Anda di halaman 1dari 13

SAP

(Satuan Acara Penyuluhan)


Demam Berdarah Dengue

KELOMPOK V
SITI MASITA
YULIA ARYANI SAHNAS
YULIANI PUTRI PRATIWI

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


STIKes HANG TUAH PEKANBARU
PEKANBARU
2019
PRAKTIK PROFESI KEPERAWATAN ANAK
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
STIKes HANG TUAH PEKANBARU
TA 2019

SATUAN ACARA PENYULUHAN


(SAP)

Pokok bahasan : DBD (Demam Berdarah Dengue)


Hari/Tanggal : Kamis, 31 Januari 2019
Waktu pertemuan : 09:00 WIB
Tempat : Ruang Pendaftaran Puskesmas Simpang Tiga
Sasaran : Masyarakat

A. Latar Belakang
Perubahan musim pancaroba yang sering terjadi saat ini yang perlu diwaspadai
ketika berada pada musim penghujan, hal ini dikarenakan perlu adanya pemantauan
genangan-genangan air yang terjadi pada selokan yang buntu, gorong-gorong yang
tidak lancar serta adanya banjir yang berkepanjangan, perlu juga diwaspadai adanya
tempat reproduksi atau berkembang biaknya nyamuk pada genangan-genangan
tersebut sehingga dapat mengakibatkan musim DBD,
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) {bahasa medisnya disebut Dengue
Hemorrhagic Fever (DHF)} adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang
ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus, yang mana
menyebabkan gangguan pada pembuluh darah kapiler dan pada sistem pembekuan
darah, sehingga mengakibatkan perdarahan-perdarahan. Penyakit ini banyak
ditemukan didaerah tropis seperti Asia Tenggara, India, Brazil, Amerika termasuk di
seluruh pelosok Indonesia, kecuali di tempat-tempat ketinggian lebih dari 1000 meter
di atas permukaan air laut. Hal ini disebabkan karena penyakit ini telah merenggut
banyak nyawa.
Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan RI tahun 2013, DBD menjadi
masalah kesehatan bagi masyarakat selama 45 tahun terakhir. Penyebaran kasus empat
tahun pertama cukup lambat dan kemudian meningkat tajam lebih dari 50% kabupaten
dan kota yang tersebar DBD. DBD merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh
virus dengue yang penularannya dari satu penderita ke penderita lain disebarkan oleh
nyamuk Aedes aegypti. Oleh karena itu langkah yang dapat dilakukan untuk mencegah
penyebaran DBD adalah dengan memotong siklus penyebarannya dengan
memberantas nyamuk tersebut. Salah satu cara untuk memberantas nyamuk Aedes
aegypti adalah dengan melakukan Fogging. Selain itu juga dapat dilakukan
pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dan abatisasi untuk memberantas jentik
nyamuk.
Berbagai upaya pengendalian penyakit demam berdarah dengue (DBD) telah
dilaksanakan meliputi : promosi kesehatan tentang pemberantasan sarang nyamuk,
pencegahan dan penanggulangan faktor resiko serta kerja sama lintas program dan
lintas sector terkait sampai dengan tingkat desa /kelurahan untuk pemberantasan sarang
nyamuk. Masalah utama dalam upaya menekan angka kesakitan DBD adalah belum
optimalnya upaya pergerakan peran serta masyarakat dalam pemberantasan sarang
nyamuk Demam Berdarah Dengue. Oleh karena itu partisipasi masyarakat dalam
pemberantasan sarang nyamuk DBD tersebut perlu di tingkatkan antara lain
pemeriksaan jentik secara berkala dan berkesinambungan serta menggerakan
masyarakat dalam pemberantasan sarang nyamuk DBD.

B. TIU (Tujuan Instruksional Umum)


Pada akhir penyuluhan diharapkan peserta penyuluhan dapat memahami tentang
DBD.
C. TIK (Tujuan Instruksional Khusus)
Setelah di berikan pendidikan kesehatan masyarakat mampu :
1. Menjelaskan pengertian DBD dengan bahasa sederhana.
2. Menjelaskan penyebab DBD
3. Memahami dan menjelaskan tanda dan gejala dari DBD
4. Memahami ciri-ciri nyamuk Aedes Aegypty
5. Memahami mekanisme penularan DBD
6. Memahami pencegahan DBD
7. Memahami pengobatan DBD
D. Metode
Presentasi, diskusi tanya jawab.
E. Media
Lefleat, infokus/lembar balik
F. Waktu dan Tempat : Kamis, 31 Januari 2019, pukul : 09:00 WIB di Ruang
Pendaftaran Puskesmas Simpang Tiga
G. Pengorganisasian

 Leader + Moderator : Yuliani Putri Pratiwi


 Presentator : Yulia Aryani Sahnas
 Fasilitator dan Observer : Siti Masita
H. Deskripsi Tugas

 Leader + Moderator : Sebagai pembuka acara dan memimpin

jalannya acara penyuluhan.

 Presentator : Mempresentasikan materi penyuluhan

 Fasilitator dan Observer : Memfasilitasi jalannya penyuluhan agar

audience tetap koperatif dan tidak monoton, menjawab pertanyaan dari

audience dan pendokumentasian.


I. Setting Tempat

J. Kegiatan Penyuluhan

No Tahap Waktu Kegiatan Penkes Kegiatan audiens


1 Pre interaksi 3 menit
1. Mengucapkan salam 1. Menjawab salam
2. Perkenalan 2. Memperhatikan
3. Menjelaskan tujuan 3. Memperhatikan
2 Tahap kerja 30 - Menyampaikan Materi, yaitu - Memperhatikan
Menit :Definisi, penyebab, tanda dan materi
gejala, ciri-ciri nyamuk aedes, penyuluhan
cara penularan, pencegahan, - Bertanya hal
pengobatan DBD yang kurang
- Memberikan kesempatan jelas.
bertanya - Memperhatikan
- Menjawab pertanyaan

3 Evaluasi 5 menit1. Evaluasi dan menyimpulkan materi - Memperhatikan


2. Mengucapkan salam - Menjawab salam.
K. Evaluasi
1) Evaluasi struktur, diharapkan:
- Tersedia lingkungan
- Materi yg disampaikan
- Tugas leader + moderator
- Tugas presentator
- Tugas fasilitator + preseptor
2) Evaluasi proses, diharapkan:
- Lingkungan yang kondusif
3) Evaluasi hasil, diharapkan:
- Seluruh audience memahami materi dan dapat mengaplikasikan dengan
baik.

L. Materi Penyuluhan

Demam Berdarah Dengue

1. Definisi DBD

Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Hemorrahagic Fever (DHF)


ialah penyakit yang disebabkan virus dengue yang ditularkan melalui gigitan
nyamuk Aedes aegyti dan Aedes albbopictus. Kedua jenis nyamuk ini terdapat
hampir di seluruh pelosok Indonesia kecuali ditempat ketinggian lebih dari 1000
meter di atas permukaan air laut (Ginanjar, 2008).
Menurut Rampengan virus Dengue berada dalam darah selama 4-7 hari mulai
1-2 hari sebelum demam. Bila penderita tersebut digigit nyamuk penular, maka
virus dalam darah akan ikut terhisap masuk ke dalam lambung nyamuk.
Selanjutnya virus akan memperbanyak diri dan tersebar di berbagai jaringan tubuh
nyamuk termasuk di dalam kelenjar liurnya. Kira-kira satu minggu setelah
menghisap darah penderita, nyamuk bersiap untuk menularkan kepada orang lain.
Virus ini akan tetap berada dalam tubuh nyamuk sepanjang hidupnya. Penularan
ini terjadi setiap kali nyamuk menggigit, sebelum menghisap darah akan
mengeluarkan air liur melalui saluran alat menggigitnya (proboscis), agar darah
yang dihisap tidak membeku. Bersama air liur inilah virus Dengue dipindahkan dari
nyamuk ke orang lain.

2. Penyebab
DBD disebabkan oleh virus dengue dari kelompok Arbovirus B, dan disebarkan
oleh artropoda. Vektor utama DBD ialah Aedes aegypti di daerah perkotaan dan
Aedes albopictus di daerah pedesaan. Nyamuk ini dapat menyebarkan virus dengue
setelah sebelumnya menggigit dan menghisap darah manusia yang sedang
menderita DBD. Berdasarkan laporan yang ada, virus ini juga dapat ditularkan
transovarial sehingga telur- telur nyamuk ini terinfeksi oleh virus dengue. Virus
ini berkembangbiak di dalam tubuh nyamuk selama kurang dari 8-10 hari terutama
di dalam kelenjar air ludahnya. Saat nyamuk menggigit manusia, virus ini akan
ditularkan dan berkembang biak di dalam tubuh manusia. Masa inkubasi selama
kurang lebih 4-6 hari dan orang yang terinfeksi tersebut dapat menderita demam
berdarah dengue (Kemenskes RI, 2013).
Beberapa faktor yang mempengaruhi kejadian penyakit Demam Berdarah
Dengue, antara lain faktor host, lingkungan (environment) dan faktor virusnya
sendiri. Faktor host yaitu kerentanan (susceptibility) dan respon imun. Faktor
lingkungan (environment) yaitu kondisi geografi (ketinggian dari permukaan laut,
curah hujan, angin, kelembaban, musim), Kondisi demografi (kepadatan, mobilitas,
perilaku, adat istiadat, sosial ekonomi penduduk). Faktor agent yaitu sifat virus
Dengue, yang hingga saat ini telah diketahui ada 4 jenis serotipe yaitu Dengue 1,
2, 3, dan 4.
3. Tanda dan Gejala DBD

Menurut Ginanjar (2008), Kriteria klinis DBD meliputi:


- Demam tinggi berlangsung dalam waktu singkat, yakni antara 2-7 hari, yang
dapat mencapai 40 derajat celcius. Demam sering disertai gejala tidak spesifik,
seperti tidak nafsu makan (anoreksia), lemah badan (malaise), nyeri sendi dan
tulang, serta rasa sakit di daerah belakang bola mata (retro orbita), dan wajah
yang kemerah-merahan (flushing) .
- Tanda-tanda perdarahan seperti mimisan (epistaksis), perdarahan gusi,
perdarahan pada kulit seperti tes Rumppleede(+), ptekiae dan ekimosis, serta
buang air besar berdarah berwarna merah kehitaman (melena) .
- Adanya pembesaran organ hati (hepatomegali).
- Kegagalan sirkulasi darah, yang ditandai dengan denyut nadi yang teraba lemah
dan cepat, ujung-ujung jari terasa dingin serta dapat disertai penurunan
kesadaran dan renjatan (syok) yang dapat menyebabkan kematian.

4. Ciri-ciri nyamuk Aedes Aegypty


Ciri-ciri nyamuk Aedes Aegypty
a. Warna hitam dengan belang-belang putih di seluruh badannya
b. Berbadan kecil
c. Biasanya menggigit pada siang hari dan sore hari
d. Hidup dan berkembang biak di dalam rumah (bak mandi,kaleng bekas,kolam
ikan,ban bekas,pot tanaman air,tempat minuman burung)
e. Senang hinggap pada pakaian yang bergantung,kelambu dan ditempat yang
gelap dan lembab.
f. Jentik nyamuk berperan aktif di dalam bak air
g. Posisi jentik nyamuk tegak lurus dengan permukaan air
h. Gerakan jentik nyamuk naik turun ke atas pemukaan air untuk bernafas
i. Kemampuan terbang kira-kira 100 meter
5. Mekanisme Penularan DBD

Penularan ini terjadi karena setiap kali nyamuk menggigit (menusuk), sebelum
menghisap darah akan mengeluarkan air liur melalui saluran alat tusuknya
(probosis), agar darah yang dihisap tidak membeku. Bersama air liur inilah virus
dengue dipindahkan dari nyamuk ke orang lain. Hanya nyamuk Aedes aegypti
betina yang dapat menularkan virus dengue. Nyamuk betina sangat menyukai darah
manusia (anthropophilic) dari pada darah binatang. Kebiasaan menghisap darah
terutama pada pagi hari jam 08.00-10.00 dan sore hari jam 16.00-18.00. Nyamuk
betina mempunyai kebiasaan menghisap darah berpindah-pindah berkali-kali dari
satu individu ke individu lain (multiple biter). Hal ini disebabkan karena pada siang
hari manusia yang menjadi sumber makanan darah utamanya dalam keadaan aktif
bekerja/bergerak sehingga nyamuk tidak bisa menghisap darah dengan tenang
sampai kenyang pada satu individu. Keadaan inilah yang menyebabkan penularan
penyakit DBD menjadi lebih mudah terjadi.

6. Pencegahan DBD

Untuk mencegah penyakit DBD, nyamuk penularnya (Aedes aegypti) harus


diberantas sebab vaksin untuk mencegahnya belum ada. Cara yang tepat dalam
pencegahan penyakit DBD adalah dengan pengendalian vektornya, yaitu
nyamuk Aedes aegypti. Cara yang tepat memberantas nyamuk aedes aegypty
adalah dengan memberantas jentik-jentik nyamnuk ditempat berkembang biaknya.
Cara ini dikenal dengan Pemberantasan Sarang Nyamuk DBD (PSN-DBD). Oleh
karena tempat-tempat berkembang biaknya terdapat dirumah dan tempat-tempat
umum maka dari itu semua keluarga harus melakukan PSN-DBD secara teratur
sekurang-kurangnya seminggu sekali.

PSN-DBD tersebut dapat digambarkan pada bagan berikut :


Gambar 2.1.

Nyamuk Dewasa
Foggi Fogging (dengan insektisida)

Kimia
Jentik nyamuk
Fisika Fisika
Biologi

Bagan cara pemberantasan nyamuk (PSN DBD)

Cara Pencegahan yang dilakukan adalah sebagai berikut :

a. Kimia
Dengan cara pemberian abatisasi(abate), pengasapan dan fogging.
b. Fisik

c. Dalam sekurang-kurangya seminggu sekali, maka cegahlah dengan


cara 3 M plus :

 Menguras bak mandi


 Menutup tempat penampungan air
 Mengubur atau menyingkirkan benda- benda yang dapat digenangi
air seperti ban bekas,kaleng bekas,vas bunga,penampungan air dsb.
 Menggunakan obat nyamuk sebelum tidur dan sebelum bepergian
 Mengganti air vas bunga, tempat minum burung atau tempat
lainnya yang sejenis seminggu sekali.
 Memperbaiki saluran dan talang air yang tidak lancar / rusak.
 Menutup lubang pada potongan bambu / pohon dengan tanah.
 Menaburkan bubuk Larvasida.
 Memelihara ikan pemakan jentik di kolam / bak penampung air.
 Memasang kawat kasa.
 Menghindari kebiasaan menggantung pakaian dalam kamar.
 Menggunakan kelambu.
 Memakai obat yang dapat mencegah gigitan nyamuk.

d. Biologi

Pengendalian biologis antara lain dengan menggunakan ikan pemakan


jentik (ikan adu/ikan cupang), dan bakteri (Bt.H-14) yaitu agen yang
aktif mengendalikan nyamuk .

7. Pengobatan DBD
a. Penatalaksanaan DBD tanpa komplikasi :
o Istirahat total di tempat tidur.
o Diberi minum 1,5-2 liter dalam 24 jam (susu, air dengan gula atau air
ditambah garam/oralit). Bila cairan oral tidak dapat diberikan oleh
karena tidak mau minum, muntah atau nyeri perut berlebihan, maka
cairan inravena harus diberikan.
o Berikan makanan lunak
o Medikamentosa yang bersifat simptomatis. Untuk hiperpireksia dapat
diberikan kompres, antipiretik yang bersifat asetaminofen, eukinin, atau
dipiron dan jangan diberikan asetosal karena dapat menyebabkan
perdarahan.
o Antibiotik diberikan bila terdapat kemungkinan terjadi infeksi
sekunder.
b. Penatalaksanaan pada pasien syok :
o Pemasangan infus yang diberikan dengan diguyur, seperti NaCl, ringer
laktat dan dipertahankan selama 12-48 jam setelah syok diatasi.
o Observasi keadaan umum, nadi, tekanan darah, suhu, dan pernapasan
tiap jam, serta Hemoglobin (Hb) dan Hematokrit (Ht) tiap 4-6 jam pada
hari pertama selanjutnya tiap 24 jam.
o Nilai normal Hemoglobin :
 Anak-anak : 11,5 – 12,5 gr/100 ml darah
 Laki-laki dewasa : 13 – 16 gr/100 ml darah
 Wanita dewasa : 12 – 14 gr/100 ml darah
o Nilai normal Hematokrit :
 Anak-anak : 33 – 38 vol %
 Laki-laki dewasa : 40 – 48 vol %
 Wanita dewasa : 37 – 43 vol %
o Bila pada pemeriksaan darah didapatkan penurunan kadar Hb dan Ht
maka diberi transfusi darah.
Daftar Pustaka

Ginanjar, S.(2008). Stop Demam Berdarah Dengue, Bogor, Cita Insan Madani

Kemenkes, RI.(2013). Infodatin Situasi Demam Berdarah Dengue Di Indonesia.


Jakarta : Pusdatin

Anda mungkin juga menyukai