikasi+komplikasi dapat terjadi akibat trauma mekanik


terjadi akibat tindakan selama proses pemasangan awal maupun penempatan NGT
tersebut dan carayang tidak tepat antara lain (Fitriani, 2011)
pencegahan 1. Distres na5as pada pemasangan awal 80% terjadi akibat
penempatan posisi pasienserta teknik pemasangan 80%
yang tidak tepat. dapat dicegah dengan memposisikan
pasien pada posisi fowler serta melakukan tahapan
prosedur pemasangan dengan berurutan, serta yang paling
penting adalah konfirmasiletak pipa. Penanganan awal bila
muncul tanda tanda distres nafas adalah segeramenarik
keluar ngt
2. Malposisi ngt
3. Epiktasis masif
7. Hasil yang di dapat dan Luaran : Status Nutrisi (L. 03030)
makna
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam,
status nutrisi membaik, dibuktikan dengan KH
1. Serum albumin dari sebelumnya sedang (4) menjadi
meningkat (5)
2. Rambut rontok dari sebelumnya sedang (3) menjadi
menurun (5)

8. Identifikasi tindakan Manajemen Nutrisi (I. 03119)


keperawatan lainya yang
dapat dilakukan untuk Identifikasi :
mengatasi masalah atau - Identifikasi status nutrisi
diagnosa tersebut - Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
- Monitor asupan makanan
- Monitor berat badan
- Monitor hasil pemeriksaan laboratorium

Terapeutik :
- Berikan makanan tinggi serat untuk mencegah konstipasi
- Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein
Edukasi :
- Memberikan diet yang diprogramkan

Kolaborasi :
- Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori
dan jenis nutrien yang dibutuhkan
9. Evaluasi diri tentang Pemberian nutrisi lewat NGT diharapan dapat terserap baik
pelaksanaan tindakan oleh klien
tersebut

Referensi

Ali, Zaidin. (2010). Dasar-dasar Pendidikan Kesehatan Masyarakat dan Promosi Kesehatan.
Jakarta: Trans Info Media

Notoatmodjo. (2012). Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Edisi Revisi. Jakarta: PT.
Rineka Cipta

PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Edisi 1. Cetakan III. Jakarta: DPP
PPNI

PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Edisi I. Cetakan II. Jakarta: DPP PPNI

PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Edisi 1. Cetakan II. Jakarta: DPP
PPNI

Sutanto dan Fitriana. (2017). Kebutuhan Dasar Manusia. Yogyakarta: Pustaka Baru Press
Wahyuni, E. S., & Hermawati, H. (2017). Persepsi Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi Pada Pasien
Diabetes Mellitus Di Desa Sawah Kuwung Karang Anyar. Care: Jurnal Ilmiah Ilmu
Kesehatan, 5(2), 306-317.

https://www.researchgate.net/publication/338715988_Persepsi_Kebutuhan_Pendidikan_Komuni
kasi_dalam_Kesehatan (diakses pada 2 September 2020 )

Anda mungkin juga menyukai