Anda di halaman 1dari 11

PANDUAN PROSES SELEKSI STAF KLINIS

RSU SUNDARI MEDAN

Jl. Jend. T. B. Simatupang (Jl. Pinang Baris) No. 31

Jl. Jend. T. B. Simatupang (Jl. Pinang Baris) Gg. Mesjid No. 5 KP.Lalang Medan
BAB I

GAMBARAN UMUM

A. LATAR BELAKANG
Sekarang ini, banyak sekali perusahan yang rugi besar akibat banyaknya karyawan
yang kurang bertanggung jawab. Untuk itu, dalam membangun sebuah usaha, diperlukan
penyeleksian karyawan yang efektif untuk mendapat orang orang yang berkualitas dan
professional dalam bidangnya. Dalam organisasi Rumah Sakit perlu menetapkan proses
seleksi untuk menjamin bahwa pengetahuan dan ketrampilan staf klinis sesuai dengan
kebutuhan pasien. Karena semakin berkembangnya teknologi kesehatan, tuntutan asuhan
pasien yang semakin berkembang perlu adanya proses penyaringan yang mendalam untuk
mendapatkan seorang staf klinis yang diharapkan mampu menjawab semua persoalan di
lapangan dalam memberikan asuhan kepada pasien.

B. PENGERTIAN
1. Seleksi
Adalah usaha pertama yang dilakukan perusahaan untuk memperoleh karyawan
yang kualifikasi dan kompeten yang akan menjabat serta mengerjakan semua
pekerjaan pada perusahaan.

Menurut Para Ahli


a) Dale Yoder (1981), seleksi adalah suatu proses ketika calon karyawan dibagi
dua bagian, yaitu yang akan diterima atau yang ditolak.
b) Malayu Hasibuan, seleksi adalah suatu kegiatan pemilihan dan penentuan
pelamar yang akan diterima atau ditolak untuk menjadi karyawan perusahaan.
Seleksi ini didasarkan kepada spesifikasi tertentu dari setiap perusahan
bersangkutan.

Secara garis besar Seleksi maksudnya pemilihan tenaga kerja yang sudah
tersedia. Seleksi pada dasarnya bertujuan untuk mendapatkan tenaga kerja yang
memenuhi syarat dan memiliki kualifikasi yang sesuai dengan deskrifsi pekerjaan yang
ada atau sesuai dengan kebutuhan organisasi atau perusahaan. Tujuan seleksi adalah
mendapatkan tenaga kerja yang paling tepat untuk memangku suatu jabatan tertentu.
Mengarah pada tujuan seleksi yang demikian itu, setiap organisasi yang bersangkutan
senantiasa akan berusaha dengan biaya yang serendah mungkin dengan menggunakan
cara yang paling efisien, tetapi efektif.

2. Staf Klinis
Adalah semua tenaga klinis atau kesehatan yang memberikan asuhan kesehatan
kepada pasien. Adapun profesi yang termasuk didalamnya yaitu dokter, perawat,
bidan, analis kesehatan, radiografer, farmasi, gizi, dan profesi lainnya.
BAB II

RUANG LINGKUP

Ruang lingkup seleksi yaitu siapa saja asalkan sesuai dengan syarat yang
ditetapkan oleh Rumah Sakit. Permintaan mengenai siapa, apa dan bagaimana nantinya
akan di ambil sesuai dengan kebutuhan Rumah Sakit saat itu juga.

1. Kriteria-Kriteria Seleksi
Kriteria-kriteria seleksi biasanya diringkas dalam beberapa kategori, yaitu
pendidikan, pengalam kerja, kondisi fisik, karakteristik kepribadian, serta tipe
kepribadian.
a) Pendidikan formal. Perusahaan cenderung menetapkan syarat minimal
pendidiakn formal dan jenis pendidikan, misal untuk jabatan akuntan, kriteria
pendidikannya adalah sarjana akuntansi.

b) Pengalaman kerja. Perusahaan sering menganggap pengalaman sebagai


indikator yang baik untuk mengukur kemampuan dan sikap yang terkait dengan
pekerjaan.

c) Karakteristik fisik. Karakteristik yang dimaksud di sini adalah karakteristik fisik


yang berhubungan secara langsung dengan efektivitas kerja.

d) Karakteristik kepribadian dan tipe kepribadian. Karakteristik pribadi meliputi status


perkawinan, jenis kelamin dan usia. Tipe kepribadian merujuk pada sikap yang
dimiliki seseorang dalam hal berkomunikasi, bersosialisasi, bekerja sama,
ketekunan terhadap tugas, kemandirian, dan penyesuaian diri.
BAB III

KEBIJAKAN

Sebagai acuan dan dasar pertimbangan dalam Panduan Penerimaan Seleksi Staf
Klinis di Rumah Sakit Umum Sundari Medan diperlukan peraturan perundang-undangan
pendukung sebagai berikut :
1. Undang – Undang No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
2. Undang – Undang No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan.
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 1045/PER/MENKES/XI/2006
tentang Pedoman Organisasi Rumah Sakit di Lingkungan Departemen Kesehatan.
4. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 81/MENKES/SK/I/2004
tentang Pedoman Penyusunan Perencanaan Sumber Daya Manusia Kesehatan di
Tingkat Propinsi, Kabupaten atau Kotamadya serta Rumah Sakit.
5. Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit Departemen Kesehatan Republik
Indonesia tahun 2008.
BAB IV

TATA LAKSANA

A. Proses Tahap-Tahap Seleksi


Proses seleksi adalah langkah-langkah yang dilalui oleh para pelamar dari
mengajukan lamaran sampai akhirnya memperoleh keputusan ditolak atau diterima
sebagi karyawan baru. Proses ini berbeda di tiap perusahaan, tetapi pada umumnya
meliputi evaluasi persyaratan (administratif), tes, wawancara, dan ujian fisik. Meldona,
dalam bukunya menjelaskan tentang tahapan-tahapan seleksi beserta instrument yang
digunakan menurut Rivai, yaitu terdiri atas:
1. Surat-surat rekomendasi
Berisi tentang sifat-sifat orang yang direkomendasikan sebagai bahan
pertimbangan evaluasi.
2. Format (borang) lamaran
Merupakan format baku formulir lamaran agar mempermudah penyeleksi
mendapatkan informasi/ data yang lengkap dari calon karyawan, dan sebagai
penyaring untuk menentukan apakah pelamar memenuhi kriteria spesifikasi
pekerjaan minimal.
3. Tes kemampuan
Adalah tes yang menilai kesesuaian antara pelamar dengan syarasyarat
pekerjaan dan harapan perusahaan. Juga berfungsi untuk meramal berhasil
tidaknya peramal dalam melaksanakan pekerjaan, kemampuannya dalam belajar,
reaksi dan sikap untuk beradapatasi, kepandaian serta potensi lainnya. Tes ini
mengukur tingkat kecerdasan (intelegensi test), kecekatan, kepribadian
(personality test), minat (interest test), bakat (aptitude test), dan prestasi
(achievement test).
4. Tes Potensi Akademik / TPA (Ability Test)
Mengukur sejauh mana kemampuan pelamar mulai dari kemampuan verbal dan
keterampilan kualitatif sampai pada kecerdasan persepsi.
5. Tes kepribadian (Personality Test)
Tes yang digunakan untuk mengira sifat-sifat dan karakter pelamar. Karakteristik
pekerja yang dicari adalah yang cenderung konsisten dan mampu.
6. Wawancara
Merupakan suatu bentuk percakapan yang formal dan mendalam yang diadakan
untuk mengevaluasi pelamar. Pewawancara akan mencari dari tiga pertanyaan
dasar, yaitu: dapatkah pelamar mengerjakan pekerjaannya? Akankah pelamar
mengerjakan pekerjaannya dengan baik dan dan tepat? Dan bagaimana pelamar
dibandingkan dengan pelamar lain yang dipertimbangkan untuk mengerjakan
pekerjaan tersebut. Secara umum, tahap wawancara terdiri dari lima bagian,
yaitu: meliputi persiapan wawancara, pengarahan/ penciptaan hubungan,
pertukaran informasi, terminasi, dan evaluasi. Terdapat beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam pelaksanaan wawancara, yaitu distribusi waktu, jenis
pertanyaan yang diajukan, menjadi pendengar yang baik, dan gerak-gerik (body
language).

Untuk di lingkungan Rumah Sakit Umum Sundari Medan tahapan proses seleksi staf
klinis antara lain :
1. Membuat Pengumuman Penerimaan Staf Klinis

2. Lamaran pekerjaan (bagian Medis / Keperawatan, bagian Penunjang Medis) diberikan


kepada bagian manajemen (HRD) oleh calon staf.

3. Manajemen (HRD) melakukan seleksi kelengkapan berkas dan administrasi meliputi :


a. Surat lamaran

b. Daftar Riwayat Hidup

c. Foto copy Ijazah dan Transkip Nilai, Surat Tanda Registrasi (STR), Surat Izin
Perawat (SIP), Surat Izin Kerja (SIK).

d. Surat pengalaman bekerja (jika ada)

e. Sertifikat Pelatihan
f. Foto copy KK

g. Foto copy KTP


4. Berkas yang lulus persyaratan oleh Bagian HRD diajukan ke Karumkit untuk disetujui.
5. Apabila menurut pertimbangannya Karumkit surat lamaran perlu ditidaklanjuti maka
Karumkit meneruskan kepada Kepala SDM
6. Kepala SDM bersama Komite Medis, Komite Keperawatan dan Komite Kredensial
melakukan seleksi berkas dengan predikat baik, cukup atau kurang.
7. Selanjutnya predikat-predikat tersebut diteruskan ke karumkit untuk dimintai
persetujuan. Jika disetujui selanjutnya Kepala SDM mulai merekrut nama-nama yang
terpilih
8. Membuat pengumuman atau pemberitahuan nama-nama yang lolos seleksi via
telephone.
9. Untuk profesi Perawat dan PPA Lainnya, nama-nama yang lolos seleksi berkas akan
mengikuti Tes Ketrampilan/Tertulis
10. Untuk Profesi Dokter tidak dilakukan Tes Tertulis.
11. Hasil ujian tulis diperiksa dan dinilai oleh Bagian yang terkait di atas :
a. Nilai ≥ 70 mempunyai kesempatan untuk mengikuti interview

b. Jika nilai rata-rata interview dan ujian tulis ≥ 70 maka calon staf akan maju ke
tahap selanjutnya
12. Jika calon staf lulus tes Wawancara maka akan diterima menjadi staf dan dilakukan
orientasi sampai menunggu SK pengangkatan oleh Kepala Rumah Sakit.
13. Staf akan dievaluasi minimal 3 bulan dan akan dievaluasi minimal 1 tahun oleh
Kepala Unit tempat bertugas.
14. Setelah kegiatan orientasi peserta diberikan sertifikat telah melaksanakan orientasi
dirumah sakit Rumah Sakit Umum Sundari Medan.

B. Kualifikasi yang Menjadi Dasar Seleksi


Proses seleksi sangat penting dalam memberikan penilaian akan sifat-sifat, watak, dan
kemampuan para pelamar secara tepat, teliti dan lengkap. Beberapa kualifikasi berikut
ini menjadi dasar dalam proses seleksi.

1. Keahlian
Merupakan salah satu kualifikasi utama yang menjadi dasar dalam proses seleksi,
kecuali bagi jabatan yang tidak memerlukan keahlian. Penggolongan keahlian dapat
dikemukakan sebagai berikut :
a) Technical skill
Yaitu keahlian teknik yang harus dimiliki para pegawai pelaksana.
b) Human skill
Yaitu keahlian yang harus dimiliki oleh mereka yang akan memimpin beberapa orang
bawahan.
c) Conceptual skill
Yaitu keahlian yang harus dimiliki oleh mereka yang akan memangku jabatan puncak
pimpinan sebagai figur yang mampu mengkoordinasi berbagai aktivitas untuk
mencapai tujuan organisasi.

2. Pengalaman
Dalam proses pelamaran suatu pekerjaan, pengalaman pelamar cukup penting
artinya dalam suatu proses seleksi. Suatu organisasi atau perusahaan cenderung
akan memilih pelamar yang berpengalaman dari pada yang tidak berpengalaman
karena dipandang lebih mampu melaksanakan tugasnya. Selain itu, kemampuan
intelegensi juga menjadi dasar pertimbangan selanjutnya sebab orang yang memiliki
intelegensi yang baik biasanya orang yang memiliki kecerdasan yang cukup baik.
Faktor pengalaman saja tidak cukup untuk menentukan kamampuan seseorang
pelamar dalam menyelesaikan tugasnya dengan baik.

3. Usia
Perhatian dalam proses seleksi juga ditunjukan pada masalah usia para pelamar.
Usia muda dan usia lanjut tidak menjamin diterima tidaknya seseorang pelamar.
Mereka memiliki usia lanjut tenaga fisiknya relatif terbatas meskipun banyak
pengalaman. Mereka yang berusia muda mungkin saja memiliki vitalitas yang cukup
baik. Tetapi rasa tanggung jawabnya relatif kurang dibandingkan dengan usia
dewasa. Oleh karena itu, yang terbaik pelamar yang berusia sedang atau sekira usia
30 tahun

4. Jenis kelamin
Jenis kelamin memang sering pula diperhatikan, terlebih-lebih untuk jabatan tertentu.
Jabatan-jabatan memang dikhususkan untuk pria, ada juga yang khusus untuk
wanita. Tetapi banyak juga yang terbuka untuk kedua jenis kelamin tersebut.

5. Pendidikan
Kualifikasi pelamar merupakan cermin dari hasil pendiidkan dan pelatihan
sebelumnya, yang akan menentukan hasil seleksi selanjutnya dan kemungkinan
penempatanya dalam organisasi bila pelamar yang bersangkutan diterima. Tanpa
adanya latar belakang pendidikan tersebut maka proses pemilihan atau seleksi akan
menjadi sulit.

6. Kondisi fisik
Kondisi fisik seseorang pelamar kerja turut memegang peranan penting dalam proses
seleksi. Bagaimana pun juga suatu organisasi secara optimal akan senantiasa ingin
memperoleh tenaga kerja yang sehat jasmani dan rohani kemudian memiliki postur
tubuh yang cukup baik terutama untuk jabatan-jabatan tertentu.

7. Bakat
Bakat atau aptitube seseorang calon pelamar tenaga kerja turut juga pemegang
kunci sukses dalam proses seleksi. Bakat ini dapat tampak pada tes-tes, baik fisik
maupun psikolog. Dari tes-tes tersebut dapat diketahui bakat yang tersembunyi, yang
suatu saat dapat dikembangkan

8. Temperamen
Temperamen adalah pembawaan seseorang. Temperamen tidak dipengaruhi oleh
pendidikan, namun berhubungan langsung dengan emosi seseorang. Menurut Drs.
Manullang, temperamen adalah sifat yang mempunyai dasar bersumber pada faktor-
faktor dalam jasmani bagian dalam, yang di timbulkan oleh proses-proses biokima.
Temperamen seseorang itu bermacam-macam, ada yang periang, tenang dan
tentram, bersemangat, pemarah, pemurung, pesimis, dan lain-lain. Hal ini
menentukan sukses tidaknya seleksi atau tempat yang cocok bagi seseorang pelamar
bila diterima bekerja dalam organisasi

9. Karakter
Karakter berbeda dengan tempramen meskipun ada hubungan yang erat antara
keduanya. Temperamen adalah faktor endogen, sedangkan karakter adalah faktor
exogen. Suatu karakter seseorang dapat diubah melalui pendidikan, sedangkan
temperamen tidak dapat diubah.
BAB V

DOKUMENTASI

Pada dasarnya proses dokumentasi dimulai setelah kumpulan data para pelamar
yang memenuhi syarat diperoleh melalui suatu penarikan atau seleksi. Proses ini
merupakan serangkaian langkah kegiatan yang digunakan untuk memutuskan pelamar
diterima atau tidak diterima, dokumentasi atau pencatatan dilakukan sebagai dasar
kebijaksanaan yang harus di pegang dalam proses penerimaan pegawai. Dokumentasi
penerimaan pegawai dicatat dalam formulir yang ada pada TUUD.
.

Anda mungkin juga menyukai